75 research outputs found

    RELIGION IN THOUGHT MURTADHA MUTHAHHARI

    Get PDF
    This writing is based on the background that religious formalism is increasingly becoming a fundamental problem. This is marked by the patterns and behavior of people who claim to be religious but there is no concrete implementation in their daily lives. This research was conducted to determine the concept of religion as a fitrah for humans as well as how religious beliefs are to the level of the relationship between religion and science according to Murtadha Motahhari. This research is a qualitative study that uses a sociological analysis approach, while the data in this study come from content analysis collected from various sources. , the level of religious belief, until people know God, the criticisms of Murtadha muthahhari which are an integral part of the life of the above figures to practice true religious values. Religion as human nature gives birth to the belief that religion is the only way to fulfill all needs, so that religion is not only a label or social formality but is able to become a guide in life and life. All religions teach goodness and peace, and no religion teaches violence. But sometimes there is violence in the name of religion because of a lack of understanding or a distortion of the source of religion itself. So that religion is sometimes used, and it seems that religion and religious practice are the opposite. So what is blamed on the concept of religion itself is actually the one who is wrong for religious actors

    Bisnis Orang Sunda (Studi Teologi dalam Etika Bisnis Orang Sunda)

    Get PDF
    Business activities constitute modern management-oriented professional enterpreneurship act. This research gives evidence that business ethics is needed as guiding frame of every business policy. Morever, the theological factor plays an important role in encouraging man to be successful in business. CV. Batu Gunung Padakasih (BGP) located in Cikancung Bandung, Tapin District, has represented the findings concerning relation between ethics and social business theology in the policy that may be regarded as causal relation in business success. The theological aspects come to the surface, but still needed depth tracking, aspecially on God's power before men. The efforts of praying and asking for blessing remain part of theological aspect integral to human performance. As for social theology emerged in the form of profit-sharing as much as 2.5% for the construction of social and religious institutions.Kegiatan bisnis merupakan manajemen modern yang berorientasi profesional kewirausahaan tindakan. Penelitian ini memberikan bukti bahwa etika bisnis diperlukan sebagai pedoman kerangka setiap kebijakan bisnis. Terlebih lagi, faktor teologis memainkan peran penting dalam mendorong manusia untuk menjadi sukses dalam bisnis. CV. Batu Gunung Padakasih (BGP) yang terletak di Cikancung Bandung, Kabupaten Tapin, telah menunjukkan temuan yang signifikan mengenai hubungan antara etika dan teologi bisnis sosial dalam kebijakan yang dapat dianggap sebagai hubungan kausal dalam keberhasilan bisnis. Aspek teologis muncul ke permukaan, namun masih diperlukan pelacakan mendalam, terutama aspek kekuasaan Tuhan terhadap manusia. Upaya doa dan meminta berkah kepada alim ulama tetap menjadi bagian teologi yang tidak terpisahkan dengan kinerja manusia. Adapun teologi sosial muncul dalam bentuk pembagian keuntungan Perusahaan sebanyak 2,5 % untuk kepentingan pembangunan lembaga keagamaan dan lembaga sosial

    Integrasi antara Agama dan Nasionalisme, suatu kajian sosial

    Get PDF
    Agama dan nasionalisme dapat muncul sebagai kekuatan yang saling bertentangan, bahkan saling menghancurkan. Sebaliknya jika disinergikan akan merupakan suatu kekuatan yang amat dahsyat, sebab meneggakkan nasionalisme diyakini sebagai bagaian dari jihad bahkan perang sabil. Namun yang jelas nasionalisme adalah suatu realitas politik. Peta negara-negara di seluruh dunia sesungguhnya adalah peta nasionalisme. Tidak ada satu negara pun yang memiliki satu agama, meskipun mayoritas penduduknya menganut agama tertentu. Eksistensi manusia akan terjamin martabatnya jika hidup dalam suatu Negara yang dijiwai agama, oleh karena itu nasionalisme merupakan kebutuhan, jika hendak eksis dan hidup sebagai manusia yang bermartabat. Nasionalisme adalah produk dari peradaban masyarakat modern, yang rasional, mustahil dapat dibangun dalam masyarakat primitive tanpa pengaruh dan kepeloporan masyarakat modern. Pada sisi lain agama memperluas batas marginalitas nasionalisme, sehingga mampu menjembatani batas-batas etnisitas atau rasialitas, hal ini karena agama memandang semua manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama dihadapan Tuhannya

