7 research outputs found

    ANALISIS PENURUNAN TINGKAT KINERJA JALAN AKIBAT KEGIATAN PARKIR DI BADAN JALAN DI KOTA KUPANG

    Get PDF
    Sebagai salah satu kelurahan di Kota Kupang, kelurahan Oesapa mengalami pembangunan yang sangat pesat dari tahun ke tahun. Hal ini mengakibatkan semakin padatnya arus lalu lintas di kelurahan Oesapa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung derajat kejenuhan serta tingkat pelayanan jalan dan menghitung besar penurunan tingkat kinerja jalan akibat kegiatan parkir di badan jalan. Pelaksanaan survei volume lalu lintas (traffic counting) selama satu minggu (7 hari) pada pukul 07.00 – 22.00 WITA. Data yang telah diperoleh diolah dengan menggunakan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014). Dari hasil analisis diperoleh nilai derajat kejenuhan rata-rata 0,82 serta tingkat pelayanan jalan mencapai level D untuk kondisi parkir di badan jalan, derajat kejenuhan rata-rata 0,62 dengan tingkat pelayanan jalan level C untuk kondisi normal. Sedangkan untuk penurunan kinerja jalan terbesar terjadi pada hari Rabu pukul 18.00-19.00 sebesar 0.19, sehingga kegiatan parkir pada badan jalan sangat mempengaruhi kinerja ruas jalan, terutama pada ruas jalan Timor Raya Oesapa Kilometer 9

    Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif Menggunakan Fly Ash Di Desa Oebelo Kabupaten Kupang

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan fly ash terhadap tanah lempung ekspansif Desa Oebelo dalam rangka stabilisasi tanpa melalui proses pemeraman. Parameter yang diteliti adalah sifat-sifat fisik dan mekanik tanah berupa parameter berat jenis tanah, batas-batas Atterberg, kadar air optimum dan berat volume kering maksimum dari pemadatan standar dan potensi pengembangan. Kadar fly ash yang ditambahkan pada tanah tersebut adalah sebesar 10%, 20% dan 30%. Hasil pengujian sifat fisik tanah menunjukkan kenaikan nilai berat jenis, dan penurunan nilai batas cair, batas plastis, indeks plastisitas dan peningkatan nilai batas susut tanah seiring dengan bertambah besarnya kadar fly ash dalam tanah. Penambahan kadar fly ash juga menyebabkan penurunan nilai kadar air optimum dan peningkatan nilai kepadatan kering maksimum, serta menyebabkan peningkatan nilai potensi pengembanga

    KOEFISIEN LIMPASAN PERMUKAAN PADA EMBUNG KECIL DI PULAU SUMBA

    Get PDF
    Pulau Sumba dengan luas 11.005,62 km2 memiliki curah hujan yang tidak merata dimana semakin ke bagian barat pulau curah hujan yang terjadi semakin tinggi.Curah hujan yang relatif tinggi dan kondisi geografis Pulau Sumba yang sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit dapat dioptimalkan untuk membangun embung kecil. Penelitian ini dilakukan pada 4 kabupaten di Pulau Sumba.Metode yang digunakan adalah metode analisis matematis, grafik Puslitbang, metode Hassing, dan tabulasi software GIS.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan, klimatologi, dan data teknis embung tahun terbaru. Nilai koefisien limpasan permukaan yang didapat dengan metode analisis matematis berkisar antara 0,24 – 0,76, dengan grafik Puslitbang berkisar antara 0,34 – 0,99, nilai dengan metode Hassing didapat antara 0,28 – 0,46, dan nilai berdasarkan tabulasi GIS berkisar antara 0,26 – 0,65.Sumba islandwith an area of 11,005.62 km2havethe uneven distribution of high rainfall which the more westerly a trajectory is taken across the island, the higher the rainfall becomes.With a relatively high rainfall, the geographical conditions of Sumba Island, mostly its territory is hilly can be optimized to building a small retention basin. This research was conducted on 4 districts in Sumba Island. There are several methods used in this study; the method of mathematical analysis, graphical of research and development center, Hassing method, and tabulation GIS software. The data used in this research are rainfall, climatology, and technical data of the latest year of the retention basin. The value of the surface runoff coefficient obtained by mathematical analysis method ranged from 0,24 - 0,76, with graph of Research and development center ranged between 0,34 - 0,99, the value with Hassing method got between 0,28 - 0,46, and the value based on tabulation of GIS ranged between 0,26 – 0,65

