8 research outputs found
Kesenian Reyog Ponorogo dalam Teori Fungsionalisme
Kesenian reyog Ponorogo adalah kesenian rakyat yang tumbuh dan berkembang pada wilayah Ponorogo dan berkembang di Jawa dan luar Jawa, yang mana syarat akan nilai-nilai yang terkandung didalam pertunjukannya. Maka Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan dan menganalisis Kesenian Reyog Ponorogo dalam teori fungsionalisme. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan, seni pertunjukan dan antropologoi. Objek dalam penelitian ini adalah kesenian Reyog Ponorogo meliputi fungsi dalam kajian kontekstual. Dari hasil penelitian ditemukan tentang fugsi kesenian reyog Ponorogo terdiri dari a) agama b) sosial ekonomi c) pendidikan d) birokrasi dan e) estetika
Proses Kreatif Eko Supriyanto dalam Penciptaan Tari Balabala
Penelitian ini mengemukakan persoalan proses kreatif Eko Supriyanto dalam penciptaan tari Balabala, ditujukan untuk mengungkap bagaimana gagasan dan praktik kreatif tari kontemporer yang dikembangkan oleh Eko Supriyanto, dengan latar belakang kreativitas dalam ranah kultural dan jender yang berbeda. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan pendekatan etnokoreologi. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggabungkan studi pustaka, penelitian lapangan. Penelitian nantinya meghasilkan Buraian berupa proses kreatif penciptaan tari Balabala, serta gagasan kebaruan yang ada pada karya Balabala. Disisi lain, penelitian ini dapat menjadi refleksi kritis terhadap perkembangan tari kontemporer dan seniman tari di Indonesia yang dinamis, dengan tradisinya yang terus berubah dan beradaptasi dengan situasi kontemporer saat ini. Perlu ditegakan lagi bahwa kerangka pokok yang menjadi acuan dalam tulisan ini adalah proses kreatif dan hasil.Kata kunci: tari balabala, kreativitas, proses kreatif
KREATIVITAS EKO SUPRIYANTO PADA PENCIPTAAN TARI BALABALA
Penelitian ini berjudul “Kreativitas Eko Supriyanto pada
Penciptaan tari Balabala”, Balabala merupakan karya ke dua dari serial
seni pertunjukan berbasis riset, Trilogi Of Jailolo, yang diciptakan oleh
Eko Supriyanto pada tahun 2016. Karya tari ini telah tampil dua puluh
dua kali di beberapa negara di Asia, Australia dan Eropa dari tahun 2016,
dan berlanjut untuk World Tour di tahun 2017 dan sepanjang 2018.
Permasalahan yang ada dalam penelitian ini mengenai bagaimana bentuk
pertunjukan tari Balabala karya Eko Supriyanto dan bagaimana
kreativitas Eko Supriyanto dalam penciptaan tari Balabala.
Tujuan penelitian ini membahas mengenai analisis bentuk dan
struktur koreografi tari Balabala dan menemukan ciri-ciri yang baru atau
hubungan-hubungan baru dari karya Eko Supriyanto yang telah ada
sebelumnya, serta menemukan konsep kebaruan, ide gagasan dalam
penciptaan koreografi Balabala.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, dengan metode
deskriptif interpretatif. Kerangka teori yang digunakan teori mengenai
aspek koreografi kelompok Y. Sumandiyo Hadi dan teori Participation
Action Research (PAR) yaitu Re-Visiting, Re-Questioning dan Re-Interpreting
oleh Eko Supriyanto. Teknik pengumpulan data melalui tiga tahap yaitu
observasi, wawancara dan studi pustaka.
Hasil penelitian ini menerangkan bahwa Eko Supriyanto seorang
seniman tari kontemporer mampu membawa inovasi pengembangan dari
tradisi ke kontemporer dalam kancah tari kontemporer Indonesia.
Balabala disusun berdasarkan pijakan bentuk tari tradisi Soya-Soya,
Cakalele dan Beronggeng yang dikemas melalui proses
pengembangannya dari tari tradisi ke tari kontemporer. Dalam proses
penciptaan tari Balabala menunjukkan bahwa Eko Supriyanto
menggunakan teori Participation Action Research (PAR) yaitu Re-Visiting,
Re-Questioning dan Re-Interpreting sebagai riset dalam tahap proses kreatif,
masing-masing tahap tersebut menghasilkan sebuah inovasi kebaruan
dalam wujud pertunjukan tari Balabala. Di tinjau dari berbagai aspek
yaitu, gerak, musik tari, tata rias dan busana, tata panggung, tempat
pertunjukannya
PROSES KREATIVITAS EKO SUPRIYANTO DALAM PENCIPTAAN KARYA TARI TRAJECTORY
Skripsi dengan judul “Proses Kreativitas Eko Supriyanto Dalam
Penciptaan Karya Tari Trajectory” ini adalah ingin mengkaji tentang
kreativitas yang dilakukan oleh Eko Supriyanto.
