14 research outputs found

    STRUKTUR DAN MAKNA VERBA PADA PERSIDANGAN PERMOHONAN JUDICIAL REVIEW TERHADAP UNDANG-UNDANG: KAJIAN LINGUISTIK FORENSIK DI MAHKAMAH KONSTITUSI

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan memperoleh pemerian lengkap mengenai struktur dan makna verba yang mencakup: 1) parameter verba, 2) konstruksi verba, (3) kategorisasi verba, dan 4) makna verba dalam ranah hukum. Penelitian deskriptif kualitatif ini memiliki variabel: 1) aspek materiil Undang-Undang yang dilakukan judicial review di Mahkamah Konstitusi, dan 2) UU Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Struktur dan makna verba yang dikaji dalam penelitian ini bertumpu pada medan leksikal atau distingtive feature kata-kata atau ungkapan yang menjadi materi perkara. Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat verba tindakan yaitu diperiksa, melimpahkan, diangkat, dan diberhentikan. Struktur dan peran verba dari aspek formal linguistic meliputi transitif maupun intransitif, berdiatesis aktif dan pasif, aspektualitas inseptif, perfektif, dan progresif. Verba yang muncul berciri komponen semantik tindakan yang bersifat dinamis [+dinamis], [+sengaja], dan [-/+kinesis]. Saran yang patut disampaikan adalah bahwa kajian interdisipliner selayaknya memberi manfaat lebih banyak dalam penemuan hukum suatu perkara pengujian materiil undang-undang.   Kata Kunci: struktur dan makna verba, medan leksikal, juducial revie

    AFIKSASI PADA KARANGAN ANAK DI SDN JATIWARINGIN 1: SUATU KAJIAN BERDASARKAN PEMEROLEHAN BAHASA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam mengenai afikasi yang terdapat pada karangan anak di SDN Jatiwaringin 1, Kota Bekasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Masalah pada penelitian ini terdapat pada afiksasi yang terdapat pada karangan anak di SDN Jatiwaringin 1. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai instrumen kunci, sedangkan instrumen pendukung dibantu oleh tabel analisis kerja. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada Oktober 2017 s.d. Januari 2018. Objek pada penelitian ini adalah 30 karangan anak kelas 5 di SDN Jatiwaringin 1. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 30 karangan anak yang diteliti, ditemukan 17 bentuk afiks yang terdapat pada proses prefiksasi, sufiksasi, konfiksasi, dan klofiksasi. Proses infiksasi tidak ditemukan pada data. 17 bentuk afiks tersebut membentuk tiga ketegori kelas kata, yaitu verba, nomina, dan ajektiva. Pembentukan kata dengan afiksasi ditemukan pada bentuk dasar berupa kata dasar, reduplikasi, kompositum dan kosakata asing. Afiksasi yang dikaji berdasarkan pemerolehan bahasa menunjukkan bahwa berdasarkan usia kronologisnya, bentuk afiksasi yang terdapat pada karangan anak kelas 5 SD di SDN Jatiwaringin 1 telah melampaui usia kronologis pemerolehan bahasa anak 5 tahun. Sementara itu, dilihat dari satuan pembentuk morfem yang dikaji melalui PUR, pemerolehan bahasa anak kelas 5 di SDN Jatiwarigin 1 telah berada pada tahap 5 dari lima tahapan pemerolehan bahasa pertama.  Kata Kunci: Afiksasi, Karangan Anak, Pemerolehan Bahas

    PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

    Get PDF
    Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pembentukan kata dan fungsi sosiolinguistik yang terdapat pada bahasa Walikan Malang. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan pembaca mengenai pembentukan kata khususnya pada bahasa Walikan Malang. Penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi salah satu referensi pembelajaran pembentukan kata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan dengan teknik analisis isi. Setelah dilakukan penelitian, data yang didapatkan kemudian dipilah menjadi dua klasifikasi, yaitu pembentukan kata monomorfemis dan pembentukan kata polimorfemis. Hasil didapatkan setelah dilakukan analisis pada tiap klasifikasi besar tersebut terbagi atas dua bagian. Pertama, pada pembentukan kata polimorfemis kosakata polimorfemis bahasa Walikan yang diperoleh berjumlah 33 kata. Kata-kata polimorfemis tersebut dibentuk melalui proses afiksasi dan proses morfologis bahasa Indonesia dengan afiks di- dan sufiks –an, reduplikasi, komposisi, akronim, sehingga diperoleh gambaran mengenai kosakata polimorfemis bahasa Walikan. Kedua, kosakata monomorfemis bahasa Walikan, kosakata monomorfemis merupakan gabungan kata dengan kategori nomina, verba, adverbia, dan adjektiva, serta perubahan posisi suku kata yang disertai perubahan bunyi dan perubahan posisi suku kata secara keseluruhan. Kata kunci: pembentukan kata, polimorfemis, dan monomorfemis