    Mengukir mimpi di desa Tanjungwangi

    Get PDF
    beberapa hal yang dihasilkan dari kegiatan KKN Sisdamas di Desa Tanjungwangi ini diantaranya ialah adanya subjek pemberdayaan di bidang pendidikan dan kemasyarakatan. Pada kegiatan ini, ada beberapa program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan, diantaranya yaitu pemberdayaan karangtaruna mengenai metode pembelajaran yang baik terutama dalam struktur organisasinnya khususnya untuk lingkungan RW. 05,menjadi panitia dalam perayaan HUT RI ke 72, serta program pengolahan sampah dimana kelompok 53 membuat sampah untuk disimpan di titik-titik tertentu sehingga masyarakat tidak membuang sampah ke sembarang tempat dengan alasan tidak ada tempat sampah

    Studi Ilmu Kalam I

    Get PDF
    Kajian dan penulisan buku daras sangatlah kaya dan ragam. Sebagai objek material, terhadap keberagamaan di kalangan umat Islam utamanya memiliki sejumlah problem kalam yang menarik dikaji dan ditulis. Apalagi masih kuatnya pertarungan aliran antara satu aliran kalam dengan aliran yang lainnya. Bagi sebagian kalangan, perbedaan ibadah hanya berpikir pada bidang kepercayaan saja yang tidak perlu terjun pada bidang umum. Bahkan ada yang mengharamkannya. Di sisi lain, fakta bahwa umat Islam mengalami ketertinggalan dari sisi pembangunan non fisik. Plus dilema aksiologi pemikiran dan fungsi tokoh agama dalam dunia pembangunan dewasa ini

    Makna Teologis pada simbolisme Upacara Ngalaksa terhadap keberagaman

    Get PDF
    Kecamatan Rancakalong merupakan salah satu icon kebudayaan sunda yang terletak di wilayah kabupaten Sumedang dan merupakan pusat kebudayaan Sumedang. Hal ini dikarenakan masyarakat di kecamatan Rancakalong memegang erat warisan budaya dan seni Sunda, khususnya budaya Sunda yang ada di wilayah Sumedang. Ada beberapa tradisi Sunda yang sampai saat ini masih terjaga kelestariannya diantaranya: Mubur Suro, Hajat Golong, Rebo Wekasan, termasuk tradisi Upacara Adat Ngalaksa. Setiap upacara adat terkandung tujuan, fungsi, dan makna. Demikian juga dengan Upacara Adat Ngalaksa yang banyak mengandung makna dan ajaran teologis dalam setiap simbol yang digunakannya. Simbol-simbol yang diciptakan diyakini berguna sebagai alat komunikasi atau untuk penyampaian pesan-pesan dari generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya yang dapat dikaji melalui pendekatan semiotik. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui makna teologis simbol yang terdapat dalam Upacara Adat Ngalaksa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, bersifat deskriptif. Metode penelitian ini cenderung menganalisis data secara empiris dan meaning (makna) yang merupakan hal esensial dalam penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah tokoh pelaksana Upacara Adat Ngalaksa, ketua rukun Upacara Adat Ngalaksa, sekretaris desa Rancakalong, perwakilan dan tokoh masyarakat desa Rancakalong, kepala RT, kepala RW serta kepala desa. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Teori yang digunakan dalam analisis data penelitian ini adalah teori semiotik Ferdinand De Saussure. Hal pokok dalam teori tersebut adalah prinsif yang mengatakan bahwa bahasa itu adalah sistem tanda, dan setiap tanda itu tersusun dari dua bagian, yakni signifer (penanda) dan signifed (petanda). Bagi De Saussure bahasa terdiri atas sejumlah tanda yang terdapat dalam suatu jaringan sistem dan dapat disusun dalam sejumlah struktur. Setiap tanda dalam jaringan itu memiliki dua sisi yang tak terpisahkan seperti dua halaman pada selembar kertas, sehingga bahasa mampu menjadi alat komunikasi bagi manusia. Hasil penulisan menunjukan bahwa pertama, simbol-simbol pada Upacara Adat Ngalaksa syarat akan makna, baik yang ditunjukan secara lisan maupun benda-benda dan jenis makanan yang ada dalam sesajen. Makna tersebut merupakan ajaran-ajaran untuk kehidupan masyarakat yaitu ajaran yang menunjukkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya yang melahirkan konsep ketuhanan. Tuhan dalam kerangka mereka adalah sebuah Dzat yang Maha Sempurna dan mempunyai kekuasaan yang tak terbatas. Juga dapat memenuhi segala hajatnya. Kedua, Upacara Adat Ngalaksa mengandung ajaran-ajaran teologis yang berfungsi sebagai pengatur perilaku manusia dalam lingkungannya serta hubungan mereka dengan Tuhannya. Ajaran teologis tersebut diantaranya: keberagamaan dalam berkeluarga, bergaul, bernegara dan beribadah

