980 research outputs found

    Perencanaan Strategi Humas Pemprov Banten Pasca Ditetapkannya KEK Pariwisata Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten

    Full text link
    Keputusan pemerintah dalam PP.No.26/2012 yang menetapkan wilayah Tanjung Lesung Pandeglang Banten sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata harus menjadi prioritas bersama. Dalam konteks ini kepentingan Nasional tentunya membawa Perubahan dan signifikansi kepada daerah baik dalam bidang ekonomi dan budaya. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana sesungguhnya perencanaan strategi Humas Pemprov Banten pasca ditetapkannya PP tersebut dengan fokus pada model perencanaan strategi Public Relations dari Ronald D. Smith yang terdiri atas empat fase yang dimulai dengan fase Formative Research, Strategy, Tactics dan Evaluative Research. Pada setiap fase tersebut terdapat tahapan-tahapan perencanaan PR yang mana pada setiap tahapan tersebut dilakukan analisis dengan menggunakan observasi, studi dokumentasi dan wawancara mendalam sebagai tehnik pengambilan data. Hasil pengolahan data memberikan jawaban bagaimana sesungguhnya peran dari Humas Pemprov Banten sangat kecil dan tidak banyak memiliki kontribusi dalam pelaksanaan KEK ini. Hal ini terjadi karena definisi dan perspektif Humas itu sendiri tidak sama dengan fungsi Humas yang telah kita kenal dalam dunia kerja. Peran Humas Pemprov Banten hanya sebagai pencatat seremonial dan penghubung media tanpa ada suatu kewenangan yang besar dalam menysusun dan mengembangkan pesan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Humas Pemprov Banten dalam menyelenggarakan dan mengaplikasikan PP tersebut kurang maksimal. Oleh karenanya harus ada terobosan dan Perubahan paradigma tentang fungsi dan peran Humas itu sendiri di lingkungan Pemprov BantenKata

    Tato: Representatif Gender Dalam Perspektif Feminisme

    Get PDF
    Fenomena wanita bertato seringkali kita lihat bagaikan sebuah jaringan, yang berkembang dengan pesatlayaknya sebuah virus yang masuk kedalam sel-sel jaringan dan akhirnya menyebabkan orang mengikutinyatanpa kemudian mereka takut ataupun memikirkan nilai yang ada di masyarakat. Penelitian ini menggunakanpendekatan kualitatif, dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi sebagai metode pengumpulandata yang didapatkan dari dua orang key informan yang diambil secara purposif. Indentitas diri dan keindahanestetis adalah bagian dari motivasi bagi kedua key informan ini. Bahwa mereka ingin membuktikan bahwaapa yang dipikirkan tentang stereotip yang negatif tentang wanita bertato sedikit demi sedikit terpatahkan.Pembuktian dengan cara bekerja dan memberikan kontribusi serta memiliki andil besar terhadap pekerjaanyang mereka emban adalah sebuah contoh pergerakan feminism, yang dapat diibaratkan sebagai perjuangandalam meraih persamaan gender. Adapun masyarakat sebagai jaringan sosial yang terbentuk dari sebuahpersepsi yang sama, dan juga suatu bentuk persepsi pengalaman yang sama, sehingga mereka merasanyaman untuk saling terhubung satu sama lain. Ketika budaya tato ini menjadi popular maka tidaklah salahjika media memiliki andil yang sangat besar. Kognisi dari masyarakat kemudian dipenuhi dengan nilai dannorma yang sesuai dengan kebutuhan media. Tidaklah adil kita memberi sanksi sosial hanya dikarenakanmereka bukan publik figur. Harus diakui bahwasannya mengubah suatu paradigma adalah sesuatu yangsangat sulit, oleh karenanya memberikan pencerahan pada masyarakat adalah hal yang tidak dapat dielakan

    Analisis Perbandingan Excess Return Jakarta Islamic Index dan Indeks Harga Saham Gabungan

    Get PDF
    Indonesia Stock Exchange statistics show that Islamic stock trading reached a value of around 59 trillion rupiahs. The excalation index of JII (Jakarta Islamic Index) is not follow by an increase in market capitalization of stocks listed on the JII. This is the question for investor who want to know how it compares to the performance of Jakarta Composite Index (JCI). This study analyzes the excess return that represents the return expected by an investor after investing in certain assets using descriptive analysis and Ordinary least square (OLS) regression of Capital Asset Pricing Model (CAPM). The descriptive analysis showed that in the same risk-free rate, investors who invest in stocks listed in JII can expect a higher return than the return JCI, while regression analysis shows investors do not expect the JII\u27s excess return to be different from JCI\u27s. This suggests that the selection criteria used by Bapepam LK (now OJK) and Indonesia Stock exchange does not affect the performance of return JII

    Sistem Informasi Manajemen Jembatan Berbasis Web dengan Metode Bridge Condition Rating (Studi Kasus Pengelolaan Jembatan di Kabupaten Garut)