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif,
dengan mengacu pada konsep 4P pemikiran Mel Rhodes dikutip oleh Utami
Munandar untuk menganalisis dengan melihat elemen (1) pribadi (person) (2)
Pendorong (press) ( (3), Proses (process) dan (4) hasil (product). Selain itu
digunakan juga teori kreativitas menurut Dedi Supriyadi. Selanjutnya,
bentuk koreografi tari Trajectory dianalisis dengan menggunakan pemikiran
Sumandyo Hadi yaitu : (1) tema tari, (2) judul tari, (3) penari, (4) gerak tari,
(5) iringan tari, (6) rias dan busana, (7) properti tari, (8) pola lantai (9) ruang
tari.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat faktor-faktor
(internal dan eksternal) yang mempengaruhi Eko Supriyanto, sedangkan
kreativitas Eko Supriyanto tercermin dari kemampuan Eko Supriyanto dalam
mengaktualisasikan ide gagasan dari Silat BIMA dan Tari Soya-Soya dengan
metode pelatihan endurance (ketahanan), kemudian diimplementasikan
dalam bentuk karya tari Trajectory.
Kata Kunci : Tari Trajectory, Kreativitas, dan Bentuk Koreografi
HUBUNGAN BRAND IMAGE, MERCHANDISE DAN STORE ATMOSPHERE DENGAN MINAT BELI BRAND WAREHOUSE DI SOGO GALAXI MALL SURABAYA
Penelitian ini dilatar belakangi oleh penurunan volume penjualan produk pakaian wanita ternama Warehouse yang berada pada Sogo Galaxi Mall Surabaya hak jualnya dimiliki oleh PT. Mitra Adiperkasa Tbk. Dari data yang diperoleh produk pakaian wanita Warehouse Sogo Galaxi Mall Surabaya dalam penjualannya di tahun 2011 sampai 2015 selalu mengalami penurunan angka penjualannya. Hal ini berdampak langsung pada pendapatan perusahaan yang menurun seiring dengan menurunnya volume penjualan produk pakaian wanita Warehouse tersebut. Apabila penurunan ini terus berlangsung maka dikhawatirkan akan membuat kinerja perusahaan atau perusahaan akan gulung tikar. Secara khusus peneliti memilih produk pakaian wanita Warehouse yang penjualanya untuk wilayah Surabaya dimiliki oleh PT. Mitra Adiperkasa Tbk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara brand image, merchandise dan store atmosphere dengan minat beli pada produk pakaian wanita Warehouse di Sogo Galaxi Mall Surabaya. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan penyebaran Kuesioner terhadap 75 orang responden, yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap masing – masing variabel. Analisis yang digunakan meliputi uji validitas, uji reabilitas, analisis korelasi rank spearman’s, dan uji t.
Dari hasil analisis menggunakan korelasi rank spearman’s dapat diketahui bahwa variabel Brand Image, Merchandise dan Store Atmosphere semuanya memiliki hubungan keeratan yang sedang dan signifikan dengan Minat Beli pada produk pakaian wanita Warehouse. Dengan hasil secara berurutan dari variabel yang berhubungan dengan Minat Beli adalah Store Atmosphere sebesar (0,558), Merchandise sebesar (0,551) dan Brand Image sebesar (0,461)
Kata kunci : Brand Image, Merchandise, Store Atmosphere, Minat Beli
HUBUNGAN BRAND IMAGE, MERCHANDISE DAN STORE ATMOSPHERE DENGAN MINAT BELI BRAND WAREHOUSE DI SOGO GALAXI MALL SURABAYA
Penelitian ini dilatar belakangi oleh penurunan volume penjualan produk pakaian wanita ternama Warehouse yang berada pada Sogo Galaxi Mall Surabaya hak jualnya dimiliki oleh PT. Mitra Adiperkasa Tbk. Dari data yang diperoleh produk pakaian wanita Warehouse Sogo Galaxi Mall Surabaya dalam penjualannya di tahun 2011 sampai 2015 selalu mengalami penurunan angka penjualannya. Hal ini berdampak langsung pada pendapatan perusahaan yang menurun seiring dengan menurunnya volume penjualan produk pakaian wanita Warehouse tersebut. Apabila penurunan ini terus berlangsung maka dikhawatirkan akan membuat kinerja perusahaan atau perusahaan akan gulung tikar. Secara khusus peneliti memilih produk pakaian wanita Warehouse yang penjualanya untuk wilayah Surabaya dimiliki oleh PT. Mitra Adiperkasa Tbk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara brand image, merchandise dan store atmosphere dengan minat beli pada produk pakaian wanita Warehouse di Sogo Galaxi Mall Surabaya. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan penyebaran Kuesioner terhadap 75 orang responden, yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap masing – masing variabel. Analisis yang digunakan meliputi uji validitas, uji reabilitas, analisis korelasi rank spearman’s, dan uji t.
