17 research outputs found

    Pemetaan Batimetri Dan Sedimen Dasar Di Perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur

    Full text link
    Perairan Teluk Balikpapan merupakan salah satu perairan yang terletak di Kecamatan Balikpapan Utara, Balikpapan Tengah dan Balikpapan Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Teluk Balikpapan merupakan perairan yang menjadi hilir dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Wain. Arah aliran Sungai Wain dari hulu ke hilir adalah dari Utara ke Selatan, dimana sepanjang Muara Sungai Wain terdapat aktivitas pembangunan industri seperti Kawasan Industri Kariangau (KIK) serta terdapat Pelabuhan Kariangau yang merupakan pelabuhan penyebrangan Balikpapan - Penajam Paser Utara. Aliran Sungai Wain membawa material sedimen sehingga aliran sungai menjadi salah satu sumber sedimen di daerah muara sungai Wain dan mengakibatkan terjadinya pendangkalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi batimetri serta sebaran jenis sedimen dasar perairan yang nantinya akan disajikan dalam bentuk peta kontur batimetri dan sebaran jenis sedimen dasar Perairan Teluk Balikpapan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus, yaitu dimana metode ini memusatkan permasalahan pada suatu kasus secara mendetail dan umumya menghasilkan gambaran yang longitudinal, yakni dimana data yang dihasilkan hanya dapat digunakan pada daerah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan batimetri / kedalaman pada lokasi penelitian berkisar antara -2,24 meter hingga -53,84 meter terhadap nilai MSL dan hasil interpolasi kontur berkisar antara -2 meter hingga -35 meter . Morfologi dasar perairan menunjukan kelerengan di Perairan Teluk Balikpapan yaitu landai, datar-hampir datar dan agak curam. Serta jenis sedimen dasar di lokasi penelitian terdiri dari 3 macam yaitu, lanau, pasir lanauan, dan pasir

    Pemetaan Batimetri Dan Sedimen Dasar Di Perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur

    Full text link
    Perairan Teluk Balikpapan merupakan salah satu perairan yang terletak di Kecamatan Balikpapan Utara, Balikpapan Tengah dan Balikpapan Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Teluk Balikpapan merupakan perairan yang menjadi hilir dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Wain. Arah aliran Sungai Wain dari hulu ke hilir adalah dari Utara ke Selatan, dimana sepanjang Muara Sungai Wain terdapat aktivitas pembangunan industri seperti Kawasan Industri Kariangau (KIK) serta terdapat Pelabuhan Kariangau yang merupakan pelabuhan penyebrangan Balikpapan - Penajam Paser Utara. Aliran Sungai Wain membawa material sedimen sehingga aliran sungai menjadi salah satu sumber sedimen di daerah muara sungai Wain dan mengakibatkan terjadinya pendangkalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi batimetri serta sebaran jenis sedimen dasar perairan yang nantinya akan disajikan dalam bentuk peta kontur batimetri dan sebaran jenis sedimen dasar Perairan Teluk Balikpapan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus, yaitu dimana metode ini memusatkan permasalahan pada suatu kasus secara mendetail dan umumya menghasilkan gambaran yang longitudinal, yakni dimana data yang dihasilkan hanya dapat digunakan pada daerah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan batimetri / kedalaman pada lokasi penelitian berkisar antara -2,24 meter hingga -53,84 meter terhadap nilai MSL dan hasil interpolasi kontur berkisar antara -2 meter hingga -35 meter . Morfologi dasar perairan menunjukan kelerengan di Perairan Teluk Balikpapan yaitu landai, datar-hampir datar dan agak curam. Serta jenis sedimen dasar di lokasi penelitian terdiri dari 3 macam yaitu, lanau, pasir lanauan, dan pasir

    Studi Pasang Surut Untuk Perubahan Luas Genangan Akibat Kenaikan Muka Air Laut Di Perairan Banyuurip, Kabupaten Gresik

