210 research outputs found
Нормативно-Политические Вопросы Обращение С Обеспечением Низкого Образования В Индонезии (Policy In Handling The Low Education Relevance In Indonesia)
AbstractThe problem of Human Resources (HR) in Indonesia is becoming increasingly complex, this is reflected in the large number of formal education graduates from various levels who are not absorbed in the world of work. Many factors cause this to happen, including the mismatch between HR competencies and the labor market, the growth of the workforce is greater than the availability of available employment and population distribution between regions is not evenly distributed. If you look at the achievements of Indonesian tertiary education graduates, many of Indonesian tertiary education graduates are slow to get jobs, this shows that there is a broken link between higher education and the world of work. Higher education has not been able to produce graduates with high selling prices armed with the knowledge they have learned even though in general higher education graduates have greater employment opportunities than high school or lower level graduates. Many realities on the ground show that the quality of Indonesian people as a potential resource still does not meet expectations. This happens because of the low quality of education in Indonesia. By fulfilling good educational needs, the students will get benefits and can improve the quality of life of the knowledge they have, so that after completing their education, they can get decent jobs or create quality jobs. Indonesia's education world must start to build links with the world of work, so that the world of work responds to graduates produced in accordance with what the world of work wants; this paradigm must be understood and built by the Indonesian government. Education transformation is needed so that education is able to produce reliable and resilient human resources; education and educators must be improved.Keyword: Education; Policy; Indonesia Abstrak:Permasalahan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia menjadi semakin kompleks, hal ini tercermin dengan banyaknya para lulusan pendidikan formal dari berbagai jenjang yang tidak terserap dalam dunia kerja. Banyak factor yang menyebabkan hal ini terjadi, diantaranya yaitu ketidaksesuaian antara kompetensi SDM dengan pasar kerja, pertumbuhan angkatan kerja lebih besar dari ketersediaan lapangan kerja yang ada serta ditribusi penduduk antar daerah belum merata. Jika melihat dari capaian para lulusan pendidikan tinggi Indonesia, banyak dari lulusan perguruan tinggi di Indonesia lambat mendapatkan pekerjaan, Ini menunjukkan terdapatnya mata rantai yang putus antara pendidikan tinggi dan dunia kerja. Perguruan tinggi belum mampu menghasilkan lulusan dengan harga jual yang tinggi berbekal dengan ilmu yang telah dipelajari meskipun secara umum lulusan pendidikan tinggi memiliki peluang kerja lebih besar dibanding lulusan tingkat SMA ataupun lebih rendah lagi. Banyak realita di lapangan yang menunjukkan bahwa kualitas masyarakat Indonesia sebagai sumber daya yang potensial masih belum memenuhi harapan. Hal ini terjadi dikarenakan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan terpenuhi kebutuhan pendidikan yang baik, siswa-siswa peserta didik tersebut akan mendapatkan manfaat dan dapat meningkatkan kualitas hidup dari pengetahuan yang dimiliki, sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya, mereka dapat memperoleh pekerjaan yang layak atau menciptakan lapangan kerja yang berkualitas. Dunia pendidikan Indonesia haruslah memulai untuk membangun mata rantai dengan dunia kerja, sehngga respon dunia kerja terhadap lulusan yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan dunia kerja; paradigma seperti ini harus dipahami dan dibangun oleh pemerintah Indonesia.Transformasi pendidikan diperlukan agar pendidikan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang handal dan tangguh; pendidikan dan tenaga pendidik harus ditingkatkan.Kata Kunci: Pendidikan; Kebijakan; Indonesia АннотацияПроблема человеческих ресурсов в Индонезии становится все более сложной, что отражается в большом количестве выпускников формального образования разных уровней, которые не поглощены работой. Это обусловлено многими факторами, в том числе несоответствием между компетенциями в области людских ресурсов и рынком труда, рост рабочей силы превышает доступную занятость, а распределение населения между регионами распределяется неравномерно. Если вы посмотрите на достижения индонезийских выпускников высших учебных заведений, многие выпускники высших учебных заведений в Индонезии не могут найти работу, и это показывает, что существует разрывная связь между высшим образованием и миром труда. Высшее образование не смогло подготовить выпускников с высокими отпускными ценами, вооруженных знаниями, которые они узнали, хотя в целом выпускники высших учебных заведений имеют более широкие возможности трудоустройства, чем выпускники старших классов. Многие реалии на местах показывают, что качество индонезийского народа как потенциального ресурса все еще не соответствует ожиданиям. Это происходит из-за низкого качества образования в Индонезии. Выполняя хорошие образовательные потребности, студенты получают преимущества и могут улучшить качество жизни знаний, которые они имеют, так что после завершения обучения они могут получить достойную работу или создать качественную работу. Мир образования Индонезии должен начать строить связи с миром труда, чтобы мир труда реагировал на выпускников, произведенных в соответствии с тем, что хочет мир труда; эта парадигма должна быть понята и построена правительством Индонезии: трансформация образования необходима для того, чтобы образование могло производить надежные и устойчивые человеческие ресурсы; образование и воспитатели должны быть улучшены.