3 research outputs found
PEMAKAIAN BAHASA SUNDA DIALEK TASIKMALAYA DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA : Suatu Kajian Sosiodialektologi
Variasi bahasa yang dilandasi oleh berbagai macam kelas sosial diperkirakan terjadi di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya. Fenomena kebahasaan tersebut lazim dikaji dalam ilmu sosiodialektologi. Sosiodialektologi merupakan perpaduan antara dua ranah ilmu yaitu sosiolinguistik dan dialektologi. Daerah pengamatan yang dijadikan objek penelitian adalah Kelurahan Sukaasih, Kelurahan Sukajaya, dan Kelurahan Singkup. Objek yang menjadi penelitian ini adalah tuturan bahasa Sunda lemes dialek Tasikmalaya yang dipakai oleh penutur dan penduduk asli atau sekurang-kurangnya telah tinggal selama sepuluh tahun di Kecamatan Purbaratu. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan (1) pemakaian bahasa Sunda dialek Tasikmalaya di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya pada tataran fonologis, morfologis, dan leksikon berdasarkan ranah ekonomi dan usia; (2) variasi pemakaian tingkat tutur menurut Undak Usuk Basa Sunda berdasarkan ranah ekonomi dan usia; dan (3) persentase kosakata bahasa Sunda dialek Tasikmalaya di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya yang masuk dalam kosakata bahasa Indonesia berdasarkan ranah ekonomi dan usia. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sosiodialektologi, sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dalam pengumpulan data digunakan teknik (1) observasi dan pengamatan; (2) wawancara; (3) pengisian daftar tanyaan; dan (4) pencatatan dan perekaman. Adapun hasil temuan penelitian ini adalah (1) berdasarkan deskripsi perbedaan dialek bahasa Sunda di Kecamatan Purbaratu ditemukan perbedaan fonologi berjumlah 82 berian, perbedaan morfologi berjumlah 2 berian, dan perbedaan leksikal berjumlah 186 berian; (2) berdasarkan penghitungan pemakaian tingkat tutur bahasa Sunda menurut UUBS basa lemes di Kecamatan Purbaratu sudah bergeser menjadi basa kasar berjumlah 11,19%, basa sedeng berjumlah 10,69%, basa lemes berjumlah 10,45%, dan Bahasa Indonesia berjumlah 4,35%; dan (3) hasil penghitungan berian bahasa Sunda dialek Tasikmalaya yang termasuk dalam kosakata bahasa Indonesia menunjukkan bahwa dari total 389 berian bahasa Sunda tuturan masyarakat Purbaratu yang ditemukan terdapat 95 kosakata yang termasuk dalam kosakata Bahasa Indonesia. Artinya sebesar 24,42% berian bahasa Sunda dialek Tasikmalaya di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya termasuk dalam kosakata Bahasa Indonesia.
