10 research outputs found

    EKSTRAKSI SENYAWA FENOLIK DARI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) UNTUK AGEN ANTI-BIOFOULING PADA MEMBRAN

    Get PDF
    Bawang putih mengandung beberapa zat yang bermanfaat bagi kesehatan manusia, salah satunya yaitu senyawa fenol. Senyawa fenol pada bawang putih memiliki peranan penting sebagai zat antibakteri yang dapat diproses selanjutnya sebagai agen antibiofouling membran. Metode ekstraksi yang tepat seperti kombinasi Microwave-Assisted Extraction (MAE) dan maserasi digunakan untuk mendapatkan senyawa fenol pada bawang putih. Namun demikian variasi rasio bahan dan pelarut serta lama waktu ekstraksi yang sesuai perlu diperhatikan dengan menggunakan kombinasi metode tersebut. Oleh karena itu tujuan penelitian ini yaitu mendapatkan ekstrak fenol dari bawang putih dengan variasi perlakuan rasio bahan dan pelarut serta lama waktu ekstraksi. Hasil ekstrak fenol kemudian dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut BNT. Selain itu penelitian ini juga melakukan karakterisasi hasil ekstrak fenol dengan FTIR untuk mengetahui gugus fungsi yang ada pada ektrak secara kualitatif dan PSA melakukan pengujian ukuran ekstrak fenol bawang putih. Berdasarkan hasil yang diperoleh, total fenol tertinggi sebesar 9,94±0,85 mg GAE/g berat kering dapat diperoleh dengan rasio pelarut 1:8 (b/v) dan waktu ekstraksi selama 2 menit. Berdasarkan analisis FTIR, ekstrak kering terdiri dari kelompok alkohol, sehingga dapat membuktikan secara kualitatif bahwa ekstrak tersebut memiliki senyawa fenol. Berdasarkan pengukuran dengan PSA, hasil ekstrak senyawa fenol bawang putih memiliki ukuran partikel sebesar 72,08±4,55 nm yang selanjutnya dapat digunakan sebagai agen pencegahan biofouling pada membran dengan tipe mixed matrix.Bawang putih mengandung beberapa zat yang bermanfaat bagi kesehatan manusia, salah satunya yaitu senyawa fenol. Senyawa fenol pada bawang putih memiliki peranan penting sebagai zat antibakteri yang dapat diproses selanjutnya sebagai agen antibiofouling membran. Metode ekstraksi yang tepat seperti kombinasi Microwave-Assisted Extraction (MAE) dan maserasi digunakan untuk mendapatkan senyawa fenol pada bawang putih. Namun demikian variasi rasio bahan dan pelarut serta lama waktu ekstraksi yang sesuai perlu diperhatikan dengan menggunakan kombinasi metode tersebut. Oleh karena itu tujuan penelitian ini yaitu mendapatkan ekstrak fenol dari bawang putih dengan variasi perlakuan rasio bahan dan pelarut serta lama waktu ekstraksi. Hasil ekstrak fenol kemudian dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut BNT. Selain itu penelitian ini juga melakukan karakterisasi hasil ekstrak fenol dengan FTIR untuk mengetahui gugus fungsi yang ada pada ektrak secara kualitatif dan PSA melakukan pengujian ukuran ekstrak fenol bawang putih. Berdasarkan hasil yang diperoleh, total fenol tertinggi sebesar 9,94±0,85 mg GAE/g berat kering dapat diperoleh dengan rasio pelarut 1:8 (b/v) dan waktu ekstraksi selama 2 menit. Berdasarkan analisis FTIR, ekstrak kering terdiri dari kelompok alkohol, sehingga dapat membuktikan secara kualitatif bahwa ekstrak tersebut memiliki senyawa fenol. Berdasarkan pengukuran dengan PSA, hasil ekstrak senyawa fenol bawang putih memiliki ukuran partikel sebesar 72,08±4,55 nm yang selanjutnya dapat digunakan sebagai agen pencegahan biofouling pada membran dengan tipe mixed matrix

