385 research outputs found

    The Effect of Tapak Dara (Catharanthus roseus) Leaf Extract on The Growth of Mice (Mus Musculus) Ovarian Follicles

    Get PDF
    Tapak dara (Catharanthus roseus) leaf contain phytoestrogen compounds such as flavonoids, isoflavonoids, saponins, and tannins, and contain alkaloid compounds. Phytoestrogens are compounds contained in plants, having a chemical structure resembling 17β-Estradiol in the body's natural estrogen. This study aims to determine the effect of tapak dara leaf extract on the growth of ovarian follicles of mice (Mus musculus), consisting of primary follicles, secondary, tertiary, and de Graaf follicles. This research method is true experiment and Posstest-Only Control with a quantitative approach. Sampling was carried out randomized block design (RBD). The growth of mice ovarian follicles is known by counting the number of mice ovarian follicles, analyzed using the ANOVA one-way test analysis method at a sig. level of 5% (α = 0.05), then if there is a difference, proceed with a further test of Least Significant Difference) at a sig. level of 5% (α = 0.05). Data analysis using Microsoft Excel 2010. The results of the hypothesis test using One Way ANOVA stated that Fcalculate > Ftable at sum of primary follicles, which means that there is a real difference and Ha is accepted. The results of hypothesis tests at sum of secondary, tertiary, and de Graaf follicles stated that Fcalculate < Ftable, which means there is no real difference and Ha is rejected. The conclusion of this study is that tapak dara leaf extract has a significant effect on the growth of primary follicles, but does not significantly affect the growth of secondary, tertiary, and de Graaf follicles

    TELAAH ARSITEKTUR VERNAKULAR PADA ARTIKEL: THE BALINESE CHRISTIAN SETTLEMENT AND CHURCH ARCHITECTURE AS A MODEL OF INCULTURATION

    Get PDF
    Arsitektur tradisional Bali mengalami suatu perjalanan yang panjang dari jaman prasejarah, jaman Bali kuno (jaman sebelum dan sesudah datangnya Mpu Kuturan), jaman pengaruh Majapahit, sampai sekarang. Setiap jaman memiliki gaya arsitektur yang berbeda-beda dan dipengaruhi oleh unsur-unsur dari luar Bali. Faktor ekternal pada perkembangan arsitektur di Bali tidak terlepas dari penduduk pendatang yang membawa budaya asalnya sehingga terjadi suatu proses akulturasi budaya. Arsitektur vernakular Bali sebagai arsitektur yang lahir dari kebersamaan masyarakat Bali setempat dan bersifat original berusaha mempertahankan identitasnya pada proses akulturasi budaya. Akulturasi budaya tersebut berdampak pada lahirnya budaya baru dengan identitas lokal dan pendatang yang seimbang, identitas lokal yang melemah ataukah identitas pendatang yang menyesuaikan dengan identitas setempat. Tulisan ini akan menelaah arsitektur vernakular pada permukiman yang mengalami suatu proses inkulturasi dengan metode desk study dengan studi kasus telaah pada artikel yang berjudul ”The Balinese Christian Settlement And Church Architecture As A Model of Inculturation”

