8 research outputs found
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah, Daun, Batang Dan Rimpang Pada Tanaman Wualae (Etlingera Elatior (Jack) R.M Smith): Antioxidant Activity of Ethanol Extract of Fruits, Leaves, Stems and Rhizome of Wualae (Etlingera Elatior (Jack) R.M Smith)
Wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M Smith) is one of the plants in the Zingiberaceae family, widely used in medicine ranging from rhizomes, fruits, and flowers. Empirically Wualae are usually used by people for treating skin diseases, flavoring food, a natural soap, and in Southeast Sulawesi, it is used to treat typhoid fever. This study aims to examine the antioxidant activity of Wualae (Etlingera elatior) plant. The plant extracts were extracted by maceration method, antioxidant activity test was performed by 2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) method. The results showed that ethanol extracts of fruits, leaves, stems and rhizomes of Wualae (Etlingera elatior) has the potential antioxidant activity with the IC50 values of 72.518 mg/L, 99.890 mg/L, 52.345 mg/L and 58.638 mg/L, respectively. and Vitamin C has IC50 value of 3,787 mg/L
Efek Hepatoprotektor Ekstrak Terpurifikasi Batang Galing (Cayratia Trifolia L.Domin) pada Tikus Putih Wistar Jantan (Rattus Noervegicus)
Hepatoprotektor adalah suatu senyawa yang dapat memberikan perlindungan pada hati dari kerusakan hati. Salah satu cara untuk mengetahui fungsi hati dengan mengukur aktivitas enzim Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT). Salah satu bahan alam yang berpotensi memiliki efek hepatoprotektor adalah tumbuhan Galing dan telah dilakukan penelitian bahwa tumbuhan galing mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek hepatoprotektor dari ekstrak terpurifikasi batang galing dosis 400 mg/ kgBB pada tikus wistar jantan setelah diinduksi Paracetamol dosis toksik. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratorium, dengan desain pre and post test control group design dan menggunakan 12 ekor tikus putih yang dibagi dalam 3 kelompok perlakuan dengan empat kali pengulangan yang diinduksi dengan paracetamol dosis toksik setelah pemberian ekstrak. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak terpurifikasi batang galing dengan dosis 400 mg/kgBB, memberikan efek hepatoprotektor yang efektif terhadap peningkatan kadar SGPT setelah diinduksi paracetamol dosis toksi
Efek Hepatoprotektor Ekstrak Terpurifikasi Batang Galing (Cayratia trifolia L.Domin) Pada Tikus Putih Wistar Jantan (Rattus noervegicus)
Hepatoprotektor adalah suatu senyawa yang dapat memberikan perlindungan pada hati dari kerusakan hati. Salah satu cara untuk mengetahui fungsi hati dengan mengukur aktivitas enzim Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT). Salah satu bahan alam yang berpotensi memiliki efek hepatoprotektor adalah tumbuhan Galing dan telah dilakukan penelitian bahwa tumbuhan galing mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek hepatoprotektor dari ekstrak terpurifikasi batang galing dosis 400 mg/ kgBB pada tikus wistar jantan setelah diinduksi Paracetamol dosis toksik. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratorium, dengan desain pre and post test control group design dan menggunakan 12 ekor tikus putih yang dibagi dalam 3 kelompok perlakuan dengan empat kali pengulangan yang diinduksi dengan paracetamol dosis toksik setelah pemberian ekstrak. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak terpurifikasi batang galing dengan dosis 400 mg/kgBB, memberikan efek hepatoprotektor yang efektif terhadap peningkatan kadar SGPT setelah diinduksi paracetamol dosis toksi
Characteristic Test and Antihyperuricemia Activity of Ethanol Extract Stem of Etlingera rubroloba A.D Poulsen In vitro