    Anti-biofoulan Alami Moringa oleifera Sebagai Bahan Pengisi Membran Mixed Matrix Selulosa Asetat untuk Klarifikasi Jus Buah

    Get PDF
    Teknologi membran banyak digunakan dalam pemisahan padatan terlarut dalam cairan, termasuk dalam pengolahan pangan misalnya klarifikasi jus buah. Namun salah satu faktor penghambat utama penggunaan membran adalah terjadinya fouling yang berpotensi menurunkan kualitas produk. Dalam proses klarifikasi jus buah, membran berpotensi mengalami fouling karena material biologis. Antibiofoulan alami seperti biji buah kelor Moringa oleifera berpotensi untuk digunakan sebagai agen pencegah biofouling pada proses membran karena mengandung fenol. Pada penelitian ini diketahui kandungan total fenol ekstrak bji kelor sebesar 123.61 mg/g ekstrak. Ekstrak ditambahkan sebagai bahan pengisi dengan konsentrasi yang berbeda pada larutan cetak membran selulosa asetat dengan pelarut dimetil formamida yang berfungsi sebagai matrix. Morfologi membran mixed matrix yang dihasilkan berupa pori-pori yang berbentuk jari dan masuk dalam kategori membran mikrofiltrasi. Kinerja membran diuji kekuatan mekaniknya, nilai fluks, dan sifat antibakteri menggunakan E-coli. Penambahan ekstrak biji kelor pada mampu memberikan dua keuntungan, yaitu menghambat pertumbuhan bakteri sebesar 39.7% dan menurunkan permeabilitas dari 1765.25 L/m2.jam.bar menjadi 1235.5231 L/m2.jam.bar yang berpotensi meningkatkan tingkat rejeksi membran mikrofiltrasi yang dihasilkan

    Ekstraksi Senyawa Fenolik Daun Kenikir (Cosmos caudatus) menggunakan Microwave Assisted Extraction (MAE)

    Get PDF
    Abstrak. Kenikir (Cosmos caudatus) adalah tanaman yang sering dimanfaatkan daunnya untuk bahan pangan maupun juga sebagai obat-obatan karena memiliki kandungan senyawa fenolik yang cukup tinggi. Ekstraksi senyawa fenol menggunakan metode konvensional masih memerlukan waktu yang cukup lama dan jumlah pelarut yang banyak. Sehingga perlu dicari alternatif metode ekstraksi yang memiliki waktu ekstraksi dan kebutuhan pelarut yang relatif rendah seperti menggunakan Microwave Assisted Extraction (MAE). Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan ekstraksi senyawa fenolik dari daun kenikir dengan metode MAE terhadap total fenol dan aktivitas antioksidan. Penelitian ini menggunakan 2 faktor perlakuan yaitu rasio pelarut terhadap kenikir segar yaitu 1:4, 1:6, dan 1:8 (b/v) dan waktu ekstraksi 2, 3 dan 4 menit. Penelitian ini menjelaskan bahwa nilai total fenol tertinggi (17,162 ± 0,11 mg GAE/g berat segar) diperoleh pada perlakuan rasio pelarut 1:8 (b/v), sedangkan aktivitas antioksidan tertinggi (4,203 ± 0,26 mg/ml) pada perlakuan rasio pelarut 1:4 (b/v). Waktu perlakuan 3 menit menunjukkan hasil yang optimal untuk nilai total fenol dan aktivitas antioksidan. Hasil tersebut juga menunjukkan nilai yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode konvensional baik dengan maserasi biasa dan maserasi dengan waterbath. Extraction of Phenolic Compounds from Cosmos caudatus using Microwave Assisted Extraction (MAE) Abstract. Cosmos caudatus, a plant commonly used its leaves for food and also as a medicine since it contains high phenolic compounds. The extraction of phenolic compounds using conventional methods still require more extraction time and need much more of solvent. Therefore, it was necessary to find an alternative extraction method that has a rapid extraction time and a few solvent need such as using Microwave Assisted Extraction (MAE). The aim of this study is to extract of phenolic compounds from Cosmos caudatus with MAE method of total phenol and antioxidant activity. This study using 2 treatment factors, the sampel-solvent ratio of 1:4, 1:6, and 1:8 (w/v) and the extraction time of 2, 3 and 4 minutes. This study explained that the highest total phenolic compounds (17.162 ± 0.11 mg GAE/g fw) and antioxidant activity (4.203 ± 0.26 mg/ml) were obtained at 1:8 and 1:4 (w/v) of sampel-solvent ratio, respectively. The extraction time of 3 minutes was the optimal condition for total phenolic compounds and antioxidant activity. These results also showed the highest parameter value when compared with both conventional methods: maceration and maceration with waterbath.