    Desain Interior Asram Lembah Bayam

    Get PDF
    Abstrak Saat ini perkembangan pariwisata di Bali sangat berkembang pesat, tidak hanya pada wisata budaya ataupun alam, tetapi juga pada wisata religi. Mengingat bali dalam bahasa sansekerta beratri persembahan suci, disamping itu juga hal tersebut disebabkan oleh tingkat stres semakin meningkat, sehingga dibutuhkan suatu tempat yang bisa memberi ketenangan, kedamaian, dan kenyamanan bagi badan, pikiran, dan jiwa. ( Suambara, 2005, hal. iii ). Untuk itu dibutuhkan sebuah tempat yang salah satunya adalah Asram. Asram adalah Tempat belajar sepiritual dan kehidupan atau juga tempat melakukan tapa berata, yoga, dan semadi. Asram Lembah Bayam merupakan suatu wadah untuk melakukan yoga dan meditasi, dimana disana diajarkan teknik – teknik dalam yoga dan meditasi, seperti meditasi kundalini, tantra, dan yoga. Untuk memberikan kenyamaan dan ketenangan dalam melakukan yoga dan meditasi sebuah tempat yoga dan meditasi perlu didesain dengan memperhatikan fungsi, jumblah, dan kebutuhan dari yang akan memakai, sehingga pemakai akan merasa nyaman dan tenang dalam melakukan yoga dan meditasi. Berdasarkan pertimbangan diatas maka dipilih konsep Tri Sarira dengan gaya Tradisional Bali ( studi kasus desa penglipuran ) untuk diterapkan dalam perancangan interior Asram Lembah Bayam ini. Perancangan interior Asram Lembah Bayam ini mempertimbangkan unsur – unsur alam Bali yang terletak di Penglipuran yang merupakan salah satu desa tradisional di Bali. Material yang digunakan lebih bersifat natural dengan bahan – bahan alami seperti batu alam, kayu, bambu dan lain – lainnya. Sifat – sifat ruang dibuat terbuka dengan penghawaan alami. Secra umum perancangan Asram Lembah Bayam ini juga mengutamakan kriteria – kriteria dalam mendesain seperti elemen fungsi, ergonomi, estetika, kesatuan dan keseimbangan dalam desain. Untuk menampilkan kesinambungan antara desain interior dan fasilitasnya maka dibuat dengan khusus dalam segi konsep, sehingga semua elemen memiliki kesatuan. Kata kunci : Desain, Interior, Wisata Religi, Asram, Tri Sarira, Tradisional Bali ( Studi Kasus Desa Penglipuran )

    SENI LUKIS BALI DARI PERSPEKTIF MODERNISASI

    Get PDF
    One of the strategic attitudes toward development, in order to increase its improvement by arrangement of comprehensive planning, by considering potency as multi sector development concept is the development of art that is taken for consideration. The development of art in Bali nowadays is closely related to the historic movement of Indonesian art, pioneering era Raden Saleh (1807-1880), Hindia Jelita era (1908-1937), and Pita Maha era (1930s). In the Pita Maha era, there occurred a combinatioan between the modern west esthetic and classical Bali esthetic that based on Hindu religion. The modern esthetic was brought to Bali by western artist R. Bonnet and W. Spiese, merging with the classical esthetic which bearing aperiod of art in Bali that is known as Seni Lukis Bali Modern (Bali Modern Art Painting) The period is also the beginning of Modern Art in Bali. Academic movement in the field of art exist in 1950 is an attitude toward renewal expansion within expression. During the orde baru government in 1966, various styles of modern art come into elaboration, moreover by the graduations of many academic artists

    KONSEP DESAIN INTERIOR ASRAM LEMBAH BAYAM

    Get PDF
    1. Latar Belakang Pemilihan Konsep Saat ini kebutuhan manusia tidak lagi hanya berkisar pada makan dan minum. Seiring dengan perkembangan zaman, tuntutan hidup juga terus meningkat. Hampir 70% penyakit disebabkan oleh stres, atau dipicu bila seseorang dalam keadaan stres, sehiingga dibutuhkan suatu tempat yang bisa memberi ketenangan, kedamaian, dan kenyamanan bagi badan, pikiran, dan jiwa. ( Suambara, 2005, hal. iii ). Untuk itu dibutuhkan sebuah tempat yang asalh satunya adalah Asram. Asram adalah Tempat belajar sepiritual dan kehidupan atau juga tempat melakukan tapa berata, yoga, dan semadi

