33 research outputs found

    Analisis Vegetasi Gulma di Lahan Jagung Di Desa Umbu Pabal Selatan Kabuapten Sumba Tengah

    Get PDF
    Gulma merupakan tumbuhan pada lahan tanaman jagung yang tidak dikehendaki keberadaannya karena menimbulkan kerugian bagi tanaman jagung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui analisis vegetasi gulma pada pertanaman jagung dan mengetahui tingkat kepadatan gulma pada pertanaman jagung di Desa Umbu Pabal Selatan Kabupaten Sumba Tengah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2021 sampai Januari 2022. Metode yang dilakukan adalah metode sampling kuandran. Pengambilan sampel di lakukan di 15 titik pada 3 lokasi berbeda yang ditentukan dengan metode kuadran sampling. Analisis data meliputi analisis vegetasi dengan menghitung Summed dominasi ration/perbandingan nilai penting (SDR) dan analisis keragaman hayati yang di hitung dengan indeks diversitas Shannon-Wienner. Hasil penelitian diperoleh  9 jenis gulma dengan vegetasi gulma yang dinilai berdasarkan nilai SDR yaitu nilai tertinggi adalah gulma B. alata dengan nilai SDR 55,63 yang diikuti I. cylindrical dengan nilai 20,66 dan gulma yang paling rendah yaitu S. anthelmia L, dan O. gratissimum dengan nilai yang sama yaitu 0,13. Hasil perhitungan nilai indeks keragaman masing-masing gulma dalam klasifikasi rendah sedangkan total gulma dalam klasifikasi sedan

    Efektivitas Ekstrak Alala (Euphorbia neriifolia L) Terhadap Mortalitas Hama Ulat Grayak (Spodoptera frugiperda)

    Get PDF
    Spodoptera frugiperda (Lepidoptera: Noctuidae) merupakan hama baru pada pertanaman jagung di Indonesia. Insektisida nabati berbasis ekstrak batang alala (Euphorbia neriifolia L) berpotensi untuk mengendalikan ulat grayak (Spodoptera frugiperda). Penelitian ini bertujuan menentukan tingkat toksisitas ekstrak batang alala (Euphorbia neriifolia L) pada 50% mortalitas hama (LC50), larva instar III diuji pada setiap ekstrak dengan metode celup daun jagung. Mortalitas larva (Spodoptera frugiperda) dengan semua ekstrak sangat meningkat antara 24 dan 48 jam sejak perlakuan (JSP). Analis Duncan pada uji lanjut DMRT taraf 5% 48 JSA, ekstrak batang alala (Euphorbia neriifolia L) masing-masing sekitar 70%-99% mortalitas larva  hal ini beracun terhadap larva (Spodoptera frugiperda), pada taraf LC50, ekstrak batang Alala (E. neriifolia) 40% sekitar 3.29 kali lebih beracun terhadap larva (S.frugiperda) dari pada ekstrak batang Alala (E. neriifolia) 10%. Berdasarkan indeks kombinasi pada pengamatan 12, 24, 48 JSA, ekstrak batang Alala (E. neriifolia) pada taraf LC50 atau pada mortalitas 50% hama uji 0,25 dengan konsetrasi ekstrak 23.170 dari hasil analisis LC50. Sementara ekstrak  batang Alala (E. neriifolia) mengakibatkan kematian ulat grayak (S.frugiperda), semua perlakuan konsentrasi uji dapat menghambat perkembangan ulat grayak (S. frugiperda)  pada instar III. Dengan demikian, ekstrak batang alala (Euphorbia neriifolia L) berpotensi untuk digunakan sebagai salah satu alternatif pengendalian hama ulat grayak (S.frugiperda)

    Analisis Vegetasi dan Indeks Keragaman Gulma pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.) di Kelurahan Kawangu Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba Timur

    Get PDF
    Gulma merupakan tumbuhan liar yang tumbuh di antara tanaman budidaya padi sawah yang tidak dikehendaki keberadaannya karena dapat merugikan tanaman budidaya dalam persaingan kebutuhan unsur hara yang dapat menimbulkan penurunan hasil panen petani. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis dan nilai penting gulma pada lahan tanaman padi sawah di Kelurahan Kawangu, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2022. Pengambilan sampel di lakukan di 15 titik pada 3 lokasi yang berbeda yang di tentukan dengan metode purposive sampling dengan ukuran 1x1 meter. Hasil identifikasi jenis gulma secara umum terdapat 6 jenis gulma yaitu Isolepis satacea, Juncus effusus,Imperata cylindrica, Echinochloa crus-galli, Cyprus rotundus, Eichornia crassipes. Berdasarkan perhitungan nilai penting yang di peroleh 3 Jenis gulma dengan nilai tertinggi yaitu Echinochloa crus-galli (27.93%) dan gulma Cyperus rotundus (18.62%) sedangkan gulma dengan presentase kerapatan relatif terendah adalah Isolepis setacea (1.40%)

