3 research outputs found
Topeng Legong Tinjauan Historis Dalam Konteks Sosial Budaya Masyarakat Di Desa Ketewel Bali
Bagi masyarakat Ketewel, penyajian Topeng Legong dalam setiap upacara yang disertainya dipercaya akan mendatangkan keselamatan bagi desa dan masyarakat yang melaksanakan upacara itu. Kekuatan yang mendatangkan keselamatan yang dima.ksud sangat erat kaitannya dengan kesembilan tapel ratu dari {tujuh buah di antaranya dikenakan oleh penari), yang menyandang nama sanghyang berupa bidadari dalam rnitologi Hindu. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa dihadirkannya tapel-tapel itu di tempat upacara merupakan suatu keharusan, sementara penari dan tariannya sebagai sarana untuk lebih menegaskan kehadiran sanghyang yang disimbolkan oleh tapel tapel itu, dimungkinkan untuk ditiadakan akan tetapi hingga dewasa ini sangat jarang terjadi kesembilan tapel itu dihadirkan dalam suatu upacara tanpa penari dengan tariannya
Masyarakat percaya bahwa penari dengan tariannya dikehendaki oleh sanghyang yang mewujud dalam tapel-tapel itu.
Setiap setahun sekali menurut Kalender Bali sistem Pawukon, tepatnya pacta hari Buda Kliwon Sinta atau Hari Raya Pagerwesi bagi umat Hindu adalah hari piodalan Pura Yogan Agung Ketewel. Pada saat ini kesembilan tapel itu akan dikeluarkan dari tempat penyimpanannya yang disebut Gedong Agung yang berada di jeroan Pura Yogan Agung, untuk disucikan dan disiapkan sebagai sarana atau ternpat bersemayamnya sa.nghyang (dalam hal ini adalah para bidadari dalam rnitologi Hindu). Kesembilan tapel itu selanjutnya akan njejer atau d.ipajang di tempat yang telah ditentukan bersama perangkat upacara lainnya selama rangkaian upacara itu berlangsung.
Faktor-faktor yang mempengaruhi service per conception pada sapi perah laktasi di Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan Bandung Jawa Barat
Jurusan Peternakan *** Skripsi (Sarjana Peternakan). -- Unila, Bandar Lampung, 2009 *** Bibliografi hlm. 47-49iv, 40 hlm. :il. ;28 cm. --Lamp. (70 lembar
Perancangan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Sepanjang Baut Sejahtera Surabaya berdasarkan peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor: per. 05/MEN/1996
PT. SBS adalah perusahaan yang memproduksi mur dan baut dengan bermacam-macam jenis dan bentuk. Tingkat kecelakaan yang terjadi cukup tinggi pada PT. SBS, hal ini dikarenakan perusahaan belum memiliki Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Oleh karena itu dilakukan perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER. 05/MEN/1996. PT. SBS merupakan perusahaan menengah, sehingga perusahaan harus memenuhi minimal 60% dari 122 kriteria. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara, diskusi dan pengamatan langsung Kemudian penulis melakukan audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Berdasarkan pengambilan data dan audit, penulis merancang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Perancangan telah disetujui oleh perusahaan. Implementasi dari perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan, telah memenuhi 97,54% (119 kriteria)