26 research outputs found

    Maternal multiple micronutrient supplementation and other biomedical and socioenvironmental infl uences on children’s cognition at age 9–12 years in Indonesia: follow-up of the SUMMIT randomised trial

    Get PDF
    Background Brain and cognitive development during the fi rst 1000 days from conception are aff ected by multiple biomedical and socioenvironmental determinants including nutrition, health, nurturing, and stimulation. An improved understanding of the long-term infl uence of these factors is needed to prioritise public health investments to optimise human development. Methods We did a follow-up study of the Supplementation with Multiple Micronutrients Intervention Trial (SUMMIT), a double-blind, cluster-randomised trial of maternal supplementation with multiple micronutrients (MMN) or iron and folic acid (IFA) in Indonesia. Of 27 356 live infants from birth to 3 months of age in 2001–04, we re-enrolled 19 274 (70%) children at age 9–12 years, and randomly selected 2879 from the 18 230 who were attending school at a known location. Of these, 574 children were oversampled from mothers who were anaemic or malnourished at SUMMIT enrolment. We assessed the eff ects of MMN and associations of biomedical (ie, maternal and child anthropometry and haemoglobin and preterm birth) and socioenvironmental determinants (ie, parental education, socioeconomic status, home environment, and maternal depression) on general intellectual ability, declarative memory, procedural memory, executive function, academic achievement, fi ne motor dexterity, and socioemotional health. The SUMMIT trial was registered, number ISRCTN34151616. Findings Children of mothers given MMN had a mean score of 0·11 SD (95% CI 0·01–0·20, p=0·0319) higher in procedural memory than those given IFA, equivalent to the increase in scores with half a year of schooling. Children of anaemic mothers in the MMN group scored 0·18 SD (0·06–0·31, p=0·0047) higher in general intellectual ability, similar to the increase with 1 year of schooling. Overall, 18 of 21 tests showed a positive coeffi cient of MMN versus IFA (p=0·0431) with eff ect sizes from 0·00–0·18 SD. In multiple regression models, socioenvironmental determinants had coeffi cients of 0·00–0·43 SD and 22 of 35 tests were signifi cant at the 95% CI level, whereas biomedical coeffi cients were 0·00–0·10 SD and eight of 56 tests were signifi cant, indicating larger and more consistent impact of socioenvironmental factors (p<0·0001). Interpretation Maternal MMN had long-term benefi ts for child cognitive development at 9–12 years of age, thereby supporting its role in early childhood development, and policy change toward MMN. The stronger association of socioenvironmental determinants with improved cognition suggests present reproductive, maternal, neonatal, and child health programmes focused on biomedical determinants might not suffi ciently enhance child cognition, and that programmes addressing socioenvironmental determinants are essential to achieve thriving populations

    Anatomi Sistem Sosial , Rekonstruksi Normalitas Relasi Intersubyektivitas dengan Pendekatan Sistem

