9 research outputs found

    PENYEBAB UTAMA KETERLAMBATAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI JALAN BEBAS HAMBATAN AKSES TANJUNG PRIOK

    Get PDF
    Pembangunan infrastruktur jalan memperlancar arus distribusi barang dan jasa, serta berperan dalam peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia. Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pintu gerbang perekonomian nasional yang terletak di Jakarta Utara sangat menunjang persendian ekonomi secara menyeluruh. Sangat dibutuhkan sarana infrastruktur yang memadai guna mencapai pelabuhan Tanjung Priok tanpa kemacetan dan penumpukan barang di dalam pelabuhan yaitu Jalan Bebas Hambatan Akses Tanjung Priok sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Pada pekerjaan proyek konstruksi biasanya terjadi kendala pada pengerjaan proyek tersebut, baik kendala yang memang sudah diperhitungkan maupun kendala yang di luar perhitungan perencana. Kendala tersebut menjadi penyebab terlambatnya penyelesaian proyek, sehingga proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan atau mengetahui faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan konstruksi Jalan Bebas Hambatan Akses Tanjung Priok. Penelitian ini dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner kepada responden dan wawancara kepada pihak konsultan dan pihak pemerintah. Pengolahan data kuisioner menggunakan program SPSS 15.0 for Windows dengan metode analisis deskriptif. Dari hasil penelitian didapatkan urutan rangking faktor yang menjadi penyebab keterlambatan penyelesaian proyek. Kata kunci: penyebab keterlambatan, rangkin

    ANALISIS VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMENT DI CIKARANG

    Get PDF
    Abstrak : Biaya untuk sebuah pembangunan suatu proyek sangatlah penting tetapi kalau dalam penggunaannya tidak ada pengendalian maka keuangan pemilik proyek akan rugi. Pada pembangunan proyek apartemen di Cikarang ini pekerjaan arsitektur (pekerjaan dinding, pekerjaan precast facade, pekerjaan plafond, pekerjaan lantai, pekerjaan pintu jendela, pekerjaan railing, pekerjaan sanitair) memakan biaya yang lebih besar dibanding pekerjaan lainnya. Value engineering merupakan salah satu cara untuk menekan faktor biaya tersebut karena akan mengidentifikasi item pekerjaan apa yang mungkin banyak mengeluarkan biaya dengan cara melalui tahap informasi, tahap kreatif, tahap analisa, dan tahap rekomendasi serta menggunakan metode paired comparason dalam menentukan faktor yang akan digunakan sebagai desain penggantinya. Pengeluaran biaya pekerjaan dinding eksisting sebesar Rp.10.189.035.186, setelah dilakukan proses value engineering dengan alternatif 1 didapatkan biaya sebesar Rp. 8.052.748.444 atau ada penghematan Rp.2.136.286.741 (20.97%). Dan dengan alternatif 2 didapatkan biaya sebesar Rp.8.134.383.474 atau ada penghematan Rp.2.054.651.711 (20.17%). Kata Kunci : value engineering, tahap informasi, tahap kreatif, tahap analisa, tahap rekomendasi Abstract : The cost for development a project is very important but if there is not control for its use than the project owner’s finansial loss. In the construction of an apartement project in Cikarang this architectural work (wall work, precast facade work, celling work, floor work, window work, railing work, sanitair work) cost more than other. Value engineering is one way to minimize the cost factor because it will identify what items of work may cost a lot by going through the information stage, crative phase, analisis phase, and recomendation stage and using paired comparason method in determining the factors to be used as design his successor. Expenditure of existing wall work costs Rp. 10.189.035.186, after the value engineering process with alternative 1, it was found that the cost of Rp. 8.052.748.444 or Rp.2.136.286.741 (20.97%). And with the alternative 2 obtained a cost of Rp.8.134.383.474 or there is savings Rp.2.054.651.711 (20.17%). Keywords : Value engineering, information phase, creative phase, analysis phase, recomendation phase

