53 research outputs found

    PROSES PRODUKSI PEMBUATAN SERBUK DAUN PEPAYA KAYA ANTIOKSIDAN SEBAGAI POTENSI MINUMAN FUNGSIONAL

    Get PDF
    Papaya ( Carica papaya L. ) merupakan salah satu buah introduksi yang telah lama dikenal berkembang luas di Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, pepaya sangat dikenal semua lapisan masyarakat. Buah pepaya telah lama dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Buah matangnya sangat digemari sebagai buah meja dan sering dihidangkan sebagai buah pencuci mulut karena cita rasanya yang enak, relatif tingginya kandungan nutrisi dan vitamin, serta fungsinya dalam melancarkan pencernaan. Selain buah, bagian tanaman pepaya lainnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan salah satunya daun pepaya yang dapat diolah menjadi minuman tradisional. Didalam penelitian ini penulis memodifikasi daun papaya menjadi serbuk dengan antioksidan yang tinggi. Proses pembuatan serbuk daun papaya dengan bahan baku utama daun papaya sebanyak 1kg serta ditambahkan gula 500 g dan kayu manis 100 g. Serbuk daun papaya ini menggunakan daun yang muda karena masih mengandung banyak sari. Hasil analisis sensori uji kesukaan serbuk daun pepaya terdapat pada formula 1 dengan penambahan kayu manis sebesar 10%, sedangkan hasil analisis aktivitas antioksidan serbuk daun pepaya sebesar 66%. Kapasitas produksi serbuk daun pepaya 5.500 kemasan/bulan dengan harga pokoknya sebesar Rp 2.159,- , harga jual Rp 3.000,-/bungkus sehingga diperoleh laba bersih Rp. 4.162.155,-/bulan. Usaha akan mencapai titik impas (BEPQ) pada tingkat produksi 3.985 kemasan /bln, Return on investment (ROI) sebesar 0,35%. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali modal (POT) dalam jangka waktu 2 tahun 5 bulan, serta Benefit Cost Ratio (Net B/C) produksi serbuk daun pepaya sebesar 1,4% artinya usaha ini layak dikembangkan karena nilai Benefit Cost Ratio lebih besar dari 1. Manfaat serbuk daun papaya ini adalah memperlancar pencernaan dan dapat menambah nafsu makan dengan cara mengambil satu sendok makan serbuk daun pepaya kemudian diseduh dengan satu gelas air panas atau dingin. Kata Kunci: serbuk daun papaya kaya, analisis sensori serbuk daun pepaya, analisis aktivitas antioksidan serbuk daun pepaya. Papaya (Carica papaya L.) is a fruit that has been known widely grown in Indonesia. Papaya is well known to the entire levels of society usually people use it as a food ingredient. The ripe papaya is very popular as table fruit, and often served as a dessert because the flavor is delicious, and the content of nutrients and vitamins are relatively high so it can also help people who has a problem with metabolism. Not only the papaya that is useful but also the other parts of the papaya plant can be used for many purposes. For example, papaya leaves can be used as traditional beverage. In this study the authors modified papaya leaves into powder with a high antioxidant. Papaya leaf powder-making process with the main raw material papaya leaves 1kg, sugar 500 g, and 100 g cinnamon. The author used young leaves because its still contains a lot of pollen. A sensory analysis’s results of papaya powder contained in the formula 1 with the addition of cinnamon by 10%, while the antioxidant activity analysis’s result of the of papaya leaf powder by 66%. Production capacity of papaya leaf powder are 5.500 packs / month with a basic price of Rp 2,159, - , selling price is Rp 3,000, -/pack, so it is obtained a net profit Rp. 4.162.155, -/month. The business will achieve break event point (BEP) at production level 3,985 packs / month, Return on investment (ROI) of 0.35%. The time required to regain the capital (POT) within a period of 2 years and 5 months, and Benefit Cost Ratio (Net B / C) production of papaya leaf powder at 1.4%,it’s mean that this business should be developed because has Benefit Cost Ratio’s values greater than 1. The Benefits of papaya leaf powder is its can stabilize metabolism and also can increase appetite by taking a tablespoon of papaya leaf powder then brewed in a glass of hot or cold water. Keywords: Papaya leaf powder, the sensory analysis of papaya powder, the antioxidant activity analysis of papaya leaf powde

    Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorizza Roxb) Pada Edible Film Terhadap Karakteristik Organoleptik Dan Antimikrobia

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak atsiri temulawak (Curcuma xanthorizza Roxb)pada edible film terhadap daya hambat terhadap mikroba dan daya terima seseorang terhadap edible film ini. Analisisyang dilakukan meliputi uji aktivitas antioksidan minyak atsiri temulawak Curcuma xanthorizza Roxb, konsentrasipenghambatan minimum (MIC) dan uji organoleptik. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode two way ANOVApada taraf signifikansi α = 5%. Hasil dari penelitian ini adalah minyak atsiri temulawak Curcuma xanthorizza Roxbmampu menghambat pertumbuhan aktivitas mikrobia dan dapat diterima oleh manusia. Konsentrasi penambahanminyak atsiri yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba sebesar 0,1% dan yang masih diterima oleh panelis 1%.Dan aktivitas antioksidan minyak atsiri temulawak sebesar 11,828 %DPPH/mg sampel

    Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) Pada Edible Coating Terhadap Stabilitas Ph Dan Warna Fillet Ikan Patin Selama 4 Bulan Penyimpanan Suhu Beku