    Full text link
    Pemanasan global terjadi karena meningkatnya temperatur udara menyebabkan pemuaian air laut sehingga permukaan air laut naik. Fenomena ini dikenal dengan sebutan sea level rise. Perairan Banyuurip terletak di Kabupaten Gresik. Perairan yang berada di Pantai Utara Jawa ini belum memiliki stasiun pengamatan pasang surut sehingga sampai saat ini masyarakat tidak mengetahui informasi mengenai pasang surut daerah tersebut. Naiknya muka air laut merupakan permasalahan yang harus dihadapi. Di Perairan Banyuurip terdapat bangunan gedung sekolah berjarak sangat dekat dari pinggir pantai. Pembangunan di wilayah sekitar pantai kurang memperhatikan faktor hidrooseanografi karena kawasan pantai utara rawan terkena dampak dari peristiwa sea level rise. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tipe pasang surut di Perairan Banyuurip dan mengetahui Perubahan jarak genangan akibat adanya kenaikan muka air laut tahun 2020. Penelitian dilakukan pada tanggal 1-15 April 2014 dengan menggunakan palem pasut. Data lapangan diolah dengan menggunakan metode Admiralty sehingga menghasilkan 9 komponen pasang surut kemudian diramalkan dengan menggunakan Mike 21. Penelitian ini menggunakan skenario yang dibuat oleh KRAPI. Skenario yang digunakan skenario 1a dan 1b. Skenario 1a adalah keadaan pada saat normal dan skenario 1b adalah keadaan pada saat ekstrim. Variabel tinggi muka air laut adalah data pasang surut, gelombang, dan kenaikan muka air laut daerah Gresik. Pembuatan DEM menggunakan peta LPI dengan metode topo to raster. Hasil dari metode Admiralty diperoleh nilai Formzahl sebesar 10,02 maka pasang surut daerah Gresik adalah pasang surut harian tunggal dengan MSL = 91cm, MHWL = 98 cm, dan HHWL=181. Luas genangan Perairan Banyuurip pada tahun 2014 – 2020 pada skenario 1a berkisar antara 229,21 ha – 243,24 ha dan pada skenario 1b berkisar antara 294,08 ha – 311,43 ha

    Studi Karakteristik Dan Co-range Pasang Surut Di Teluk Lembar Lombok Nusa Tenggara Barat

    Full text link
    Pasang surut merupakan salah satu parameter oseanografi yang sangat berpengaruh di perairan. Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Lokasi Pelabuhan Lembar berada di teluk menarik untuk dikaji mengenai karakteristik dan kondisi pasang surut, informasi mengenai pasang surut berguna untuk aktivitas pelabuhan. Penelitian dilaksanakan pada 1 Mei – 18 Mei 2014 di Perairan Lembar, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data pasang surut sebagai data primer dan peta batimetri sebagai data sekunder. Sedangkan metode penelitian digunakan metode diskriptif dimana hasil penelitian dianalisa dan dimodelkan dengan software DHI Mike 21 dan ArcGis 10.1. Hasil penelitian menunjukkan tipe pasang surut Perairan Teluk Lembar adalah pasang surut campuran condong ke harian ganda (Mixed Tide Prevailling Semi diurnal) dengan nilai formzahl 1,1981. Nilai elevasi pasang surut MSL sebesar 1,27m, HHWL sebesar 2,19m dan LLWL sebesar 0,35m. Peta Co-range pasang surut berisi informasi sebaran amplitudo pasang surut, ketika pasang gelombang amplitudo bergerak menuju ke teluk dan ketika surut gelombang amplitudo pasang surut bergerak keluar teluk. Persebaran gelombang amplitudo pasang surut memiliki nilai yang relatif sama di setiap bagian teluk sehingga aktifitas pelabuhan tidak terganggu oleh gelombang amplitudo pasang yang tinggi

    Analisis Prakiraan Luasan Daerah ¬Upwelling Di Perairan Selatan Jawa Timur Hingga Selatan Lombok Kaitannya Dengan Hasil Perikanan Tangkap

    Full text link
    Salah satu komoditas utama perekonomian Indonesia adalah perikanan hasil tangkap ikan pelagis. Proses penangkapan ikan pelagis tidak lepas dari pendugaan daerah upwelling. Pendugaan daerah upwelling dapat diketahui melalui salah satu indikator upwelling berupa suhu permukaan laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi luasan daerah upwelling melalui indikator upwelling berupa suhu permukaan laut (SPL) di perairan selatan Jawa Timur hingga Pulau Lombok serta untuk mengetahui hubungan luasan upwelling terhadap hasil tangkap ikan pelagis berdasarkan data hasil tangkapan. Penelitian dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu tahap pengumpulan data di lapangan (data primer) sebagai verifikasi citra, tahap pengumpulan data citra Aqua MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) level.3 bulanan dan data tangkapan ikan (data sekunder) serta tahap pengolahan citra untuk memperoleh luasan upwelling. Prakiraan luasan upwelling diperoleh dari luasan spasial dari piksel-piksel yang memenuhi anomali <-3oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luasan upwelling pada tahun 2007 hingga 2011 memiliki pola yang cenderung sama, yakni upwelling kondisi luasan upwelling meningkat ditemui pada musim timur tepatnya pada bulan Juni hingga Oktober di sepanjang perairan pantai Selatan Jawa Timur dengan kondisi paling luas terdapat pada bulan Agustus dan September diikuti dengan penurunan rata-rata suhu permukaan laut (SPL). Luasan upwelling yang diindikasikan oleh suhu permukaan laut tidak mempengaruhi hasil tangkapan secara langsung atau dapat dikatakan bahwa ada jeda waktu sekitar 1 hingga 2 bulan antara terbentuknya upwelling dengan puncak hasil tangkapan ikan