    Penerapan metode bermain peran sebagai upaya peningkatan keterampilan bersosialisasi anak usia dini di RA Mathlahul Huda Poncokusumo

    Get PDF
    INDONESIA: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai penerapan metode bermain peran sebagai upaya peningkatan keterampilan bersosialisasi anak usia dini di RA Mathlahul Huda dipilih karena menurut wawancara dengan pihak guru RA tersebut telah melaksanakan penerapan Metode Bermain peran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, orang tua dan anak. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, Wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi . data yang telah dianalisis dengan model pembelajaran langsung. Analisis keabsahan data dilakukan dengan triangulasi dan teknik. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1)langkah-langkah penerapan metode bermain peran a) Guru memilih sebuah tema yang akan di mainkan. b) Guru mempersiapkan alat yang akan digunakan oleh peserta didik untuk bermain peran. c)Guru membuat naskah atau jalan cerita yang akan di mainkan. d)Guru mengumpulkan anak untuk di beri pengarahan atau tata cara dalam bermain peran. e)Guru membagikan tugas peserta didik apa yang nanti akan dimainkan dalam drama . f) Guru hanya mengawasi atau sesekali boleh telibat dalam permainan tersebut. g)Guru mengadakan diskusi untuk mengulas kembali nilai-nilai dan pesan yang terkandung dalam cerita untuk peserta didik. 2) ketrampilan belajar siswa meningkat dengan penerapan metode bermain peran yang di terapkan oleh guru kelas dari lokasi penelitian. Nilai-nilai sosial dalam diri anak sudah nampak terlihat. Dengan demikian Metode bermain peran dapat digunakan sebagai upaya meningkatkan ketrampilan bersosialisasi Anak Usia Dini. ENGLISH: This Research aims to describe about the role play method as an effort to improve the early childhood social skills in RA Mathlahul Huda 02 Malang.RA Mathlahul Huda 02 Malang is chosen because according to the interview with the RA teachers,it implemented the role play method. This research used a qualitative approach with the type of case study research. The research subjects were principal, teachers, parents and students. Data collection methods used observation, interviews and documentations. The research instrument was the researcher herself assisted by using observation guidelines, interview guidelines and documentation guidelines. Data has been analyzed with the direct learning model. Analysis of the data validity was carried out by triangulation and techniques. This research shows that: 1) the steps of implementation of the role play method are a) the teacher chooses a theme to be played, b) the teacher prepares a tool that will be used by students to play the role play, c) the teacher makes a script or storyline that will be played, d) the teacher gathers the students to be given direction or procedures for the role play, e) the teacher shares what students' assignments will be played in the drama, f) the teacher only supervises or may occasionally be involved in this game, g) the teacher holds a discussion to review the values and messages contained in the story for students. 2) Students' learning skills increase with the implementation of the role play method applied by the teacher of the class from the research location. Social values in students are already visible. Thus the role playmethod can be used as an effort to improve early childhood social skills

    Pelaksanaan program keluarga harapan (PKH) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat :Studi di Desa Wonodadi Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal

    Get PDF
    Kebijakan pemerintah tentang program keluarga harapan bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat miskin berdasarkan persyaratan dan ketentuan tertentu. Penelitian ini menjelaskan tentang permasalahan dalam penelitian ini adalah : bagaimana pelaksanaan PKH yang dilakukan di Desa Wonodadi Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal dalam mensejahterakan masyarakat Desa Wonodadi, bagaimana dampak program PKH dalam mensejahterakan masyarakat di Desa Wonodadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan pendekatan naratif, sedangkan metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan studi dokumen. Dan yang selanjutnya dianalisis dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan alat analisis teori modal sosial meliputi tiga aspek yaitu trust, arus informasi, dan norma-norma yang mengikat. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pelaksanaan Program Keluarga Harapan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Wonodadi Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal yaitu sebagai berikut : mekanisme penetapan bantuan, pertemuan awal dengan penerima PKH, komponen bantuan PKH, penyajian bantuan, pembentukan kelompok. Terdapat beberapa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat penerima PKH yaitu : manfaat sosial, manfaat ekonomi, manfaat pendidikan, manfaat kesehatan, adanya faktor penghambat dari program PKH, dan juga faktor pendukung dari program PKH

    Studi Variasi Kuat Medan Listrik PEF dan Metode Pengeringan Bahan Terhadap Senyawa Antioksidan Ekstrak Daun Torbangun (Coleus amboinicus L.)

    No full text
    AbstractTorbangun leaf (Coleus amboinicus L.) is an Indonesian plant containing phenolic and flavonoid compounds that act as antioxidants. One method widely used to extract antioxidants from plants is maceration. However, maceration has disadvantages such as time- and solvent-consuming also gives a low yield. Therefore, to solve these disadvantages, the extraction of antioxidant compounds from torbangun leaves has been done using the maceration method with Pulsed Electric Field (PEF) as pretreatment. Before the extraction process, freshtorbangun leaves were dried by using two methods: oven and microwave. Next, torbangun dried-leaves were pretreated by using PEF at various electric field strengths (1.5; 2; 2.5; 3; and 3.5 kV/cm) for 20 seconds and followed by a four hours maceration process. Total phenolic content (TPC) and total flavonoid content (TFC) of extracts were then analyzed using Folin Ciocalteau and Calorimetric AlCl3 methods, respectively. While antioxidant activity (IC50) was determined using 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH). The results showed that the best result was obtained on microwave-dried material with PEF pretreatment at 2.5 kV/cm, yielding extract yield of 18.85% with TPC, TFC and IC50 were 60.16 mg GAE/g dw, 34.94 mg QE/g dw, and 0.98 mg/ml, respectively.AbstrakDaun torbangun (Coleus amboinicus L.) merupakan tanaman etnobotani Indonesia yang mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang dapat berperan sebagai antioksidan. Salah satu metode yang banyakdigunakan untuk mengekstraksi antioksidan dari tanaman adalah maserasi. Namun, maserasi mempunyai kelemahan yaitu lamanya waktu dan banyaknya pelarut yang digunakan untuk ekstraksi, serta rendahnyakandungan senyawa antioksidan yang terekstrak. Oleh karena itu, pada penelitian ini, proses ekstraksi antioksidan dari daun torbangun dilakukan dengan metode maserasi yang dimodifikasi dengan pretreatmentmenggunakan Pulse Electric Field (PEF) guna mempersingkat waktu ekstraksi, meminimalkan penggunaan pelarut dan meningkatkan kandungan senyawa antioksidan, khususnya senyawa fenolik. Sebelum dilakukan proses ekstraksi, daun torbangun dikeringkan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode oven dan microwave. Selanjutnya, daun torbangun kering di-pretreatment dengan PEF pada berbagai variasi kuat medan listrik (1.5; 2; 2.5; 3; dan 3.5 kV/cm) selama 20 detik dan dilanjutkan dengan proses maserasi selama 4 jam.Larutan ekstrak yang diperoleh kemudian dianalisis kandungan total fenolik (Total Phenolic Content, TPC) dan flavonoidnya (Total Flavonoid Content, TFC) serta aktivitas antioksidannya (IC50). Analisis TPC dan TFC masingmasing dilakukan dengan metode Folin Ciocalteu dan kalorimetri AlCl3, sedangkan pengujian IC50 dilakukan dengan menggunakan metode 1,1-difenil-2-pikrihidrazil (DPPH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tertinggi diperoleh pada daun torbangun yang dikeringkan dengan microwave (daya 450 watt selama 4 menit) dan di-pretreatment menggunakan PEF pada kuat medan listrik 2.5 kV/cm, menghasilkan rendemen ekstrak sebanyak 18.85% dengan TPC, TFC dan IC50 masing-masing sebesar 60.16 mg GAE/g dw, 34.94 mg QE/g dw, dan 0.98 mg/ml

