65 research outputs found

    IDA BAGUS KETUT RAI PRASI – NYA DARI NARASI

    Get PDF
    In visualization, the object used by Ida Bagus ketut Rai is more to left the conventional way, so the characers in it based on the story. The capability on the story and able to expressioning tell the nanaration/story and to understanding the meanings to create new character in the story not as a puppet only, but also as the union unity between puppet and Bali lettersgraft. The conventional way is more to beat the second place and used the symbol meaning as the object. Themes or titles used not only taken from Ramayana stories but olso from religious, philosophy and beauty in it

    Apa Sih Kriya Itu ?

    Get PDF
    Grace Cochrane menggambarkan seni kriya yang tidak melakukan reaksi yang berlawanan mengenai nilai dan arti yang didifinisikan oleh seni, terhadap yang perlu dikerjakan dengan istilah yang diaplikasikan secara langsung pada sejarah crafts dan desain, yang bermanfaat bagi praktek crafts adalah mempunyai nilai kemasyarakatan. (Grace Cochrane, 1997: 56-57). Nilai kemasyarakatan kriya memang tidak perlu disangsikan lagi karena kriya itu lahir sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat secara jasmani maupun rohani. Kriya sebagai salah salu bagian dari Seni rupa dipandang sangat relevan sebagai media/sarana untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. Pendekatan yang dikenal dengan education throught art (pendidikan melalui seni) telah diterapkan sejak usia dini. ( Herbert Read dalam Syafii dkk. 2003: 1.6). Ceritera Tantri yang divisualisasikan dalan karya cipta kriya sesuai dengan pendapat Herbert Read adalah sangat tepat bila ceritera tantri yang diwujudkan berupa kriya seni relevan di diperkenalkan pada anak-anak sejak dini. Mantan Dirjen Dikti Satryo Soemantri Brodjonogoro pada seminar di ISI Denpasar, 18 Mei 2009 berkeinginan untuk menjadikan seni sebagai suatu kebutuhan hidup. Ajakan atau seruan tersebut adalah angin segar sekaligus tamparan bagi para pelaku seni baik yang ada pada jalur pormal maupun para seniman alam. Beliau sangat percaya, hanya para senimanlah yang mampu melakukan hal tersebut, dimana dalam krisis global ekonomi melanda dunia, seni relatif stabil bertahan khususnya dibidng industri kerajinan. Secara visual, keberadaan ukiran yang bertemakan Ceritera Tantri merupakan salah satu bagian dari seni tradisional Bali yang sampai saat ini masih lestari. Dalam tradisi kehidupan masyarakat Bali, perilaku binatang dijadikan sebagai cermin dalam menjalani kehidupan ini. Dalam artian kita tidak harus berperilaku seperti binatang, namun ketokohan binatang yang kadang kala mempunyai sifat yang lebih mulia dari manusia patut dijadikan panutan. Karena ceritera yang menggunakan binatang sebagai tokohnya ini banyak memberikan cermin hidup dan kehidupan. Nilai yang terkandung dalam seni kriya adalah kegunaannya yang sesuai dengan tingkat kebutuhan praktisnya, oleh karena itu nilai itu dapat bermacam-macam seperti: religius, spiritual, moral, etis, estetis, dan nilai praktis. Nilai-nilai itu dapat ditarik dari landasan dasarnya, antara lain: agama, logika, etika, dan estetika. 1). Melalui agama akan keluar nilai relegius, magis, kepercayaan dan spiritual. 