16 research outputs found

    Pengaruh Pasta Ekstrak Daun Sukun (ArtocarpusAltilis) terhadap Perubahan Sel Fibroblas dan Jaringan Kolagen pada Periodontitis

    Get PDF
    This Study aims to find out the effect of topical paste of daun sukun’s extract towards Fibroblast cell and Collagen tissues. These have important roles in Periodontitis healing’s process. This Study was laboratory experimental. The subjects were 12 Wistar mice which were made Periodontitis by injecting Aa bacteria 108 mg/ml on cervical 11 in three weeks. Devided into 2 groups, the first was given Sukun extracts topically and the second was given nothing. Serial decapitation on day 3,7,10 and 14 was administered on each group and their gingiva were examined with HE paint. The result showed paste of Sukun leaves extract impact signifficantly toward Fibroblast cell (Sig.0.032) but not on Collagen tissues (Sig. 0.837). The fibroblast cell were going up on the seventh day as well as the thickness of Collagen tissues. Periodontits healing is marked by the increase of fibroblast cell and the tickness of Collagen. It is suggested to make the product in gel

    SURVEI PH SALIVA PADA ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB KABUPATEN JEPARA TAHUN 2016

    Get PDF
    TITLEThe survey of pH saliva in mental retardation children of SLB Kabupaten Jepara in 2016ABSTRACTMental retardation is a retardation abnormality intellectual functioning and adaptive capabilities significantly with the signs shown before the age of 18 years. People with mental retardation have oral health and hygiene were worse compared with normal children. Purpose of this study was to determine the state of buffer of saliva in mentally retarded children in SLB Jepara.This research is a survey and cross sectional study as research design, and sampling using stratifiedrandom sampling. This type is used by researcher to know some of the variables in the population, because the total number of students in SLB Jepara was 225 and researchers get 20% of the total number of students is 45, and are grouped into 15 people with mild mental retardation, 15 people with moderate mental retardation and 15 with severe mental retardation.pH saliva of mentally retarded children tend to be more acidic, is caused by the exclusion or secretion of buffer saliva is less than the maximum because of the work of the autonomic nervous activity which includes the sympathetic and parasympathetic nervous. The results showed that the average pH of saliva in children with mental retardation in Jepara regency highest in SLB show in an acidic state by 67% and the lowest is in the alkaline state in the amount of 13%. Parents need to pay more attention to hygiene and dental health of children, and also train children to always keep his own personal hygiene, especially in terms of oral health, it could also teach brushing teeth early. And the researchers suggested that the school makes an effort dental health program in schools with programs that can be applied to children with mental retardation, such as brushing their teeth together or perform routine checks every 6 months.  Keywords : Mental retardation, pH Saliv

    EFEKTIVITAS MENGKONSUMSI BUAH SIWALAN DAN NATA DE COCO TERHADAP NILAI DEBRIS INDEKS PADA SISWA KELAS IV SD NGESREP 02 SEMARANG

    Get PDF
    TITLEThe effectiveness of siwalan fruit and nata de coco consumption to debris index on forth level students SD Ngesrep 02 SemarangABSTRACTSiwalan was two plants, on one tree there is only one type of flower is male or female. Young palm fruit flesh is good to eat and the water taste sweet. Nata de coco is a type of beverage component which is a compound cellulose (dietary fiber), which is produced from coconut water through a fermentation process, which involves microorganisms (microbes). Debris index is a score on soft sediment that occurs because of the leftovers are attached to the teeth determinants. The purpose of this study was to examine the effectiveness of consuming fruit and nata de coco palm against the value of the index debris on fourth grade students Ngesrep 02 Semarang.The method used in this study is quasy experiment or often referred to as a quasi-experimental. The design of this study using two groups of samples by measuring the initial observation and final observation. The population in this study is a fourth grade student Ngesrep 02 Semarang with the number of students 38 children. Menggunakan deskriptif quantitative analysis with tabulation method to determine the effectiveness of palm fruit consumption and nata de cocoterhadap impairment DI.Results showed the averages index debris before consuming palm fruit was 1.13% and after consuming palm fruit was 0.43 so it has a difference of 0.7. While the averages index debris before taking nata de coco is 1,1% after consuming nata de coco is 0.6 so it has a difference of 0.5. This shows that palm fruit debris tends to be more effective in lowering the index compared with nata de coco with the difference that was not significant. Keywords :  Siwalan, Nata de coco, Debris Inde

    EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN KESEHATAN GIGI DI SEKOLAH TERHADAP KUALITAS HIDUP ANAK USIA 8-10 TAHUN