    EVALUASI KINERJA GERBANG TOL STUDI KASUS DI GARDU TOL JAKARTA UTARA

    Get PDF
    Jalan adalah kebutuhan utama suatu wilayah dalam menopang kegiatan perekonomian, dengan kata lain semakin baik kondisi jalan semakin memudahkan dalam menggerakan roda ekonomi suatu daerah itu sendiri maupun daerah sekitarnya, contohnya adalah akses jalan di lokasi-lokasi yang dianggap penting seperti Bandara, Pelabuhan, Pusat Pemerintahan dan lain sebagainya. Semakin baik kondisi jalan menuju Bandara maka semakin memudahkan masyarakat keluar masuk wilayah tersebut, sama dengan semakin baik jalan menuju Pelabuhan berarti semakin memudah barang keluar dan masuk Pelabuhan sehingga memudahkan dan meningkatkan kegiatan perekonomian wilayah tersebut. Jalan Tol atau yang bisa disebut juga jalan bebas hambatan adalah jalan yang dikhususkan untuk kendaraan yang memiliki sumbu roda lebih dari dua seperti mobil, bus, truk dan lain sebagainya. Salah satu bagian penting dari jalan tol adalah Gardu Tol dimana tempat pelayanan pembayaran bagi para pengguna jalan tol tersebut. Gardu Tol Rorotan 2 merupakan salah satu gardu tol yang memiliki peran penting bagi Pelabuhan Tanjung Priok, Gardu Tol Rorotan 2 adalah pintu keluar barang-barang dari pelabuhan Tanjung Priok menuju wilayah timur Jakarta yang melalui Jalan Luar Lingkar Timur Jakarta. Studi ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui kinerja Gardu Tol Rorotan 2 berdasarkan volume lalu lintas, tingkat kedatangan, tingkat pelayanan, jumlah fasilitas pelayanan dan disiplin antrian.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, jumlah gardu tol yang sesuai dengan tingkat kedatangan kendaraan yang ada, sehingga tidak akan terjadi antrian yang panjang adalah 4 Gardu tol konvensional. Mempertimbangkan nilai efektifitas jumlah 4 Gardu tol konvensional dapat di konversi menjadi 2 Gardu tol Single Channel Multiple Phase dengan syarat waktu pelayanan pada Phase pertama dan kedua harus relatif sama

    Pengerukan Pemeliharaan Alur Pelayaran Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu dengan Sistim Sand By Passing

    Get PDF
    Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu yang merupakan Pelabuhan Cabang PELINDO II, adalah pelabuhan pengumpul di Indonesia, yang memerlukan fasilitas pelabuhan yang memadai. Alur pelayaran merupakan komponen pelabuhan penting sebagai jalur masuk dan keluar kapal. Alur pelayaran didesain untuk dapat dilalui oleh kapal yang ditargetkan. Permasalahan yang selalu muncul di alur pelayaran Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu adalah tingginya tingkat sedimentasi yang terjadi, yang diperkirakan sebanyak 450.000 m3/tahun s/d 600.000 m3/tahun volume sedimentasi yang masuk ke alur. Cara yang biasa digunakan untuk mengatasi pengendapan adalah dengan cara pengerukan yang menggunakan kapal keruk type hopper dredger (TSHD), dengan area dumping di darat atau di tengah laut dengan jarak + 7 Nmile dari alur pelayaran atau di kedalaman -32.00 mLWS. Menggunakan metode tersebut, pihak penyelenggara pelabuhan selalu menganggarkan biaya pemeliharaan alur pelayaran yang besar dan berpengaruh terhadap pencapaian laba cabang pelabuhan tersebut sehingga diperlukan alternatif metode untuk menangani masalah sedimentasi ini.Berdasarkan studi yang dilakukan dengan metode sand bypassing (SBP), metode ini dapat menghemat biaya pengerukan pemeliharaan alur pelayaran, dengan nilai investasi awal mencapai Rp.13.165.025.000,-. Output sedimentasi yang dihasilkan oleh ke 2 (dua) metode ini sama yaitu sebesar 475.815,30 m3/tahunnya. bahkan dengan metode SBP dapat menciptakan daratan di lokasi terabrasi, daratan tersebut akan banyak bermanfaat bagi pengelola pelabuhan untuk perluasan areal pelabuhan dan ada penghematan biaya 1/3 s/d 1/20 kali dari biaya dengan metode hopper dredger, sehingga menjadikan metode sand by passing ini lebih efesien dan efektif