    LITERASI MEDIA UNTUK MENGANTISIPASI BERITA PALSU (HOAX) DI MEDIA SOSIAL BAGI MASYARAKAT PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

    Get PDF
    Community Service is carried out by donating Training to Anticipate Fake News (Hoax) on Social Media, which is a pro-active form and participation of Universities in the Thousand Islands Police Resort program through the local government in overcoming the problem of media literacy (dissemination of hoax news), so that people can distinguish which information is correct and which information is fake or hoax so that the acceleration and effectiveness of development programs can be achieved which is marked by the better quality of public understanding related to false information (hoax) on social media. Media Literacy Training Anticipating Fake News (Hoax) in Social Media uses the Empowering 8 (E8) model approach. Post test results from 26 participants who took part in the training, there was a significant increase in value, namely as many as 26.56 points from the average value of the pre test value of 55 points with a value range of 20 to 70 points, to 74.56 points with a value range of 60 to 80 points Pengabdian kepada masyarakai ini dilaksanakan dengan mengadakan Pelatihan Literasi Media Mengantisipasi Berita Palsu (Hoax) Di Media Sosial, yang merupakan wujud pro aktif  dan partisipasi Perguruan Tinggi terhadap program Polres Kepulauan Seribu melalui pemerintah setempat dalam mengatasi persoalan literasi media (penyebaran berita hoax), agar masyarakat bisa membedakan mana informasi yang benar dan mana informasi yang palsu atau hoax sehingga dapat tercapai akselerasi dan efektivitas program pembangunan yang ditandai oleh semakin baiknya kualitas pemahaman masyarakat terkait informasi yang palsu (hoax) pada media sosial. Pelatihan Literasi Media Mengantisipasi Berita Palsu (Hoax) Di Media Sosial menggunkan pendekatan model Empowering 8 (E8). Hasil post test dari 26 peserta yang mengikuti pelatihan, terdapat peningkatan nilai yang cukup signifikan, yakni sebanyak 26.56 poin dari nilai rata-rata nilai pretest adalah 55 poin dengan rentang nilai 20 s.d 70 poin, menjadi 74.56 poin dengan rentang nilai  60 s.d 80 poi

    Linguistik Bandingan

    Get PDF

    TRANSITIVITAS TEKS ANEKDOT KOMUNIKASI JENAKA KARYA DEDDY MULYANA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transitivitas dalam teks anekdot Komunikasi Jenaka. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Fokus dalam penelitan ini adalah transitivitas yang merupakan realisasi dari fungsi ideasional yang terdapat dalam teks anekdot Komunikasi Jenaka. Objek penelitian ini adalah kumpulan teks anekdot Komunikasi Jenaka karya Deddy Mulyana, yang dianalisis sebanyak limabelas teks terpilih. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tabel kerja transituvitas yang mencakup unsur-unsur dalam transitivitas berserta subkategorinya. Hasil dari penelitian ini adalah, proses material mendominasi cerita yang hakikatnya sesuai dengan sifat realis yang dimiliki teks anekdot. Kemudian, sirkumtan lokasi yang menyatakan tempat dan waktu menjadi pelengkap paling banyak digunakan pengarang. Selain itu, dalam penelitian ini ditemukan 61 pola kalimat dalam transitivitas teks anekdot tersebut. Kata kunci: transitivitas, fungsi ideasiona