Dari hasil analisis menggunakan korelasi rank spearman’s dapat diketahui bahwa variabel Brand Image, Merchandise dan Store Atmosphere semuanya memiliki hubungan keeratan yang sedang dan signifikan dengan Minat Beli pada produk pakaian wanita Warehouse. Dengan hasil secara berurutan dari variabel yang berhubungan dengan Minat Beli adalah Store Atmosphere sebesar (0,558), Merchandise sebesar (0,551) dan Brand Image sebesar (0,461)
Kata kunci : Brand Image, Merchandise, Store Atmosphere, Minat Beli
Perspektif Ekonomi Islam Pada Transaksi Uang Tip Jasa Bongkar Muat Barang di PD. Mustika Dewi, Pasar Induk Beras Johar Karawang
Uang tip seringkali di jumpai di dalam aktivitas bongkar muat barang di perusahaan. Dalam aktivitas bongkar muat barang terdapat istilah receiving/delivery adalah pekerjaan memindahkan barang dari timbunan atau tempat penumpukan di gudang atau lapangan penumpukan dan menyerahkan sampai tersusun di atas kendaraan di pintu gudang atau lapangan penumpukan atau sebaliknya. Jika uang tip sudah bermaksud untuk sesuatu tujuan atau kepentingan tertentu akan berujung pada praktik risywah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui transaksi uang tip atas jasa bongkar muat barang di PD. Mustika Dewi, Kabupaten Karawang, dan untuk mengetahui perspektif ekonomi islam pada transaksi uang tip jasa bongkar muat barang di PD. Mustika Dewi, Pasar Induk Beras Johar Karawang. Penelitian ini menggunakan Penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Hasil Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa praktik transaksi uang tip atas jasa bongkar muat barang di PD. Mustika Dewi adalah sebagai berikut: 1). Proses bongkar muat barang di PD. Mustika Dewi terdiri dari : a) Kendaraan pengangkut beras dari berbagai kota menawarkan beras yang dibawanya kepada pihak toko; b) Setiap beras yang ingin di simpan di gudang maka ada pengecekan kualitas beras sesuai dengan FIFO (First In First Out); c) Muat barang beras untuk di distribusikan kepada konsumen dilakukan ketika terjadi kesepakatan jual beli antara toko dengan customer; d) Dalam aktivitas bongkar muat barang melibatkan beberapa pekerja harian lepas di luar karyawan PD. Mustika Dewi. 2) Motivasi pemberian uang tip oleh konsumen dan PD. Mustika Dewi berdasarkan helping servers yaitu tindakan sukarela, meniru orang lain, rasa empati dan rasa membantu serta rewarding service. Selanjutnya, transaksi uang tip atas jasa bongkar muat barang di PD. Mustika Dewi sudah sesuai dengan ekonomi islam, karena telah memenuhi rukun dan syarat dari akad hadiah
Optimasi Pembekuan Lambat Menggunakan Kontrol Logika Fuzzy Dalam Pembuatan Sediaan Serbuk Labu Kuning (Cucurbita moschata Duch)
Konsumsi antioksidan mampu menurunkan risiko penyakit degeneratif.
Antioksidan labu kuning telah dibuktikan dapat memperbaiki kondisi diabetes.
Penanganan diabetes dengan obat, selain mahal seringkali mendatangkan efek negatif
dan memerlukan waktu lama. Di Indonesia, konsumsi suplemen kesehatan meningkat
dan secara global pengobatan herbal menjadi tumpuan 75% penduduk. Penelitian ini
bertujuan mendapatkan proses pembekuan labu kuning yang optimal untuk membuat
sediaan serbuk tinggi antioksidan.