    Proses pembuatan Seni kerajinan kayu Di Desa Singakerta

    Get PDF
    Hasil pengamatan di lapangan untuk mewujudkan bentuk kerajinan patung dan relief di desa Singakerta para pengerajin/tukang membutuhkan bahan baku kayu. Bentuk kerajinan ini sangat ditentukan oleh jenis bahan baku kayu sebagai bahan utamanya, sehingga bisa melahirkan bentuk kerajinan yang baik. Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kerajinan ini antara lain: kayu jempinis dan kayu suar adalah bahan yang paling murah dan lebih mudah mengolahnya. Bahan baku kayu tersebut yang paling pokok digunakan karena lebih mudah mengolah dalam membuat bentuk global maupun bentuk detailnya Alat Berdasarkan dari hasil pengamatan di lapangan, alat untuk membuat kerajinan kayu di Desa Singakerta terdiri dari jekso, berbagai bentuk dan jenis pahat, palu kayu, pemutik, ketam (serut yuyu). Masing-masing alat tersebut memiliki fungsi sesuai dengan bentuknya. Apabila diperhatikan secara keseluruhan jenis alat yang digunakan, pahat, palu kayu, pemutik, ketam, dan alat mesin memiliki fungsinya dan peran yang berbeda. Proses pembuatan kerajinan patung kayu banyak dapat dibentuk dengan alat mesin. Proses pengolahan kerajinan tersebut dari membuat bentuk global sampai dengan menghaluskan menggunakan perpaduan alat-alat manual dan mesin. Proses pembuatan kerajinan patung kayu untuk membuat bentuk globalnya dibantu dengan menggunakan gergaji sensor tangan sesuai dengan besar kecilnya patung. Biasanya pengerajin patung kayu di Desa Singakerta paling sedikit memiliki dua jenis sensor untuk pembuatan bentuk globa

    Fungsi Kerajinan kayu di Desa Singakerta

    Get PDF
    Seni Kerajinan adalah komponen produk seni yang dibuat melalui ketrampilan tangan untuk tujuan sebagai kebutuhan hidup manuasia. Berdasarkan pengertian itu, kerajinan merupakan hasil suatu produk ketrampilan seni yang dibuat oleh manusia. Bentuk-bentuk produksi kerajinan memiliki fungsi untuk memperindah ruangan atau barang penghias ruang. Benda produk kerajinan tersebut diharapkan menjadikan ruangan semakin indah. Barang-barang produk kerajinan kayu tersebut memiliki fungsi sebagai berikut : 1 Fungsi Estetis Fungsi estetis merupakan fungsi murni untuk memperindah atau mempercantik suasana ruang. Fungsi yang demikian itu nampak jelas pada produk-produk kerajinan relief dan kerajinan patung yang diproduksi di daerah Singakerta, dan menggunakan media kayu yang banyak menekankan nilai estetisnya. Estetis yang dimaksud adalah keindahan yang tampak secara pisik dapat dinikmati oleh indria pengelihatan secara nyata. Dalam buku Pengantar Dasar Ilmu Estetika, dijelaskan bahwa estetika adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, semua aspek dari yang disebut ke-indahan. Misalnya apakah artinya indah?, apakah yang menumbuhkan rasa indah itu?, Dari mana datangnya rasa indah itu?, Apa yang menyebabkan barang yang satu indah dan yang lain tidak?, Dan apa sebabnya yang dirasakan oleh orang yang satu indah dan tidak dirasakan keindahannya oleh orang yang lain? (Djelantik, 1990: 6)

    Kerajinan Kayu

    Get PDF
    Perkembangan yang terjadi tidak lepas dari adanya suatu perubahan. Gustami menjelaskan, perubahan dan perkembangan berarti bergerak dari suatu titik ke titik yang lain, bergerak dan mengalir dengan arus yang semakin meningkat. Tidak sekedar berubah, tetapi dengan perubahan memberikan suatu peningkatan di segala aspek. Perubahan dan perkembangan merupakan proses perjalanan yang mengalir bergerak menuju titik yang dituju. (Gustami, 1984: 25)

