8 research outputs found
Deteksi Kerusakan Kompresor Torak Satu Silinder Dengan Sinyal Getaran
Kompresor torak merupakan jenis kompresor yang paling tua yang didesain untuk produksi secara masal. Hingga saat ini, jenis kompresor torak ini masih menjadi pilihan utama dalam berbagai bidang karena kelebihannya yaitu mampu memberikan kompresi udara yang tinggi dan laju aliran rendah. Ada banyak kasus kerusakan pada kompresor torak misalnya, kerusakan pada katup, wrist pin, dan crank pin bore pada connecting rod. Pada makalah ini, deteksi kerusakan kompresor torak satu silinder akibat katup buang yang malfungsi dan kerusakan pada pin bore akan dikaji berdasarkan sinyal getaran. Analisis sinyal domain waktu dan frekuensi menjadi dasar utama dilengkapi dengan fitur spektrogram dan auto-korelasi dua dimensi. Pola-pola sinyal hasil getaran dianalisis melalui plot fitur sinyal getaran, kemudian dibandingkan antara kondisi kompresor normal dan kompresor yang mengalami kerusakan sebagaimana disebutkan diatas. Dengan cara perbandingan fitur sinyal getaran tersebut, maka deteksi kerusakan kompresor dapat dilakukan
Analisis konstruksi pipa pompa suction 112-JB
The 101-JTC condenser tank has excess steam condensate due to the addition of admission steam from 101-JT. Therefore, it is necessary to design a piping system that connects 101-JTC condenser tank with the 112-JB pump to drain the condensed excess steam. The designed piping system will encounter a dynamic response caused by fluid flow fluctuation over the time. This dynamic response causes the pipe to experience stress. To find out the resulting voltage which will not cause damage or failure, it is necessary to estimate the safety factor in a piping system that has been given static and dynamic loading. This research uses the fluid structure interaction or FSI method with the help of ANSYS software as a simulation tool. The results of this study are, the flow in the pipe causes an impact load which makes the structure vibrate freely damped. The resulting dynamic response describes, the structure displacement amplitude decreases with increasing time. This indicates a stable vibration. Finally, when viewed from the value of stress against time, the fatigue that occurs in the pipe structure induce a stress below the stress limit on Goodman diagram. It can be estimated that the structure has no service life limit. The fatigue safety factor is 7.1
HUBUNGAN KONFIGURASI GUBAHAN DENGAN PEMANFAATAN RUANG PUBLIK TEPI SUNGAI DI KAWASAN PERMUKIMAN KOTA Studi Kasus: Karangwaru Riverside Sae Saestu (KRSS), Yogyakarta
The utilization of riverside in the city as a residential area has threatened
the ecological function of the river. Karangwaru Riverside Sae Saestu (KRSS) is a
public space that was built as a strategy of urban river revitalization. This chosen
strategy wants people to get the benefits of public space thus indirectly sustain the
program of river revitalization. Not only does physical design hereby determines
the success of a public space but also its ability to invite people to come and use
it. Meanwhile, the intensity and the diversity of users become the main reason to
asses the quality of public space utilization.
This study identifies the type and function of KRSS as a public space,
describes and assesses the quality of utilized patterns of KRSS based on its
diverse activities, and assesses the relationship between KRSS� configuration and
its utilization. This study employs a mixed approach between qualitative by using
field observations, and quantitative simulation by using space syntax simulation.
KRSS is a public open space with street as dominant typology, the
inspection path for the pedestrian, supported by squares at several locations. The
principal functions of KRSS are circulation paths, greenbelt, a means of social and
recreational activities. The success of KRSS rises from the utilization of public
space which happens most of the time, the diversity of activities that occur, both
the principal and the corresponding function caused by the user's choice to adopt
the space. The relational configuration of KRSS by its utilization has different
tendencies associated with this type of activity and its spatial conditions.
