92 research outputs found

    Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menerapkan Pendekatan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika Kelas VI

    Full text link
    Improved Student Learning Outcomes By Applying Problem Solving Approach in Teaching Mathematics Sixth Grade Elementary School District 20 Nanga Tayap Ketapang. This study aims to describe students' learning outcomes after the implementation of problem solving approach. The method used is descriptive method of research is a form of classroom action research. Based on the results of the research are increasing the ability of teachers in designing learning by applying problem-solving approach in the first cycle of 2.88 (enough), cycle II 3.3 (good), and the third cycle 3.6 (good). There was an increase of 0.72. There is an increased ability of teachers to implement the learning with problem-solving approach in the first cycle of 2.97 (enough), cycle II 3.35 (good), and the third cycle of 3.48 (good). An increase of 0.41. There is an increase in student learning outcomes after the implementation of a problem-solving approach in the first cycle of 68.33 (enough), cycle II 76.66 (good), and the third cycle of 78.33 (good). An increase of 10 points

    MANAJEMEN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN BENDUNGAN LOLAK

    Get PDF
    Untuk memulai suatu pekerjaan konstruksi tentunya kita perlu perencanaan yang matang agar supaya pekerjaan tersebut dapat berjalan lancar, mulai dari tahapan Feasibility Study (Studi Kelayakan), Detail Engineering Design (DED), sampai dengan Tahap Pelaksanaan, yang semuanya itu harus dilakukan dalam rangka mencapai output suatu pekerjaan. Tujuan dan pemilihan alat berat yang benar tentunya menjadi salah satu kelancaran dalam pembangunan konsrtuksi, apalagi untuk pembangunan bendungan, apalagi untuk pekerjaan penggalian dan penimbunan.Tugas Akhir ini memiliki pokok pembahasan, yaitu untuk mengetahui produktifitas alat berat, jumlah alat berat yang dibutuhkan dan waktu pelaksanaan pekerjaan, dalam pembangunan bendungan lolak. Penelitian ini dibatasi pada masalah produktivitas alat berat, dan jumlah alat yang akan digunakan dalam pekerjaan penimbunan bendungan, yang berkaitan dari kombinasi alat barat excavator VOLVO EC480D, dump truck isuzu FVZ 285, bulldozer D85, sheep foot roller SAKAI SV520T, vibration roller CATERPILLAR CS533E.Adapun jumlah alat dan tipe alat yang akan digunakan dari hasil perhitungan untuk timbunan bendungan utama pada zona 1-4 adalah : untuk zona 1 dengan volume 196,856,69  m3 didapat 1 unit bulldozer D85, 1 unit sheep foot roller SAKAI SV520T, dan 1 unit vibration roller CATERPILLAR CS533E. untuk zona 2 dengan volume 86,805,33 m3 didapat 1 unit vibration roller CATERPILLAR CS533E. untuk zona 3 dengan volume 77,333,12 m3 didapat 1 unit vibration roller CATERPILLAR CS533E. untuk zona 4 dengan volume 141,173,84 m3 didapat 1 unit bulldozer D85, 1 unit sheep foot roller SAKAI SV520T, 1unit vibration roller CATERPILLAR CS533E.dengan lama waktu penyelesaian 300 hari kalender..Kata Kunci: Bendungan Lolak, Produktivitas, Excavator, Dump Truck, Bulldozer, Compacto

    PEMILIHAN SISTEM PENGAMAN PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: PULAU DERAWAN DI KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR)