Ключевые слова: образование; Политика; Индонези
PENERAPAN PENDEKATAN MASTERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAH RAGA DAN KESEHATAN DENGAN MATERI LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK (SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO)
Abstract
Based on the observation result on SMP Negeri 1 Krembung, Sub district Krembung District Sidoarjo especially on class VIII G, show that on learning process still teacher oriented. Beside, student only execute practice activity with pickup equipment, without the help of learning instrument that applied in conveying learning matter. Also, if student get score under the minimum completeness standard criterion, teacher give no help to student in involved to improve it. It cause the lack of maximal on learning result that obtained by student. So in this research, researcher choose one of the learning approach that give special action based on student need. The aim that achieved are to knowing the effectiveness of the application of mastery learning seen from student activity, teacher ability in teaching and learning result that obtained by student on learning and student respond during learning take place. This learning use data analysis technique with qualitative and quantitative approach to obtain data through observation, test, questioner, and interview method. Data obtained will analyzed and present descriptive quantitatively and qualitatively. Research execute in three cycles. Research result show that by applying mastery learning can increase student-learning result with score average that obtained on first cycle as big as 63.88%, second cycle 72.22% and third cycle as big as 86.11%. beside, from the research result also show that there is improvement of student activity, teacher activity on learning and student respond during learning. It can be conclude that long jump squat style matter can be teach by applying mastery learning because can increasing student learning result during learning.
Keywords: mastery learning approach, learning result, physical education sport and heal
Pengaruh Penambahan Limbah Baja (Slag) Terhadap Nilai Kuat Tekan Bebas Pada Tanah Lempung Di Daerah Babat Lamongan
Tanah Ekspansif adalah tanah yang sering menimbulkan masalah bila memiliki sifat-sifat yang buruk dan kurang menguntungkan bila digunakan sebagai konstruksi, antara lain plastisitas yang tinggi, kekuatan geser yang rendah, kemampatan atau perubahan volume yang besar dan potensi kembang susut yang besar. Kerusakan–kerusakan yang ditimbulkan berupa keretakan pada dinding, pengembangan lantai pada saat musim hujan dan dan penurunan pada musim kemarau dan jalan bergelombang diikuti retak – retak. Salah satu metode perbaikan tanah ekspansif adalah dengan penambahan bahan additif berupa limbah baja (slag) yang diharapakan dapat memiliki kekuatan mengembang yang lebih kecil, kuat tekan yang lebih tinggi, menurunkan angka pori, dan meningkatkan kepadatan tanah.
Pada penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen di laboratorium dengan cara mencampurkan tanah lempung dan limbah baja dengan variasi campuran 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% dari berat tanah kering. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan limbah baja pada tanah lempung terhadap nilai kuat tekan bebas (qu). Dalam penelitian ini menggunakan test Atterberg yang meliputi tes batas cair (LL) dan batas plastis (PL), dari nilai tersebut didapatkan nilai Indeks Plastisitas (IP) yang kemudian dilakukan test standart proctor dan kuat tekan bebas (qu).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar penambahan limbah baja pada tanah lempung, maka tanah tersebut akan semakin padat dan keras sehingga dapat membuat nilai qu semakin besar serta membuat daya dukung tanah semakin baik. Nilai kuat tekan bebas untuk penambahan limbah baja 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% adalah 0.88 kg/cm², 1.28 kg/cm², 1.62 kg/cm², 1.73 kg/cm² dan 1.79 kg/cm². Penambahan limbah baja yang bagus yaitu pada penambahan limbah baja 20% dari tanah asli yaitu dengan nilai qu 1.79 kg/cm2. Pada tanah lempung asli menunjukkan bahwa besarnya Indeks Plastisitas tanah termasuk dalam tanah lempung eskpansif tinggi dengan nilai IP 53.82%, tapi setelah dicampur dengan 20% limbah baja tanah tersebut menjadi tanah ekspansif sedang dengan nilai IP 33.43%.