2). Melalui logika akan keluar nilai intelektual, ilmiah, ilmu pengetahuan, dan kebenaran empiris. 3). Melalui etika akan keluar berbagai macam nilai moral, sopan santun, susila dan etis. 4). Melalui estetika akan melahirkan nilai keindahan, keseimbangan, kesegaran, hiburan, keanggunan, keagungan, dan estetis. (Karna Yudibrata, 1981/1982: 56-57). Seni kriya tidak lepas dari unsur-unsur motif maupun pola sebagai elemen dasar pembuatan ornamen/hiasan, penempatan, dan kesesuaian mengikuti bidang/ruang guna terciptanya keharmonisan. Ditinjau secara kronologis kegiatan hias-menghias maupun penggunaan motif hias, berdasarkan sifatnya yang ada, dapat digolongkan menjadi 4 (empat). Pertama kategori primitif (prasejarah), kedua kategori klasik (mulai dikenalnya tulisan), ketiga kategori tradisional (zaman Madya) dan terakhir kategori modern (praktis, ekonomis, dan efisien). Pada dasarnya semua karya/benda seni kriya digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan manusia, baik secara jasmani maupun rohani sesuai zamannya. Walaupun pengambilan motif dan penggunaan pola ditampilkan secara sederhana, dalam perkembangan selanjutnya, motif hias maupun pola-pola yang diterapkan dalam seni kriya menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi tiga. Pertama yang tergolong kriya seni sebagai media tersalurnya gagasan estetik, kedua yang tergolong kriya fungsional sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidup sekaligus mengandung elemen estetis, dan ketiga yang tergolong kriya fungsional konstruktif merupakan simbolisasi dan perwujudan cita-cita luhur. (SP. Gustami, 1983/1984: 2-4). Apapun bentuk dan makna seni kriya, kehadiran mereka masih di tunggu oleh masyarakat, walaupun sebatas untuk pemenuhan kebutuhan primernya dan terbatas pada tingkatan masyarakat kelas menengah ke bawah. Disadari pula, derasnya pengaruh luar (asing) dan adanya dorongan alam dapat menimbulkan cara pandang dan perilaku masyarakat untuk membentuk komunitas (stratifikasi) sosial yang akan mengantarkan adanya dualisme budaya masyarakat yaitu kelas atas dan bawah. (SP. Gustami, 1991:1). Menentukan sikap ketika dihadapkan pada suatu keadaan memilih, bukanlah suatu tindakan yang mudah untuk dilakukan. Kecermatan menjadi sebuah pertimbangan yang menentukan bagi para kriyawan yang memilih kewajiban ganda. Kewajiban ganda yang dimaksud adalah kriyawan yang mempunyai visi dan misi dengan berbagai konsep dan tindakan yang dapat mensejajarkan kiprah seni kriya dengan seni rupa lainnya. Faktor waktu bagi pelaku seni kriya yang ada di belakang meja pemerintahan, menjadikan mereka memiliki kesempatan yang terbatas untuk berkreasi. Sebaliknya, kriyawan (perajin) yang terjun maupun menerjunkan diri di bidang seni kerajinan jarang sekali, bahkan tidak sempat, memikirkan visi dan misi seni kriya sesuai perkembangan zaman. Dirunut dengan rentang waktu yang cukup panjang dan berliku-liku, sudah pada tempatnya bila kriyawan intelektual meninggalkan prinsip-prinsip yang tidak lagi mendukung kemajuan seni kriya untuk mengejar dan mensejajarkan predikat “seninya”. Namun demikian, kriya juga tidak bisa lepas dengan produk-produk yang dibutuhkan masyarakat seperti yang diharapkan oleh Grace Cochrane