    ANALISIS PEMINDAHAN LOKASI PELABUHAN SINGKAWANG AKIBAT RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN

    Get PDF
    Pelabuhan Singkawang terletak di Muara Sungai Singkawang (+ 500 meter), sehingga merupakan Pelabuhan Pantai. Pelabuhan ini merupakan Pelabuhan Umum yang dibangun pada tahun 1940 dengan Konstruksi Dermaga dari Kayu Belian/Ulin/Besi yang mempunyai kapasitas sandar 2 (dua) kapal dengan ukuran isi kotor kurang dari 200 ton. Pada saat ini Pelabuhan tersebut dikelola oleh PT. (Persero) Pelindo II cabang Pontianak di bawah pengawasan Administrator Pelabuhan (ADPEL) Sintete Wilayah Kerja (Wilker) Singkawang. Aktifitas kegiatan bongkar di Pelabuhan ini rata-rata 600 t/m3 per bulan dan muat rata-rata 400 t/m3 per bulan. Terminal Pelabuhan Sedau ini diharapkan beroperasi selama 365 hari dalam setahun dan dibagi dalam efektif kerja 2 shift per hari (1 shift dinyatakan dalam 8 jam) artinya bisa bekerja 1 gank saja tiap kapal sandar,mengingat kapal yang ada adalah kapal yang berukuran kecil. Proyeksi dalam pernyataan Berth Occupancy Ratio (BOR) adalah 50%, berdasarkan jumlah maksimum kunjungan kapal per hari, rata-rata 2 kapal. Kunjungan kapal terbesar yang merapat di pelabuhan Sintete adalah kapal cargo yang mempunyai LOA=45 Meter dengan Lebar 15 Meter dan bobot 276 DWT (draft 3 meter). Berdasarkan data-data yang ada, digunakan sebagai proyeksi untuk mencari kebutuhan panjang dermaga (berth) yang diharapkan dalam 5 tahun kedepan. Kawasan Terminal Sedau, Singkawang, yang merupakan Terminal pengembangan dari Pelabuhan (Kuala) Singkawang, terletak di Sungai Sedau, adalah memiliki peran strategis dalam pengembangan wilayah sesuai konsep Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah Kota Singkawang. Potensi sebagai daerah Hinterland sangat mendukung pengembangan kawasan dimasa mendatang, utamanya dalam pengembangan Ekonomi Singkawang.Kata Kunci : Singkawang, BOR, kawasan, pelabuhan, pengembanga

    STUDI KEBUTUHAN PELABUHAN DAN TINJAUAN TEKNIS TERHADAP KONDISI PERAIRAN DAERAH KEPULAUAN ARU

    Get PDF
    Kabupaten Kepulauan Aru merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara pada tahun 2003 berdasarkan Undang-undang No 40 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat, Dan Kabupaten Kepulauan Aru Di Provinsi Maluku. Pada saat pembentukan kabupaten baru, wilayah ini terdiri dari 3 kecamatan, Kecamatan Pulau-pulau Aru, Kecamatan Aru Tengah dan Kecamatan Aru Selatan. Sarana dan prasarana angkutan penyeberangan yang beroperasi secara rutin seperti LCT/kapal fery dan dermaganya masih sangat terbatas. Sampai dengan saat ini Pemerintah Dearah telah memiliki 1 unit LCT dan 1 buah dermaga penyeberangan yang masih dalam tahap pembangunan. Saat ini, pergerakan melalui laut, baik untuk transportasi regional maupun lokal, dilayani oleh pelabuhan Dobo dan pelabuhan Benjina. Jumlah penumpang yang naik turun di pelabuhan Dobo pada tahun 2006 mencapai 19.947 orang, sedangkan jumlah barang yang dibongkar muat mencapai 1.469 ton. Secara lebih rinci mengenai angkutan penumpang dan barang pada lintas penyeberangan Dobo – Tual. Hasil pemilihan alternatif diperoleh alternatif 1 sebagai lokasi yang paling tepat sebagai lokasi rencana pelabuhan Batu Goyang namun dari evaluasi kelayakan didapati bahwa lokasi ini dikategorikan kurang layak dibangun mengingat tinggi gelombang, arus dan akses enunjang hinterland tidak terpenuhi. Kata Kunci: kelayakan, pelabuhan, kondisi perairan, Indonesia Timu

    PENCEGAHAN PENDANGKALAN ALUR PELAYARAN ANTARA DUA BREAKWATER, DENGAN SYSTEM SAND BYPASSING

    No full text
    Pendangkalan alur pelayaran yang terletak diantara dua breakwater, merupakan fenomena alam yang biasa terjadi, sehingga upaya mengatasinya harus menggunakan solusi yang tepat agar alur pelayaran dapat berfungsi sebagaimana mestinya dengan biaya yang memadai. Upaya pencegahan pendangkalan yang disebabkan oleh sedimen transport yang datang dan masuk ke alur pelayaran harus dipindahkan agar tidak terjadi pengendapan, dalam hal ini dibahas dengan menggunakan sistem sand by passing. Material yang masuk melalui breakwater diupayakan agar dapat terus berlalu dan tidak mengendap di alur, tentunya dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas material sedimen
    corecore