18 research outputs found

    Determination of the spatial variability of soil nitrogen content based on reliefs in an apple orchard, Batu, Indonesia

    Get PDF
    A better understanding of the spatial variability of soil nitrogen content is required to achieve the best management in precision agriculture. The purpose of this research was to determine the spatial variability of soil nitrogen content based on reliefs in an apple orchard. The research was conducted from March to August 2018 in a 1210 hectare of apple orchard, Batu, East Java Province, Indonesia. Soil samples were taken using the stratified random sampling method. Data were processed by the GLM Univariate 5% method with SPSS 16.0. The results of the statistical analysis show that the Sig value and coefficient of determination were 0.000 and 0.846, respectively. This condition means that soil nitrogen content was significantly different in various reliefs. The apple orchard was divided into 10 (ten) zones with different soil nitrogen content in various relief. It is crucial as a basis for implementing precision agriculture in apple orchards, meaning that the determination of fertilizer dosage is adjusted to the soil nitrogen content in the various zones. This study concluded that relief significantly affects the spatial variability of soil nitrogen content

    Soil water in different management systems of coffee-pine agroforestry and its relation to coffee bean yields

    Get PDF
    Coffee-pine agroforestry is a common land use system in Indonesia, that provides several benefits, including increased soil fertility, biodiversity, and economic returns. However, the management of coffee-pine agroforestry systems can significantly impact on soil water dynamics, affecting coffee bean yields. This study investigated the effects of different management systems on soil water dynamics and coffee bean yields in a coffee-pine agroforestry system in UB Forest, Malang East Java, Indonesia. Five different management systems were evaluated: (i) no management, (ii) pruned coffee with no fertilizer, (iii) pruned coffee with added organic fertilizer, (iv) pruned coffee with added organic-inorganic mix fertilizer, with a planting distance of pine trees of 3 x 2 m, and (v) pruned coffee with added organic-inorganic mix fertilizer under pine trees with a planting distance of 6 x 2 m. The soil water dynamics were measured at depths of 0-0.2 m with a soil moisture sensor and connected with a data logger measured within a year, started in April 2022. Coffee bean yield was measured with 100 coffee plants, then converted to production on ton ha−1. The results showed that the different management systems significantly impacted soil water dynamics and coffee bean yields. The combination of pruning and fertilization is a promising management strategy for increasing coffee bean yields in coffee-pine agroforestry systems. The consequent better growth of coffee plants impacts increasing soil water extraction. This study provides valuable insights for farmers and forest managers who are interested in improving the productivity of coffee-pine agroforestry systems and conserving soil water or sometimes needing water addition through irrigation

    Analisis Sifat Fisik Inceptisol Pasca Aplikasi Pupuk Organik dan Anorganik serta Pemangkasan Pohon Penaung Kopi di UB Forest

    No full text
    Kopi arabika merupakan salah satu jenis kopi yang dibudidayakan di perkebunan kopi UB Forest. Rendahnya unsur hara fosfor (P) pada tanah dan tingginya kerapatan kanopi menyebabkan rendahnya hasil produktivitas kopi di kebun kopi UB Forest. Upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hara pada tanaman salah satunya yaitu penambahan bahan organik dan unsur hara. Tujuan pada penelitian ini yaitu untuk 1) menganalisis pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik serta pemangkasan pohon penaung terhadap sifat fisik tanah; 2) menganalisis pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik serta pemangkasan terhadap potensi produksi kopi; dan 3) menganalisis hubungan sifat fisik tanah terhadap produksi kopi di UB Forest. Kegiatan penelitian dilakukan di Lahan UB Forest, Dusun Sumbersari, Desa Tawang Argo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada bulan Desember 2021 hingga Mei 2022. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan (3) tiga taraf perlakuan dan (4) empat ulangan. Perlakuan dalam penelitian terdiri dari: perlakuan pertama terdiri dari tanaman penaung dipangkas atau trimming (T1) dan tanaman penaung tidak dipangkas atau non trimming (T2); perlakuan kedua meliputi pupuk anorganik (I), pupuk organik (O) dan pupuk kombinasi (organik dan anorganik) (M); dan perlakukan ketiga terbagi menjadi dosis petani (D1), dosis rekomendasi puslitkoka (D2), dosis pergantian unsur hara (D3). Parameter sifat fisik tanah yang diamati meliputi berat isi tanah, berat jenis tanah, porositas tanah, kadar air kapasitas lapang, kadar air titik layu permanen dan kadar air tersedia. Variabel pengamatan dianalisis menggunakan software R studio. Hasil data pengamatan dilakukan analisis ragam dengan taraf 5% dan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5% untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing perlakuan. Selanjutnya melakukan korelasi antara sifat fisik tanah dan produksi kopi. Pengaplikasian pupuk organik dan anorganik berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap sifat fisik tanah, namun belum terdeteksi memperbaiki sifat fisik tanah selama periode pengamatan. Pemberian pupuk organik dan anorganik belum mampu meningkatkan produksi kopi secara nyata (p<0,05). Hasil korelasi antara sifat fisik tanah dan produksi kopi didapatkan hasil pada porositas (0-20 cm) berkorelasi nyata dengan nilai r= -0,229. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dosis yang direkomendasikan kepada petani sebaiknya dengan menggunakan T2OD1 (Pohon penaung tidak dipangkas + Pupuk Organik + Dosis petani). Hal tersebut dikarenakan tidak terdapat perbedaan secara nyata antar perlakuan, sehingga petani direkomendasikan untuk tetap menggunakan dosis pupuk seperti yang telah diterapkan sebelumnya

