10 research outputs found

    Risk factors for suicide in Bali: a psychological autopsy study

    Get PDF
    <p>Abstract</p> <p>Background</p> <p>The suicide rate in Bali has significantly increased in recent years. However, to date, there have been no case-control studies investigating risk factors for suicide.</p> <p>Methods</p> <p>A psychological autopsy study was conducted comparing 60 suicide cases and 120 living controls matched in age, sex, and area of residence.</p> <p>Results</p> <p>Multiple logistic regression analysis identified the following risk factors for suicide: at least one diagnosis of axis-I mental disorder (OR: 14.84 CI: 6.12 - 35.94); low level of religious involvement (OR: 7.24 CI: 2.28 - 22.95); and severe interpersonal problems (OR: 3.86 CI: 1.36 - 11.01). Forty-eight (80.0%) of the suicide cases were diagnosed with mental disorders; however, only 16.7% visited a primary care health professional and none received psychiatric treatment during the 1 month prior to death.</p> <p>Conclusion</p> <p>Clinical, religious, and psychosocial factors were associated with suicide. These results highlight the significance of early recognition and treatment of mental disorders, religious activities, and interpersonal problem-solving strategies for suicide prevention in Bali.</p

    Karakteristik Kualitas Tidur pada Siswa SMA Negeri 1 Sukawati, Gianyar

    No full text
    Sleep quality disturbances are quite common in high school students. This is due to them being in the late period of puberty that is causing changes in their sleep patterns. In general, sleeping quality of high school students can be influenced by various factors which can be divided into two, intrinsic factors that are based on the person themselves, and extrinsic factors that are based on that person’s surroundings or environment. This study employs a descriptive research design. The participants in this study consist of the students from SMA Negeri 1 Sukawati. The utilized tools encompass the PSQI and PSS-10 questionnaires. The sampling method employed is simple random sampling with a total of 735 respondents.. Data processing was carried out using SPSS with univariate and bivariate analysis. 59.5% of high school students were found to have poor sleeping quality by using univariate analysis. Using bivariate analysis using chi square, it was discovered that there are several characteristics that are related to sleep quality (P&lt;0.05) namely gender, family situation, and number of close friends. In addition, stress levels were also found to have a significant connection with sleep quality (P &lt;0.05). Based on the findings of this study, it can be inferred that a majority of students at SMA Negeri 1 Sukawati experience sleep disturbances, amounting to 59.5%. The variables, including gender, family environment, number of acquaintances, and stress levels, have demonstrated a statistically significant correlation with sleep quality, with a p-value of &lt;0.05.Gangguan kualitas tidur pada siswa SMA cukup sering ditemukan. Hal ini disebabkan oleh siswa SMA sedang menjalani masa perubahan akhir pubertas yang menyebabkan perubahan pola tidur. Secara umum kualitas tidur pada siswa SMA dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terbagi menjadi dua, antara lain faktor intrinsik yang didasari oleh diri individu dan ekstrinsik yang didasari oleh lingkungan sekitar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik kualitas tidur siswa SMA Negeri 1 Sukawati. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Subjek pada penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Sukawati. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner PSQI dan PSS-10. Metode pengumpulan sampel yang dipakai adalah simple random sampling, dengan total sampel sebanyak 735 responden. Pengolahan data dilakukan SPSS dengan analisis univariat dan bivariat. Pada analisis univariat ditemukan 59,5% siswa SMA memiliki kualitas tidur yang buruk. Analisis bivariat menggunakan chi square ditemukan beberapa karakteristik yang berhubungan dengan kualitas tidur (P &lt;0,05) yaitu jenis kelamin, lingkungan keluarga, dan jumlah sahabat. Diperoleh pula data yang menunjukkan bahwa tingkat stres memiliki kaitan yang bermakna dengan kualitas tidur (P &lt;0,05). Hasil riset ini mengindikasikan bahwa mayoritas siswa SMA Negeri 1 Sukawati mengalami kualitas tidur yang kurang baik, mencapai 59,5%. Terungkap bahwa faktor-faktor seperti jenis kelamin, lingkungan keluarga, jumlah sahabat, serta tingkat stres berhubungan erat dengan kualitas tidur, dengan nilai p &lt;0,05