Activities of movement relate to the integration (R2= 0.559), although it has no
realation with spatial integration that has clear visibility due to the open condition
visually. Meanwhile, the static activity has no relation to the spatial integration,
but rather shows the relationship of visibility (R2= 0.537) mainly due to the
existence of the typology of square. Therefore, the user�s choice has more
influenced static activity which is related to socio-cultural factors as customs and
social ties
Penyuluhan Pemanfaatan Air Irigasi Secara Efisien untuk Meningkatkan Ketersediaan Air Irigasi pada Daerah Irigasi Cabang Dinas Pengairan Kabupaten Kediri
Salah satu permasalahan dalam pengelolaan suatu daerah irigasi adalah kecilnya angka efisiensi pengaliran air irigasi. Dengan kecilnya angka efisiensi irigasi maka akan banyak air yang hilang pada saat pendistribusian air irigasi tersebut menuju areal pertanian. Pada daerah irigasi pada Cabang Dinas Pengairan Kabupaten Kediri terjadi juga angka efisiensi irigasi yang kecil sehingga ketersediaan air irigasi yang ada tidak mencukupi kebutuhan air yang ada. Untuk meningkatkan angka efisiensi perlu dilakukan kegiatan-kegiatan nyata yang bersifat menumbuhkan rasa hemat air para petani dalam mengelola lahan pertanian agar air irigasi yang tersedia dapat mencukupi kebutuhan yang ada.
Dengan maksud di atas maka dipandang perlu untuk membuka wawasan petani tentang pentingnya penghematan pemakaian air irigasi pada Daerah Irigasi pada Cabang Dinas Pengairan Kabupaten Kediri dengan mengadakan suatu kegiatan penyuluhan. Kegiatan ini dilakukan oleh 5 tenaga pengajar Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang (daftar riwayat hidup terlampir) dan menghabiskan dana sebesar Rp 1.640.000,00
Machine health prognosis based on multiregime condition monitoring signals
This paper presents a proposal for machine health prognosis based on multi regime condition monitoring (CM) signals. The basis idea is performing deeply analysis of CM signals that possibly includes steady state signals – that is normal condition, and developing transient signal that represents some faults exist in the machine. Trigonometric features is extracted from such signals and some energy vectors was used to calculate the health index of machine. Prognosis is then performed on the machine which has the lowest health index, that means the worst condition of the machine. RUL prediction is addressed to estimate the remaining life of the machine up to breakdown. The proposed method gives relatively promising results of RUL prediction that possibility give some times for maintenance actions before catastrophic failure occurs
Analisis Hidrolis Uji Model Fisik Bendung Mena, Kabupaten Timor Tengah Utara
Bendung Mena merupakan salah satu infrastruktur untuk mengatasi masalah
pemenuhan kebutuhan air irigasi daerah Mena, sebagai suatu upaya konservasi sumber daya
air. Sungai Mena merupakan salah satu sungai yang melintasi Kabupaten Timor Tengah Utara
dan terletak pada DAS Oemanu yang memiliki luas sebesar 362,80 km2. Berhulu pada Sungai
Noel Oemanu dan bermuara di Selat Ombai, Sungai Mena memiliki panjang 29,25 km.
Sedangkan Bendung Mena secara administratif terletak di Desa Kaubele Kecamatan Biboki
Moenleu dan Desa Humusu Oekolo Kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor Tengah Utara.