    Prinsip Seni Rupa

    Get PDF
    Prinsip-prinsip seni rupa adalah cara penyusuan, pengaturan unsur-unsur rupa sehingga membentuk suatu karya seni. Prinsip Seni Rupa dapat juga disebut asas seni rupa, yang menekankan prinsip desain seperti: kesatuan, keseimbangan, irama, penekanan, proporsi dan keselarasan. Desain atau yang dulu diistilahkan dengan sebutan nirmana sebenarnya secara meteri tidak ada perubahan yang mendasar, karena semua prinsip tersebut masih seperti semula. 1. Prinsip Kesatuan Untuk mendapatkan suatu kesan kesatuan yang lazim disebut unity memerlukan prinsip keseimbangan, irama, proporsi, penekanan dan keselarasan. Antara bagian yang satu dengan yang lain merupakan suatu kesatuan yang utuh, saling mendukung dan sistematik membentuk suatu karya seni. Dalam penerapannya pada bidang karya seni rupa/kriya prinsip kesatuan menekankan pada pengaturan obyek atau komponen obyek secara berdekatan atau penggerombolan unsur atau bagian-bagian. Dalam kekriyaan pengaturan ini bisa dilakukan atau dapat dilakukan dengan cara permainan teknik pahatan, memformulasikan obyek, subyek, dan isian-isian pada suatu bidang garapan. 2. Prinsip Keseimbangan Prinsip keseimbangan berkaitan dengan bobot. Pada karya dua dimensi prinsip keseimbangan ditekankan pada bobot kualitatif atau bobot visual, artinya berat - ringannya obyek hanya dapat dirasakan. Pada karya tiga dimensi prinsip keseimbangan berkaitan dengan bobot aktual (sesungguhnya). Keseimbangan ada dua yaitu: Simetris dan asimetris. Selain dua keseimbangan itu ada juga yang namanya keseimbangan radial atau memancar yang dapat diperoleh dengan menempatkan pada pusat-pusat bagian. Pencapaian keseimbangan tidak harus menempatkan obyek secara simetris atau di tengah-tengah. Keseimbangan juga dapat diperoleh antara penggerombolan dengan obyek-obyek yang berukuran kecil dengan penempatan sebuah bidang yang berukuran besar. Atau mengelompokkan beberapa obyek yang berwarna ringan (terang) dengan sebuah obyek berwarna berat (gelap). 3. Prinsip Irama Irama dalam karya seni dapat timbul jika ada pengulangan yang teratur dari unsur yang digunakan. Irama dapat terjadi pada karya seni rupa dari adanya pengaturan unsur garis, raut, warna, teksture, gelap-terang secara berulang-ulang. Pengulangan unsur bisa bergantian yang biasa disebut irama alternatif. Irama dengan perubahan ukuran (besar-kecil) disebut irama progresif. Irama gerakan mengalun atau Flowing dapat dilakukan secara kontinyu (dari kecil ke besar) atau sebaliknya. Irama repetitif adalah pengulangan bentuk, ukuran, dan warna yang sama (monotun). 4. Prinsip Penekanan Pada seni rupa bagian yang menarik perhatian menjadi persoalan/masalah prinsip penekanan yang lebih sering disebut prinsip dominasi. Dominasi pada karya seni rupa dapat dicapai melalui alternatif melalui memggerombolkan beberapa unsur, pengaturan yang berbeda, baik ukuran atau warnanya. Seperti misalnya gambar orang dewasa pada sekelompok anak kecil, warna merah di antara warna kuning. Penempatan dominasi tidak mesti di tengah-tengah, walaupun posisi tengah menunjukkan kesan stabil. Penekan atau pusat perhatian atau juga disebut obyek suatu karya/garapan adalah karya yang dibuat berdasarkan prioritas utama. Karya yang diciptakan paling awal tersebut lebih menonjol dari berbagai segi obyek pendukungnya seperti ukuran, teknik, dan pewarnaannya. Dalam seni kriya, penciptaan suatu karya dinominasi menjadi tiga bagian; I. obyek ciptaan. 2. obyek pendukung dan 3. isian-isian. Obyek ciptaan mendapat perhatian yang prioritas dan dominan karena akan dijadikan pusat perhatiannya. Obyek pendukung yang dimaksudkan adalah bentuk-bentuk yang dibuat agar tidak sama persis dengan obyek ciptaan, karena sifatnya sebagai pendukung. Sedangkan isian-isian adalah obyek yang memberikan aksen terhadap kedua obyek ciptaan. Atau memberi pola/motif pada bidang-bidang tertentu untuk memunculkan obyek ciptaan. 5. Prinsip Proporsi Proporsi adalah perbandingan antara bagian-bagian yang satu yang lainnya dengan pertimbangan seperti: besar-kecil, luas-sempit, panjang-pendek, jauh –dekat dan yang lainnya. Dalam seni rupa kriya, perbandingan ini mempertimbangkan seperti bidang gambar dengan obyeknya. Yang juga memjadi perbandingan dalam seni rupa kriya adalah skala maupun riil/aktual. Berdasarkan kondisi riil, botol lebih tinggi dari pada gelas atau piring lebih lebar dari pada mangkok. Proporsi juga digunakan untuk membedakan obyek utama (tokoh), pendukung (figuran), dan isian-isian (pendukung/latar). 6. Prinsip keselarasan Prinsip ini juga disebut prinsip harmoni atau keserasian. Prinsip ini timbul karena ada kesamaan, kesesuaian, dan tidak adanya pertentangan. Selain penataan bentuk, teksture, atau warna-warna yang berdekatan (analog). Kalau dalam karya ada warna-warna yang berlawanan (komplementer) harus dicarikan warna pengikat/sunggi

