145 research outputs found

    Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Activity Based Learning Berbantuan Flash Card Dilengkapi Lks Pada Materi Isomer Dan Reaksi Senyawa Hidrokarbon Kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada materi isomer dan reaksi senyawa hidrokarbon melalui penerapan model pembelajaran Activity Based Learning berbantuan LKS dan flash card. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas X-9 semester genap SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013. Data penelitian yang akan diambil berupa hasil belajar kognitif, afektif dan aktivitas siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, tes, dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar. Peningkatan aktivitas belajar siswa berdasarkan observasi adalah 69,02% pada siklus 1 dan 77,95% pada siklus 2 (meningkat 8,93%). Peningkatan aktivitas belajar siswa berdasarkan angket adalah 77,86% pada siklus 1 dan 86,10% pada siklus 2 (meningkat 8,24%). Untuk hasil belajar siswa, pada aspek kognitif dapat mencapai 47,37% pada siklus 1 dan 76,22% pada siklus 2. (meningkat 28,85%). Peningkatan aspek afektif siswa, ketercapaian rata-rata indikator adalah 76,39% pada siklus 1 dan 81,07% pada siklus 2 (meningkat 4,68%). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Activity Based Learning (ABL) berbantuan flash card dan dilengkapi dengan LKS dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa materi isomer dan reaksi senyawa hidrokarbon

    Path Analysis of Consumer Loyalty Factors to Viar Products

    Get PDF
    This study aims to know (1) how loyal consumers are to Viar products, (2) what are the factors of consumer loyalty to Viar products, and (3) which factors have the most dominant loyalty to the purchase of Viar motor. The object of this research is the consumer dealer ViarArtomoro Bandung; using 33 people in the study sample, the method used is descriptive and uses the verification method where the researcher conducted direct observation through interviews and questionnaires to find out company activities and customer responses toward the ViarArtomoro dealer Bandung. The result of research shows that (1) overall, consumer loyalty to Viar products is still classified as normal, and it can be seen from the quality of the product, which is still considered less than good by the consumer as well as the service and promotion that is still considered good enough, while the price needs to be maintained; (2) consumer loyalty factors that significantly affect the purchase of Viar product are price, product quality, and promotion factors, while the service factor does not have any significant impact; (3) loyalty factors that give the most dominant contribution to purchasing Viar Motor is predominantly the price factor with contribution of 33.1%, followed by promotion factor at 26.5% and product quality factor at 19.1%.     Keywords: loyalty factor, path analysis, Viar produc

    Simulations of Beam Quality in a 13 MeV PET Cyclotron

    Get PDF
    Simulation of the trajectories of negative hydrogen ion (H−) beam in a 13 MeV PET cyclotron (DECY-13) were carried out by using the Runge-Kutta (RK4) approximation method and Scilab 5.4.1. The magnetic and electric fields were calculated using Opera-3d/TOSCA softwares at 1 mm resolution. The cyclotron is of a fourth-harmonics type, meaning that the acceleration occurs four times per cycle, with a radiofrequency (RF) field of 77.66 MHz frequency and 40 kV amplitude. The calculations and simulations show that the maximum distance between the ion source and the puller is about 6 mm, while the maximum width of the beam at 13 MeV is about 10 mm, and the initial phase between the RF field and the beam ranges from -10° to 10°, with a yield of about 10% of the beam from the ion source getting accelerated to 13 MeV.Received: 12 March 2015; Revised:30 June 2015; Accepted: 01 July 201

    Stability of Emulsion Cream Extract Turmeric (Curcuma domestica Val.) in Various Concentration

    Get PDF
    This research aims to: 1) determine the stability of the emulsion cream turmeric extracts (Curcuma domestica Val.) in various concentrations, 2) determine the concentration of extract that produce the best emulsion stability. This study consists of five concentrations of turmeric extract (50, 75, 100, 125, and 150 mg in 200 ml VCO). This experiment grouped into 3 based on time implementation of cream manufacture. Observations were made every week for 5 weeks. Observed variables are: homogeneity, separation ratio, dispersive power, adhesive power, pH, viscosity, and antioxidant capacity. Creamy emulsion stabilized to a concentration of 150 mg extract of turmeric on all variables except the dispersive and adhesive power. The characteristics of the best cream is obtained from the addition of extract turmeric 75 mg with the following characteristics: pH 7.2, viscosity 6,400 cPs, antioxidant capacity 8,334 mg GAEAC/100 g sample, homogeneous, no separate, dispersive power 3.93 cm, and adhesive power 17 seconds. Keywords: turmeric extract, stability, cream, concentration, antioxidan