    Analisis Refraksi Gelombang Laut Berdasarkan Model Cms-wave Di Pantai Keling Kabupaten Jepara

    Full text link
    Gelombang merupakan salah satu parameter oseanografi yang sangat mempengaruhi kondisi pantai. Proses penjalaran gelombang menuju pantai akan mengalami deformasi berupa refraksi gelombang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses refraksi gelombang di Pantai Keling, Kabupaten Jepara dengan menggunakan software SMS (Surface Water Modelling System) Modul CMS-Wave. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16-19 Oktober 2013 di Pantai Keling, Kabupaten Jepara. Data primer yang digunakan adalah data gelombang sedangkan data sekunder yang digunakan adalah data angin dan data batimetri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Peramalan gelombang diperoleh dari data angin dengan menggunakan metode SMB, sedangkan model penjalaran gelombang disimulasikan menggunakan software CMS-Wave. Dari hasil pengamatan gelombang diketahui gelombang di Pantai Keling yang terjadi pada tanggal 16 sampai 19 Oktober 2013, tinggi gelombang maksimum sebesar 0,95 meter dengan periode sebesar 6.8 detik. Tinggi gelombang signifikan (Hs) sebesar 0.7 meter dengan periode (Ts) sebesar 5,69 detik. Tinggi gelombang minimum 0,18 meter dengan periode sebesar 2,30. Dari hasil pemodelan bahwa daerah barat dan timur tanjung keling merupakan daerah yang berpotensi mengalami kerusakan oleh gelombang

    Kajian Pola Arus Laut Sebelum Dan Sesudah Pembangunan Pelabuhan Khusus Pabrikasi Baja Di Perairan Paciran, Kabupaten Lamongan

    Full text link
    Indonesia terletak di negara tropis, keadaan ini menunjukkan bahwa banyak fenomena kelautan yang terjadi di perairan Indonesia. Fenomena kelautan yang banyak terjadi adalah fenomena fisika diantaranya adalah arus laut san pasang surut. Informasi mengenai arus laut sangat diperlukan dalam pembangunan bangunan pantai misalnya pembangunan pelabuhan khusus di perairan Paciran, Kabupaten Lamongan. Dengan adanya data arus laut yang akurat tentang pola arus laut, maka akan sangat membantu mengetahui lokasi yang tepat untuk mendirikan bangunan pantai. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi dan gambaran mengenai pola arus laut sehingga dapat mengurangi dampak negatif yang terjadi.Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14-20 Oktober 2009, di perairan Paciran, Kabupaten Lamongan. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yakni tahap pengambilan data primer dan tahap pengerjaan model matematis di Laboratorium Komputasi Jurusan Ilmu Kelautan UNDIP, model matematis ini dapat dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Surface Water Modelling System (SMS). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian yang diteliti atau dikaji pada waktu terbatas dan tempat tertentu untuk mendapatkan gambaran tentang situasi dan kondisi secara lokal. Penentuan lokasi sampling didasarkan pada pertimbangan bahwa lokasi stasiun penelitian mewakili karakteristik perairan Paciran salah satunya pertimbangan kedalaman yang harus dicapai agar range sensor dari perekam terpenuhi sehingga perekaman data dengan perekam dapat berjalan dengan baik.Kecepatan rata-rata arus pada seluruh kolom air 10,83 cm/det, kecepatan arus minimum 0,95 cm/det, dan maksimum 29,12 cm/det. Kecepatan arus pada kolom air permukaan memiliki kecepatan arus yang lebih besar daripada kolom air tengah dan dasar. Kondisi arus dilapangan menunjukan adanya hubungan antara fluktuasi arah dan kecepatan arus dengan pola pasang surut yang terjadi. Hubungan ini dapat dilihat dengan adanya pergerakan arah arus yang cenderung bolak-Balik, dimana pada saat kondisi pasang arah arus cenderung ke arah baratlaut - utara dan pada saat surut arah arus ke arah tenggara-selatan. Hubungan ini dapat dilihat dengan adanya pergerakan arah arus yang cenderung bolak-Balik, dimana pada saat kondisi pasang arah arus cenderung ke arah timur laut – barat dan pada saat surut arah arus ke arah barat – timur laut. Hasil simulasi model pola arus menunjukkan tidak adanya Perubahan pola arus yang signifikan sebelum pembangunan pelabuhan khusus