    The Relationship between Parent-Child Interaction Patterns with Aggressive Behavior in Adolescents at SMP Negeri 1 Kuta Utara

    No full text
    Perilaku agresif dapat diartikan sebagai perilaku dengan niatan untuk melukai ataupun menyakiti seseorang secara fisik maupun psikis dan berakibat pada kerugian ataupun bahaya bagi orang lainnya. Terdapat berbagai macam bentuk dari perilaku agresif yang dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari, misalnya mengejek, mencaci, memaki, membuat kegaduhan, dan berbagai jenis perilaku yang berujung tindakan kekerasan. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara pola interaksi orang tua-anak dengan perilaku agresif pada remaja di SMP Negeri 1 Kuta Utara. Desain penelitian ini yakni analitik dan pendekatan Cross Sectional. Lokasi penelitian yakni di SMP Negeri 1 Kuta Utara. Sampel yang digunakan sebanyak 100 orang dipilih menggunakan metode proportional stratified random sampling. Data diperoleh dari pengisian kuesioner PACHIQ-R dan kuesioner agresivitas oleh responden kemudian data dianalisi dengan analisis univariat dan analisis bivariat mengguanakan Uji Korelasi Pearson. Hasil penelitian dengan Uji Korelasi Pearson didapatkan bahwa koefisien korelasi antara pola interaksi orang tua-anak dengan perilaku agresif remaja sebesar -0,216 disertai signifikansi yaitu sebesar 0,031 dimana nilai tersebut adalah lebih kecil dari taraf signifikan &lt; 0,05, kekuatan hubungan termasuk lemah dengan nilai korelasi 0,216. Arah hubungan korelasi bersifat negatif (-) yang berarti semakin baik pola interaksi orang tua-anak maka akan menurunkan perilaku agresif remaja.Aggressive behavior can be interpreted as an act intended to injure or hurt another person, both physically and psychologically, resulting in harm or harm to others. There are various forms of aggressive behavior that can be observed in our daily life, including berating, mocking, cursing, rioting, and all kinds of behavior that lead to acts of violence. This study aims to explain the relationship between parent-child interaction patterns with aggressive behavior in adolescents at SMP Negeri 1 Kuta Utara. The design used was analytic and a cross sectional approach. This research was done at SMP Negeri 1 Kuta Utara. The samples was 100 people that selected by the proportional stratified random sampling method. The data was obtained from filling out the PACHIQ-R questionnaire and the aggressiveness questionnaire by the respondents, then the data were analyzed using univariate analysis and bivariate analysis using the Pearson Correlation Test. The results of the study with the Pearson Correlation Test found that the correlation coefficient between parent-child interaction patterns with adolescent aggressive behavior was -0.216 with a significance of 0.031 where the value was smaller than the significant level &lt;0.05, the strength of the relationship was weak with the correlation value. 0.216. The direction of the correlation is negative (-) which means that the better the parent-child interaction pattern, the lower the aggressive behavior of adolescents

    Gambaran Tingkat Stres Berdasarkan Karakteristik Mahasiswa Semester Awal Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa

    No full text
    Stress is a psychiatric disorder that most often occurs among the community, including students. Early semester students will experience a period of change from the high school environment which can trigger stress. This study aims to identify stress levels based on characteristics including gender, reasons for choosing medical school, place of residence during lectures, high school origin, and academic achievement. The research method used is descriptive research. The population in this study were students in the first semester of the Faculty of Medicine and Health Sciences, Warmadewa University. The sample was determined using a total sampling technique of 157 people. The research took place in November 2021 - May 2022. The data was collected by distributing questionnaires consisting of the DASS-42 questionnaire and the Respondent Characteristics Questionnaire. The results showed that the first semester students of the Faculty of Medicine and Health Sciences, Warmadewa University experienced mild stress as many as 26 people (16.7%), who experienced moderate stress as many as 39 people (25%), who experienced severe stress as many as 15 people (9.6 people). %), and who experienced very severe stress as many as 7 people (4.5%). The results of the research based on the characteristics showed that most of the female respondents experienced moderate stress (27.9%), most of the respondents who chose the medical faculty with their own interests experienced moderate stress (29%), most of the respondents who lived with their parents experienced moderate stress (23.2%), most respondents from Denpasar school experienced mild stress (27.4%), and most respondents who received a very satisfactory rating experienced moderate stress (28.2%).Stres merupakan gangguan psikiatrik yang paling sering terjadi di kalangan masyarakat termasuk mahasiswa. Mahasiswa semester awal akan mengalami masa perubahan dari lingkungan SMA yang dapat memicu terjadinya stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat stres berdasarkan karakteristik yang meliputi jenis kelamin, alasan memilih fakultas kedokteran, tempat tinggal selama perkuliahan, asal SMA, dan prestasi akademik. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa semester awal Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa. Sampel ditentukan menggunakan teknik total sampling yang berjumlah 157 orang. Penelitian berlangsung pada bulan November 2021 - bulan Mei 2022. Pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner yang terdiri dari kuesioner DASS-42 dan Kuesioner Karakteristik Responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa semester awal Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa mengalami stres ringan sebanyak 26 orang (16,7%), yang mengalami stres sedang sebanyak 39 orang (25%), yang mengalami stres parah sebanyak 15 orang (9,6%), dan yang mengalami stres sangat parah sebanyak 7 orang (4,5%). Hasil penelitian berdasarkan karakteristik didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden yang berjenis kelamin perempuan mengalami stres sedang (27,9%), sebagian besar responden yang memilih fakultas kedokteran dengan minat sendiri mengalami stres sedang (29%), sebagian besar responden yang tinggal bersama orang tua mengalami stres sedang (23,2%), sebagian besar responden yang asal sekolah denpasar mengalami stres ringan (27,4%), dan sebagian besar responden yang mendapat peringkat sangat memuaskan mengalami stres sedang (28,2%)

    Polarisasi Keberagaman Produk Seni Rupa dan Desain di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli Provinsi Bali

    No full text
    Tulisan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi produk seni rupa dan desain, yang merupakan hasil kegiatan berkesenian masyarakat di sembilan Desa di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli. Minat dan bakat masyarakat menghasilkan produk seni rupa dan desain, dapat berkembang secara alami karena kehidupan masyarakat di Bali dipengaruhi oleh agama serta adat atau tradisi yang harus dilengkapi dengan produk seni rupa dan desain. Agar diperoleh data yang akurat sebagai pedoman penyusunan simpulan, maka penelitian ini dilakukan memakai rancangan survey ke seluruh desa tersebut. Data dikumpulkan memakai metode wawancara, observasi, dokumentasi dan proses analisisnya menggunakan metode deskriptif naratif yang didukung sejumlah pustaka yang relevan. Hasil penelitian ini menggambarkan, polarisasi keberagaman produk seni rupa dan desain yang berkembang dipengaruhi oleh tiga faktor yang terdiri atas: 1) faktor relegi; 2) faktor sosial ekonomi; dan 3) faktor individu. Dampak dari polarisasi keberagaman produk seni rupa dan desain di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli yang bersumber dari ketiga faktor tersebut, justru saling mendukung kreativitas masyarakat untuk memproduksi berbagai jenis produk seni rupa dan desain yang tidak hanya terikat pada satu faktor kebutuhan saja. Kata kunci: polarisasi, keberagaman, seni rupa, desain dan kreativitas
    corecore