    Get PDF
    Sejak tahun 2000 hingga sekarang, garis pantai Pulau Derawan sudah mundur lebih dari 15 meter. Jika dirata-ratakan, pulau ini kehilangan pantai satu meter setiap tahunnya.  Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu perencanaan yang baik dalam rangka pengaman pantai tersebut.Dalam rangka mengatasi persoalan dalam pengambilan keputusan tersebut, disajikan sebuah metode pengambilan keputusan yang disebut Analytical Hierarchy Process, AHP. Dengan menggunakan metode AHP ini akan membantu pemecahan untuk pemilihan sistem pengaman pantai. Metode Analytical Hierarchy Process dapat digunakan untuk pemilihan alternatif sistem pengaman pantai dimana pada pantai di Pulau derawan, penerapan metode ini menghasilkan keputusan sebagai berikut Beach Nourishment = 29,65%; Penanaman Tumbuhan Pantai = 46,57 % ; Artificial Reef = 23,78%. Kata Kunci: AHP, Pantai, Beach Nourishment, Penanaman Tumbuhan Pantai, Artificial Ree

    Kemampuan Geosynthetic Clay Liner (Gcl) sebagai Pelapis Dasar Tpa terhadap Penyisihan Konsentrasi Besi (Fe) dan Timbal (Pb) dalam Lindi

    Full text link
    Tempat pemrosesan akhir umumnya dilengkapi dengan lapisan kedap (liner) yang berfungsi mengurangi mobilitas lindi ke dalam air tanah.Lapisan kedap tersebut dapat berupa lapisan lempung atau tanah yang dipadatkan dan geosynthetic clay liner.Meskipun liner tersebut merupakan bahan kedap, namun kerusakan dapat terjadi ketika pelaksanaan konstruksi karena alat-alat konstruksi yang beroperasi, kerusakan karena regangan, robek akibat penurunan tanah, bocor karena benda tajam, kelebihan beban dan sebagainya.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja geosynthetic clay liner sebagai pelapis dasar dan terhadap penyisihan konsentrasi lindi apabila terjadi kebocoran pada lapisan dasar TPA.Lindi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lindi TPA Jatibarang, Semarang dan parameter yang diamati adalah besi (Fe) dan timbal (Pb).Penelitian ini menggunakan reaktor simulasi tanah dasar TPA. Terdapat 3 reaktor, yaitu reaktor kontrol yang berisi tanah yang dipadatkan dan kerikil, reaktor single-liner yang berisi tanah yang dipadatkan, geosynthetic clay liner dan kerikil, dan reaktor double-liner yang berisi tanah dipadatkan, geosynthetic clayliner dan kerikil yang disusun dobel. Pelaksanaan penelitian dengan mengalirkan lindi secara kontinyu selama 50 hari. Pengambilan sampel lindi dilakukan pada hari ke-0, 10, 20, 30, 40 dan 50. Hasil penelitian menunjukkan penyisihan efektif pada reaktor kontrol mampu menyisihan konsentrasi Fe sebesar 36,91 % dan Pb sebesar 34,48 %. Reaktor single-liner mampu menyisihkan konsentrasi Fe sebesar 45,45 % dan Pb sebesar 47,85%, sedangkan reaktor double liner mampu menyisihkan konsentrasi Fe sebesar 53,02 % dan Pb sebesar 57,99%

    Studi Alinyemen dan Perkerasan Jalan di Ruas Jalan Nasional Selat Lampa – Teluk Depih – Simpang Sekunyam, Kepulauan Natuna

    Get PDF
    Pembangunan jalan baru Selat Lampa – Teluk Depih – Simpang Sekunyam digunakan sebagai jalan utama yang menghubungkan pelabuhan dan pusat kota sehingga akan mendukung pengembangan kawasan di lokasi pelabuhan terbesar di Pulau Natuna serta upaya dalam meningkatkan pertahanan dan keamanan wilayah terluar dari isu geopolitik yang sering terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi terhadap kesesuaian perencanaan geometrik jalan mengacu kepada Metode Bina Marga No. 038 T/BM/1997 ditinjau dari sisi alinyemen horizontal maupun alinyemen vertikal. Selain itu, tujuan lainnya adalah melakukan studi terhadap kebutuhan perkerasan lentur mengacu kepada MDP 2017 dan AASHTO 1993 sesuai dengan beban lalu lintas yang ada. Hasil analisis menunjukkan bahwa trase rencana terdapat 41 tikungan, 4 diantaranya belum memenuhi standar jari – jari minimum dengan kecepatan rencana 40 km/ jam yaitu 50 m serta terdapat jarak antar lengkung dan landai maksimum yang masih di bawah standar. Untuk kebutuhan tebal perkerasan metode MDP 2017 didapatkan sebesar 405 mm sedangkan metode AASHTO sebesar 360 mm