Penelitian dilakukan dalam empat tahapan. Pertama, rancang bangun sistem
pembekuan menggunakan FLC inferensi Takagi-Sugeno. Sistem dirancang berdasarkan
input eror dan delta eror suhu sensor untuk mendapatkan output PWM sebagai nilai
masukan kompresor. Pemrograman dibuat dalam bahasa C dan diimplementasikan pada
ATmega2560. Tahap kedua, penentuan efek pembekuan terhadap struktur seluler labu
kuning. Rentang suhu pembekuan ditentukan berdasarkan titik beku labu kuning yang
diketahui dengan metode cooling curve. Efek pembekuan dievaluasi berdasarkan struktur
seluler citra SEM, derajat disintegrasi, EC, kandungan dan aktivitas antioksidan, dan
perubahan senyawa volatil. Analisis citra metode AMT dan GLCM dilakukan untuk
mengevaluasi perubahan mikro struktur secara objektif. Data citra lebih lanjut dianalisis
dengan PCA dan PLS-DA. Tahap ketiga, melakukan optimasi pembekuan dengan
pendekatan RSM dan prediksi menggunakan BRANN. Kondisi pembekuan yang
menghasilkan antioksidan tertinggi dipilih untuk membuat sediaan serbuk. Gambaran
efisiensi pembekuan diketahui dengan ekstraksi serbuk labu kuning. Tahap keempat,
membuat sediaan serbuk labu kuning hasil optimasi. Pembuatan serbuk dilakukan
dengan teknik FMD menggunakan maltodekstrin dan polisorbat 80. Mutu produk jadi
dievaluasi berdasarkan peraturan BPOM No. 17 Tahun 2109.
Hasil perancangan dan pembuatan sistem pembekuan FLC berupa unit mesin
pembekuan lambat. Termistor PT100 3 kabel yang digunakan memiliki linieritas tinggi
dengan R2=0,99, dan MAPE=9,52% pada simulasi alat. Nilai masukan sensor dan tombol
input difuzzifikasi berdasarkan 18 aturan dasar. Hasil kalibrasi dan pengujian performa
sistem menunjukkan variasi suhu temporal dan spasial alat masing-masing -1,0 oC dan
1,9 oC, rise time 21,38 ± 2,40 menit, settling time 31,36 ± 1,29 menit, steady eror positif
1,55 ± 0,11 oC dan negatif -1,28 ± 0,33 oC.
Pembekuan labu kuning menggunakan FLC mampu mendekomposisi struktur
seluler dengan derajat disintegrasi 0,47 dan kenaikan EC hampir dua kali lipat. Analisis
AMT menunjukkan peningkatan MA secara bermakna sebagai indikator perubahan
tekstur yang terjadi. Separasi antara sampel-sampel yang memiliki antioksidan tinggi dan
rendah pada tingkat kepercayaan 95% dapat diamati dengan jelas berdasarkan hasil PCA
dan PLS-DA. Pembekuan pada suhu -18 oC selama 6 jam meningkatkan TPC sampai
70%. Peningkatan senyawa fenolik didominasi oleh caffeic acid, chlorogenic acid dan pcoumaric
acid. Semua data-data yang diperoleh mendukung kesimpulan tentang efek
positif pembekuan FLC terhadap kenaikan antioksidan labu kuning.
Hasil percobaan RSM menunjukkan hubungan kuadratik antar suhu dan waktu
pembekuan terhadap kandungan antioksidan dengan R2 untuk TPC, flavonoid, DPPH dan
ABTS masing-masing sebesar 0,85, 0,86, 0,83, dan 0,88. Kondisi optimum pembekuan
terjadi pada suhu -20 oC selama 9 jam. Kondisi tersebut berhasil dikonfirmasi
menghasilkan kenaikan TPC dan aktivitas antioksidan metode DPPH sebesar 54,44%
dan 36,60%. Prediksi menggunakan BRANN dengan arsitektur jaringan 2-15-1 yang
dilatih tanpa over fitting menghasilkan performa yang setara dengan RSM berdasarkan
parameter R2, MSE, dan AAD. Ekstraksi serbuk labu kuning hasil optimasi menggunakan
pelarut metanol pada suhu 80 oC selama 30 menit menghasilkan 3,82 mg GAE/mg TPC.
Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan hasil dari proses lain yang serupa maupun
ekstraksi ultrasonik.
Sediaan serbuk labu kuning memiliki kandungan air 5,92% dengan Aw 0,14, TPC
9,15 mg GAE/g, flavonoid 6,65 mg QE/g, penghambatan aktivitas antioksidan DPPH dan
ABTS masing-masing 45,94% dan 50,89%. Senyawa fenolik dalam sediaan serbuk labu
kuning sebagian besar adalah caffeic acid, chlorogenic acid, ferulic acid, isorhamnetin-3-
rutinoside-4' rhamnoside, isorhamnetin-3-O-rutinoside, dan isoquercitrin. Semua
parameter mutu sediaan serbuk; yaitu kandungan air, mikroba pencemar, dan logam berat
sesuai persyaratan mutu BPOM. Berdasarkan kajian kelayakan, usaha sediaan serbuk
dapat memberikan keuntungan pada tingkat bunga 15%.
Sebagai kesimpulan, pembekuan lambat menggunakan FLC dapat digunakan
untuk mendisintegrasi sel labu kuning dengan optimum sehingga didapatkan produk yang
tinggi antioksidan sesuai standar suplemen kesehatan