    Pembelajaran Kimia Menggunakan Model Guided Inquiry (Mgi) Dan Model Starter Experiment (Mse) Ditinjau Dari Kreativitas Dan Motivasi Berprestasi Siswa

    Get PDF
    Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, tetapi pada Kenyataan pembelajaran di SMA Batik 2 Surakarta lebih cenderung menggunakan metode ceramah dan tanya jawab yang berpusat pada guru, akibatnya belum menampakkan iklim belajar-mengajar yang mengajak siswa untuk aktif berpikir dan bertindak melakukan penggalian potensi yang ada pada setiap diri siswa, sehingga ada kecenderungan siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran kimia yang pada akhirnya menyebabkan prestasi belajar siswa kurang memuaskan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran, kreativitas dan motivasi berprestasi siswa, serta interaksinya terhadap prestasi belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Penelitian menggunakan metode eksperimen semu dengan dua kelompok eksperimen. Populasi penelitian siswa kelas X SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Sampel diperoleh dengan teknik Cluster Random Sampling, diperoleh dua kelas eksperimen. Kelas X.5 diberi pembelajaran dengan menggunakan Model Guided Inquiry (MGI), sedangkan kelas X.1 diberi pembelajaran dengan menggunakan Model Starter Experiment (MSE).. Data dikumpulkan dengan metode tes, angket dan lembar observasi. Hipotesis diuji menggunakan statistik non parametrik Kruskal-Wallis.Hasil penelitian diperoleh kesimpulan: (1) penggunaan model pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa ranah kognitif dan psikomotor, tetapi tidak berpengaruh terhadap ranah afektif, (2) kreativitas siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa ranah afektif dan psikomotor, tetapi tidak berpengaruh terhadap ranah kognitif, (3) motivasi berprestasi siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa ranah kognitif, tetapi tidak berpengaruh terhadap ranah afektif dan psikomotor, (4) ada interaksi antara model pembelajaran dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa ranah kognitif, tetapi tidak ada interaksi terhadap ranah afektif dan psikomotor, (5) ada interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar siswa ranah kognitif, tetapi tidak ada interaksi terhadap ranah afektif dan psikomotor, (6) ada interaksi antara kreativitas siswa dengan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar siswa ranah kognitif, tetapi tidak ada interaksi terhadap ranah afektif dan psikomotor dan (7) ada interaksi antara model pembelajaran dengan kreativitas siswa dan motivasi berprestasi siswa terhadap pretasi belajar siswa ranah kognitif, tetapi tidak ada interaksi terhadap ranah afektif dan psikomotor

    Aktivitas Anti Bakteri Singawalang (Petiveria Alliaceae) Terhadap Bakteri Yang Resisten Dan Peka Terhadap Antibiotik

    Full text link
    Tanaman singawalang (Petiveria alliaceae) secara tradisional di Indonesia digunakan sebagai analgetik, anti inflamasi dan obat untuk batuk darah. Obat tradisional yang mengandung Petiveria alliacea telah digunakan di Karibia, Amerika Latin, Afrika Barat dan daerah lainnya selama ratusan tahun untuk mengobati rasa sakit, flu, inflamasi, tumor, infeksi bakteri, jamur, hiperlipidemia, diabetes dan penyakit lainnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas singawalang yang tumbuh di Indonesia terhadapbakteri yang resisten dan peka terhadap antibiotik. Pengujian dilakukan dengan menentukan konsetrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bakterisidal minimum dengan metode broth microdilution dan kajian tipe kerja dengan melihat kurva pertumbuhan. Daun singawalang diperoleh dari daerah CilendeBogor. Pengujian aktivitas dilakukan terhadap daun kering, daun segar, batang segar dan akar segar yang diekstraksi secara maserasi dan daun kering secara refluks menggunakan etanol. Ektrak etanol daun kering menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap sepuluh bakteri yaitu MSCNS (Methicillin-Susceptible Coagulase-Negative Staphylococcus ), Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, B.cereus, Staphylocoocus aureus, MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus), Escherichia coli, MRCNS (Methicillin-Resistant Coagulase-Negative Staphylococcus), MSSA (Methicillin-SusceptibleStaphylococcus aureus), dam VRE (Vancomycin-Resistant Enterococcus ) dengan nilai KHM berturut turut 256, 16, 32, 64,16,16, 32,16, 128, dan 256 ìg/ml dan aktivitas antibakteria ektrak etanol daun segar pada bakteri yang sama dengan nilai KHM berturut turut 512, 64, 64, 512, 64, 256, 32, 256,512, dan 512ìg/ml. Hasil penentuan dengan kurva pertumbuhan bakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kering dengan maserasi bersifat bakteriostatik terhadap MRSA, VRE dan MRCNS sampai konsentrasi 8 KHM