    Pengaruh Dosis Pupuk Anorganik Majemuk Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa) Serta Sifat Fisik Dan Kimia Tanah

    No full text
    Pengaruh Dosis Pupuk Anorganik Majemuk Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium cepa) Serta Sifat Fisik Dan Kimia Tanah. Dibimbing oleh Kurniawan Sigit Wicaksono sebagai Dosen Pembimbing utama dan Syahrul Kurniawan Sebagai Dosen Pembimbing pendamping Banyaknya manfaat dari tanaman bawang merah menyebabkan kebutuhan tanaman bawang merah di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun namun tidak diikuti ketersediaan bawang merah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman yaitu dengan pemberian pupuk karena pemberian pupuk yang mampu menyesuaikan kondisi tanah sesuai dengan yang tanaman bawang merah butuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pemberian pupuk anorganik majemuk terhadap sifat fisik serta sifat kimia tanah dan menganalisa pengaruh pemberian pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah. Kegiatan penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan FP-UB, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Penelitian ini disusun dalam RAK yang terdiri dari 8 perlakuan dengan dosis yang berbeda dan 3 ulangan sehingga terdapat 24 petak lahan. Perlakuan penelitian meliputi: 1) N0 Kontrol (Tanpa Pemupukan); 2) N1 pupuk anorganik dasar (Urea, SP36, KCl); 3) N2 75% pupuk dasar + pupuk anorganik majemuk dosis 50%; 4) N3 75% pupuk dasar + pupuk anorganik majemuk dosis 100%; 5) N4 75% Pupuk dasar + pupuk anorganik majemuk dosis 150%; 6) N5 50% pupuk dasar + pupuk anorganik majemuk dosis 50%; 7) N6 50% pupuk dasar + pupuk anorganik majemuk dosis 100%; 8) N7 50% Pupuk dasar + pupuk anorganik majemuk dosis 150%. Parameter sifat fisik tanah terdiri dari berat isi, berat jenis, dan porositas serta parameter sifat kimia terdiri pH, N, P, dan K. Sedangkan parameter tanaman meliputi pertumbuhan yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan, dan jumlah daun serta produksi tanaman meliputi biomassa tanaman, jumlah anakan, berat basah dan berat kering umbi. Keragaman data parameter pengamatan diuji dengan ANOVA 5% perbedaan antar perlakuan diuji dengan DMRT taraf 5% Pemberian berbagai dosis pupuk anorganik majemuk tidak berpengaruh nyata (P > 0,05) terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah, namun mampu meningkatkan produksi tanaman bawang merah meliputi biomassa tanaman, jumlah anakan, berat basah, dan berat kering umbi. Hasil produksi biomassa, jumlah anakan, berat basah umbi, dan berat kering umbi tanaman bawang merah tertinggi terdapat pada kode N7 dengan perlakuan 50% pupuk dasar + pupuk anorganik majemuk 150%. Perbedaan dosis aplikasi pupuk anorganik majemuk tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap sifat fisik tanah namun dapat memperbaiki sifat kimia tanah yaitu unsur hara. Berdasarkan penelitian ini dosis yang dianjurkan kepada petani yaitu sebaiknya dengan dosis 50% pupuk dasar + 150% Pupuk Anorganik majemuk. Hal tersebut dikarenakan dosis tersebut memiliki pengaruh yang baik terhadap produksi tanaman bawang merah dibanding dosis yang lainnya