Background: Etlingera rubroloba (E. rubroloba) A.D Poulsen is one of the endemic plants of Southeast Sulawesi, which has the largest species in the world. Local people widely use this plant as traditional medicine. Many of these plant species have been previously reported as antioxidants, antibacterials, and others. However, for E. rubroloba, there are still very few reports from a pharmacological aspect, especially anthiperuricemia. Objective: This study was conducted to determine the characteristics and activity of the ethanol extract of the stem of E. rubroloba A.D Poulsen in vitro. Methods: The stems of E. rubroloba A.D Poulsen were extracted with ethanol solvent by maceration, then the filtrate obtained was evaporated using an evaporator to get an ethanol extract. Furthermore, the extract characterization test was carried out, including water content, ash content, water-soluble extract content, and ethanol-soluble extract content. Then the antihyperuricemia activity test in vitro using the Xanthine Oxidase (XO) kit. Results: The results of the characteristic test showed that the ethanolic extract of E. rubroloba contained 5.15% water content, 5.485% ash content, 55.2% water-soluble extract content, and 56.52% ethanol-soluble extract content. Furthermore, the antihyperuricemic activity of the ethanol extract of E. rubroloba was IC50 48.59 ± 0.03 g/mL and Allopurinol 42.21 ± 0.02 g/mL as positive controls. Conclusion: E. rubroloba stem ethanol extract has characterization results according to the literature, has antihyperuricemia activity, and is a reference for the development of traditional drug
AKTIVITAS IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL SPONS Callyspongia sp. TERHADAP FAGOSITOSIS MAKROFAG PADA MENCIT JANTAN BALB/C.
Spons Callyspongia sp. mengandung senyawa yang berperan sebagai agen imunomodulator, salah satunya flavonoid. Flavonoid berpotensi sebagai imunostimulan dengan meningkatan aktivitas fagositosis makrofag. Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas imunomodulator ekstrak etanol spons Callyspongia sp. terhadap fagositosis makrofag pada mencit jantan galur Balb/C. Hewan uji mencit dibagi ke dalam 6 kelompok. Kelompok pertama diberikan ekstrak spons Callyspongia sp. 100 mg/kgBB, kelompok kedua diberikan ekstrak spons Callyspongia sp. 200 mg/kgBB, kelompok ketiga diberikan ekstrak etanol spons Callyspongia sp. 300 mg/kgBB, kelompok keempat diberikan ekstrak spons Callyspongia sp. 400 mg/kgBB, kelompok kontrol positif diberikan Stimuno® 0,13 mg/gBB dan kelompok kontrol negatif diberikan Na-CMC 0,5%. Sediaan diberikan secara peroral pada hari pertama sampai ketujuh. Pada hari kedelapan masing-masing mencit diinjeksikan bakteri Staphylococcus aureus (SA) secara intraperitoneal. Aktivitas sel makrofag dihitung dari apusan cairan peritoneum mencit dengan menghitung persentase makrofag yang melakukan fagositosis dari 100 sel yang diamati. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis statistik one way Anova dan uji post hoc Tukey. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol spons Callyspongia sp. pada dosis 300 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB memiliki aktivitas sebagai imunoamodulator berdasarkan hasil uji statistik post hoc Tukey (P > 0,05) yang menunjukan tidak ada perbedaan bermakna terhadap kontrol positif (Stimuno®) dalam meningkatkan aktivitas fagositosis sel makrofag
TRACING ANTIBIOFILM ACTIVITY AND BIOFILM ERADICATION OF BAJAKAH TAMPALA (SPATHOLOBUS LITTORALIS HASSK) ETHANOL EXTRACT AGAINST PSEUDOMONAS AERUGINOSA BIOFILM
The Bajakah tampala plant (Spatholobus littoralis Hassk) is one of the plants that grows in Indonesia, precisely on the island of Borneo, which has antibacterial activity but its antibiofilm activity against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 has never been reported. The search for new antibiofilms against P. aeruginosa biofilms is important in preventing biofilm-associated infections. This study aimed to determine the effectiveness of Bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk) ethanol extract in inhibiting the formation of P. aeruginosa biofilm. The planktonic and biofilm inhibition tests were carried out using the microtiter broth method. Antibiofilm activity of Bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk) ethanol extract against P. aeruginosa was analyzed by calculating the minimum biofilm inhibitory concentration (MBIC50) and biofilm eradication activity were analyzed by calculating the minimum biofilm eradiaction concentration (MBEC50). The ethanol extract of Bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk) 1 gave P. aeruginosa antibacterial activity of 83.20 ± 0.01 and mid-phase antibiofilm activity of 79.30 ± 0.01, maturation phase 76.30 ± 0.01 and eradication activity of 70.77 ± 0.01. Scanning electron microscopy results also showed that the ethanol extract of Bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk) could damage the matrix of extracellular polymeric substances biofilm P. aeruginosa. Therefore, the ethanol extract of Bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk) has the potential to be developed as a candidate for new antibiofilm drugs against P. aeruginosa biofilms. © 2022 Deuton-X Ltd. All rights reserved
Evaluasi Morfologi Organ Pankreas Tikus Wistar Model Diabetes Melitus oleh Ekstrak Purifikasi Daun Galing (Cayratia trifolia L. Domin) Sebagai Antidiabetes
Diabetes mellitus (DM) merupakan kelainan sistem endokrin ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal akibat kekurangan hormon insulin yang disekresi sel beta pangkreas yang mengalami kerusakan, sehingga perbaikan sel beta pangkreas menjadi alternatif penting dalam terapi penderita DM. Tumbuhan galing (Cayratia trifolia L. Domin) dilaporkan terbukti menurunkan kadar glukosa darah pada hewan coba DM tipe 2, sehingga berpotensi dalam memperbaiki fungsi dan regenerasi sel beta pancreas pada penderita DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perbaikan morfologi organ pankreas tikus putih jantan galur wistar DM setelah diberi ekstrak purifikasi daun galing. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan post test with control group design, sebanyak 20 ekor tikus wistar jantan dibagi dalam kelompok kontrol normal (non DM), kontrol negatif (DM+Na.CMC), kontrol positif (DM+glibenklamid 0,09 mg/gBB) dan perlakuan sampel (DM+ekstrak purifikasi daun galing 0,4 mg/g BB). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak terpurifikasi daun galing dosis 0,4 mg/g BB terbukti memiliki efek perbaikan morfologi dan regenerasi sel endokrin pulau langerhans organ pankreas tikus wistar yang mengalami DM, sehingga dapat disimpulkan bahwa tumbuhan galing berpotensi untuk dikembangkan sebagai antidiabetes oral untuk alternatif penaganan penyakit DM tipe 2
Metode Penelitian Kuantitatif untuk Mahasiswa Kesehatan
Buku ini disusun untuk menambah referensi bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang penelitian kesehatan. Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Kesehatan sangat diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari mahasiswa terkait penelitian khususnya dalam penyusunan tugas akhir seperti skripsi ataupun tesis. Metode Penelitian Kuantitatif untuk Mahasiswa Kesehatan akan memberikan gambaran tentang proses penelitian pada mahasiswa kesehatan yang sedang menempuh pendidikan secara tepat dan terstandar. Hasil yang diharapkan dari tersusunnya buku ini yaitu peningkatan referensi yang akan berkontribusi kepada kemampuan mahasiswa dalam menyusun laporan akhir dari studi yang sedang ditempuh. Oleh karena itu penting untuk memahami ilmu metodologi penelitian. Buku ini disusun dalam 14 bab secara sistematis dan sangat lengkap penjabarannya. BAB I Konsep Dasar Penelitian, BAB II Penelitian Ilmiah, BAB III Masalah, Variabel dan Paradigma Penelitian, BAB IV Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis, BAB V Metode Eksperimen, BAB VI Populasi dan Sampel, BAB VII Skala Pengukuran, BAB VIII Instrumen Penelitian, BAB IX Teknik Pengumpulan Data, BAB X Teknik Analisa Data, BAB XI Contoh Analisa Data dan Pengujian Hipotesis, BAB XII Membuat Judul Penelitian, BAB XIII Penyusunan Proposal Penelitian Kuantitatif, dan BAB XIV Metode Penelitian dan Pengembangan