5 research outputs found

    Management Of Cardiogenic Shock In Pediatric Patients

    Get PDF
    Cardiogenic shock is an acute state of end-organ hypoperfusion following cardiac failure. Usually many children have good compensation if they suffered from cardiogenic shock and sometimes delay diagnosis leads to unfavorable outcome. Comprehensive approach in treatment following investigation about the cause of cardiogenic shock is very important and proper management will prevent complication and mortality.

    Laporan kasus : Tatalaksana stenosis pulmonal kritis pada anak usia 12 bulan dengan Valvuloplasti Balon Transkateter Perkutan

    No full text
    Abstract Critical pulmonary stenosis (PS) is used in infants born with very severe narrowing valves and requires treatment soon after birth. At four months old, an A-12-month-old boy was diagnosed with critical pulmonary stenosis but still successfully managed by percutaneous transluminal balloon valvuloplasty (PTBV) with satisfactory results without serious complications. Since he was born, cyanosis was seen at his lips and fingertip, with oxygen saturation around 60% until 70%. Echocardiography showed critical pulmonary stenosis, atrial septal defect (ASD), and patent ductus arteriosus (PDA). Percutaneous transluminal balloon valvuloplasty (PTBV) is accepted as the treatment of choice for critical pulmonary valve stenosis in many centers worldwide with significant results. After PTBV, he experienced improvement condition as no cyanosis was observed and oxygen saturation was 96%. This case was our first PTBV intervention case in our hospital and gave satisfactory results, although the intervention was delayed due to our limited resources before. Keywords: cyanosis, critical pulmonary stenosis, percutaneous transluminal balloon valvuloplastyAbstrak                  Stenosis pulmonal kritis merupakan istilah yang biasanya dipakai mendefinisikan adanya penyempitan kritis katup pulmonal /katup pembuluh nadi paru pada bayi baru lahir dan membutuhkan tindakan intervensi segera setelah lahir. Pada laporan kasus ini seorang anak laki-laki usia 12 bulan yang sudah terdiagnosis sebagai stenosis pulmonal kritis sejak dilahirkan dengan adanya klinis sianosis pada ujung jari kaki dan tangan serta mukosa bibir biru dengan saturasi oksigen 60%-70% yang menjalani intervensi kardiologi valvuloplasti balon transkateter perkutan dengan hasil yang memuaskan tanpa adanya komplikasi serius. Pada pemeriksaan ekokardiografi awal didapatkan hasil  stenosis pulmonal kritis, defek septum atrium (DSA) dan ductus arteriosus paten (DAP). Valvuloplasti balon transkateter perkutan merupakan terapi utama pilihan untuk stenosis pulmonal kritis pada semua senter kardiologi di dunia dengan hasil yang sangat memuaskan. Setelah tindakan klinis tidak didapatkan sianosis dan saturasi oksigen meningkat hingga  96%. Kasus ini sangat jarang dan merupakan kasus intervensi valvuloplasti balon transkateter perkutan  yang pertama di rumah sakit ini dengan hasil yang sangat memuaskan meskipun tindakan dilaksanakan agak terlambat karena keterbatasan sumber daya pada waktu sebelumnya. Kata Kunci: sianosis, stenosis pulmonal kritis, percutaneous transluminal balloon valvuloplast

    Peran Kadar Interleukin-4 ( Il-4 ) Terhadap Derajat Keparahan Regurgitasi Katup Mitral Pada Anak Dengan Penyakit Jantung Reumatik