    Pengaruh Pemberian Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Bibit Pepaya (Carica papaya L)

    Get PDF
    Pepaya adalah salah satu komoditas yang dapat disantap dalam buah segar dan dapat dibuat dalam bentuk olahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian air kelapa terhadap pertumbuhan bibit pepaya. Akan tetapi dalam penyediaan bibit sangat dipengaruhi benihnya. Hal ini menyebabkan perlunya bahan yang dapat meningkatkan pertumbuhan dari bibit. Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh pemberian air kelapa terhadap pertumbuhan bibit pepaya (Carica papaya L). Penelitian dilaksanakan di Kebun Lapangan Pertanian Universitas Kristen Wira Wacana Sumba pada bulan September-November 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan sehingga jumlah unit percobaab 20 percobaan yaitu kontrol (A0), 10% air kelapa (A1), 20% air kelapa (A2), 30% air kelapa (A3), 30% air kelapa (A3), 40% air kelapa (A4). Hasil penelitian menunjukkan pemberian air kelapa pada perlakuan 30% memberikan presentase rata-rata tertinggi pada pengamatan variabel jumlah daun, tinggi tanaman dan diameter batan

    PENINGKATAN KAPASITAS KELOMPOK TANI WANITA SUKA MAJU DALAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PADAT BERBAHAN ARANG SEKAM PADI DAN KOTORAN SAPI DI KELURAHAN MALUMBI, KABUPATEN SUMBA TIMUR

    Get PDF
    ABSTRAKMinimnya informasi pemanfaatan bahan lokal sebagai dasar pembuatan pupuk padat di Kelompok Wanita Tani Suka Maju, Kelurahan Malumbi, Kabupaten Sumba Timur merupakan alasan utama yang mendasari kegiatan pengabdian ini. Tujuan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembuatan pupuk organik padat dari bahan arang sekam dan kotoran sapi. Oleh karena itu, ketergantungan terhadap penggunaan pupuk anorganik, serta biaya produksi tanaman hortikultura dapat dikurangi. Metode pelatihan yang digunakan yaitu ceramah, diskusi, dan demontrasi, sedangkan metode evaluasi pelaksanaan pelatihan yaitu observasi. Hasil yang diperoleh bahwa petani sangat antusias selama kegiatan berlangsung, dan mampu mempraktikkan pembuatan pupuk organik secara mandiri. Pelatihan ini memberikan pengetahuan dan keterampilan baru bagi Kelompok Wanita Tani Suka Maju dalam memanfaatkan bahan lokal yang ada dilingkunganya untuk dijadikan pupuk serta mampu meningkatkan produksi tanaman hortikultura yang diusahakan. Kata kunci: kelompok tani; pelatihan; pupuk organik; arang sekam padi; kotoran sapi ABSTRACTThe lack of information on the use of local materials as the basis for making solid fertilizer in the Suka Maju Women Farmers Group, Malumbi District, East Sumba Regency is the main reason for conducting service activity. The purpose of community service is to increase knowledge and skills in making solid organic fertilizer from husk charcoal and cow dung. Therefore, the dependence on the use of inorganic fertilizers, as well as the cost of producing horticultural crops can be reduced.  The training methods used are lectures, discussions, and demonstrations, while the evaluation method for the implementation of the training is observation. The results showed that farmers were very enthusiastic during the activity, and they were able to practice making organic fertilizer independently. This training provides new knowledge and skills for the Suka Maju Women Farmers Group in utilizing local materials in their environment to be used as fertilizers and has increased the production of cultivated horticultural crops. Keywords: farmer group; training; organic fertilizer; rice husk charcoal; cow dung

    Study of Simple and Mixed Ligand Complexes of Copper Ions with some Amino-Acids and Succinate Anions by Differential Pulse Polarography - II

    Get PDF
    The formation of binary and ternary complexes of some amino-acids (aspartic acid, glutamic acid and lysine) and succinate with Cu(II) have been investigated using differential pulse (d.p.) polarography. The results reveal the formation of one ternary complex with 1:1:1 stoichiometry. The reduction processes of all the systems were reversible and diffusion controlled. The formation constants of binary and ternary systems have been calculated. The mixed ligand stability constants were calculated statistically and compared/\u27 with the observed values. The mixing, stabilization and disproportionation constants of the mixed species are also given

    Normal Coordinate Analysis of MoF5 & MoCl5

    Get PDF
    666-66

    Effect of Bokashi Fertilizer Cow Manure and Kirinyuh Leaves on Growth and Yield of Spinach (Amaranthus sp.)

