9 research outputs found

    Analisis Faktor Risiko Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Dewantara Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara

    Get PDF
    Diabetes Mellitus merupakan penyakit akibat gangguan metabolisme kronis dengan multietiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah akibat insufisiensi fungsi insulin. Angka kesakitan Diabetes Mellitus semakin tahun semakin meningkat baik di dunia maupun di Provinsi Aceh. Pencegahan yang tepat perlu dilakukan untuk menekan kasus Diabetes Mellitus. Usaha pencegahan Diabetes Mellitus ini dapat dilakukan dengan mengendalikan faktor risikonya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang bepengaruh terhadap kejadian Diabetes Mellitus pada Puskesmas Dewantara. Rancangan penelitian berupa case control yang dilaksanakan pada Mei sampai Juni 2019. Sampel penelitian berjumlah 78 orang dengan teknik consecutive sampling. Penelitian ini menggunakan analisis menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh usia dengan Diabetes Mellitus (p value = 1,000, OR=0,487), tidak ada pengaruh jenis kelamin dengan Diabetes Mellitus (p value = 0,821, OR=1,228, ada pengaruh pendidikan dengan Diabetes Mellitus (p value = 0,017, OR=0,272), tidak ada pengaruh pekerjaan dengan Diabetes Mellitus (p value = 0,649, OR=0,732), tidak ada pengaruh obesitas dengan Diabetes Mellitus (p value = 0,346, OR=2,258), ada pengaruh riwayat Diabetes Mellitus keluarga dengan Diabetes Mellitus (p value = 0,000, OR=67,587), tidak ada pengaruh riwayat olahraga dengan Diabetes Mellitus (p value = 0,810, OR=1,260). Penelitian ini menunjukkan bahwa adapengaruh antara pendidikan dan riwayat Diabetes Mellitus keluarga dengan kejadian Diabetes Mellitus

    Studi Kasus Gizi Buruk pada Anak Usia 36 Bulan di Desa Cot Kumbang Puskesmas Baktiya Kabupaten Aceh Utara

    Get PDF
    Malnutrisi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang bersifat universal baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Terdapat dua kategori besar malnutrisi yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Stunting, wasting dan underweight paling banyak terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah. Pasien An. R usia 36 bulan dengan jenis kelamin perempuan, datang ke Puskesmas dengan keluhan diare yang dialaminya dalam 2 hari ini. Dalam pengukuran antropometri didapatkan TB anak 87 cm, BB 8 Kg. Status gizi pasien berdasarkan Z-Score TB/U -2 SD, BB/U -3,4 SD dengan demikian dapat di interpretasikan anak mengalami pendek (stunting) dan gizi buruk. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pasien mengalami gizi buruk dan stunting, diantaranya adalah faktor internal (meliputi asupan makanan dan infeksi) dan faktor eksternal (penghasilan orang tua rendah, pendidikan orang tua, pola asuh yang kurang baik). Kunjungan dilakukan ke rumah pasien sebanyak 3 kali dengan interval tiap kali kunjungan adalah 1 minggu. Kunjungan pertama dan kedua belum ada peningkatan berat badan anak dan perubahan perilaku ibu/keluarga. Namun pada kunjungan terakhir ibu telah memahami dan melakukan anjuran dari edukasi yang telah disampaikan, seperti pola pemberian makan pada anak, gizi seimbang dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kunjungan terakhir didapatkan peningkatan BB anak, yaitu dari 8 Kg menjadi 8,5 Kg. Diharapkan pada ibu dan anggota keluarga lain untuk tetap menerapkan perilaku yang telah di anjurkan agar tercapainya BB ideal dan keluarga yang sehat

    HUBUNGAN C-REACTIVE PROTEIN DENGAN GAGAL GINJAL AKUT PADA PASIEN SEPSIS

    No full text
    Latar BelakangGangguan ginjal akut (GGA) merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara mendadak. Perkiraan global menunjukkan bahwa 13 juta orang memiliki GGA setiap tahun. C-reactive protein (CRP) merupakan protein yang muncul pada fase akut dan merupakan suatu marker inflamasi. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar CRP pada pasien GGA, sehingga CRP diusulkan sebagai biomarker terjadinya inflamasi pada GGA. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara kadar CRP dengan GGA pada pasien sepsis.MetodePenelitian ini merupakan penelitian analitik menggunakan metode consecutive sampling dengan desain cross sectional. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah pemeriksaan enzyme linked immunosorbent assay (ELISA) untuk menilai CRP, metode enzymatic untuk menilai serum kreatinin, dan pengukuran volume urin. Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai Maret 2021 di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.HasilSecara total, penelitian ini melibatkan 16 responden. Mayoritas responden memiliki GGA stadium I (50%), berjenis kelamin laki-laki (62,5%), dan berusia di atas 35 tahun (87,6%). Hanya 3 responden memiliki kadar CRP normal (18,75%) dan 5 responden dengan urine output yang normal (31,2%). Sedangkan kadar kreatinin semua responden mengalami peningkatan. Analisis menggunakan uji Spearman menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara kadar CRP dengan serum kreatinin (p=0,000) dan kadar CRP dengan urine output (p=0,002)KesimpulanTerdapat korelasi yang signifikan antara peningkatan kadar CRP dengan GGA yang dinilai menggunakan serum kreatinin dan urine output pada pasien sepsis, sehingga CRP bisa dijadikan suatu biomarker prognostik terjadinya GGA pada pasien sepsis. Kata KunciGagal ginjal akut, c-reactive protein, sepsi
    corecore