    Pemikiran Murtadha Muthahhari tentang Agama Morteza Motahhari's thought Religion الدين عند الشهيد مرتضى مطهري

    Get PDF
    Penelitian ini dilatar belakangi bahwa formalisme beragama makin menjadi permasalahan yang mendasar. Hal ini ditandai dengan pola dan tingkah laku manusia yang mengaku beragama akan tetapi tidak ada implementasi kongkrit dalam kehidupan sehari-harinya, bagaimana misalnya dia berinteraksi, bagaimana dia bisa memelihara dan menjaga perasaan sesama, baik yang satu keyakinan atau yang berbeda. Hal ini pula yang menjadi pembahasan pemikir muslim Murtadha Muthahhari, karena itulah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsep agama sebagai Fitrah bagi manusia serta bagaimana keyakinan keagamaan sampai bagaimana tingkat hubungan agama dengan ilmu pengetahuan menurut Murtadha Muthahhari. Metode yang digunakan adalah metode hermeneutik yaitu Interpretasi makna atas suatu teks dengan teknik penelitian analisis isi atau content analysis yaitu dengan pembahasan yang bersifat mendalam tentang suatu teks di sini karya-karya Murtadha Muthahhari dan sumber rujukan pendukung lainnya meliputi semua analisis suatu teks dengan ikut serta menggambarkan secara sistematis konsep yang dikemukakan oleh Murtadha Muthahhari khususnya konsep tentang agama dan manusia. Manusia menurut Murtadha Muthahhari bisa dianggap sempurna atau insan kamil ketika dia mampu menyeimbangkan dan menstabilkan serangkaian potensi insaninya termasuk hubungannya dengan pengetahuan kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani yang sudah tertanam dalam dirinya sejak ia dilahirkan bahkan ketika masih di rahim ibunya. Dengan demikian hubungan manusia dan ketuhanan yang dia yakini bisa menjadi penuntun hidupnya sehingga agama sebagai fitrah, kaitan antara agama dan ilmu pengetahuan, agama sebagai progresivitas, dinamisitas, dan kreativitas yang diyakininya akan tercermin dalam pola dan tingkah laku keberagamaannya dalam kehidupan sehari-hari. Agama bukan berarti tidak ada hambatan cara pandang yang ditawarkan sebelum memahami konsep yang ada pada diri manusia itu sendiri filsafat serta peran ideologis, tentang Tuhan, tentang manusia, keistimewaan manusia, manusia multi dimensi. Dari semuanya itu, maka bangsa Barat lebih menitik beratkan pada konsep moralitas Barat, konsep hak asasi manusia, konsep etika seksual Barat dan konsep manusia itu sendiri menurut Barat. Kesemua konsep atau aspek kehidupan pada perkembangan sains dan teknologi secara tidak langsung telah meniggalkan agama, dan kesemuanya ini menjadi bahan kritikan pemikiran Murtadha Mutahhari atas praktek keagamaan. Berdasarkan penelitian ini didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu: dalam pemikiran Murtadha Muthahhari, tidak bisa dipungkiri bahwa agama adalah merupakan fitrah bagi setiap manusia,tingkat keyakinan keagamaan, sampai manusia mengetahui akan Tuhan, kritik-kritik Murtadha muthahhari yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan tokoh di atas untuk mempraktekan nilai agama yang sesungguhnya. Agama sebagai fitrah manusia melahirkan keyakinan bahwa agama adalah satu-satunya cara pemenuhan semua kebutuhan, sehingga agama tidak hanya menjadi label atau formalitas sosial saja tetapi mampu menjadi penuntun dalam hidup dan kehidupan. Semua agama itu mengajarkan kebaikan dan perdamaian, dan tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. Tetapi terkadang terjadi kekerasan yang mengatasnamakan agama karena kurangnya pemahaman atau penyimpangan terhadap sejarah, al-Qur’an, Muhammad masa kini dalam penjelasan tersebut. Maka disitulah muncul permasalahan keagamaan yang muncul masa kini. Sehingga agama terkadang diperalat, dan seakan-akan agama dengan praktek keagamaan bertolak belakang. Maka yang di salahkan konsep agama itu sendiri sesungguhnya yang salah pelaku agama