Daerah Irigasi Mena mempunyai 2 pintu pengambilan kiri dan kanan. Kondisi Bendung Mena
mengalami kerusakan sehingga mengalami penurunan fungsi yang cukup beasr. Menanggapi
hal tersebut maka Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Timor Tengah utara merencanakan
proyek rehabilitasi D.I Mena untuk memperbaiki fungsi dan kinerja bangunan Bendung Mena
serta memperluas areal irigasi dengan menambahkan saluran intake kanan. Dengan adanya
penambahan intake sebagai upaya meluaskan daerah irigasi, perlu adanya perencanaan yang
matang terhadap sistem intake tersebut yang meliputi: pintu pengambilan (intake), kantong
lumpur, debit kebutuhan irigasi, dan debit pembilasan kantong lumpur. Upaya perencanaan
tersebut harus dilakukan dengan meninjau kembali perilaku hidrolik desain Bendung Mena
terhadap perubahan-perubahan yang diterapkan serta untuk melihat juga efektivitas intake
tersebut. Berdasarkan uji model Bendung Mena, dihasilkan kondisi aliran pada Sungai Mena
dengan menggunakan parameter bilangan Froude (Fr) menunjukkan aliran sub-kritis pada
sebagian besar section kecuali pada bagian pelimpah hingga peluncur pelimpah (section 0 –
III) untuk keseluruhan variasi debit. Sedangkan untuk kavitasi, menunjukkan hasil di bawah
kavitasi sehingga menunjukkan tidak terjadinya kavitasi pada seluruh variasi debit. Kondisi
gerusan pada hilir bangunan Bendung Mena dianalisis menggunakan empat metode yaitu
metode pengamatan, metode Lacey, metode Vendijh, dan Metode USBR. Dengan metode
pengamatan berbeda cukup signifikan dengan metode analitis dikarenakan perbedaan parameter yang digunakan dan juga dampak dari adanya kolam olak. Untuk kala ulang debit
Q2th dengan debit sebesar 0,037 m3/detik menghasilkan kedalaman gerusan pada metode
pengamatan sebesar 0,016 m, metode Lacey sebesar 0,117 m, Metode Vendijh sebesar 0,090
m, dan Metode USBR sebesar 0,085 m. Kala ulang debit Q10th dengan debit sebesar 0,063
m3/detik menghasilkan kedalaman gerusan pada metode pengamatan sebesar 0,021 m, metode
Lacey sebesar 0,140 m, Metode Vendijh sebesar 0,110 m, dan Metode USBR sebesar 0,115 m.
Kala ulang debit Q25th dengan debit sebesar 0,084 m3/detik menghasilkan kedalaman gerusan
pada metode pengamatan sebesar 0,022 m, metode Lacey sebesar 0,154 m, Metode Vendijh
sebesar 0,125 m, dan Metode USBR sebesar 0,136 m. Hasil pemodelan menunjukkan desain
intake bendung kanan dan kiri dapat mengalirkan kebutuhan irigasi sebesar 1,5 m3/detik pada
intake kanan dan 1,12 m3/ detik pada intake kiri. Setelah dilakukan analisis, menghasilkan debit
pembilasan paling efektif pada kantong lumpur kanan adalah 4,1 m3/detik dengan efektivitas
pengangkutan volume sedimen sebesar 75,39%, elevasi muka air +24,50 meter, dan tinggi
jagaan 0,50 mete
Studi Penilaian Indeks Kinerja Irigasi dan Angka Kebutuhan Nyata Operasional dan Pemeliharaan pada Rehabilitasi Daerah Irigasi Molek Kabupaten Malang”.
Daerah Irigasi Molek secara administrasi berada di Kabupaten Malang Provinsi Jawa
Timur yang meliputi Kecamatan Kepanjen, Kromengan dan Sumberpucung. Daerah Irigasi
ini memiliki beberapa permasalahan pada saluran - saluran dan bangunan - bangunannya.
Dari hasil inventarisasi yang dilakukan terdapat kerusakan yang terjadi di 9 ruas. Kerusakan
terjadi di 7 ruas saluran primer Molek dan di 2 ruas saluran sekunder. Nilai indeks kinerja
Daerah Irigasi Molek mendapat nilai sebesar 79,82% yang terdiri dari aspek prasarana fisik
sebesar 38,63%, produktivitas tanaman sebesar 12,75%, sarana penunjang O&P sebesar
5,95%, organisasi personalia sebesar 11,69%, dokumentasi sebesar 4,05%,
perkumpulan petani pemakai air sebesar 6,75%. Perhitungan prioritas penanganan
aset pada Daerah Irigasi Molek berdasarkan urutan nilai kondisi fisik yang paling rendah ke
yang paling tinggi dilihat dari perhitungan indeks kinerja irigasi. Perhitungan Angka
Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) pada Daerah Irigasi Molek yaitu
sebesar Rp. 1.289.036,26