    Pemanfaatan Indeks Vegetasi Untuk Menduga Kesuburan Tanah Pada Lahan Padi Di Kabupaten Pamekasan

    No full text
    Tanaman padi sebagai komoditas pangan utama di Indonesia diharapkan dapat memberikan hasil panen yang optimal. Kegiatan pemupukan terus dilakukan oleh petani sebagai upaya meningkatkan hasil produksi padi, namun menurut data statistik hasil produksi tanaman padi di Kabupaten Pamekasan mengalami penurunan. Dasar pemupukan yang dilakukan oleh petani tanpa pemahaman status kesuburan tanah akan menjadi kurang bermanfaat karena memungkinkan pemupukan yang dilakukan menjadi tidak efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kesuburan tanah dan evaluasinya untuk meningkatkan kesuburan tanah di Kabupaten Pamekasan serta menguji tingkat akurasi indeks vegetasi dalam menduga kesuburan tanah di Kabupaten Pamekasan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2022 di Kabupaten Pamekasan. Survei tanah dan pengambilan sampel dilakukan pada bulan Maret di Kabupaten Pamekasan berdasarkan Satuan Peta Lahan (SPL), total terdapat 40 SPL. Parameter yang diamati meliputi ketersediaan hara dan retensi hara yaitu N- total, P-tersedia, K-dd, pH, KTK, KB, dan C-organik tanah. Hasil analisis laboratorium digunakan untuk penilaian status kesuburan tanah. Pendugaan kesuburan tanah dilakukan menggunakan beberapa indeks vegetasi yaitu Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Redness Index (RI), Red Green Ratio (RGR), dan Normalized Green Red Difference Index (NGRDI). Tahapan analisis statistik dalam pendugaan meliputi: (a) uji normalitas; (b) uji korelasi; (c) analisis regresi; (d) uji akurasi dengan metode Root Mean Square Error (RMSE). Hasil penelitian menunjukkan kesuburan tanah di Kabupaten Pamekasan cenderung tergolong rendah. Kesuburan tanah yang rendah terdapat pada 28 SPL dan kesuburan tanah yang sedang terdapat pada 12 SPL. Kesuburan tanah yang rendah diakibatkan oleh rendahnya N-total dan C-organik tanah. Keduanya menjadi faktor pembatas dalam kesuburan tanah, sehingga rekomendasi pemupukan yang perlu dilakukan ialah pemberian pupuk kandang untuk meningkatkan bahan organik dan nitrogen pada tanah. Indeks NDVI tidak dapat digunakan dalam pendugaan kesuburan tanah karna tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan semua parameter kesuburan tanah. Pendugaan kesuburan tanah di Kabupaten Pamekasan hanya dapat dilakukan pada parameter N-total dan K-dd dengan indeks RI, RGR, dan NGRDI. Indeks RI, RGR, dan NGRDI berkorelasi sedang dengan kadar N-total, sementara indeks RI, RGR, dan NGRDI dengan kadar K-dd berkorelasi kuat. Hasil uji akurasi yang didapat bahwa ketiga indeks RI, RGR, dan NGRDI sama baik dalam menduga kadar N-total dengan nilai RMSE indeks sebesar 0,027. Namun nilai RMSE kadar K-dd jika dibandingkan dengan nilai RMSE N-total masih memiliki tingkat error yang lebih tinggi dengan nilai RMSE sebesar 0,39

    Pemanfaatan Pedotransfer Untuk Evaluasi Retensi Hara Pada Lahan Padi Di Kabupaten Pamekasan

