10 research outputs found

    PENGARUH ANGER MANAGEMENT TRAINING TERHADAP PENURUNAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA BERMASALAH DI SMP X BANDUNG

    Get PDF
    Aggression is all form of behavior which meant, to hurt other individual physically and mentally or harm the others which their behavior is undesireable (Berkowitz 1995). Aggressive behavior is a form of negative behaviors that arise mainlydue to the stimulation of environmental stimuli often lead to greater impact. Aggression can be physical or verbal, and may occur on other people or objects that become targets of aggression. Aggressive behavior shown junior high school students 'X' Bandung include fights either alone or in groups, pushing, hitting, and kicking her or inventory such asschool desks, chairs and doors (Displacement) due to a simple problem. Students also like to taunt and threaten her friends who do not follow their will (bullying), students also often yell and say rude to her if what she wants is not obeyed. The purpose of the research was to obtain empirical data on the effect of Anger Management Training (AMT)  to decrease agression behavior at junior high school “x” Bandung. This AMT is focusing to changing of behavior through increase knowledge, helping student to be able to control their temper positively and able to express anger in a healthy way. In this study there were fifteen participants taken as a subject by using purposive techniques based on established criteria.Todetermine whether there is the effect of the AMT in reducing aggressive behavior of students, the data processing is doneby using the Wilcoxon Signed Ranks test statistic test. Statistical hypothesis proposed in this study is : there is the effect of interventions such as anger management training to decrease aggressive behavior in the study subjects. : there is the effect of interventions such as anger management training to decrease aggressive behavior in the study subjects. From theresults of statistical tests using the Wilcoxon Signed Ranks Test results obtained Z value of -3.410 with probability p for atwo-tailed test (asymp. Sig. 2 tailed) of 0.001. Given the value of p = 0.001 <a = 0.05, then  is rejected and  is accepted. Thus, it can be said that there is the effect of interventions such as anger management training to decreaseaggressive behavior in students.     Keywords: aggression, anger management training

    PENGENALAN DAN PENGAJARAN BERBASIS BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH VUTTISATVITTAYANUSON SCHOOL

    Get PDF
    Bahasa Inggris diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran. Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa yang paling banyak tersebar dan penting di dunia, dari konferensi akademik internasional hingga laporan berita, dan bahkan lirik musik populer, bahasa Inggris digunakan dalam segala hal. Tidak hanya itu, bahasa Inggris digunakan untuk menyampaikan informasi dan berita, serta menjadi bahasa bisnis, pemerintahan dan pendidikan. Diplomasi membutuhkan bahasa Inggris, dan bahasa Inggris memainkan peran penting dalam profesi ini. Bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Program pendidikan berkualitas tinggi juga membutuhkan kefasihan berbahasa Inggris. Belajar bahasa Inggris itu sangat penting. Oleh karena itu, pendidik harus siap mengembangkan bahasa Inggris siswa sebagai kompetensi bahasa internasional melalui kegiatan proses pembelajaran. Dalam proses pengajaran, penulis memberikan materi bahasa Inggris tentang introduction, conversation, dan story telling. Materi ini penulis berikan agar para pelajar di Vuttisatvittayanuson school dapat memahami dan menerapkan proses interaksi dan komunikasi dalam bahasa Inggris dengan baik

    PENGARUH ANGER MANAGEMENT TRAINING TERHADAP PENURUNAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA BERMASALAH DI SMP X BANDUNG: he effect of Anger Management Training (AMT)  to decrease agression behavior at junior high school “x” Bandung