    Extraction of Phenolic Compounds from Coleus amboinicus Leaves by Microwave-assisted Extraction: Optimization of the Operating Condition

    No full text
    Torbangun (Coleus amboinicus L) leaf is one of the herbs from Indonesia that has been reported to have many bioactive compounds for human health. These phytochemicals are predominantly incorporated into phenolics, such as flavonoids. An extraction process is needed to obtain all the valuable compounds, and conventional solvent extraction, such as heating and maceration, could be easily applied because of its simplicity. However, this method requires high energy, a longer extraction time, and a large amount of solvent. To overcome these limitations, in this study, microwave-assisted extraction (MAE) was utilized to extract phenolic compounds, including flavonoids from torbangun leaves. Three factors (solvent to feed ratio, microwave power, and extraction time) were evaluated to affect the three responses (extract volume, TPC, and TFC). The extraction process optimization was carried out to get a higher response. The Box-Behnken experiment design and Response Surface Methodology (RSM) determined the optimal operating condition. The result shows 30 ml/g of solvent to feed ratio, 300 W of microwave power, and 4.6 minutes of extraction time as the optimum condition. Applying those conditions, the extract is expected to reach 10.13 ml of extract volume, 9.17 mg GAE/ ml extract of total phenolic, and 3.62 mg QE/ ml extract of total flavonoid. In sum, MAE was useful for extracting phenolic compounds from torbangun leaves and could be an alternative method due to its high efficiency

    Microwave-assisted extraction of phenolic compounds from

    No full text
    Moringa seed has known as a coagulant in the water purification process. It is because of the large amount of anti-microbial compounds contained in it. Phenol is one of the most common anti-microbial compounds found in natural materials. The aim of this study was to determine the total phenolic content (TPC) of Moringa seed which was extracted by Microwave-Assisted Extraction (MAE). Moringa seeds were characterized by FTIR and showed that it contained phenol compounds confirmed by specific peak in some areas. Moringa seeds were characterized by FTIR before extracted. Therefore, MAE was performed by variation of solvent ratios (1: 4, 1: 6, 1: 8) and extraction time (2, 3, 4 min). The highest TPC of 41.78 mg GAE / g dw was reached at 1: 8 solvent ratio and 3-min extraction time

    Microwave-assisted extraction of phenolic compounds from Moringa oleifera seed as anti-biofouling agents in membrane processes

    No full text
    Moringa seed has known as a coagulant in the water purification process. It is because of the large amount of anti-microbial compounds contained in it. Phenol is one of the most common anti-microbial compounds found in natural materials. The aim of this study was to determine the total phenolic content (TPC) of Moringa seed which was extracted by Microwave-Assisted Extraction (MAE). Moringa seeds were characterized by FTIR and showed that it contained phenol compounds confirmed by specific peak in some areas. Moringa seeds were characterized by FTIR before extracted. Therefore, MAE was performed by variation of solvent ratios (1: 4, 1: 6, 1: 8) and extraction time (2, 3, 4 min). The highest TPC of 41.78 mg GAE / g dw was reached at 1: 8 solvent ratio and 3-min extraction time
    corecore