    Biodegradable Plastic Characteristics of Cassava Starch Modified in Variations Temperature and Drying Time

    Get PDF
    This study aims to (1) know the effect of temperature and drying time on the characteristics of biodegradable plastic from cassava starch modified, (2) determine the temperature and drying time is right to produce biodegradable plastics from cassava starch modified with the best characteristics. This study uses a randomized block design with factorial experiment. The first factor is the temperature of the drying which consists of 5 levels that were 50 ° C, 55 ° C, 60 ° C, 65 ° C and 70 ° C. The second factor is the drying time consists of 3 levels, namely 5, 6 and 7 hours. Each combination of treatments grouped into two based on process making of biodegradable plastic, so there are 30 experimental units. Data were analyzed of variance and followed by Duncan test. The observed variables include mechanical and physical test consists of tensile strength, elongation at break, Young's modulus (elasticity), swelling of volume and degradation time. The results of the research showed that the temperature and drying time by using automatic cabinet dryer with an air flow 5 + 0.1 m3 / min, very significant effect on tensile strength, elongation at break, Young's modulus, percent swelling of volume and time of degradation biodegradable plastic of cassava starch modified. Temperature of 50 ° C with 5 hours drying by using automatic dryer cabinet with an air flow of 5 + 0.1 m3 / min,  had characteristics of  biodegradable plastics : tensile strength of 1057.40 M Pa, elongation at break of 15.95%, Young's modulus of 6629,47 M Pa, swelling of volume of 9.91% and degradation time of 7 days. Keywords: biodegradable plastic, cassava starch modified, temperature and drying tim

    Percepatan Pengembangan Pertanian Lahan Kering Iklim Kering di Nusa Tenggara

    Full text link
    Wilayah Nusa Tenggara memiliki iklim kering dengan curah hujan kurang dari 2.000 mm/tahun. Sekitar 72% wilayahnya berbukit dan bergunung dengan solum tanah dangkal dan berbatu. Kondisi ini menjadi tantangan dalam pengembangan pertanian. Oleh karena itu, Balitbangtan melaksanakan kegiatan percepatan pengembangan pertanian di lahan kering beriklim kering sejak tahun 2010 sampai sekarang. Hasil identifikasi sumber daya alam dan sosial ekonomi menunjukkan permasalahan utama yang dihadapi dalam pengembangan pertanian ialah curah hujan rendah, ketersediaan air terbatas, serta produktivitas dan indeks pertanaman rendah (IP < 100). Di beberapa lokasi terdapat sumber air permukaan (sungai, embung, dam parit, mata air) dan air tanah yang belum dimanfaatkan. Oleh karena itu, Balitbangtan melakukan eksplorasi sumber air dan desain distribusinya dengan sistem gravitasi untuk dimanfaatkan pada musim kemarau untuk area 5-15 ha. Selanjutnya, masyarakat diperkenalkan dengan inovasi teknologi varietas unggul, pengelolaan hara (pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah), pembuatan kandang komunal, dan pengelolaan limbah menjadi kompos. Pembelajaran yang dapat diambil dari kegiatan ini ialah sulitnya mengubah etos kerja dan kebiasaan petani untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam secara optimal. Ke depan, selain teknik budi daya, diperlukan pendampingan dan pembinaan kelembagaan secara intensif, termasuk memotivasi petani dalam pengembangan pertanian di wilayahnya
    • …
    corecore