    No full text
    Dalam berbagai macam saluran informasi, kita setiap saat disuguhkan oleh kenyataan bergambar pertikaian, perselisihan, dan permusuhan. Mulai dari kalangan bawah, hingga para elit negeri ini yang berteriak-teriak rebut jabatan. Fenomena semacam ini, tak ayal menyebabkan mayoritas aspek kehidupan sosial terganggu. Terutama agenda perwujudan masyarakat sejahtera ansih menjadi angan semata.Di sisi lain, narasi globalisasi dan modernisasi makin berdampak pada perubahan sosial budaya di Indonesia. Bangsa yang dikenal komunal dan suka bergotong royong ini, kini kian egoistis dan individualis. Narasi tersebut telah mengakibatkan pengelompokan berdasarkan kepentingan. Segala interaksi sosial terjadi hanya dalam rangkan transaksional semata. Lalu, kemana perginya nilai luhur cerminan identitas bangsa? Apakah ia lenyap oleh pesona materi yang lekas tak berbekas ?Pada mulanya adalah kerisauan. Husni Muadz dalam bukunya Anatomi Sistem Sosial ini memandang fenomena sosial tersebut dengan penuh kerisauan. Sebab kehidupan sosial kini mulai bergeser ke arah abnormal. Keabnormalan ini kemudian, mengisyarakan akan adanya krisis identitas pada diri bangsa. Padahal, identitas ialah keutuhan yang dibangun melalui organisasi relasi dari komponen-komponen. Dengan demikian, ketika bangsa didapuk mengalami krisis identitas, sesungguhnya keutuhan bangsa pun tengah meradang.Berangkat dari sana, Husni Muadz hendak menawarkan konsep “normalisasi†terhadap interakasi dan relasi sosial yang sejauh ini berkembang. Linguist jebolan Universitas Arizona ini pun mengkaji ke-abnormal-an fenomena sosial tersebut dengan kaca mata sistem, “Buku ini mencoba memahami fenomena institusi sosial manusia dengan menggunakan teori sistem. Dengan pendekatan tersebut, gejala sosial yang terjadi dapat dikaji secara menyeluruh.â€Buku Anatomi Sistem Sosial ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama, berisi pemaparan tawaran mengenai konsep the ideal state of social order (keadaan ideal dalam tatanan sosial). Tawaran ini menjadi pancingan bagi pembaca sebagai awal dalam memahami pemikiran ke arah “normalisasi†tadi. Sedangkan bagian kedua berkaitan dengan tawaran apa yang harus dilakukan berdasarkan arahan dari konsep-konsep sebelumnya.Husni Muadz menulis, “berdasarkan pengalaman hidup sehari-hari, banyak dari pola relasi (intersubyektivitas) yang telah mengalami penyimpangan dari pola-pola relasi yang normal.†Maka, dalam mewujudkan konsep “normalisasi†terhadap pola relasi sosial yang abnormal itu, digunakanlah pembelajaran intersubyektivitas.Pembelajaran intersubyektivitas merupakan bagian dari sistem sosial. Dimana inti pembelajrannya adalah mewujudkan keutuhan sosial dengan memandang orang lain sebagai subyek yang bernilai sama. Permasalahan sosial yang kerap muncul disebabkan oleh belum mampunya kita untuk hidup saling berterima dengan sesama. Relasi kita masih bersyarat. Senyum kita pada sesama masih bersyarat. Di sinilah letak urgensi pembelajaran intersubyektivitas tersebut.Pembelajaran ini adalah pembelajaran tentang berjumpa dan berkomunikasi dengan orang lain. Dalam rangka membangun relasi murni tanpa ada intrik-intrik kepentingan. Husni Muadz mengatakan, “kita berjumpa tujuannya untuk berjumpa, tidak ada yang lain.†Singkatnya, ketika kelindan erat antar subyek telah terjalin apik, maka perlahan-lahan “normalisasi†yang dimaksud akan tercapai.Secara keseluruhan buku ini menyajikan gagasan-gagasan baru dan orisinal. Sangat pas didiskusikan lebih lanjut untuk mematangkan dan memperjelas apa yang menjadi pemikiran. Hanya saja gaya bahasa serta peristilahan yang tak umum, sedikit menyulitkan ketika membacanya. Selebihnya, akal kita akan dimanjakan oleh buku bergizi tinggi ini. Selamat membaca

    Anatomi Sistem Sosial:Rekontruksi Normalitas, Relasi Intersubyektivitas dengan Pendekatan Sistem

    No full text

    Maternal Multiple Micronutrient Supplements and Child Cognition:A Randomized Trial in Indonesia

    No full text
    OBJECTIVES: We investigated the relative benefit of maternal multiple micronutrient (MMN) supplementation during pregnancy and until 3 months postpartum compared with iron/folic acid supplementation on child development at preschool age (42 months). METHODS: We assessed 487 children of mothers who participated in the Supplementation with Multiple Micronutrients Intervention Trial, a cluster-randomized trial in Indonesia, on tests adapted and validated in the local context measuring motor, language, visual attention/spatial, executive, and socioemotional abilities. Analysis was according to intention to treat. RESULTS: In children of undernourished mothers (mid-upper arm circumferenc
    corecore