    Nilai religiusitas sufistik dunia hingga Indonesia suatu kajian sosial

    Get PDF
    Religion and nationalism could emerge as opposing forces, even destroy each other. Conversely, if synergized will be a very powerful force, because uphold nationalism believed to be part of their jihad war even sabil. But clearly nationalism is a political reality. Map of countries around the world in fact is a map nationalism. There is no single country that has one religion, even though the majority of the population adheres to a particular religion. Dignity of human existence would be assured if living in a country imbued with religion, therefore, nationalism is a necessity, if you want to exist and live as a dignified human being. Nationalism is a product of modern civilization, rational, impossible can be built in a primitive society without the influence and pioneering modern society. On the other hand religious marginality expand the boundaries of nationalism, so as to bridge the boundaries of ethnicity or rasialitas, this is because religion sees all human beings have equal rights and duties before God

    Pemikiran Murtadha Muthahhari tentang agama

    Get PDF
    INDONESIA Penelitian ini dilatar belakangi bahwa formalisme beragama makin menjadi permasalahan yang mendasar. Hal ini ditandai dengan pola dan tingkah laku manusia yang mengaku beragama akan tetapi tidak ada implementasi kongkrit dalam kehidupan sehari-harinya, bagaimana misalnya dia berinteraksi, bagaimana dia bisa memelihara dan menjaga perasaan sesama, baik yang satu keyakinan atau yang berbeda. Hal ini pula yang menjadi pembahasan pemikir muslim Murtadha Muthahhari, karena itulah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsep agama sebagai Fitrah bagi manusia serta bagaimana keyakinan keagamaan sampai bagaimana tingkat hubungan agama dengan ilmu pengetahuan menurut Murtadha Muthahhari. Metode yang digunakan adalah metode hermeneutik yaitu Interpretasi makna atas suatu teks dengan teknik penelitian analisis isi atau content analysis yaitu dengan pembahasan yang bersifat mendalam tentang suatu teks di sini karya-karya Murtadha Muthahhari dan sumber rujukan pendukung lainnya meliputi semua analisis suatu teks dengan ikut serta menggambarkan secara sistematis konsep yang dikemukakan oleh Murtadha Muthahhari khususnya konsep tentang agama dan manusia. Manusia menurut Murtadha Muthahhari bisa dianggap sempurna atau insan kamil ketika dia mampu menyeimbangkan dan menstabilkan serangkaian potensi insaninya termasuk hubungannya dengan pengetahuan kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani yang sudah tertanam dalam dirinya sejak ia dilahirkan bahkan ketika masih di rahim ibunya. Dengan demikian hubungan manusia dan ketuhanan yang dia yakini bisa menjadi penuntun hidupnya sehingga agama sebagai fitrah, kaitan antara agama dan ilmu pengetahuan, agama sebagai progresivitas, dinamisitas, dan kreativitas yang diyakininya akan tercermin dalam pola dan tingkah laku keberagamaannya dalam kehidupan sehari-hari. Agama bukan berarti tidak ada hambatan cara pandang yang ditawarkan sebelum memahami konsep yang ada pada diri manusia itu sendiri filsafat serta peran ideologis, tentang Tuhan, tentang manusia, keistimewaan manusia, manusia multi dimensi. Dari semuanya itu, maka bangsa Barat lebih menitik beratkan pada konsep moralitas Barat, konsep hak asasi manusia, konsep etika seksual Barat dan konsep manusia itu sendiri menurut Barat. Kesemua konsep atau aspek kehidupan pada perkembangan sains dan teknologi secara tidak langsung telah meniggalkan agama, dan kesemuanya ini menjadi bahan kritikan pemikiran Murtadha Mutahhari atas praktek keagamaan. Berdasarkan penelitian ini didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu: dalam pemikiran Murtadha Muthahhari, tidak bisa dipungkiri bahwa agama adalah merupakan fitrah bagi setiap manusia,tingkat keyakinan keagamaan, sampai manusia mengetahui akan Tuhan, kritik-kritik Murtadha muthahhari yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan tokoh di atas untuk mempraktekan nilai agama yang sesungguhnya. Agama sebagai fitrah manusia melahirkan keyakinan bahwa agama adalah satu-satunya cara pemenuhan semua kebutuhan, sehingga agama tidak hanya menjadi label atau formalitas sosial saja tetapi mampu menjadi penuntun dalam hidup dan kehidupan. Semua agama itu mengajarkan kebaikan dan perdamaian, dan tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. Tetapi terkadang terjadi kekerasan yang mengatasnamakan agama karena kurangnya pemahaman atau penyimpangan terhadap sejarah, al-Qur’an, Muhammad masa kini dalam penjelasan tersebut. Maka disitulah muncul permasalahan keagamaan yang muncul masa kini. Sehingga agama terkadang diperalat, dan seakan-akan agama dengan praktek keagamaan bertolak belakang. Maka yang di salahkan konsep agama itu sendiri sesungguhnya yang salah pelaku agama. ENGLISH This research is based on the fact that religious formalism is increasingly becoming a fundamental issue. It is characterized by the pattern and behavior of a human who professes religion but there is no concrete implementation in his daily life, for example he interacts, how he can nurture and maintain good neighborly feelings of one belief or different. This is also the discussion of the Muslim philosopher Murtadha Motahhari, because that's the research is done to know the concept of religion as Fitrah and how the relation of religious action of Man with faith according to Murtadha Motahhari. The method used is the method of hermeneutics Interpretation of the meaning of a text with content analysis research techniques or content analysis that is with an in-depth discussion of a text here works Murtadha Motahhari and other supporting sources of reference include all the analysis of a text by participating describe Systematically the concept proposed by Murtadha Motahhari especially the concept of human and fitrah. Man according to Murtadha Motahhari can be considered perfect (man kamil) when he is able to balance and stabilize a series of human potential including his relationship with knowledge of physical needs and spiritual needs that have been embedded in him since he was born even when still in his mother's womb. Thus the relationship of man and belief which he believed could be the guide of his life so that religion as fitrah, the link between science and faith, Islam as a universal and comprehensive ideology which is believed will be reflected in the pattern and behavior of religious in everyday life. Religion does not mean that there are no obstacles to the perspective offered by perennialism, the problem of crime, the plurality of religions and other streams related to the roots of doubt or the occurrence of doubt on religion. Of these, the West put more emphasis on the concept of Western morality, the concept of human rights, the concept of Western sexual ethics and the concept of man himself according to the West. All the concepts or aspects of life on the development of science and technology have indirectly left the religion, and all of this is a material criticism Murtadha Mutahhari thoughts on religious practice. Based on this research, there are some conclusions, namely: in Murtadha Mutahhari's thought, it is undeniable that religion is a fundamental need of every human, human and fitrah, human and faith, criticism of Murtadha Motahhari which is an integral part in the life of the figure above To practice the true value of religion. Religion as human nature gives birth to the belief that religion is the only means of fulfilling all needs, so that religion is not only a label or social formality but can be a guide in life and life. All religions teach goodness and peace, and no religion teaches violence. But sometimes there is violence in the name of religion because of lack of understanding of religion, and the wrong clerical and umaro explanations. Then there are the religious issues that arise today. So religion is sometimes used, and as if religion with the practice of violence is between there and none