    Alternatif Perencanaan Pondasi Tiang untuk Gedung Tinggi di Atas Tanah Lunak pada Proyek Pembangunan Kota Baru Summarecon-Bandung

    Full text link
    Proyek pembangunan Kota Baru-Summarecon Bandung terletak pada kawasan Gedebage Bandung Timur. Kawasan ini merupakan area bekas sawah sehingga memiliki jenis tanah yang sangat lunak (dominan lempung) dengan NSPT rata-rata sebesar 2. Proyek tersebut masih dalam pelaksanaan konstruksi tahap 1, sehingga belum diketahui desain konstruksi pada gedung yang akan dibangun. Untuk itu perlu adanya permodelan struktur atas yang diklasifikasikan sebagai gedung tinggi 10 Lt, 15 Lt, dan 20 Lt, dengan fungsi bangunan sebagai gedung perkantoran. Dalam tugas akhir ini, dilakukan perencanaan dengan beberapa alternative perencanaan pondasi, yaitu dengan menggunakan metode konvensional dan metode P-y curve. Perencanaan pondasi yang dilakukan adalah sebagai berikut; permodelan struktur gedung menggunakan Program Bantu SAP 2000, perhitungan daya dukung tanah untuk pondasi dengan Perumusan Meyerhoff & Bazaara, perhitungan kebutuhan jumlah tiang dalam kelompok, efisiensi tiang, daya dukung tiang kelompok, safety factor, analisa penurunan tiang menggunakan software allpile, konstanta pegas, perbandingan antara metode konvensional dengan P-y curve, serta perencanaan biaya. Berdasarkan hasil perencanaan pada tugas akhir ini, didapatkan bahwa, dengan nilai Safety Factor (SF) yang sama yaitu 2, penggunaan metode P-y curve akan lebih efisien karena kebutuhan jumlah tiang pancang lebih sedikit sehingga biaya lebih murah

    Khitin Cangkang Rajungan (Portunus Pelagicus) Sebagai Bikoagulan Untuk Penyisihan Turbidity, TSS, BOD Dan COD Pada Pengolahan Air Limbah Farmasi PT. Phapros Tbk, Semarang

    Full text link
    Derived from crab shell waste 40-60% of the total weight of crabs and not have been exploited yet contain 20-30% chitin that can be biocoagulant. The purpose of this study to the effect of the addition of crab shell chitin biocoagulant and to know the dose and the optimal mixing speed quickly on the value of turbidity, TSS, BOD and COD effluent pharmaceutical PT. Phapros Tbk, Semarang and removal efficiency parameters. The independent variable in this study is small crab chitin biocoagulant dose and mixing speed quickly. The dose variation of 0.01%, 0.02%, 0.03%, 0.04% and 0.05% (v / v) while mixing fast speed variation is 100 rpm, 125 rpm and 150 rpm. By using Jar test to compare the preliminary results of the parameter variation biocoagulant dose and mixing speed quickly. In the Jar Test method, to vary the speed of rapid stirring for 1 minute, then continued 45 rpm for 20 minutes, and let stand for 15 minutes. Coagulant used is derived from chitin white colored gray with a degree of deacetylation of 81.2% which is then diluted with 85% phosphate acid.The results showed a decrease concentration in turbidity, TSS, BOD and COD is directly proportional to the dose biocoagulant additions were added and inversely proportional to the speed of mixing quickly used. Biocoagulant optimal dose was 0.05% and the optimum mixing speed of 100 rpm faster and produce the best turbidity removal efficiency is 97%, TSS 70%, BOD 32% and COD 31%. Therefore, biocoagulant crab chitin can be an alternative substitution for PAC Macroflog used in PT. Phapros Tbk, Semarang
    • …
    corecore