    GABUNGAN KOMBINASI PROPOSISI (REKURSIF) DALAM KUMPULAN CERITA PENDEK RECTOVERSO KARANGAN DEE

    Get PDF
    Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai gabungan kombinasi proposisi (rekursif) dalam kumpulan cerita pendek Rectoverso karangan Dee. Metode yang digunakan dsalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi.Penelitian ini difokuskan pada pola-pola gabungan kombinasi proposisi atau rekursif dalam wacana kumpulan cerita pendek Rectoverso karangan Dee. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.Kumpulan cerita pendek Rectoverso karya Dee menggunakan dua pola gabungan kombinasi proposisi (rekursif) yaitu pola 1 atau gabungan antara kombinasi proposisi koordinasi dan relativisasi dan pola 2 atau gabungan kombinasi proposisi koordinasi dan komplementasi. Sedangkan pola 3 atau gabungan kombinasi proposisi relativisasi dan komplementasi sama sekali tidak muncul. Pola gabungan kombinasi proposisi (rekursif) yang paling banyak muncul adalah pola 1 atau gabungan antara kombinasi proposisi proposisi koordinasi dan kombinasi proposisi relativisasi yaitu sebanyak 87,5%. Sementara itu, pola 2 atau gabungan kombinasi proposisi koordinasi dan komplementasi digunakan sebanyak 12,5%. Dominasi kemunculan pola 1 gabungan kombinasi proposisi (rekursif) disebabkan karena penulis banyak menggunakan bentuk kombinasi proposisi koordinasi untuk menghubungkan proposisi-proposisinya dengan menggunakan konjungsi koordinatif karena cara tersebut merupakan bentuk pengombinasian yang paling mudah. Selain itu, penulis juga banyak menggunakan kombinasi proposisi relativisasi untuk membatasi proposisi agar maksud yang ingin disampaikan tidak melebar dan lebih fokus dengan cara membatasi bagiannya. Kombinasi proposisi koordinasi dan relativisasi yang telah digunakan kemudian dipadukan kembali dengan cara rekursif sehingga terbentuklah pola 1 gabungan kombinasi proposisi. Kata Kunci: Kombinasi Proposisi, Gabungan Kombinasi Proposisi, Cerita Pende

    ONOMATOPE DALAM MASYARAKAT DESA ADAT KASEPUHAN CIPTAGELAR SUKABUMI JAWA BARAT

    Get PDF
    Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam juga adat dan budaya karena terdapat banyak suku yang hidup berdampingan di dalamnya. Kekayaan adat dan budaya Indonesia ini wajib dijaga dan dipertahankan sebagai warisan leluhur. Hal inilah yang diyakini masyarakat desa Adat Kasepuhan Ciptagelar dengan memegang teguh budaya tradisi leluhur. Muhammad Mahdi berpendapat bahwa masyarakat Adat Kasepuhan Ciptagelar mampu mengendalikan terjangan arus modernisasi filter nilai adat yang terlestarikan di lingkungan masyarakat Adat melalui bahasa. Bahasa adalah lambang bunyi yang digunakan oleh anggota masyarakat dalam berinteraksi, berkomunikasi, bahasa juga dapat mengidentifikasi seseorang. Bahasa juga sebagai karakteristik dalam suatu budaya tertentu. Onomatope adalah suatu penamaan benda atau perbuatan dengan peniruan bunyi yang diasosiasikan dengan benda atau perbuatan itu. Onomatope memiliki sifat arbitrer. Pada setiap bahasa, tiruan bunyi yang digunakan adalah yang didengar oleh penutur asli bahasa tersebut namun dalam bahasa lain, tiruan bunyi tersebut sulit diprediksi. Sebab hal ini berkaitan dengan kesepakatan masyarakat bahasa sebagai pengguna di suatu wilayah tersebut. Dengan kata lain, onomatope di suatu tempat, belum tentu memiliki penamaan bahkan makna yang sama di tempat lain. Salah satu jenis onomatope yang ditemukan dalam masyarakat adat kasepuhan Ciptagelar adalah bunyi peristiwa alam sekitar /suara-suara alam yang merupakan tiruan yang dihasilkan oleh alam, seperti suara debur ombak, desis angin, suara hujan dan lain-lain. Adapun onomatope tersebut yaitu Ngahiliwir, Ngepris, Ngagebrét, Keclak, Gumuruh, Ngarekét

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN

    Get PDF
    Sudrajat Arif Krisanjaya (K5411060) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN (Materi Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembanguan Berkelanjutan di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. April 2015. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar geografi melalui penerapan model Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada materi pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan di kelas XI IIS 1 SMA N 1 Surakarta tahun ajaran 2014/2015, dan (2) untuk mengetahui peningkatan sikap peduli lingkungan peserta didik melalui penerapan model Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada materi pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan di kelas XI IIS 1 SMA N 1 Surakarta tahun ajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan reflek si. Subyek penelitian ini adalah Kelas XI IIS 1 SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, angket, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) terbukti secara empiris dapat meningkatkan hasil belajar geografi pada materi pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan kelas XI IIS 1 SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015 pada siklus II dengan persentase hasil belajar kompetensi pengetahuan sebesar 91,30%, hasil belajar kompetensi sikap sebesar 91,30%, dan hasil belajar kompetensi keterampilan sebesar 86,96%., dan (2) penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) terbukti secara empiris dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan peserta didik pada materi pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan kelas XI IIS 1 SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015 pada siklus II dengan persentase sebesar 82,61% peserta didik memiliki sikap peduli lingkungan tinggi. Kata Kunci : Sains Teknologi Masyarakat (STM), Hasil Belajar, Sikap Peduli Lingkunga
    corecore