    The Impact of Covid-19 on The Sectoral Economy in Indonesia

    Get PDF
    Covid-19 caused a contractionary economic condition, therefore the policies adopted by the government to restore the economy were expansionary fiscal and monetary policies to increase public consumption to stimulate economic activity. The economic sector that grew the highest during the Covid-19 period was the Human Health and Social Activities sector, the Information and Communication sector, the Water Supply sector; Sewerage, Waste Management and Remediation sector, Financial and Insurance Activities sector, Real Estate Activities sector, Education sector, and Agriculture, Forestry, and Fishing sector. While the economic sectors most affected by Covid-19 are the Transportation and Storage sector, the Accommodation and Food Service Activities sector, the Business Activities sector, the Transportation and Storage sector, the Business Activities sector, and Other Services Activities sector. While the economic sectors that recovered quickly due to the implementation of economic recovery policies were the Mining and Quarrying sector, the Manufacturing sector, the Electricity and Gas sector, the Wholesale and Retail Trade sector; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles sector.Keywords: economic crisis, Covid-19, economic growth, sectoral growth, government policy

    Unsur-Unsur Seni Rupa

    Get PDF
    Secara umum orang tidak akan tertariknya kalau melihat suatu karya kriya membahas tentang unsur, karena unsur adalah bagian terkecil dari sesuatu yang membentuk kesatuan sistem. Berbeda dengan orang/kelompok pragmatis, formal, dan sruktural, karena berasumsi suatu karya dilihat karena adanya unsur-unsur yang membentuk. Sebagai praktisi sekaligus pendidik dibidang seni, unsur adalah hal yang sangat diperlukan untuk memberi dan mendukung suatu obyek. Dalam pembentukan suatu struktur pada karya seni kriya/ ukiran, dalam unsur yang terkecil dapat dijadikan identitas suatu bentuk atau motif. Bentuk adalah bagian yang paling sukar dan rumit diantara empat elemen yang menunjang terjadinya sebuah karya seni rupa. Namun demikian, Plato membedakan bentuk itu; antara bentuk yang relatif dan yang absolut. Bentuk relatif yang dimaksudkan adalah perwujudan yang perbandingan maupun keindahannya terkait atau dikaitkan pada hakikat bentuk-bentuk alam dan merupakan tiruannya. Sedangkan bentuk absolut adalah suatu abstraksi yang terdiri dari garis lurus, lengkung yang dihasilkan lewat perentara atau tidak, serta bentuk-bentuk di alam, tiga dimensional. Dan sesuai dengan pengrtian dan sifat yang dimilikinya, maka bentuk ada dua macam yaitu yang arsitektural dan bentuk simbolik ”abstrak dan absolut” (Herbert Read, terj. Soedarso, 2000: 27)

    Effect of Minimum Wages on Inflation and Unemployment in East Java - Indonesia

    Get PDF
    Unemployment and inflation are two macroeconomic problems that have a trade-off, this means that the relationship between inflation and unemployment is negative and the relationship is also called the Phillips curve. The increase in the minimum wage is one of the causes of inflation and unemployment. This study aims to determine the relationship between minimum wage and inflation, the relationship between minimum wage and unemployment, the relationship between inflation and unemployment. This study uses panel data from 38 regions with the period 2010-2019 in East Java-Indonesia. Data is collected from the Central Bureau of Statistics of East Java. Data were analyzed with the Amos. The results showed that the real minimum wage had a negative and significant effect on inflation. Real minimum wages have a positive and significant effect on unemployment. Inflation has a positive and significant effect on unemployment. There is no trade-off between inflation and unemployment, this study does not support the Phillips curve. The real minimum wage has a direct negative effect on inflation, inflation has a positive effect on unemployment, thus causing the real minimum wage to have a negative effect indirectly on unemployment. The relationship between inflation and unemployment shows that higher inflation tends to lead to higher unemployment. The determination coefficient for inflation was 5.5 percent and the determination coefficient for unemployment was 2.3 percent. Keywords: minimum wages, inflation, unemployment, Phillips Curve DOI: 10.7176/JESD/12-8-04 Publication date: April 30th 202