Kata kunci : Tanah Lempung, Limbah Baja, Kuat Tekan Bebas (qu).
Expansive soil is a soil that is often a problem, this soil has bad qualities and less profitable if used as construction, among others are high plasticity, low shear strength, congestion or large volume change and great potential expands shrink. The damages caused are cracks on the wall, expansion floor during the rainy season, a decrease in the dry season and bumpy road be followed cracks. One method of expansive soil improvement is the addition of additive materials such as slag which is expected to have a smaller force expands, higher compressive strength, lower the void ratio, and increase the density of the soil.
The research was conducted in the laboratory by mixing clay and slag with a variation mixture 0%, 5%, 10%, 15%, and 20% of the weight dry soil. The purpose of this study is to determine how much influence the addition of slag on clay against free compressive strength (qu). In this study using Atterberg test that includes liquid limit (LL) test and plastic limit (PL) test, the values obtained from the value of plasticity index (IP) were then conducted a standard proctor test and free compressive strength (qu).
The results showed that the greater increase of slag on the clay soil, it will be more solid and hard, so as to create greater value qu and make the soil bearing capacity is better. The value of free compressive strength for the addition of slag 0%, 5%, 10%, 15% and 20% was 0.88 kg / cm ², 1.28 kg / cm ², 1.62 kg / cm ², 1.73 kg / cm ² and 1.79 kg / cm ². The greater of slag a nice in graeter slag 20% from the real soil with the value qu 1.79 kg/cm3. The original clay showed that the value of the original clay index plasticity are included in the high expansive clay with value of IP 53.82%, but after that mixed with slag 20 % then the soil becomes medium expansive soil with value of IP 33.43%
Keywords : Clay, Slag, Free Compressive Strength (qu
Dimensional analysis and cluster of transformational leadership on public and private organizations
Purpose: The research aims to investigate and examine the dimension of transformational leadership on the private and public organization.
Methodology: Total number of mailed questionnaires was 150, and the total number of returned questionnaires was 110, but there were only 100 complete questionnaires; thus, the response rate is 73.3%. Confirmatory and cluster is performed for data analysis purpose.
Findings: The result shows that all transformational leadership dimensions are confirmed loading on the right places. The result provides an account in establishing a dimension of transformational leadership that will give more evidence of MLQ questionnaire can adopted on public and private organization. The result also showed that the private and public have differences on transformational leadership dimension that has more important.
Keywords: transformational leadership, confirmatory analysis, cluster analysis, private organization, public organization
PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PULAU TIDUNG
PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PULAU TIDUNG - Sederhana, Ramah, Alami, Pengalaman Baru, Menyenangka
Distribution and breeding behaviour of brahminy kite (Haliastur indus) on Penang Island and Matang Mangrove Forest Reserve, Kuala Sepetang, Perak.
Brahminy Kite (Haliastur indus) atau Helang Merah adalah haiwan yang dilindungi sepenuhnya di Semenanjung Malaysia. Merujuk kepada Jabatan Perlindungan Hidupan Liar dan Taman Negara 1992, populasi helang ini mulai berkurangan kerana kemusnahan habitatnya. Penyelidikan tentang taburan Helang Merah, kriteria pemilihan sarang, dan perlakuan, baik di kawasan terganggu (Pulau Pinang) mahupun kurang terganggu (Hutan Simpan Paya Bakau Matang, Kuala Sepetang, Perak) penting untuk dijalankan dalam memastikan usaha pemuliharaaan yang berkesan ke atas spesies ini terutama di Malaysia.
