2 research outputs found

    ANALISIS PENGGUNAAN HURUF LAM DALAM AL-QUR`AN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN TARJAMAH: Studi deskriptif terhadap makna dan fungsi huruf lam dalam juz satu

    Get PDF
    Penelitian ini berangkat dari fenomena verbalisme serta pentingnya memahami makna dan fungsi huruf lam karena merupakan salah satu huruf ma’aniy yang seringkali digunakan dalam berbagai konteks berbahasa baik pada teks-teks keagamaan maupun dalam kehidupan sehari-hari umat muslim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami jenis, fungsi dan makna huruf lam dalam juz satu, serta implikasinya terhadap pembelajaran Tarjamah. Adapun metode yang digunakan ialah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui instrumen berupa dokumen. Dari penelitian ini telah ditemukan sebanyak 126 buah huruf lam yang terdiri dua kategori: pertama, lam ‘amilah sebanyak 94 buah yang terbagi pada dua bagian: lam jarah berjumlah 94 yang terdiri dari 7 jenis: lam istihqaq bermakna layak/berhak 32 buah, lam milki bermakna kepemilikan 3, lam tabligh bermakna menyampaikan sesuatu terdapat 19, lam takhsis menunjukan kekhususan 4, lam jar ta’lil bermakna sebab 2, lam litta’diyah untuk memuta’addikan fi’il disebut 27 kali, dan lam littaqwiyah sebagai penguat makna 5 buah; Adapun lam nashibah berjumlah 2 jenis, diantaranya: lam ta’lil yang menunjukan makna sebab disebut 1 kali, dan lam aqibah yang menunjukan akibat terdapat 1 kali. Kategori Kedua yakni lam ghaer amilah berjumlah 32 yang terdiri dari: lam bu’da untuk menunjukan jauh 16 buah, lam ibtida` sebagai ta`kid 1, lam muzhaliqah bermakna ta`kid 3, lam jawab lau 2, lam jawab laula 1, lam jawab qasam 8, dan lam mauthi`ah lil qasm 1. Peneliti juga menemukan implikasi penelitian ini terhadap pembelajaran Tarjamah, yakni: mengetahui jenis-jenis dan penggunaan huruf lam, sehingga hal ini berpengaruh terhadap pemaknaan sebuah teks, bahkan lebih jauhnya akan berpengaruh terhadap aplikasi dari makna yang terkandung. This study departs from the phenomenon of verbalisme and the importance of understanding the meaning and function of “lam”, it is one of “ma'aniy” often used in a variety of speaking contexts on religious texts as well as in the daily life of Muslims. This study aims to identify and understand the type, function and meaning of “lam” in chapter (Juz) one, and the implication for learning Tarjamah. The method of this research is descriptive method with qualitative approach through the instrument in the form of documents. From this study, it has been found as many as 126 pieces of “lam” consists of two categories: the first, “lam 'amilah” as many as 94 pieces, divided into two parts: “lam jarah” and the total number is 94 consist seven types: “lam istihqaq” has meaning “decent/rightful” the number is 32 pieces, “lam milki” has meaning “ownership” the number is three pieces, “lam tablig” has meaning “convey something” the number is 19 pieces, “lam takhsi” shows specificity the number is four pieces, “lam jar ta’lil” has meaning “because” the number is two pieces, “lam litta'diyah” to connect a verb called 27 times, and “lam littaqwiyah” as a reinforcement meaning the number is five pieces; and “lam nashibah” consists two types, including: “lam ta'lil” that shows the meaning of “because” called once, and “lam aqibah” shows “consequence” there is once. The second category is “lam ghaer amilah” as many as 32, consists of: “lam bu'da” to show “far” the number is 16 pieces, “lam ibtida`” as ta`kid called once, “lam muzhaliqah” has meaning ta`kid the number is three pieces, “lam jawab lau” the number is two pieces, “lam jawab laula” called once, “lam jawab qasam” called eight times, and “lam mauthi`ah lil qasm” called once. The researcher also found the implications of this research for learning Tarjamah, namely: knowing the types and use of “lam”, so it affects the meaning of a text, moreover would affect the application of the meaning contained

    Pembelajaran fiqih materi shalat fardhu di kelas II MIN Melayu Muara Teweh Kabupaten Barito Utara

    Get PDF
    Shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan yang sudah memenuhi persyaratan tertentu. Agar shalat dapat dilakukan dengan baik maka perlu dilakukan pembelajaran tentang tata cara shalat kepada peserta didik sejak dini. Dalam kurikulum Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Melayu Muara Teweh Kabupaten Barito Utara materi shalat sudah diajarkan sejak di Kelas II. Guna mengetahui lebih lanjut tentang pembelajaran materi shalat tersebut maka perlu dilakukan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui perencanaan pembelajaran materi shalat di Kelas II MIN Melayu Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, (2) untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran materi shalat di Kelas II MIN Melayu Muara Teweh Kabupaten Barito Utara. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana perencanaan pembelajaran materi shalat di Kelas II MIN Melayu Muara Teweh Kabupaten Barito Utara? dan (2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran materi shalat di Kelas II MIN Melayu Muara Teweh kabupaten Barito Utara? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualilatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengabsahan data menggunakan teknik triangulasi, dengan melalui beberapa tahapan analisis data yaitu data collection (pengumpulan data), data reduction (pengurangan data), data Display (penyajian data) dan data drawing/verifying (penarikan kesimpulan). Subjek penelitian adalah 2 (dua) orang guru mata pelajaran Fiqih di Kelas II, sedangkan yang menjadi informan adalah 4 orang siswa yang mengikuti pembelajaran materi shalat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Perencanaan pembelajaran materi shalat oleh guru Fiqih di Kelas II MIN Melayu Muara Teweh Kabupaten Barito Utara sudah sesuai dengan komponen-komponen rencana pembelajaran. (2) Pelaksanaan pembelajaran materi shalat oleh guru Fiqih Kelas II MIN Melayu Muara Teweh Kabupaten Barito Utara sudah sesuai dengan prosedur pembelajaran, yaitu mengacu kepada rencana pembelajaran. ABSTRACT Praying is an obligatory for Muslim both male and female that have certain requirements. In order that praying can be done appropriately by students, it is important to teach the procedures of praying to the students at the early age. In the Fiqh curriculum of MIN Melayu Muara Teweh of Barito Utara Regency, the material of praying has been taught in second grade. In order to describe further detail on the material of praying, the study is conducted. The aims of the study are (1) to describe planning of the teaching of praying material at the second grade students of MIN melayu Muara Teweh of Barito Utara Regency; (2) to describe the implementation of the teaching of praying material at the second grade students of MIN melayu Muara Teweh of Barito Utara Regency. The problems of the study are (1) how is the planning of the teaching of praying material at the second grade students of MIN melayu Muara Teweh of Barito Utara Regency? (2) How is the implementation of the teaching of praying material at the second grade students of MIN melayu Muara Teweh of Barito Utara Regency? The study applied descriptive qualitative study. The techniques used to collect the data were interview, observation, and documentation. The data validation was done through triangulation technique. The data analysis was done through data collection, data reduction, data display dan conclusion drawing. The subjects of the study were 2 Fiqh teachers at the second grade. Meanwhile, the informants of the study were the 4 students who joined the learning of praying. The result of the study showed that (1) the planning of the teaching of praying done by the Fiqh teachers at MIN melayu Muara Teweh of Barito Utara Regency was done appropriate with components of lesson plan. (2) In implementing the teaching of praying material at the second grade students of MIN melayu Muara Teweh of Barito Utara Regency, teachers carried out appropriately with the learning procedures referring to the lesson plan
    corecore