    No full text
    Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih relatif tinggi dan perlu diperhatikan dengan melibatkan peran serta orang lain di sekitar anak, terlihat dari prevalensi masalah kesehatan gigi anak usia 5-9 tahun sebesar 67,3% dan hanya 14,6% yang telah mendapatkan perawatan oleh tenaga medis. Kesehatan gigi dan mulut yang buruk akan mempengaruhi kualitas hidup anak menjadi buruk pula. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan pendampingan kesehatan gigi yang diharapkan mampu memberikan dampak positif untuk kualitas hidup anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pendampingan kesehatan gigi di sekolah terhadap kualitas hidup anak usia 8-10 tahun.Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode pendekatan penelitian cross sectional. Sampel yang digunakan sejumlah 68 anak dari SDN 02 Pedalangan dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian dilakukan dengan memberikan pendampingan kesehatan gigi dan pengisian kuesioner CPQ kepada siswa. Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kriteria kualitas hidup sebelum dan sesudah dilakukan pendampingan kesehatan gigi, terjadi peningkatan kualitas hidup anak setelah dilakukan pendampingan kesehatan gigi sebesar 12%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu adanya efektivitas pendampingan kesehatan gigi di sekolah terhadap kualitas hidup anak usia 8-10 tahun

    GAMBARAN PERILAKU ORANG TUA DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DI ERA PANDEMICCOVID 19 TERHADAP KEPATUHAN ANAK DALAM MENGGOSOK GIGI

    No full text
    Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Perilaku merupakan hasil dari pengalaman dan interaksi manusia dengan lingkungannya yang di wujudkan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tidakan . Orang tua merupakan salah satu unsur penting dalam perkembangan kesehatan gigi anak. Orang tua bertindak sebagai acuan dalam proses pembentukan karakter dan perilaku pada anak. Orang tua memiliki peran penting melaksanakan prosedur yang benar dalam memelihara kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut pada anak di era pademi covid-19. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui perilaku (pengetahuan,sikap,dan tindakan) orang tua dalam pemeliharaan kesehatan gigi anak di era pandemi covid-19 terhadap kepatuhan anak dalam menggosok gigi.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode pendekatan cross sectional . Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 28 orang tua yang memiliki anak usia 6-12 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling , dalam hal ini penulis mengambil seluruh jumlah populasi. Alat ukur dalam penelitian ini yaitu kuesioner . Data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabulasi silang. Pelaksanaan penelitian ini pada bulan Mei 2021.Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar orang tua di Dusun Ngasem Pageruyung dominan memiliki pengetahuan dengan kriteria sedang,sikap dengan kriteria baik, dan tindakan dengan kriteria cukup dan tindakan yang sebagian besar dilakukan oleh orang tua dengan kepatuhan anak dalam menggosok gigi. Kesimpulan yang didapat yaitu terdapat kecendurungan pengaruh perilaku (pengetahuan,sikap,dan tindakan) orang tua dalam pemeliharaan kesehatan gigi anak di era pandemi covid-19 terhadap kepatuhan anak dalam menggosok gig

    HUBUNGAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES PADA ANAK SEKOLAH DI DESA SIGENTONG KECAMATAN WANASARI BREBES

    No full text
    Prevelensi masalah kesehatan gigi sangat besar yaitu gigi berlubang diderita rata-rata sebanyak 57,6% orang Indonesia yang memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut. Pada anak-anak yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut sebanyak 93%. Proporsi perilaku menggosok gigi rata-rata 94,7% dan proporsi menggosok gigi yang benar pada anak usia > 3 tahun 2,8% kondisi ini yang menyebabkan karies gigi. Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis hubungan perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies pada anak sekolah di Desa Sigentong Kecamatan Wanasari Brebes.Jenis penelitian yaitu deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas adalah perilaku menggosok gigi Variabel terikat adalah kejadian karies. Sampel sebanyak 34 responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan check list secara luring dengan kertas. Data hasil penelitian ditampilkan berupa tabel distribusi frekuensi dan tabulasi silang.Hasil penelitian menunjukkan terdapat kecenderungan hubungan perilaku menggosok gigi dengan angka karies anak Desa Sigentong Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes, dengan data sebagai berikut: data hubungan pengetahuan tentang menggosok gigi dengan angka karies yaitu 29,4% dari jumlah responden memiliki tingkat pengetahuan sedang angka karies sedang, sementara hubungan sikap tentang menggosok gigi dengan angka karies yaitu 44% dari jumlah responden memiliki sikap baik angka karies rendah, serta hubungan tindakan tentang menggosok gigi dengan angka karies yaitu 47% dari jumlah responden memiliki tingkat tindakan baik angka karies rendah

    Acceptability Test and Glucose Analysis of Non-Cariogenic Biscuit Based On Sorghum Flour and Xylitol Sugar

    Get PDF
    Kasus karies gigi banyak ditemukan pada usia tumbuh kembang yaitu anak-anak prasekolah dan usia sekolah. Anak prasekolah dan sekolah sering mengkonsumsi jajanan makanan kariogenik yang menjadi salah satu penyebab terjadinya karies. Makanan kariogenik adalah makanan yang banyak mengandung glukosa dan bersifat lengket di gigi geligi. Anak-anak sangat suka dengan jajanan berupa biskuit yang manis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui uji analisa kandungan glukosa dan uji organoleptik pada biskuit nonkariogenik berbahan dasar shorgum terkandung gula xilitol.Jenis penelitian adalah eksperimen dengan 3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol. Pengujian analisis meliputi uji organoleptik dan uji Luff scrool. Pengujian menggunakan metode hedonic scale test dengan analisa secara deskriptif kuantitatif.Hasil kandungan glukosa pada Biskuit  xilitol 50% adalah yang paling rendah 2,38%. Namun anak-anak paling tidak menyukai biskuit sorgum. Kesimpulan penelitian ini adalah biskuit xilitol 100% disukai oleh anak-anak. Uji organoleptik menunjukkan anak-anak menyukai biskuit xilitol 100% karena faktor rasa, aroma, mudah dikunyah, mudah digigit dan mudah ditelan dibandingkan dengan biskuit sorgum dan biskuit xilitol 50%