    KOEFISIEN PENGALIRAN EMBUNG KECIL DI PULAU FLORES BAGIAN BARAT

    Get PDF
    Provinsi NTT memiliki empat pulau besar, salah satunya adalah Pulau Flores dengan luas wilayah Β±14.000 km2 yang terbagi atas 8 kabupaten. Daerah tersebut termasuk dalam daerah dengan persebaran curah hujannya tidak merata dimana curah hujan rata-rata bulanan berkisar antara 16,669 – 354,058 mm/bulan. Penelitian ini dilakukan pada 4 kabupaten yakni Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, dan Ngada. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan nilai koefisien pengaliran menggunakan cara analisis dan perhitungan grafik. Pada penelitian ini menggunakan data curah hujan, klimatologi dan teknis embung untuk perhitungan koefisien pengaliran dengan cara analisis dan perhitungan grafik. Cara analisis menggunakan perhitungan evapotranspirasi metode Penman modifikasi dan perhitungan debit metode F. J. Mock. Cara perhitungan grafik menggunakan data curah hujan dan data kemiringan lahan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan cara analisis diperoleh nilai koefisien pengaliran berkisar 0,000 – 0,355 di Manggarai Barat, 0,220 – 0,823 di Manggarai, 0,006 – 0,246 di Manggarai Timur, dan Ngada berkisar 0,162 – 0,786.NTT Province has four large islands, which one is Flores Island with an area Β±14,000 km2 devided into 8 districs. These area have uneven distribution of rainfallΒ  where the average monthly rainfall ranges from 16.669 – 354.058 mm/month. The research was conducted in 4 districts that West Manggarai, Manggarai, East Manggarai, and Ngada. The purpose of this research is to know the difference of runoff coefficient value by using the analysis method and calculation of the runoff coefficient graph. In this study using rainfall data, climatology data and technical data of retention basin for the calculation of runoff coefficient. The analysis method uses Penman modification for evanpotranspiraton and the F. J. Mock method for analysis of dependable flow. Based on the analysis results, the runoff coefficient value ranges from 0.000 - 0,355 in West Manggarai, 0,220 - 0,823 in Manggarai, 0,006 - 0,246 in East Manggarai and Ngada around 0,162 - 0,786

    Perencanaan Jaringan Air Bersih di Desa Bolok Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang

    Get PDF
    Desa Bolok merupakan salah satu desa di Kabupaten Kupang yang belum terlayani oleh pelayanan penyediaan air bersih. Belum tersedianya pelayanan air bersih menjadi masalah untuk masyarakat memenuhi kebutuhan air hariannya. Penelitian ini ditujukan untuk merencanakan jaringan perpipaan air bersih agar membantu masyarakat Desa Bolok memenuhi kebutuhan air bersihnya. Jaringan perpipaan air bersih direncanakan menggunakan software Epanet 2.0 dengan perhitungan kehilangan energi menggunakan metode Hazen William. Terdapat 2 sumber air yang bisa dipakai yaitu sumur bor Taman Eden milik Desa Bolok dengan debit air 1,314 ltr/detik dan sumur bor milik PDAM Kabupaten Kupang dengan debit air 5 ltr/detik. Proyeksi penduduk pada tahun 2028 dilakukan dengan metode aritmatik, geometrik dan least square. Berdasarkan hasil uji standar deviasi dan koefisien korelasi, maka digunakan hasil proyeksi penduduk dengan metode geometrik yaitu 4075 jiwa. Hasil proyeksi penduduk ini kemudian digunakan untuk proyeksi terhadap fasilitas umum yang ada di Desa Bolok. Berdasarkan perhitungan, total kebutuhan rata-rata air Desa Bolok pada tahun 2028 adalah 5,00 ltr/detik. Pipa yang digunakan adalah galvanized iron pipe (GIP) dengan diameter berkisar antara 25 mm – 125 mm. Volume reservoir yang direncanakan adalah 90 m3 dengan ukuran panjang = 5 m, lebar = 4,5 m dan tinggi = 4 m

    Simulasi Pola Tanam Pada Sembilan Daerah Irigasi Tersebar di Kota Kupang

    Get PDF
    Kota Kupang dengan luas 180.27 km2, memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Kota Kupang memiliki 9 daerah irigasi yang terletak tersebar di Kota Kupang. Pada musim kemarau sering timbul kekeringan pada areal pertanian yang mengakibatkan gagal panen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola tanam pada daerah irigasi di Kota Kupang yang optimal sesuai dengan keseimbangan air yang terjadi antara debit andalan dan kebutuhan air irigasi. Metode untuk menghitung evapotranspirasi digunakan metode Penman Modifikasi dan analisis debit andalan menggunakan metode F.J. Mock. Berdasarkan hasil penelitian, besar kebutuhan air irigasi yang terbesar adalah pada Daerah Irigasi Fatukoa untuk pola tanam padi-palawija-palawija sebesar 0.00-0.25 m3/dtk dan padi-padi-palawija sebesar 0.01-0.47 m3/dtk. Untuk neraca air Daerah Irigasi Fatukoa dengan pola tanam padi-palawija-palawija tahun normal (Q50) sebesar -0.25-2.39 m3/dtk dan tahun kering (Q80) sebesar -0.25-1.46 m3/dtk. Untuk 9 daerah irigasi di Kota Kupang, pola tanam yang sesuai untuk tahun normal (Q50) adalah padi-palawija-palawija dan untuk tahun kering (Q80) adalah padi-palawija-palawija

    Analisis Kinerja Kolom Pipih dan Kolom Konvensional pada Bangunan Bertingkat Rendah

    Get PDF
    Unconventional columns are very familiar in modern building construction because they impact the room's efficiency. Meanwhile, conventional columns affect the lack of efficiency in the room's functions. The performance analysis of the two types of columns used pushover analysis of the capacity spectrum method using ETABS v 16.1.0 software. The performance level results of the two types of columns in low-rise buildings are the same, which is Immediate Occupancy. The most significant maximum shearing force is at a low-rise building with an unconventional column with a maximum displacement on the east side of 160,00 mm. The smallest is a low-rise building with a conventional column in the east direction with maximum displacement on the Nort side of 90,11 mm. Thus, comparing the performance of the two types of columns can be concluded that conventional columns are stronger than unconventional columns
    corecore