    No full text
    Produktivitas padi di Kabupaten Pamekasan tahun 2013 hingga tahun 2020 mengalami produktivitas yang fluktuatif dan tingkat kesuburan tanah pada tahun 2007 hingga tahun 2020 tergolong rendah. Hal tersebut disebabkan oleh petani mengaplikasikan pupuk yang tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman, seperti kurang pengaplikasian pupuk kandang, pupuk organik dan pupuk anorganik lainnya. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan pemanfaatan pedotransfer dalam mengevaluasi kesuburan tanah dari aspek retensi hara sebagai dasar penetapan kebutuhan pupuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesuburan tanah dari aspek retensi hara pada lahan padi di Kabupaten Pamekasan dan menetapkan pedotransfer berdasarkan variabel sifat fisik tanah, dan pH terhadap kesuburan tanah dari aspek retensi hara. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Penelitian dan pengambilan sampel tanah dilakukan pada bulan Maret 2022, analisis laboratorium dilakukan pada bulan Mei 2022, penyusunan analisis data dan pemberian kode SPL dilakukan pada bulan Juni hingga bulan Juli 2022. Analisis laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Fisika Tanah Fakultas Pertanian Brawijaya. Parameter pengamatan yang diamati diantaranya yaitu pH, EC, KTK, C-organik tanah, KB, tekstur, porositas, berat isi dan KHJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi kesuburan retensi hara pada lahan padi di Kabupaten Pamekasan terhadap sifat fisik dan kimia tanah tergolong rendah hingga tinggi. Hal tersebut disebabkan intensifikasi pertanian akibat pengaplikasian pupuk yang berlebih, sehingga tingkat kesuburan cenderung tidak merata. Tingkat kesuburan tanah yang tinggi di Kabupaten Pamekasan terdapat pada KTK di Kecamatan Tlanakan (43,92 cmol/kg), KB di Kecamatan Galis (99,38%), pH di Kecamatan Tlanakan (7,00), EC di Kecamatan Pakong dan Kecamatan Pasean (0,39 mS) serta tekstur yang dominan fraksi liat. Tingkat kesuburan rendah terdapat pada C-organik tanah di Kecamatan Waru dan Kadur (0,08%), berat isi di Kecamatan Pasean (1,59 g/cm3), porositas di Kecamatan Proppo (34,89%), dan Konduktivitas Hidrolik Jenuh (KHJ) di Kecamatan Pasean (46,34 cm/jam). Hasil evaluasi retensi hara KTK dan KB dapat diduga dengan pemanfaatan pedotransfer melalui estimasi EC tanah dan fraksi debu. Uji akurasi yang dilakukan pada penelitian ini dengan uji MAPE. Tingkat akurasi KTK yang mempunyai akurasi terbaik yaitu diestimasi dengan nilai EC yang tergolong peramalan sangat baik dan tingkat error 3,76%. Kejenuhan basa yang mempunyai akurasi terbaik yaitu diestimasi dengan fraksi debu yang tergolong peramalan layak dan tingkat error 44,96%

    Kajian Kualitas Vermikompos dan Perkembangan Cacing Tanah (Lumbricus terrestris) Pada Berbagai Media Budidaya dan Pakan

    No full text
    Pembuangan sampah organik yang tidak terkontrol menjadi masalah serius dalam lingkungan. Daur ulang sampah organik menjadi pupuk organik ialah salah satu cara metode pengolahan sampah yang banyak digunakan. Pupuk organik ialah pupuk yang berasal dari bahan makhluk hidup ataupun organisme yang sudah mati. Salah satu tipe pupuk organik yang direkomendasikan adalah vermikompos. Vermikompos merupakan hasil dekomposisi lebih lanjut dari bahan organik oleh cacing tanah yang mengandung unsur hara dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Cacingtanah memainkan peranan utama dalam mengubah bahan organik menjadi humus sehingga dapat memperbaiki kesuburan tanah. Maka dari itu dengan memanfaatkan cacing tanah sebagai dekomposer, maka akan mampu mengurangi volume limbah dan sekaligus menjadi sumber pakan bagi cacing tanah. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh dari campuran media budidaya dan pakan terhadap perkembangan cacing tanah (Lumbricus terrestris) dan untuk mengetahui pengaruh dari campuran media budidaya dan pakan terhadap kualitas vermikompos. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Agustus 2022 dengan di CV.Rumah Alam Jaya Organik, Sukun, Kota Malang, dan di Laboratorium Kimia Tanah FP UB. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan dengan masing- masing 3 ulangan, sehingga total percobaan adalah 18 kotak. Variabel pengamatan meliputi perkembangan cacing tanah (Lumbricus terrestris) berupa bobot akhir cacing tanah serta kualitas vermikompos (kandungan C-Organik, dan pH). Analisa data dilakukan dengan menggunakan pengumpulan data dengan software Excel dan untuk menganalisis pengaruh perlakuan terhadap variabel pengamatan dilakukan dengan analisa ragam atau Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh yang nyata (F hitung > F tabel) dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media budidaya terhadap bobot cacing tanah menunjukan pengaruh nyata dengan bobot tertinggi sebesar 256 gram yang terdapat pada media baglog jamur dan kokopit ditambah dengan pakan ampas tahu, pada perameter C-Organik juga menunjukkan bahwa media budidaya berpengaruh nyata dengan nilai C-Organik tertinggi 35,89%, serta pada parameter pH vermikompos menunjukkan bahwa pada perlakuan media baglog jamur dengan pakan ampas tahu dan campuran media baglog jamur dan kokopit dengan pakan limbah sayuran menunjukkan pengaruh berbeda nyata dengan nilai tertinggi 6,6