    Full text link
    Penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh penambahan edible coating minyak atsiri temulawak (Curcumaxanthorrhiza Roxb.) dengan konsentrasi 0%, 0,1%, 1% dan mengetahui konsentrasi penambahan minyak atsiritemulawak yang tepat dalam edible coating terhadap Perubahan pH dan warna fillet ikan patin selama 4 bulanpenyimpanan suhu beku (-10±2 oC). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance). Jikaterdapat perbedaan, maka akan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) untuk mengetahui adatidaknya perbedaan pada masing-masing sampel pada tingkat signifikansi α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwaedible coating fillet ikan patin dengan penambahan minyak atsiri temulawak berpengaruh terhadap parameter uji pH danwarna (L*, a*, b*).Konsentrasi minyak atsiri temulawak terbaik berdasarkan analisis pH dan warna fillet ikan patinselama 4 bulan penyimpanan pada suhu -10±20C adalah sebesar 0,1%

    Kajian Karakteristik Fisik Dan Sensori Serta Aktivitas Antioksidan Dari Granul Effervescent Buah Beet (Beta Vulgaris) Dengan Perbedaan Metode Granulasi Dan Kombinasi Sumber Asam

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan metode granulasi dan kombinasi sumber asam yang digunakan dalam pembuatan granul effervescent beet terhadap karakteristik fisik, sensori dan aktivitas antioksidan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu faktor pertama metode granulasi dengan dua taraf yaitu granulasi kering dan granulasi basah. Faktor kedua yaitu penggunaan kombinasi sumber asam dengan tiga taraf yaitu kombinasi asam sitrat-asam tartrat, kombinasi asam sitrat-asam malat, dan kombinasi asam tartrat-asam malat. Hasil penelitian menunjukan Penggunaan metode granulasi yang berbeda berpengaruh nyata terhadap sudut istirahat, kecepatan alir, porositas, dan waktu larut, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kompresibilitas granul effervescent beet.Penggunaan kombinasi sumber asam yang berbeda berpengaruh terhadap kecepatan alir dan porositas, tetapi tidak berpengaruh terhadap sudut istirahat, kompresibilitas, dan waktu larut.Pengujian organoleptik secara keseluruhan menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata diantara metode granulasi dan kombinasi asam yang berbeda, kecuali terhadap parameter rasa. Granul effervescent pada metode granulasi kering dan kombinasi asam sitrat dan asam malat memiliki aktivitas antioksidan yang tertinggi dibanding dengan perlakuan lainnya yaitu sebesar 1,17%

    PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS TIGA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.)

    Get PDF
    The purpose of this research was to examine the effect of drying tempera- ture on the quality of corn. The experimental design was Completely Random Design, with two factor treatments. The first factor was corn varieties, consist of three kinds of varieties, Arjuna, Local and BISI-2 variety. The second factor was drying temperature consist of four levels, which were naturally with sunshine drying, and with machine drying temperature on 40 0C, 60 0C, and 80 0C. This research was done in Agriculture Technology Laboratory, Faculty oft Agriculture and Central Laboratory of Biology, Sebelas Maret University. The sample was taken from farmer around Central Java with elevation 110 – 112 in above sea surface. The result of this research indicated that during 112 days storage in room temperature, the three varieties of corn seed with 13 % water content were not indicate damage level. Corn seed with 40 0C drying temperature could inhibit decreasing of starch content, protein content and weight of cornseed. The lowest of weight increase, water content increase, and starch content decrease was BISI-2 variety. The BISI-2 variety with 40 0C drying temperature gave the highest of starch content (59.97%) and the lowest of weight increase (0.87%). The local variety with 40 0C drying temperature gave the highest of protein content (5.01%). The BISI-2 variety with 80 0C drying temperature gave the lowest water content (15.73%). Key words : Corn, drying temperature, qualit

    Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Pada Edible Coating Terhadap Kestabilan Ph Dan Warna Fillet Ikan Patin Selama Penyimpanan Beku

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan berbagai konsentrasi minyak atsiri jahe merah(Zingiber officinale var. rubrum) terhadap kestabilan pH dan warna fillet ikan patin selama penyimpanan beku padasuhu -10±20C. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitukonsentrasi minyak atsiri jahe merah pada edible coating sebesar 0%; 0,1%; dan 1%. Pengamatan dilakukan pada bulanke 0, 1, 2, 3, dan 4. Penambahan minyak atsiri jahe merah pada edible coating yang diaplikasikan pada fillet ikan patinmampu mempertahankan pH dan warna selama penyimpanan beku. Konsentrasi minyak atsiri jahe merah terbaikberdasarkan kestabilan pH dan warna fillet ikan patin selama penyimpanan beku pada suhu -10±20C adalah sebesar0,1%

    Pengaruh Jenis Pelarut Dan Variasi Suhu Pengering Spray Dryer Terhadap Kadar Karotenoid Kapang Oncom Merah (Neurospora SP.)

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis pelarut yang baik untuk ekstraksi karotenoid dan mengetahuisuhu spray dryer yang baik terhadap hasil kadar karotenoid bubuk. Penelitian ini menggunakan RancanganAcak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor, yaitu perbedaan jenis pelarut (heksana, aseton, dan petroleumeter) dan variasi suhu spray dryer (1200C, 1300C, dan 1400C). Data dianalisis secara statistik dengan analisisvarian dua faktor (ANOVA), apabila hasil yang diperoleh beda nyata, maka dilanjutkan dengan uji DuncanMultiple Range Test (DMRT) dengan tingkat signifikasi 0,05 serta untuk interaksi menggunakan Beda NyataTerkecil (BNT) 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis pelarut dan variasi suhu pengeringan spraydryer memberikan pengaruh terhadap rendemen, kadar air, intensitas warna, dan total karotenoid. Dari hasilanalisis, karotenoid bubuk yang baik adalah karotenoid bubuk yang diekstraksi oleh pelarut heksana dengansuhu pengeringan spray dryer 1400C
    • …
    corecore