    No full text
    Aggression is all form of behavior which meant, to hurt other individual physically and mentally or harm the others which their behavior is undesireable (Berkowitz 1995). Aggressive behavior is a form of negative behaviors that arise mainlydue to the stimulation of environmental stimuli often lead to greater impact. Aggression can be physical or verbal, and may occur on other people or objects that become targets of aggression. Aggressive behavior shown junior high school students 'X' Bandung include fights either alone or in groups, pushing, hitting, and kicking her or inventory such asschool desks, chairs and doors (Displacement) due to a simple problem. Students also like to taunt and threaten her friends who do not follow their will (bullying), students also often yell and say rude to her if what she wants is not obeyed. The purpose of the research was to obtain empirical data on the effect of Anger Management Training (AMT)  to decrease agression behavior at junior high school “x” Bandung. This AMT is focusing to changing of behavior through increase knowledge, helping student to be able to control their temper positively and able to express anger in a healthy way. In this study there were fifteen participants taken as a subject by using purposive techniques based on established criteria.Todetermine whether there is the effect of the AMT in reducing aggressive behavior of students, the data processing is doneby using the Wilcoxon Signed Ranks test statistic test. Statistical hypothesis proposed in this study is : there is the effect of interventions such as anger management training to decrease aggressive behavior in the study subjects. : there is the effect of interventions such as anger management training to decrease aggressive behavior in the study subjects. From theresults of statistical tests using the Wilcoxon Signed Ranks Test results obtained Z value of -3.410 with probability p for atwo-tailed test (asymp. Sig. 2 tailed) of 0.001. Given the value of p = 0.001 <a = 0.05, then  is rejected and  is accepted. Thus, it can be said that there is the effect of interventions such as anger management training to decreaseaggressive behavior in students.     Keywords: aggression, anger management training

    PENGARUH GRIT TERHADAP PROKASTINASI AKADEMIK MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG

    No full text
    Salah satu tantangan terbesar mahasiswa saat ini adalah bagaimana mereka mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi tepat waktu dengan nilai Indeks prestasi kumulatif (IPK) yang baik. Data menunjukan bahwa lebih dari 50% mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Lampung lulus dengan masa studi diatas 4 tahun. Indikasi penundaan akademik adalah masa studi 5 tahun atau lebih dan mengarah pada apa yang disebut sebagai prokastinasi akademik (Solomon & Rothblum, 1984). Mahasiswa memerlukan suatu perilaku yang positif dan keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan jangka panjang yang dikenal dengan grit.Adanya karakter positif grityang memiliki aspek konsisten terhadap ketertarikan dan ketekunan dalam berusaha (Duckworth, Peterson, Matthews & Kelly, 2007) secara teoritis dianggap mampu menghasilkan daya kerja yang kuat terhadap tantangan yang dihadapi, mempertahankan usaha dan ketertarikan dari tahun ke tahun walaupun ada kegagalan, kemalangan dan hambatan dalam prosesnya. Tujuan penelitian ini untuk menguji secara empirik pengaruh gritterhadap prokastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Muhammadiyah Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan jumlah subjek yang terlibat dalam penelitian sebanyak 62 mahasiswa dengan masa studi minimal 1 tahun. Data dianalisis dengan melakukan uji regresi dengan program SPSS 24. Hasil penelitian akhir menunjukan bahwa grit secara signifikan berpengaruh terhadap prokastinasi mahasiswa sebesar 29.3%.   

    HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA X LAMPUNG BARAT SELAMA PANDEMI COVID-19

    No full text
    ABSTRACTMotivation is the driving force that moves a person's soul, encouraging someone to develop themselves and mobilize all the abilities and energy they have in order to achieve maximum performance. The purpose of this study was to determine whether there was a relationship between peer support and learning motivation of X high school students in West Lampung during the pandemic. One that affects student learning motivation is the existence of social support from peers, peers have an important role in adolescent development, especially at the stage of learning development where adolescents who have many friends will be able to increase interest in their education. The sample of this study amounted to 118 students in grades 1 and 2 of high school. people with the data analysis method used is the Pearson Product Moment correlation method. The results of the correlation coefficient value of the correlation coefficient of 0.685 indicate a relationship between the variables of peer social support on student motivation during the Pandemic. Keywords: social support, learning motivation, pandemic, peers  ABSTRAKMotivasi belajar merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat seseorang, mendorong seseorang untuk mengembangkan diri dan menggerakkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi yang maksimal. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan teman sebaya dengan motivasi belajar siswa SMA X di Lampung Barat selama masa Pandemi. Salah satu yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah adanya dukungan sosial dari teman sebaya. Teman sebaya memiliki peran penting dalam perkembangan remaja terutama pada tahapan perkembangan belajar dimana remaja yang banyak memiliki teman akan mampu meningkatkan minat terhadap pendidikannya. Sampel penelitian ini berjumlah 118 siswa kelas 1 dan 2 SMA dengan metode korelasi Pearson Product Moment. Hasil koefisien korelasi sebesar 0.685 menunjukan adanya hubungan positif antara variabel dukungan sosial teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa dimasa pandemi. Kata kunci: dukungan sosial, motivasi belajar, pandemic, teman sebay

    MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI ANAK – ANAK IMIGRAN INDONESIA MENGGUNAKAN METODE PUBLIC SPEAKING DI GOMBAK, KUALA LUMPU

    No full text
    Keberhasilan pendidikan terutama pendidikan formal salah satunya ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yaitu dengan cara menumbuhkan kepercayaan diri pada anak – anak.. Dengan bekal kepercayaan diri, setiap anak dipastikan bisa berstimulus berkembang menjadi manusia yang berkarakter. Anak yang percaya diri akan bisa menerima dirinya sendiri, siap menerima tantangan dalam arti mau mencoba sesuatu yang baru walaupun sadar bahwa kemungkinan salah pasti ada serta cenderung lebih berhasil dalam melakukan apa yang ia inginkan. Sementara anak yang kurang percaya diri akan menjadiseseorang yang pesimis dalam menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu1 untuk menyampaikan gagasan, bimbang dalam menentukan pilihan dan sering membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Karena perkembangan kepribadian, sikap mental dan Intelektual dibentuk pada usia dini serta kebutuhan akan proses yang bertahap, maka rasa percaya diri anak perlu dibangun sejak dini. Kualitas masa awal anak merupakan cermin kualitas bangsa yang akan datang. Dengan menggunakan metode pelatihan public speaking, game public speaking serta lomba public speaking yang di kemas dalam pembelajaran yang menyenangkan serta di dukung sarana lainnya di harapkan rasa percaya anak – anak di Gombak akan meningkat. Dengan demikian anak – anak di Gombak, dapat berbicara lancar, berani bertanya, berani manjawab pertanyaan juga tidak perlu ada pemaksaan terlebih dahulu sebelum akhirnya mau maju di depan kelas sehingga dapat mengoptimalkan dalam usaha mempersiapkan generasi yang berkarakter

    DETEKSI DINI BUTA WARNA DENGAN APLIKASI ISHISHARA BERBASIS IOS DI SANGGAR BELAJAR SUNGAI CHINCHIN GOMBAK, KUALA LUMPUR MALAYSIA

    No full text
    Buta warna merupakan suatu kelaianan yang tidak dapat disadari namun deteksi dini tetap diperlukan guna mengenatahui ada tidaknya kelainan ini. buta warna sendiri dapat di identifikasi menjadi dua yakni buta warna total dan buta warna sebagian. Pada penderita buta warna sebagian atau partial akan kesulitan untuk mengenali warna merah, hijau, biru dan kuning namun tetap dapat mengenali warna lainya dengan mudah. Sedangkan pada penderita buta warna total hanya dapat mengenali warna hitam dan putih. Program ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap anak-anak imigran Indonesia yang belajar di salah satu Sanggar Belajar di kuala lumpur-Malaysia sebagai upaya untuk langkah awal penanganan lebih lanjut jika ditemukan anak dengan buta warna total. Hasil dari program ini diketahui bahwa adanya kemungkinan anak menderita buta warna karena semua anaktidak ada yang mendapatkan nilai jawaban benar 100%. Hasil dari tes diharapkan menjadi tes berbasis aplikasi ini tidak dapat di jadikan acuan diagnosa karena masih memerlukan penanganan tenaga ahli yang lengkap. Kata kunci: Buta warna, deteksi dini, aplikasi tes ishishara
    corecore