    Pemanfaatan Pedotransfer Untuk Evaluasi Ketersediaan Hara Pada Lahan Padi Di Kabupaten Pamekasan

    No full text
    Padi merupakan tanaman pangan utama bagi masyarakat Indonesia, maka dari itu sebagian besar budidaya pertanian di Indonesia adalah lahan padi, tidak terkecuali di Kabupaten Pamekasan. Pemberian pupuk secara berlebih memiliki dampak negatif bagi tanah, yaitu terjadi pencemaran tanah dan lingkungan, kesuburan tanah menurun sehingga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman padi dan mengakibatkan penurunan hasil produksi tanaman padi. Penurunan hasil produksi padi terlihat dari tahun 2011 sampai 2021 yaitu 149 ribu ton menjadi 95,201 ton. Penurunan produksi yang tidak sebanding dengan pemberian pupuk yang tinggi menujukan bahwa pemberian pupuk belum efisien. untuk mengaplikasikan pupuk secara efisien sesuai dengan ketersediaan hara di dalam tanah diperlukan evaluasi kesuburan tanah di lahan. Namun kegiatan tersebut dirasa tidak efektif karena kegiatan analisis di laboratorium membutuhkan banyak waktu, tenaga dan biaya untuk bahan bahan kimia yang digunakan. Oleh sebab itu dilakukan metode alternatif dengan mengunakan metode fungsi pedotransfer. Evaluasi kesuburan tanah dilakukan dengan menganalisis pada 40 titik di Kabupaten Pamekasan dan terbagi di 13 kecamatan yaitu Kecamatan Batumarmar, Galis, Kadur, Larangan, Pademawu, Pakong, Palengaan, Pamekasan, Pasean, Pengantenan, Proppo, Tlanakan, dan Waru. Parameter yang digunakan untuk evaluasi status kesuburan tanah menurut KTK, KB, C-organik, P-tersedia, dan N- total. Secara keseluruhan status kesuburan tanah di Kabupaten Pamekasan tergolong rendah. Hal tersebut dikarenakan faktor pembatas seperti ketersediaan C- organik, P-tersedia dan N-total yang rata-rata berada dikelas rendah. Fungsi pedotransfer didapat melalui regresi linier sederhana dengan beberapa uji asumsi klasik seperti uji normalitas dan uji korelasi. Hasil uji normalitas N, EC, fraksi liat, fraksi debu, dan porositas melebihi nilai 0,05 yaitu 0,6154; 0,0633; 0,5688; 0,3524; 0,7710, dan data P sebesar 0,2592; K sebesar 0,2516; dan fraksi pasir sebesar 0,2592. Hasil uji korelasi antara N, P, dan K dengan pH, EC, tekstur tanah, BI, dan porositas adalah N dan K berkorelasi dengan EC dan tekstur tanah (Fraksi pasir, debu, dan liat) dan untuk P tidak ada yang berkorelasi. Hasil uji korelasi antara N, P, dan K dengan pH, EC, tekstur tanah, BI, dan porositas adalah N dan K berkorelasi dengan EC dan tekstur tanah (Fraksi pasir, debu, dan liat) dan untuk P tidak ada yang berkorelasi. Hasil dari regresi linier yang dapat digunakan untuk fungsi pedotransfer antara lain adalah pendugaan Nitrogen (%) = 0,0604128 + (0,0012381*Fraksi Liat (%)) memunculkan nilai akurasi RMSE 0,019126, sedangkan pendugaan unsur hara K dapat dilakukan dengan menggunakan sifat fisik tanah fraksi liat dengan Kalium dapat ditukar (me/100gram) = 0,108408 + (0,008071*Fraksi Liat (%)), nilai akurasi berdasarkan RMSE adalah 0,283256, sedangkan unsur hara P tidak dapat diduga dengan menggunakan fungsi pedotransfer karena tidak berkorelasi antara variabel sifat fisik tanah, pH, dan EC
    corecore