6 research outputs found
Community Empowerment Program in Overcoming the Problem of Disease in Tomajiko Kelurahan, Pulau Hiri District
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a problem for tropical countries such as Indonesia. The increasing number of deaths from this disease every year is an extraordinary event. To overcome this problem, the UMMU Ibm team attempted to carry out DHF control activities by disseminating DHF and the PSN (Mosquito Nest Eradication) movement with 3M plus, namely Draining, Closing and Burying. This program aims to increase public understanding of the risk of dengue disease as well as public awareness of clean lifestyles. The empowerment method used is literacy provision and mosquito nest eradication practice. This program is proven to be able to improve students' understanding in eradicating mosquito nests that cause dengue fever. With this program, the people of Tomajiko sub-district, Hiri Island sub-district are expected to always keep the environment clean to avoid dengue fever. The results of this program are expected to be replicated by several villages around the Hiri archipelago that have the same demographic characteristics.Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu permasalahan bagi negara-negara yang beriklim tropis seperti di Indonesia. Melonjaknya angka kematian akibat penyakit ini setiap tahun menjadikan sebuah peristiwa luar biasa. Untuk mengatasi permasalahan ini, tim Ibm UMMU berupaya melakukan kegiatan pengendalian DBD dengan melakukan sosialisasi DBD dan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M plus yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap resiko penyakit DBD serta kesadaran masyarakat mengenai pola hidup bersih. Metode pemberdayaan yang digunakan yaitu pemberian literasi dan praktek Pemberantasan Sarang Nyamuk. Program ini terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pemberantasan sarang nyamuk yang menyebabkan penyakit DBD. Dengan adanya program ini, masyarakat kelurahan Tomajiko kecamatan Pulau Hiri diharapkan dapat selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih untuk menghindari penyakit DBD. Hasil dari program ini diharapkan dapat ditiru oleh beberapa desa sekitar kepulauan Hiri yang memiliki karakteristik demografi yang sama
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN ABORTUS TERHADAP PERILAKU ABORSI DI RSUD CHASAN BOESOERIE TERNATE
Perilaku aborsi yang dilakukan oleh remaja saat ini semakin memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan tindakan aborsi yang dilakukan oleh remaja setiap tahunnya. Kondisi ini tentunya menjadi sebuah permasalahan baik sosial, budaya, agama maupun hukum di Indonesia. Untuk itu, penelitian ini bertujuan melihat faktor yang menyebabkan seorang abortus melakukan Tindakan tersebut. Selain itu, kami juga melihat sikap pasien terhadap tindakan aborsi yang dilakukan. Sebanyak 27 informan penelitian yang terdiri dari dokter, bidan dan pasien abortus diwawancarai yang berada di RSUD Chasan Boesoerie kota Ternate. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan pasien abortus terhadap perilaku aborsi masih rendah dan pasien telah mengetahui sikap yang harus dilakukan seseorang ketika terjadi kasus aborsi. Penelitian ini memiliki implikasi pada peningkatan pengawasan dari keluarga dan lingkungan sosial para remaja untuk membentengi remaja dari perilaku seks pranikah. Selain itu pihak sekolah juga perlu mengambil bagian dalam meminimalisir terjadinya permasalahan aborsi yang dilakukan oleh remaja, khususnya di kota Ternate
Permainan Edukatif sebagai Sarana Peningkatan Pengetahuan, Sikap serta PHBS Siswa SDN 26 Kelurahan Gambesi Kota Ternate
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang masih menghadapi berbagai permasalahan kesehatan masyarakat, salah satunya adalah kebiasaan berperilaku bersih dan menjaga kesehatan. Menurut WHO masalah kebersihan dan kesehatan, Indonesia masih dibawah negara-negara tetangga seperti Singapura dengan score 85, Brunai Darussalam 78, dan Malaysia 69, sedangkan Indonesia hanya memiliki score 60 yang berada di posisi keempat negara Asean berdasarkan indeks Sustainable Development Goals (SDGs). Kondisi ini dikarenakan kesadaran melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) belum massif dipraktekkan oleh masyarakat di Indonesia. Suatu upaya yang dilakukan dalam penanggulangan permasalahan ini adalah dengan menanamkan PHBS pada anak usia sekolah dasar agar mereka terbiasa dengan perilaku tersebut secara berkelanjutan sampai dewasa nanti. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberi nilai tambah dan pengalaman bagi pihak sekolah dan siswa-siswi dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kegiatan yang dilakukan di SDN 26 Kelurahan Gambesi kota Ternate ini berupa penyuluhan dan permainan edukatif kepada siswa-siswi sekolah dasar agar PHBS dapat dipraktekkan didalam akitifitas sehari-hari, baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Hasil program ini berhasil membangkitkan semangat dan memberikan motivasi bagi siswa-siswi dan juga pihak sekolah SDN 26 Kelurahan Gambesi kota Ternate karena pihak sekolah sangat terbantu dengan metode baru yang ditawarkan tim pengabdian sehingga para siswa lebih semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, program ini telah berhasil membuat para siswa lebih memperhatikan PHBS untuk menjaga kesehatan individu dan juga lingkungan sekitar. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh tim pengabdian berupa diskusi dengan para siswa dan pihak sekolah pasca pelaksanaan program yang menunjukkan pemahaman siswa tentang PHBS dan dikonfirmasi oleh pihak sekolah setelah sepekan pelaksanaan program
SOSIALISASI TENTANG DIABETES MELITUS PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN TOGOLOBE