    No full text
    Pupuk bokashi Kotoran sapi dan daun kirinyuh merupakan satu jenis pupuk yang mengandung mineral dan Vitamin, serta hormon auksin dan sitokinin yang dapat menggantikan kehadiran pupuk kimia buatan untuk meningkatkan kesuburan tanah sekaligus memperbaiki kerusakan sifat-sifat tanah akibat pemakaian pupuk anorganik (kimia) secara berlebihan. Pertanian organik menjadi sangat menarik perhatian untuk mengubah pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non-alami dalam budidaya pertanian menjadi pola hidup sehat ramah lingkungan. Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk mengetahui pengaruh pupuk bokashi kotoran sapi dan daun kirinyuh dengan level berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam (Amaranthus sp.). Penelitian ini dilasanakan pada bulan Juni-Agustus 2022 di lokasi kelurahan kambajawa. Metode penilitan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 5 perlakuan dengan perlakuan masng-masing K0= kontrol tanpa pupuk bokashi. K1= pupuk bokasi 6,28 gram, K2= pupuk bokasi 12,56 gram, K3= pupuk bokashi 18,84 gram, K4= pupuk bokashi 25,12 gram. Perlakuan ini diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitan menunjukkan bahwa penggunaan pupuk bokashi kotoran sapi dan daun kirinyuh dengan level berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam (Amaranthus sp.) memberikan respon yang nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam. Perlakuan K4 dengan dosis 25,12 gram memberikan hasil terbaik dimana tinggi tanaman adalah 59,25 cm, jumlah daun tanaman bayam 59 helai, luas daun adalah 13,25 cm, berat segar adalah 84,25 gram panjang akar adalah 36,65 cm dan panjang akar dan tajuk adalah 95,9 cm.Bokashi fertilizer Cow dung and kirinyuh leaves are a type of fertilizer that contains minerals and vitamins, as well as auxin and cytokinin hormones that can replace the presence of artificial chemical fertilizers to increase soil fertility while repairing damage to soil properties due to excessive use of inorganic (chemical) fertilizers. Organic farming has become very interesting to change the old lifestyle that uses non-natural chemicals in agricultural cultivation into a healthy lifestyle that is environmentally friendly. Therefore, this study is important to determine the effect of bokashi fertilizer from cow dung and kirinyuh leaves with different levels on the growth and yield of spinach (Amaranthus sp.). This research was conducted in June-August 2022 in the village of Kambajawa. The research method used a completely randomized design consisting of 5 treatments with each treatment K0 = control without bokashi fertilizer. K1 = bokashi fertilizer 6.28 grams, K2 = bokashi fertilizer 12.56 grams, K3 = bokashi fertilizer 18.84 grams, K4 = bokashi fertilizer 25.12 grams. 5 This treatment was repeated 4 times. The results showed that the use of bokashi fertilizer with cow dung and kirinyuh leaves with different levels on the growth and yield of spinach (Amaranthus sp.) gave a significant response to the growth and yield of spinach plants. K4 treatment with a dose of 25.12 grams gave the best results where the plant height was 59.25 cm, the number of leaves of spinach plants was 59 strands, leaf area was 13.25 cm, fresh weight was 84.25 grams, root length was 36.65 cm and root and shoot length is 95.9 c

    Effect of Liquid Organic Fertilizer Application Kirinyuh Leaves on Growth and Yield of Cabbage (Brassica oleracea L. Var. Capitata L)

    No full text
    Kirinyuh merupakan tanaman yang menjadi gulma dan sering tumbuh pada lahan pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair (POC). Kirinyuh mengandung unsur hara penting seperti N, P dan C-organik. Hal ini menyebabkan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk organik cair daun kirinyuh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kubis. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-November 2022 di Kelurahan Kawangu, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan diulang 4 kali. Perlakuannya yaitu P0: tanpa POC (kontrol); P1: POC 10% (100 ml POC + 900 ml air); P2: POC 20% (200 ml POC + 800 ml air); P3: POC 30% (300 ml POC + 700 ml air); P4: POC 40% (400 ml POC + 600 ml air). Hasil penelitian menunjukkan bahwa POC daun kirinyuh memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kubis, baik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah krop. Perlakuan terbaik yang direkomendasikan yaitu P2 atau POC 20%, P3 atau POC 30% dan P4 dengan POC 40%Kirinyuh is a plant that becomes a weed and often grows on agricultural land that can be used as liquid organic fertilizer (POC). Kirinyuh contains important nutrients such as N, P, and C-organic. This causes this research to be carried out to determine the effect of the application of liquid organic fertilizer kirinyuh leaves on the growth and yield of cabbage plants. This research was conducted in July-November 2022 in Kawangu Village, Pandawai District, East Sumba Regency. This study used a completely randomized design (CRD) with 5 treatments and repeated 4 times. The treatment is P0: without POC (control); P1: 10% POC (100 ml POC + 900 ml water); P2: 20% POC (200 ml POC + 800 ml water); P3: 30% POC (300 ml POC + 700 ml water); P4: 40% POC (400 ml POC + 600 ml water). The results showed that the liquid organic fertilizer (LOF) of kirinyuh leaves had a significant effect on the growth and yield of cabbage plants, both on plant height, number of leaves and fresh weight of the heads. The best treatment recommended is P2 or 20% LOF, P3 or 30% LOF and P4 with 40% LO
    corecore