    Pemikiran ulama tentang agama

    Get PDF
    Penelitian ini difokuskan pada keterlibatan ulama sebagai salah satu unsur pemimpin masyarakat penting dalam pembangunan masyarakat desa. Tujuannya untuk mengetahui peranan pemikiran mereka dalam pembangunan masyarakat desa di kecamatan Cikancung kabupaten Bandung, dan pengaruh pandangannya mengenai pembangunan terhadap peranan mereka dalam pembangunan masyarakat desa. Populasi sasaran, ulama yang ada di kecamatan tersebut. Penentuan satuan sampel dilakukan dengan cara informant’s rating dan penarikan sampel dengan acak sederhana. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pemikiran ulama cukup besar dan beragam, baik berupa pikiran, tenaga, maupun harta. Dilihat dari prinsip keterlibatan dalam proses pemikiran tentang agama, pada jalur bawah mereka terlibat secara lengkap (penuh), sedangkan pada jalur atas terlibat secara partial, karena kurang mendapat kesempatan. Cakupan keterlibatan mereka tidak terbatas dalam kegiatan pembangunan mental spiritual yang dilaksanakan di kecamatan mereka saja, tapi juga terlibat dalam pembangunan di luar kecamatannya terutama dalam pembangunan keagamaan. Bagi ulama ajaran Islam merupakan psychological dynamics bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas Keduniawian yang bermakna, sumber aktivitas untuk berlangsungnya transformasi struktural, serta pemberi bentuk sistem prilaku yang berkaitan dengan fenomena pembangunan mental. Karena itu pembangunan bagi mereka merupakan pengamalan nilai-nilai dan norma-norma agama yang dijabarkan dalam berbagai aktivitas sehari-hari dalam kehidupan masyarakat secara utuh (kaffah). Pemikirannya itu berpengaruh kuat terhadap peranan mereka dalam pembangunan masyarakat kecamatan
    • …
    corecore