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan dengan kadar gula darah yang melebihi nilai normal. Prevalensi diabetes melitus setiap tahunnya mengalami peningkatan, penyebabnya adanya peningkatan jumlah populasi, umur, obesitas dan kurangnya aktivitas fisik. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan dengan sosialisasi dan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap upaya pencegahan dan pengendalian diabetes melitus dalam meningkatkan derajat kesehatan. Metode yang digunakan yaitu ceramah melalui sosialisasi kesehatan dengan sasaran sebanyak 20 orang masyarakat yang berada di Kelurahan Togolobe. Tahapan yang dilakukan berupa persiapan, pelaksanaan dan evaluasi dengan menggunakan kuesioner. Hasil yang diperoleh bahwa setelah diberikan sosialsiasi tentang diabetes melitus terjadi peningkatan pemahaman dilihat dari sebagian besar jawaban peserta benar. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dapat menerapkan pola hidup sehat sebagai upaya pencegahan penyakit diabetes melitus
Analisis Implementasi Strategi Promosi Kesehatan dalam Pencegahan Penyakit Tuberkulosis (TB) (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Kalumata Kota Ternate): Analysis of the Implementation of Health Promotion Strategies in the Prevention of Tuberculosis (TB) (Case Study in the Work Area of the Kalumata Health Center, Ternate City)
Latar belakang: Penyakit tuberculosis (TB) masih menjadi masalah di dunia, termasuk Indonesia. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Berdasarkan data dari global tuberculosis report terdapat sekitar 1,4 juta orang meninggal karena penyakit terkait TB pada 2019. Total kasus TB di dunia diperkirakan mencapai 10 juta kasus yang terdiri dari, 5.6 juta laki-laki, 3.2 juta perempuan dan 1.2 juta anak-anak. Dari 10 juta kasus tersebut, ada sekitar 3 juta orang tidak terdiagnosis.
Tujuan: Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis strategi promosi kesehatan dalam pencegahan penyakit tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Kalumata kota Ternate.
Metode: Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian kualitatif. Informan penelitian ini sebanyak 4 orang yang terdiri dari satu informan kunci dan tiga Informan pendukung.
Hasil: Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa upaya advokasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan sudah cukup maksimal, upaya yang dilakukan yakni dengan melaporkan situasi penyakit TB di Kota Ternate dengan pendekatan Doti Sehat, akan tetapi minimnya dana dari pemerintah sehingga terkendala dalam proses penanganan dan pencegahan penyakit tuberculosis. Petugas kesehatan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat dalam setiap kegiatan, disisi lain masih kurangnya kerjasama lintas sector sehingga menjadi kendala dalam pengendalian TB. Upaya pemberdayaan masyarakat dengan cara memberikan penyuluhan atau sosialisasi tentang penyakit tuberculosis, melakukan pemeriksaan TB terhadap pasien yang memiliki gejala penyakit TB, melakukan sosialisasi di dalam dan luar gedung, melakukan kegiatan investigasi kontak, pendampingan minum obat dan pelatihan kader Kesehatan.
Kesimpulan: Kami menyarankan kepada pemerintah kota agar menyediakan anggaran untuk biaya operasional program pengendalian penyakit TB, serta memperkuat kerjasama lintas sektor dalam penyelesaian masalah penyakit TB.
 
Strategi Inovatif untuk Meningkatkan Kesadaran dan Dukungan Ibu dalam Praktik Pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI: Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Gambesi: Innovative Strategy to Increase Mothers' Awareness and Support in the Practice of Exclusive Breastfeeding and MP-ASI: Case Study in the Gambesi Community Health Center Working Area
Latar belakang: Dua tahun pertama kehidupan anak merupakan masa periode emas untuk pertumbuhan fisik tercepat dalam daur kehidupan dan perkembangan otak yang tidak akan pernah terulang. Untuk itu pemberian ASI dan MP-ASI sangat diperlukan bagi anak dalam perkembangan otak dan pertumbuhan badannya.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan pengetahuan dan sikap ibu dalam rangka meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap praktik pemberian ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI (MP-ASI) di Wilayah Kerja Puskesmas Gambesi. ASI eksklusif dan MP-ASI merupakan aspek penting dalam memberikan nutrisi yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuasi-eksperimental dengan desain one-group pretest-posttest. Sampel penelitian terdiri dari 20 ibu dengan bayi usia 0-2 tahun yang mengunjungi Puskesmas Gambesi. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang terdiri dari pertanyaan terkait pengetahuan dan sikap ibu mengenai praktik pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI. Pengumpulan data dilakukan sebelum dan setelah penerapan intervensi berupa penyuluhan mengenai pentingnya ASI eksklusif dan MP-ASI.
Hasil: Hasil analisis data menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan ibu mengenai praktik pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI setelah intervensi. Selain itu, sikap ibu terhadap praktik pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI juga mengalami peningkatan yang positif setelah intervensi. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi berupa penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu terkait praktik pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI berhasil dilakukan.
Kesimpulan: Hasil penelitian ini memberikan implikasi penting bagi pengembangan program intervensi yang fokus pada peningkatan pengetahuan dan sikap ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Gambesi. Diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat menjadi landasan untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan ibu dalam praktik pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI, serta berkontribusi pada upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bayi di wilayah tersebut