    Full text link
    A state progression level can be identified from the infrastructure demand. However, infrastructure projects requires high investment cost, therefore it is recessary to optimally maintain the existing infrastructure facility. Bridge management is required to maintain the bridge function and role, as well as to keep the bridge service period in line with the service period plan by using various efforts to maintain the safety, comfort, and economy in serving the traffic. The bridge management needs a lot of recent information of the bridge inventory and condition. It is required to build accurate and up-to-date information for bridge management completed with DSS (Decision Support System) to make the inventorying result to be easily understood and to determine bridge management priority. Research area in producing this system was located at Garut Regency, West Java by taking 7 bridges as samples, under Bina Marga Public Work management. WEB-based Bridge Management Information System (SIMJWEB) was software built with PHP (PHP Hypertext Preprocessor) and MySQL Database Management System. The bridge condition is visually assessed using the Bridge Condition Rating method of NYSDOT (New York State Department of Transportations). Bridge component is assessed based on Component Rating of 7 as good and 1 as worst. The total Component Rating is multiplied with Weight Factor from each component, and then divided by total Weight Factor resulting from Bridge Condition Rating that reflects the bridge condition. Treatment priority determination is based on Bridge Condition Rating Value. Information on treatment time delay is obtained from estimated bridge service period using IBMS (Interurban Bridge Management System) assumption. SIMJWEB is able to provide prompt information on the inventory, condition, proposal and management priority data, as well as the estimation of bridge service period. Such information helps the bridge manager in making decision. Through internet media, bridge user can actively participate to bridge management in a region by giving idea or following public hearing made by bridge manager. This research results show that Cipancar 1 Bridge has the highest treatment priority at condition rating of 4.874 and requires rehabilitation as the proposed treatment. The lowest priority is Cimanuk Andir bridge at condition rating of 6.587 and requires regular and periodic maintenance as the proposed treatment. By estimating that Cipancar 1 bridge plan period is 50, the Equivalent period is 28.3 years and in 22 years later, the bridge function would not be functioned anymore

    Permasalahan, Solusi dan Model Komunikasi Humas dalam Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung

    Get PDF
    Penetapan Peraturan Pemerintah (PP) No. 26 tahun 2012 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung di satu sisi memberikan dampak positif bagi percepatan pembangunan kawasan destinasi unggulan di Provinsi Banten, tetapi disisi lain menimbulkan permasalahan yang harus segera dituntaskan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi pasca ditetapkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 26 Tahun 2012 tersebut, solusi apa yang dilakukan terkait masalah tersebut, serta model komunikasi yang seperti apa yang tepat untuk bisa diimplementasikan terkait pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersumber pada data hasil wawancara mendalam, observasi di lapangan, serta Focus Group Discussion (FGD). Hasil dari data tersebut kemudian dijadikan sebagai Model Komunikasi Humas Pemerintahan Provinsi Banten dan Masyarakat. yang berlandaskan pada model two way communication Schramm, dan model komunikasi Devito. Hasil penelitian menegaskan bahwa permasalahan yang terjadi adalah lemahnya koordinasi dan sinkronisasi kerja sebagai imbas dari belum berfungsiya dewan kawasan sebagaimana mestinya. Solusi atas masalah tersebut adalah adanya Humas Dewan Kawasan yang mengatur distribusi koordinasi dan sinkronisasi yang lebih terarah di antara pihak terkait, terutama pada pelaksana di tingkat kawasan nasional, propinsi dan daerah. Model komunikasi humas yang ditawarkan dalam penelitian ini kiranya bisa memberikan ruang publik bagi semua pemangku dalam hal pengembangan KEK Pariwisata Tanjung Lesung

    High energy neutrino oscillation at the presence of the Lorentz Invariance Violation

    Full text link
    Due to quantum gravity fluctuations at the Planck scale, the space-time manifold is no longer continuous, but discretized. As a result the Lorentz symmetry is broken at very high energies. In this article, we study the neutrino oscillation pattern due to the Lorentz Invariance Violation (LIV), and compare it with the normal neutrino oscillation pattern due to neutrino masses. We find that at very high energies, neutrino oscillation pattern is very different from the normal one. This could provide an possibility to study the Lorentz Invariance Violation by measuring the oscillation pattern of very high energy neutrinos from a cosmological distance.Comment: 11 pages, 6 figure

    Mechanical Demands on the Lower Back in Patients with Non-Chronic Low Back Pain During a Symmetric Lowering and Lifting Task

    Get PDF
    There is limited information in the literature related to the lower back loading in patients with LBP, particularly those with non-chronic LBP. Toward addressing such a research gap, a case-control study was conducted to explore the differences in lower back mechanical loads between a group of females (n=19) with non-chronic, non-specific LBP and a group of asymptomatic females (n=19). The differences in lower back mechanical loads were determined when participants completed one symmetric lowering and lifting of a 4.5 kg load at their preferred cadence. The axial, shearing, and moment components of task demand at the time of peak moment component as well as measures of peak trunk kinematics were analyzed. Patient vs. asymptomatic group performed the task with smaller peak thoracic rotation and peak lumbar flexion. While no differences in the moment component of task demand on the lower back between the patients and controls were found, the shearing (40–50 age group) and axial components of task demand were, respectively, larger and smaller in patients vs. controls. Whether alterations in lower back loads in patients with non-chronic LBP are in response to pain or preceded the pain, the long-term exposure to abnormal lower back mechanics may adversely affect spinal structure and increase the likelihood of further injury or pain. Therefore, the underlying reason(s) as well as the potential consequence(s) of such altered lower back mechanics in patients with non-chronic LBP should to be further investigated
    • …
    corecore