    No full text
    Penyakit jantung reumatik (PJR) merupakan penyakit kronis yang menyerang katup jantung dan gejala sisa demam reumatik akut (DRA) berulang. Penyebab utama kematian kardiovaskular pada anak dan usia produktif terutama dinegara berkembang. Molecular mimicry merupakan pengenalan sistem imun dari protein yang sama antara mikroba dan jaringan. Kemiripan polisakarida Streptococcus hemolyticus Group A dan glikoprotein katup kardiovaskular yang menyebabkan reaksi silang. Antigen ini akan dikenali oleh makrofag dan sel dendritik sehingga antibody sel B memicu inflamasi dari katup. Endotelium diaktifkan dengan penetrasi limfosit T ke dalam subendotel katup. Sel T sangat reaktif terhadap epitop miosin jantung dan anti protein M sehingga berperan penting untuk memproduksi sitokin dan matrix metalloproteinases. Sitokin yang berperan pada kelainan katup yang terjadi pada PJR antara lain, proinlamasi seperti Th1, TNF- , IFN-, IL-1, IL2 dan IL-6 serta antiinflamasi seperti IL-4,IL-10, dan IL-5. Ekokardiografi merupakan Gold Standard untuk menentukan derajat keparahan katup pada penyakit jantung reumatik. Fasilitas Kesehatan tidak semua memiliki alat ekokardiografi, sehingga perlu dikembangkan alternatif pemeriksaan lain yang dapat berperan sebagai prediktor derajat kerusakan katup pada penderita penyakit jantung reumatik. Salah satu metode yang dikembangkan yaitu pemeriksaan biomarker remodelling dan anti inflamasi seperti Interleukin-4. Penelitian tentang nilai cut off IL-4 untuk menilai derajat keparahan katup mitral pada anak sangat terbatas sehingga penelitian yang berkaitan dengan IL-4 sangat penting untuk memprediksi perjalanan penyakit jantung reumatik pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pada penelitian ini memiliki 31 pasien PJR menjalani pemeriksaan ekokardiografi yang akan diklasifikasikan tiga kelompok yaitu, vi regrugitasi katup mitral ringan, sedang dan berat. Penelitian ini dilakukan selama empat bulan di Poliklinik Anak Rumah Sakit Umum Daerah dr. Saiful Anwar Malang dan Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dengan nomer izin etik 400/136/K.3/302/2018. Kriteria inklusi pada penelitian ini terdiri dari pasien yang terdiagnosis PJR berdasarkan kriteria revisi Jones berdasarkan AHA 2015 dan telah dilakukan ekokardiografi, dengan penentuan keparahan regurgitasi katup mitral berdasarkan hasil ekokardiografi, pasien berusia antara 5-18 tahun, dan orang tua pasien mengijinkan anaknya diikutsertakan dalam penelitian serta diberikan penjelasan (informed consent). Kadar Interleukin-4 pada darah tepi dianalisis dengan Teknik Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Data yang telah terkumpul akan dilakukan analisis dengan dilakukan uji normalitas menggunakan uji Saphiro Wilk, uji homogenitas dengan metode Levene. Pada penelitian ini dengan hasil data tidak terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji non parametrik dengan uji Kruskal Wallis. Kemudian dilanjutkan dengan uji korelasi dengan mengguanakan uji Spearman. Hasil penelitian penelitian menunjukkan kadar IL-4 pada regurgitasi katup ringan 3,2100 pg/ml, regurgitasi katup mitral sedang 3,3500 pg/ml, dan regurgitasi mitral berat 3,0000pg/ml. Kadar Interleukin 4 terdapat pola menurun pada regurgitasi mitral berat dan dinyatakan tidak signifikan secara statistik (p=0,169). Pada penelitian ini tidak ada hubungan antara kadar IL-4 dengan derajat keparahan regurgitasi katup mitral dengan nilai p=0,240; r = -0,217. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara kadar IL-4 dengan derajat keparahan regurgitasi katup mitral pada anak dengan PJR. Faktor nonparametric seperti usia, BMI, dan lama terapi tidak terdapat hubungan secara signifikan dengan kadar IL-4 pada regurgitasi katup mitral pada PJR

    Prediktor Derajat Keparahan Regurgitasi Katup Mitral Dan Dilatasi Ventrikel Kiri Dengan Menggunakan Marker NT Pro-BNP Pada Penyakit Jantung Reumatik Anak.