Kata kunci: sosiodialektologi, variasi bahasa, undak usuk basa Sunda
Variations in language which is based on a wide range of social classes is estimated to occur in District Purbaratu Tasikmalaya. The linguistic phenomenon commonly studied in dialectology sosiolinguistics. Dialectology sosiolinguistics is a blend of two domains, namely science sociolinguistics and dialectology. Observation area as object of research is Sukaasih Village, Village Sukajaya, and Singkup Village. Became the object of this study is that the speech Sundanese Tasikmalaya dialect lemes and used by native speakers or at least have lived for ten years in the District Purbaratu. The aim of this study was to determine and describe (1) the use of Sundanese dialect Tasikmalaya in District Purbaratu Tasikmalaya at the level of phonological, morphological, and a lexicon based on the economic sphere and age, (2) variations in the level of consumption by the railroad said rafter Basa Sunda based economic realm and age, and (3) the percentage of Sundanese dialect Tasikmalaya vocabulary in the district Purbaratu Tasikmalaya entering the Indonesian vocabulary based on the economic sphere and age. The approach used in this study dialectology sosiolinguistics approach, where as the method used in this research is descriptive qualitative method. Techniques used in data collection (1) observation, (2) interview, (3) filling the list of questions, and (4) recording. The findings of this study are (1) based on the description of Sundanese dialect differences in District Purbaratu found differences amounted to 82 providing such phonological, morphological differences of providing such amount to 2, and totaled 186 of providing such lexical differences, (2) calculation based on usage levels by Sundanese lemes said UUBS bases in District Purbaratu already shifted into rough base amounted to 11.19%, basa sedeng totaling 10.69%, basa lemes amounted to 10.45%, and Indonesian amounted to 4.35%, and (3) providing such calculation results Sundanese Tasikmalaya dialects are included in the Indonesian vocabulary showed that of a total of 389 utterances of providing such Sundanese people Purbaratu found that there are 95 vocabulary included in the Indonesian vocabulary. This means that 24.42% of Sundanese dialect of providing such in the district of Tasikmalaya Tasikmalaya Purbaratu included in the Indonesian vocabulary.
Keywords: dialectology sosiolinguistics, language variation, Undak Usuk Basa Sunda
Analisis dan Desain Keamanan Jaringan Komputer dengan Metode Network Development Life Cycle (Studi Kasus: Universitas Telkom)
Keamanan jaringan komputer merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam jaringan komputer. Keamanan jaringan komputer yang tidak dirancang dengan baik dapat menyebabkan kebocoran data, pelanggaran privasi, hingga kerugian finansial. Oleh karena itu, dibutuhkan rancangan keamanan jaringan komputer yang dapat memenuhi kebutuhan dari pengguna layanan jaringan komputer. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain keamanan jaringan komputer dengan obyek penelitian adalah Universitas Telkom dengan menggunakan NDLC. Hasil desain keamanan jaringan komputer menjadi usulan untuk pengembangan keamanan jaringan komputer pada universitas tersebut. Hasil dan desain kemanan jaringan komputer di Universitas Telkom diperlukan adanya IDPS untuk mendeteksi adanya serangan karena pada kondisi existing tidak dapat terdeteksi
PENGENALAN DAN PELATIHAN MICROSOFT WORD PADA SDN KUNCIRAN 3
Microsoft office merupakan sebuah paket perangkat lunak yang diciptakan atau dikembangkan oleh perusahaan Microsoft itu sendiri. Didalam paket software tersebut, terdapat software-software yang mendukung aktivitas sehari hari khususnya dalam dunia kerja. Aplikasi-aplikasi dari Microsoft office yang sering digunakan dan paling familiar adalah Microsoft word untuk mengelolah huruf, misalkan seperti dalam membuat surat, proposal ataupun laporan. Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 mengenai Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru dan Dosen, dengan memanfaatkan teknologi informasi menjadi salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh para pengajar. Pemahaman IT bukan hanya digunakan sebagai respon bagi perkembangan zaman, tetapi juga sebagai kewajiban pendidik untuk memenuhi kompetensi tersebut. Microsoft word adalah salah satu dari sistem perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data serta memiliki antar muka yang dapat dipahami oleh penggunanya. Aplikasi ini pertama kali diterbitkan tahun 1983, pada awalnya nama yang dipakai yaitu Multi Word yang kemudian dikembangkan bagi berbagai sistem operasi.Microsoft word juga merupakan aplikasi yang paling sering digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Aplikasi tersebut digunakan dalam menyampaikan materi-materi dengan metode komputerisasi sehingga proses pembelajaran menjadi tidak monoton. Dengan microsoft word pula, pembuatan sebuah dokumen pembelajaran menjadi lebih menarik serta dapat menambahkan gambar dalam dokumen yang akan kita buat tersebut. Penggunaan microsoft word juga mampu untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam penulisan serta mengurangi penggunaan kertas yang dapat merusak lingkunga