    ANALISIS USAHA HOME INDUSTRI TEMPE DI KAMPUNG UNGGULAN TEMPE KELURAHAN TENGGILIS MEJOYO KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO KOTA SURABAYA

    Get PDF
    This research is about the tempe home industry business in Tenggilis Mejoyo Village, Tenggilis Mejoyo District, Surabaya City with the title "Analysis of Tempe Home Industry Business in Tempe Superior Village, Tenggilis Mejoyo Village, Tenggilis Mejoyo District, Surabaya City". As for the research area, the selected Tempe Village is Tenggilis Mejoyo Village because in that area there are many tempe entrepreneurs. This study aims to describe and analyze the profile of the tempe-making business in Tempe Superior Village, Tenggilis Mejoyo District, Surabaya City. This study uses qualitative methods and uses interviews and observations as primary data collection tools. This study uses the Revenue Cost Ratio and Return Of Investment as an indicator of the feasibility of making tempeh. Data were obtained from 5 informants of tempe business owners. The results are based on research that has been done that the tempe-making business they run is quite long around 16-30 years. The amount of tempeh also varies, with the minimum being 14,000 seeds/month and the maximum being 50,000 seeds/month. The price of the tempeh they sell is around Rp. 1,750 – Rp. 2,000. The tempe-making business itself produces an ROI that is quite by the average monthly capital issued of Rp. 39.661.500/month which produces an average ROI of 16,76% and produces an average R/C of 1,17 which means > 1, thus the average business of making tempeh in Tempe Superior Village, Tenggilis Mejoyo District, Surabaya City is profitable

    Kajian nilai budaya Naskah Kuno Puspakerma

    Get PDF
    Naskah Puspakerma sasak yang dipilih sebagai obyek pengkajian ini merupakan salah satu dari beberapa naskah sasak yang disimpan Bapak Irwan Holmes pemilik Galery 50 B Ciputat. Nasih salah satu versi naskah Puspakerma ini kurang menguntungkan. Karena ia dipandang tidak lebih dari barang yang setiap waktu ditawarkan dengan sejumlah rupiah atau dolar kepada pembeli yang pada umumnya pembeli asing

    PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

    Get PDF
    This study aims to examine Education, Unemployment, and the minimum wage on the Poverty Level in East Java Province. This study using secondary data obtained from official websites such as BPS East Java Province, and the type of data used in this study is quantitative data. The analysis technique used is multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that: 1) Education and minimum wages partially have a positive and significant effect on the level of poverty in East Java province with a significant value of the t-test variable for the education variable obtained 0.021 (less than 0.05) and for a significant value the t-test of the minimum wage variable is sig 0.002 (less than 0.05). 2) Together (simultaneously) the effect of the application of education and the minimum wage has a positive effect while unemployment is obtained by 0.678 (greater 0.05) has an insignificant effect on the level of poverty and is significant on the level of Poverty as evidenced by the significance value of the F test of 0.001 which smaller than 0.0

    DEBT OR EQUITY? Pespective Cooperation on Shipping Sector

    Get PDF
    This study discusses corporate finance in order to enlarge the company's capacity. There are two ways to finance this, namely by issuing debt securities and by selling someshares to other parties or to the general public. Data is taken from 24 shipping companiesthat provide transportation services listed on the Indonesia Stock Exchange through RTIBusiness in the form of liabilities, equity, DER, ROA and ROE. To analyze the data used descriptive analysis and correlation analysis techniques. Although the correlation between DER and ROA gives positive results, it does not provide information on whichstocks are suitable for investors to choose in investing. When viewed from the value ofROE, investors can choose companies that have ROE above 15% and a positive DERvalue. In the research there are two shipping companies that have ROE above 15%,namely HITS and TCPI. In choosing a source of corporate funding, management must becareful. Debt that is too large compared to the ability to pay together with the interest isvery burdensome for the company. This can reduce the value of assets and inhibit theincrease in company equity. If a company has very stable cash flow, it can use more debt than companies inrisky industries or very small companies that are just starting to operate. New businesseswith high uncertainties may have difficulty obtaining debt financing and better financetheir operations mostly through equity.Keyword: debt, equity, DER, ROA, ROE
    • …
    corecore