Brahminy Kite (Haliastur indus) or Helang Merah is known as a totally protected bird in Peninsular Malaysia. Department of Wildlife and National Parks (1992) reported that their numbers are decreasing due to the destruction of their native habitat. For ensuring good management conservation of this species in Malaysia, the distribution, nest-site selection, and behaviors of Braminy Kite in both disturbed and less disturbed area should be studied
PEMBERLAKUAN SANKSI PIDANA AKIBAT TIDAK MEMENUHI STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pengaturan hukum di bidang perindustrian mengenai Standar Nasional Indonesia (SNI) dan bagaimanakah pemberlakuan sanksi pidana akibat tidak memenuhi standar nasional Indonesia (SNI) menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, disimpulkan: 1. Pengaturan standarisasi industri menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian, memberlakukan larangan bagi setiap orang membubuhkan tanda SNI atau tanda kesesuaian pada barang dan/atau Jasa Industri atau memproduksi, mengimpor, dan/atau mengedarkan barang dan/atau Jasa Industri yang tidak memenuhi ketentuan SNI, spesifikasi teknis, dan/atau pedoman tata cara; yang diberlakukan secara wajib. Setiap barang dan/atau Jasa Industri yang tidak memenuhi SNI, spesifikasi teknis, dan/atau pedoman tata cara yang diberlakukan secara wajib, pelaku usaha atau pemilik barang dan/atau Jasa Industri wajib menarik barang dan/atau menghentikan kegiatan Jasa Industri. 2. Pemberlakuan sanksi pidana akibat tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian diterapkan apabila setiap orang yang dengan sengaja atau karena kelalaian memproduksi, mengimpor, dan/atau mengedarkan barang dan/atau Jasa Industri yang tidak memenuhi SNI, spesifikasi teknis, dan/atau pedoman tata cara yang diberlakukan secara wajib di bidang Industri. Sanksi pidana yang diberlakukan yaitu pidana penjara dan pidana denda.Kata kunci: Kajian Yuridis, Hak-Hak Tersangka, Pemeriksaan, Hukum Acara Pidana
The Concept of Kafaah in Marriage a review of Sunnah and Modernity
Dinamika konsep kafaah dalam pernikahan masih terus diperdebatkan, khususnya dalam dunia modern hari ini. Pandangan imam madzhab dalam melihat sunnah mengenai ajaran “konsep kafaah” massif ada perbedaan. Ha itu menunjukkan perdebatan tersebut disebabkan tidak ada dalil yang menjelaskan kafaah secara ekplisit baik dalam Al-Qur’an maupun hadist. Oleh karena itu, pada kajian ini hanya berfokus pada konsep kafaah dalam pernikahan tinjauan sunnah dan modernita. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana konsep kafaah dalam sunnah dan relevansinya terhadap kehidupan sekarang. Kajian ini menggunakan metode kajian pustaka (library research) dengan pendekatan deskriptif-analitik. Yakni mengumpulkan data dari berbagai sumber literaratur buku kitab (turats), jurnal, skripsi, dan website. Adapun hasil kajian ini menemukan bahwa, pertama dalam menentukan pasangan harus sesuai dengan konsep kafa’ah dalam sunnah, yakni ada empat yakni, keserasian (sepadan) dari segi kekayaan, nasabnya (keturunannya), kecantikannya, dan agamanya. Adapun yang menjadi prioritas diantara yang empat itu adalah agamanya. Kedua, Relevansi konsep kafaah dalam kehidupan modern lebih banyak didasarkan pada alasan maslahah dari pada alasan nash, baik dari al-Qur’an maupun Sunnah nabi yang shahih
Dimensional analysis and cluster of transformational leadership on public and private organizations
Purpose: The research aims to investigate and examine the dimension of transformational leadership on the private and public organization.
Methodology: Total number of mailed questionnaires was 150, and the total number of returned questionnaires was 110, but there were only 100 complete questionnaires; thus, the response rate is 73.3%. Confirmatory and cluster is performed for data analysis purpose.
Findings: The result shows that all transformational leadership dimensions are confirmed loading on the right places. The result provides an account in establishing a dimension of transformational leadership that will give more evidence of MLQ questionnaire can adopted on public and private organization. The result also showed that the private and public have differences on transformational leadership dimension that has more important.
Keywords: transformational leadership, confirmatory analysis, cluster analysis, private organization, public organization
- …