7 research outputs found

    Communicative Practices in an American Gamelan Orchestra

    Full text link
    Gamelan adalah tradisi musik yang berakar di Indonesia, dipertunjukkan di kepulauan Jawa, Madura, dan Bali dalam upacara-upacara adat dan ritual-ritual agama. Kendati secara tradisional gamelan dimainkan oleh warga pribumi, dengan meningkatnya popularitas budaya etnis Indonesia dalam lingkup Internasional, gamelan baru-baru ini dimainkan pula oleh orang-orang asing. Studi berikut ini merupakan etnografi dari proses komunikasi dalam sebuah Orkestra Gamelan Amerika yang mengidentifikasi dua pertanyaan kunci: (1) Bagaimana gamelan dipelajari di luar konteks sosiokultural orisinalnya? (2) Bagaimana pengetahuan tersebar di antara komunitas yang spesifik ini? Melibatkan kurang lebih 30 anggota (pemusik dan penari) dari sebuah kelompok Gamelan Bali, dengan beragam latar belakang etnis, kebangsaan dan latar belakang musik, penelitian ini menyimpulkan adanya empat praktik komunikasi dalam mempelajari gamelan: (1) Vokalisasi (sebagai metode utama instruktur dalam mengajarkan cara memainkan gamelan); (2) Percakapan informal (sebagai bentuk praktik komunikasi yang memungkinkan anggota kelompok berinteraksi dalam percakapan bebas); (3) Metawacana (suatu proses di mana anggota-anggota senior mencapai keputusan manajemen pertunjukan); dan (4) Blessings, semacam upacara keagamaan memohon restu dari Yang Mahakuasa untuk kesuksesan acara. Keempat praktik komunikasi ini tidak sekadar membantu anggota mempelajari musik tradisional, tetapi juga memungkinkan para musisi tersebut menjadi anggota aktif dalam komunitas yang dikerangka oleh batas-batas kultural. Pada akhirnya, praktik komunikasi semacam ini membantu proses penyebaran pengetahuan di antara anggota-anggota kelompok

    Language, Space, and Cultural Play: Theorizing affect in the semiotic landscape

    Get PDF
    Cambridge University Press, 1-20

    DIALOGUES WITH ETHNOGRAPHY: NOTES ON CLASSICS, AND HOW I READ THEM BY BLOMMAERT, J. BRISTOL: MULTILINGUAL MATTERS, 2018, 184 PAGES.

    Get PDF
    Jan Blommaert’s Dialogues with Ethnography is a collection of previously published essays including one obituary and two book reviews, all of which concern the topic of ethnography and what Blommaert dubs “the classics”. This distinction is important to consider in anthropology where the “classics” are often texts such as the Nuer (Evans-Pritchard, 2010), Argonauts of the Western Pacific(Malinowski, 2008), and even some works by the Greeks. Here Blommaert diverts from such trends and offers us insights into a series of texts that should be considered classics to sociolinguists, linguistic anthropologists, linguistic ethnographers, discourse analysts and others.Cite as: Jocuns. A. (2018). Dialogues with ethnography: Notes on classics, and how I read them (Book review). Journal of Nusantara Studies, 3(2), 176-181. http://dx.doi.org/10.24200/jonus.vol3iss2pp176-18

    'Please Do not Stand over the Buddha’s Head (Pay Respect)’: Mediations of Tourist and Researcher Experience in Thailand

    Get PDF
    This paper examines signs mediating tourist experience in temples and heritage sites in Thailand, paying particular attention to how language is used on signs, the semiotic make-up of the signs, and the economy of discourses embedded within those signs. Utilizing a geosemiotic approach (Scollon and Scollon 2003), we show that the signs populating tourist spaces in Thailand not only address rather different audiences, but also index distinct orders of discourse (religious, commercial, informational, regulatory). We propose that signs mediate differently the landscape of Thai Buddhist temples for the local Thai audience and for non-Thai Western others, implying for each group not only different kinds of behaviours but also contrasted positions and identities. In that sense, we view signs in this tourist context observed as cultural tools for boundary production between Easterner and Westerner
    corecore