20,529 research outputs found

    EVALUASI PENYELESAIAN SENGKETA PROSES PEMILIHAN UMUM DALAM PERSPEKTIF KONSTRUKSI HUKUMNYA

    Get PDF
    Ditinjau dari teori hukum, desain penyelesaian sengketa proses Pemilu banyak menemui ketidaksesuaian diantaranya adalah menyamakan pengaturan (hukum acara) antara sengketa proses Pemilu yang melibatkan pejabat tata usaha negara dengan yang tidak melibatkan pejabat tata usaha negara, proses upaya administrasi yang terlalu betele-tele, menempatkan Pengadilan Tata Usaha Negara sebagai pengadilan yang memiliki kewenangan (kompetensi) mengadili setelah melalui upaya administrasi di Bawaslu serta legal standing pemohon yang cenderung menegasikan hak konstitusional warga negara. Tulisan ini akan mengulas dan meluruskan desain penyelesaian sengketa proses Pemilu sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan beberapa Peraturan Badan Pengawas Pemilu. Tulisan ini menggunakan pendekatan normatif dengan menganalisa peraturan perundang-undangan seperti Undang-Undang Pemilu dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan Bawaslu, dengan cara disandingkan dengan teori hukum sebagai pisau analisis.Judging from the legal theory, the design of election process dispute resolution has encountered many discrepancies including the equalization of the regulation (procedural law) between election process disputes involving State administration officials and those that do not involve state administration officials, administrative effort processes that are too straightforward, placing The State Administrative Court as the court which has the authority (competence) to adjudicate after going through administrative efforts at Bawaslu and the legal standing of the applicant who tends to negate the constitutional rights of citizens. This paper will review and correct the design of election dispute resolution processes as regulated in Law Number 7 of 2017 concerning General Elections and several Election Oversight Regulations. This paper uses a normative approach by analyzing legislation such as the Election Law and regulations issued by Bawaslu, by juxtaposing it with legal theory as a knife of analysis

    Reading power: Muslims in the war on terror discourse

    Get PDF
    ABSTRACT: This paper analyzes the relationship between Muslims and the west defined at a particular moment in post 9/11 America and the war on terror context through a conversation in the novel The Submission (2011) by Amy Waldman. It critiques the construction of knowledge about Muslims and how this knowledge functions as part of a hegemonic discourse of Orientalism. The novel is about a public competition for an architectural design for a memorial marking the site of the World Trade Centre attacks in New York City. Khan is the architect who wins the competition through a blind selection process. But when his identity is revealed, public controversy erupts. Claire, the other protagonist in this encounter, is a white woman with two children, widowed in the 9/11 attacks. She is also a member of the selection committee. While Claire’s assumptions denote western, hegemonic representations that define Muslims in narrow ways, Khan’s responses represent a critique of this Orientalist construction, as well as indicating how it can be reshaped, with all the tension that this process provokes. This fictional encounter offers an opportunity to reflect on decolonial possibilities in the ‘real life’ encounter between Muslims and the west in the war on terror context. Dr. Uzma Jamil is a Postdoctoral Research Fellow at the International Centre for Muslim and Non- Muslim Understanding at the University of South Australia

    Penghasilan instrumen psikometrik bagi mengukur tahap penguasaan kemahiran insaniah pelajar.

    Get PDF
    Kemahiran Insaniah merupakan kemahiran yang perlu dikuasai oleh pelajar pengajian tinggi seperti yang dikemukakan oleh Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia. Walau bagaimana pun belum terdapat satu instrumen yang boleh di gunakan bagi mengukur Kemahiran Insaniah yang dimiliki oleh pelajar. Oleh itu, kajian ini bertujuan untuk menghasilkan dan mengenai pasti sama ada instrumen psikometrik yang dihasilkan mempunyai kebolehpercayaan bagi tujuan mengukur tahap penguasaan Kemahiran Insaniah pelajar Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM). Sampel kajian melibatkan pelajar tahun akhir Ijazah Saijana Muda UTHM yang dipilih secara rawak untuk dijadikan responden kajian. Pengedaran soal selidik telah di tadbir sendiri oleh pengkaji dengan mengedarkan dan memungutnya terus daripada responden. Bagi mendapatkan indeks kebolehpercayaan bagi instrumen yang dihasilkan tiga kaedah dengan menggunakan program SPSS versi 11.0. Kajian rintis telah dijalankan sebanyak dua kali melibatkan 40 orang responden bagi rintis pertama yang bertujuan menguji kebolehpercayaan item bagi bahagian 1 dan 15 orang responden bagi rintis kedua yang bertujuan menguji kebolehpercayaan item bagi bahagian 2 dengan menggunakan Kaedah Konsistensi Dalaman dan Kaedah Pemisahan Separa atau Kaedah Bahagi Dua. Bagi kajian sebenar kaedah penganalisisan data adalah menggunakan Korelasi Pearson, yang bertujuan untuk melihat korelasi skor di antara Ujian Pra-Pasca bagi 140 orang responden kajian. Keputusan Ujian Pra-Pasca mendapati lima daripada tujuh bahagian kemahiran yang dibangunkan mempunyai tahap korelasi, r=0.70 ke atas pada aras kesignifikinan p<0.01 yang bererti bahawa instrumen sesuai dan boleh dipercayai untuk mengukur tahap penguasaan Kemahiran Insaniah pelajar UTHM. Setelah analisis dilakukan terhadap tahap penguasaan Kemahiran Insaniah pelajar, didapati tahap penguasaan pelajar berada pada tahap baik sahaja. Ini memperlihatkan banyak lagi usaha perlu dilakukan dalam meningkatkan Kemahiran Insaniah pelajar-pelajar ini
    • 

    corecore