    Dinamika Pertumbuhan Kerajinan Kayu Di Desa Singakerta

    Get PDF
    Kerajinan kayu di desa Singakerta mengalami pertumbuhan yang sangat dinamis. Pertumbuhan kerajinan kayu di desa Singakerta tidak terlepas dari pengaruh perkembangan seni kerajinan di wilayah sekitarnya. Kehidupan dan budaya masyarakatnya yang dijiwai oleh agama hindu dengan didasari logika, etika, dan estetika sangat memungkinkan mendorong berkembangnya suatu kesenian. Kegiatan keagamaan yang disertai dengan aktivitasnya seperti menghias bangunan pura, membuat pratima, melaksanakan upacara pitra yadnya (ngaben) merupakan dasar pertumbuhan seni kerajinan kayu di desa Singakerta. Karena kegiatan berkesenian ini merupakan kekuatan lokal yang telah dimiliki sebagai modal dasar. Dalam buku yang berjudul Seni Hias Damar Kurung membahas tentang seni tradisi. Seni Tradisi dijelaskan merupakan kekayaan budaya yang dipergunakan sebagai landasan pertumbuhan seni daerah yang tumbuh dengan subur sejak jaman dulu menjadi kekuatan lokal (Ika, 2002, 26-27). Gustami dalam bukunya Seni Kerajinan Mebel Jepara menjelaskan tentang bentuk-bentuk seni ukir yang dipergunakan pada mebel diambil dari bentuk tradisi atau seni hias tradisi. Dalam buku ini juga dijelaskan tentang cara membuat bentuk mebel dan cara pemanfaatan bentuk seni hiasan tradisi agar lebih mencirikan kekuatan lokal (Gustami, 2000, 273). Melalui dorongan aktivitas tersebut diatas sekitar tahun 1930-an di desa Singakerta telah muncul seorang undagi yang bernama Ida Bagus Kebek (almarhum). Menurut keterangan Ida Bagus Ketut Geriya putra almarhum Ida Bagus Kebek menjelaskan, Ida Bagus Kebek sebelum menjadi undagi pernah belajar memahat kayu pada Ida Bagus Ketut Griya dan Ida Bagus Letong di Desa Sanur Denpasar (Wawancara; tgl. 5 Juni 2010)

    KONSEP TUMPANG SARI PADA ARSITEKTUR MAKAM DI KAMPUNG KLITREN LOR, KECAMATAN GONDOKUSUMAN, YOGYAKARTA

    Get PDF
    Kampung Klitren Lor merupakan salah satu kampung yang memiliki tingkat kepadatan penduduk dan heterogenitas yang tinggi. Heterogenitas masyarakatnya terlihat dari beragamnya suku dan agama yang tinggal di wilayah tersebut, baik penduduk asli maupun penduduk pendatang. Hal ini menyebabkan keruangan akan tempat bermukim menjadi hal yang sangat penting di kampung tersebut. Tidak terdapat batas yang jelas antara pekarangan rumah yang satu dengan pekarangan rumah yang lainnya, karena setiap ruang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat baik sebagai tempat bermukim maupun tempat mencari nafkah. Semakin bertambahnya jumlah penduduk yang tinggal di tempat tersebut memerlukan lahan bermukim yang memadai untuk mewadahinya. Sedangkan tidak hanya ruang untuk orang yang hidup yang diperlukan di tempat tersebut namun juga orang yang telah meninggal pun memerlukan ruang. Hal yang menarik adalah ruang untuk pemakaman tidak mengalami penambahan namun orang-orang yang meninggal yang dimakamkan di tempat tersebut semakin meningkat jumlahnya. Di tambah lagi masyarakat yang dimakam di tempat tersebut tidak hanya masyarakat yang tinggal di Klitren Lor namun masyarakat di luar kampung tersebut yang memiliki ikatan keturunan dan masa lalu dengan kampung tersebut. Fenomena lain yang terjadi adalah lahan pemakaman dijadikan tempat untuk beraktivitas oleh masyarakat yang tinggal di sekitar makam tersebut. Lahan pemakaman dijadikan sebagai lahan belakang rumah mereka, karena tidak terdapat ruang yang mewadahi aktivitas tersebut. Keterbatasan akan lahan pemakaman di Kampung Klitren Lor disiasati oleh masyarakat setempat dengan melakukan penguburan dengan sistem tumpang sari pada kuburan atau makam yang memiliki ikatan keluarga dengan orang yang meninggal. Penelitian ini menggunakan paradigma fenomenologi dan metode analisis naturalistik kualitatif yaitu jenis penelitian kualitatatif empirik yang mengkaji konsep keruangan berdasarkan informasi-informasi yang menjadi fenomena-fenomena menarik di lapangan
    • …
    corecore