    Characteristics Factors In Health Workers Spread of Disease Prevention Occurrence of Hepatitis B

    No full text
    Hepatitis B is one of contagious disease that can cause disaster. This disease is one of the targets of Millenium Development Goals (MDG's). This disease can  be prevented by breaking down the chains of contacts from dentists or dental nurses. This research is descriptive with survey approach method. The samples are 30 respondents consist of dentists and dental nurses from 15 Puskesmas in Semarang residence. The instruments of  this research are questioner and check lists. The data are analyzed by univariat and bivariat analyzes. The result of this research is that the characteristic factors influenced Hepatitis B are age, education, period of working, marriage status, additional work and supporting trainings. There are influence among attitude, period of working, marriage status and additional work toward the efforts of preventing the spread of Hepatitis B. On the other hand, there are no influence among knowledge and education toward the efforts of preventing the spread of Hepatitis B. It is recommended that the facilities of Puskesmas be upgraded and the training be held among dentists and dental nurses

    HUBUNGAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI TERHADAP HYGIENE INDEKS PADA SISWA KELAS V DI SDN 6 SRAGEN

    No full text
    Masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling sering ditemukan adalah karies gigi, di Indonesia sendiri prevalensi karies masih cenderung tinggi yaitu 90,90%, dimana penyebab utama terjadinya karies adalah akumulasi plak. Kesehatan gigi dan mulut dapat dipelihara dengan cara menggosok gigi. Perilaku menggosok gigi dilakukan secara tekun, teliti, dan teratur. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan perilaku menggosok gigi terhadap hygiene indeks pada siswa kelas V di SDN 6 Sragen.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode cross sectional. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas V dengan teknik sampel non random (non probability) menggunakan teknik total sampling berjumlah 30 anak. Instrument penelitian yang digunakan yaitu kuesioner, check list, dan kartu pemeriksaan Hygiene Indeks. Data penelitian ditampilkan dalam tabel ditribusi frekuensi dan dianalisis menggunakan tabulasi silang.Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan siswa tentang menggosok gigi dengan kriteria cukup sejumlah 14 responden, sikap dan tindakan siswa dengan kriteria baik sejumlah 24 dan 13 responden. Hygiene Indeks siswa didapatkan hasil dengan kriteria baik sejumlah 19 responden. Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat adanya hubungan perilaku menggosok gigi dengan hygiene indeks pada siswa kelas V di SDN 6 Sragen

    PENGARUH BERKUMUR EKSTRAK BIJI PINANG (ARECA CATECHU L) 2,5% TERHADAP PH PLAK DAN PH SALIVA

    No full text
    Masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling banyak adalah karies gigi dan penyakit periodontal yang disebabkan oleh plak gigi. Plak gigi adalah deposit lunak yang terdiri atas mikroorganisme yang terdapat di atas suatu matriks yang terbentuk danmelekat erat pada permukaan gigi. Bakteri dalam plak akan memetabolisme sisa makanan terutama jenis yang dapat difermentasikan sehingga akan menghasilkan asam. Asam yang dihasilkan akan menurunkan pH plak sampai pH 4,5-5,0 dalam waktu 1-3 menit dan kembali normal pada pH 7 dalam waktu 30-60 menit. Penumpukan plak pada permukaan gigi berkaitan dengan pH plak dan pH saliva. Penurunan pH plak dan pH saliva yang terus menerus akan menyebabkan demineralisasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh berkumur ekstrak biji pinang (Areca catechu L) 2,5% terhadap pH plak dan pH saliva.Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan menggunakan two group pretest-posttest design. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 16 anak kelas 6 SDN Pontianak Utara dengan metode Total Sampling. Sampel diintruksikan berkumur dengan larutan ekstrak biji pinang 2,5 % dan di ukur pH plak dan pH saliva sebelum dan sesudah berkumur. Kelompok kontrol berkumur povidone iodine 1% (Betadine Moutwash). Data di analisis dengan menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan antara variabel pengaruh dengan variabel terpengaruh.Hasil penelitian pada penelitian ini berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan hasil dengan rata-rata pH plak sebelum dan sesudah berkumur larutan ekstrak biji pinang 2,5% 7,06 dan 7,22 nilai p-value = 0,000 (p< 0,05). Rata-rata pH saliva sebelum dan sesudah berkumur larutan ekstrak biji pinang 2,5% sebesar 6,56 dan 5,59 nilai p-value = 0,000 (p< 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa berkumur larutan ekstrak biji pinang 2,5% berpengaruh terhadap perubahan pH plak dan pH saliva
    corecore