    Sebaran Sedimen Dasar Di Muara Sungai Silugonggo Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati

    Full text link
    Muara Sungai Silugonggo terletak sekitar lima kilometer dari pelabuhan Kecamatan Juwana, tepatnya di Kecamatan Batangan. Aliran Sungai Silugonggo menjadi salah satu sumber sedimen di daerah muara sungai yang kemudian tersebar dan mengendap sehingga berpotensi menimbulkan pendangkalan pada alur pelayaran TPI Bajomulya. Parameter hidro-oseanografi yang berpengaruh terhadap sebaran sedimen adalah arus, gelombang dan pasang surut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran sedimen dasar, mengetahui kecepatan dan arah arus serta hubungan arus dengan sebaran sedimen dasar di daerah sekitar muara Sungai Silugonggo. Pengambilan data arus diukur menggunakan ADCP pada kedalaman 7 m dan pengambilan contoh sedimen permukaan dasar perairan menggunakan Sedimen Grab, sedangkan data sekunder berupa peta bathimetri dan peramalan pasang surut dari Dinas Hidro-Oseanografi. Dalam penentuan lokasi stasiun penelitian menggunakan metode purposive sampling method. Hasil menunjukkan bahwa sedimen dasar yang mendominasi daerah penelitian adalah lanau dan lanau lempungan. Hasil dari pengolahan data lapangan menunjukkan bahwa pola arus dominan di muara Sungai Silugonggo adalah arus pasang surut dengan kecepatan arus berkisar antara 0,03 – 0,752 m/s untuk kedalaman permukaan, 0,016 – 0,266 m/s untuk kedalaman tengah, dan 0,006 – 0,389 m/s untuk kedalaman dasar dengan arah arus bergerak dari arah barat daya ke timur laut

    Pengaruh Pasang Surut Terhadap Sebaran Genangan Banjir Rob Di Kecamatan Semarang Utara

    Full text link
    Kota Semarang yang memiliki wilayah pesisir di bagian utara jelas sangat terkena dampak kenaikan muka laut. Dampak utama yang diakibatkan oleh kenaikan permukaan air laut adalah terjadinya banjir pasang. Kecamatan Semarang Utara merupakan salah satu tempat di Kota Semarang yang sering dilanda oleh banjir rob. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memberikan gambaran mengenai pengaruh pasang surut terhadap luas sebaran genangan rob yang terbentuk di Kecamatan Semarang Utara. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama pada tanggal 13 Maret sampai 27 Maret 2014 dan tahap kedua pada tanggal 15 Juli 2014. Materi dalam penelitian ini terdiri dari data primer berupa data tinggi genangan banjir rob dan pasang surut selama 15 hari, sedangkan data sekunder berupa data pasang surut tahun 2013 dan data titik tinggi. Metode analisis yang digunakan adalah metode Admiralty, sedangkan peramalan pasang surut dilakukan menggunakan software Mike 21. Simulasi model genangan rob dibuat berdasarkan nilai HHWL tahunan yang dikoreksi dengan MSL tahunan. Berdasarkan metode Admiralty, menunjukkan bahwa tipe pasang surut di perairan Semarang adalah campuran condong ke harian ganda. Nilai muka air laut rata-rata (MSL) 59,9261 cm, muka air tinggi tertinggi (HHWL) 117,381 cm dan muka air rendah terendah (LLWL) 2,471 cm. Uji keseuaian model peramalan pasang surut didapatkan nilai Mean Relative Error (MRE) sebesar 13,076 %. Berdasarkan hasil simulasi model genangan rob, luas genangan banjir rob di Kecamatan Semarang Utara yang terjadi pada tahun 2014 mencapai 823,545 ha atau 70,991% dari luas wilayah Kecamatan Semarang Utara
    corecore