    No full text
    Penyakit jantung reumatik (PJR) merupakan penyakit kronis yang menyerang katup jantung dan gejala sisa demam reumatik akut (DRA) berulang. Penyebab utama kematian kardiovaskular pada anak dan usia produktif terutama dinegara berkembang. Molecular mimicry merupakan pengenalan sitem imun dari protein yang sama antara mikroba dan jaringan. Kemiripan polisakarida Streptococcus hemolyticus Group A dan glikoprotein katup kardiovaskular yang menyebabkan reaksi silang. Antigen ini akan dikenali oleh makrofag dan sel dendritic sehingga antibody sel B memicu inflamasi dari katup. Endotelium diaktifkan dengan penetrasi limfosit T kedalam subendotel katup. Sel T sangat reaktif terhadap epitop miosin jantung dan anti protein M sehingga berperan penting untuk memproduksi sitokin dan matrix metalloproteinases. Penyakit jantung reumatik adalah penyebab global gagal jantung dini. Penyakit jantung reumatik dini ditandai dengan regurgitasi katup, menyebabkan distensi ventrikel dan kemungkinan elaborasi NT-pro BNP. Brain natriuretic peptide (BNP) terutama disintesis dan disekresikan oleh miosit di ventrikel kiri sebagai respons terhadap miosit yang diregangkan oleh kelebihan tekanan atau ekspansi volume ventrikel. Ekokardiografi merupakan Gold Standard untuk menentukan derajat keparahan katup pada penyakit jantung reumatik. Fasilitas Kesehatan tidak semua memiliki alat ekokardiografi, sehingga perlu dikembangkan alternatif pemeriksaan lain yang dapat berperan sebagai prediktor derajat kerusakan katup pada penderita penyakit jantung reumatik. Salah satu metode yang dikembangkan yaitu pemeriksaan biomarker NT Pro-BNP. Penelitian tentang nilai cut off NT Pro-BNP untuk menilai derajat keparahan katup mitral pada anak sangat terbatas sehingga penelitian yang berkaitan dengan NT Pro-BNP sangat penting untuk memprediksi perjalanan penyakit jantung reumatik pada anak

    Transcatheter Closure of Perimembranous Ventricular Septal Defect Using the Lifetech Konar-Multi Functional Occluder: Early to Midterm Results of the Indonesian Multicenter Study

    No full text
    Background: The alternative device to close perimembranous ventricular septal defect (pmVSD) has been searched for better result, less complications and applicable for infants. However, the ideal device is still unavailable. We aimed to evaluate the effectiveness and outcome of transcatheter pmVSD closure using the KONAR-multi functional occluder (MFO). Methods: Clinical, procedural, follow-up data of pmVSD patients with symptom of heart failure or evidence of significant left to right shunt, growth failure, recurrent respiratory tract infection, and history of endocarditis who underwent transcatheter closure using the MFO were prospectively evaluated. Results: Between January 2016 and December 2017, there were complete records of 132 pmVSD children closed using MFO from eleven centers in Indonesia. The median of age was 4.5 (0.3-17.4) years; weight 14.8 (3.5-57) kg, defect size at the smallest part 3.4 (1.0-8.1) mm, flow ratio 1.6 (1.3-4.9), mean pulmonary artery pressure 18 (7-79) mmHg, fluoroscopy time 18 (3.8-91) and procedural time 75 (26-290) minutes. A retrograde approach was done in 41 (31%) patients. Procedures succeeded in first attempt in 126 (95.4%), failed in three and migration in three patients. Six of eight infants with congestive heart failure were closed successfully. Of 126 patients with successful VSD closure, 12 months follow-up were completed in all patients. The rate of complete occlusion at 1 month, 3 months, 6 months and 12 months after intervention were 95.2%, 97.6%, 99.2%, and 99.2%, respectively. New-onset aortic regurgitation and moderate tricuspid regurgitation developed only in five and three patients. Neither complete atrioventricular block, nor other complications occurred. Conclusion: Transcatheter closure of pmVSD using the MFO is safe, effective, and feasible in infants and children
    corecore