16 research outputs found
Peningkatan Ketuntasan Belajar Matakuliah Fisika Inti Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Madiun Melalui Kegiatan Lesson Study
Berdasarkan data tentang prestasi belajar mahasiswa untuk matakuliah Fisika Intimempunyai ketuntasan belajar 65% dengan nilai ketuntasan 65. Ketuntasan belajar mahasiswa uga ditentukan oleh keprofesionalan dosen dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan. Untuk itu setiap dosen diharapkan selalu merencanakan pembelajaran, merefleksi pembelajaran yang telah dilakukan dan kemudian merencanakan perbaikan untuk pembelajaran berikutnya yang dilakukan secara terus menerus. Kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi pembelajaran akan lebih baik jika dilakukan secara kolaboratif di antara dosen matakuliah serumpun. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip Lesson Study (Sumar Hendayana,dkk.: 2006: 20). Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah kegiatan Lesson Study dapat meningkatkan ketuntasan belajar Fisika Inti bagi mahasiswa program studi pendidikan Fisika? Untuk memperjelas rumusan masalah tersebut, perludiajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) Bagaimanakah interaksi mahasiswa-mahasiswa, mahasiswa-dosen, dosen-dosen dalam kegiatan Lesson Study pada matakuliah Fisika Inti? (2) Bagaimanakah pengelolaan pembelajaran Fisika Inti oleh dosen dalam mengimplementasikan Lesson Study? (3) Bagaimanakah ketuntasan belajar Fisika Inti bagi mahasiswa program studi pendidikan Fisika dengan mengimplementasikan Lesson Study?. Tujuan Penelitian (1) Mendeskripsikan interaksi mahasiswa-mahasiswa, mahasiswadosen, dosen-dosen dalam kegiatan Lesson Study pada matakuliah Fisika Inti. (2) Mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran Fisika Inti oleh dosen dalam mengimplementasikan Lesson Study. (3) Mendeskripsikan ketuntasan belajar Fisika Inti bagi mahasiswa program studi pendidikan Fisika dengan mengimplementasikan Lesson Study. Adapun manfaat penelitian ini adalah: (1) Dosen dapat memilih bentuk kegiatan yang menunjang keprofesionalannya melalui Lesson Study. (2) Sebagai masukan bagi dosen lain bahwa Lesson Study dapat meningkatkan aktivitas dan ketuntasan belajar mahasiswa. (3)Dapat terjalin kerjasama antar dosen matakuliah serumpun (kolegalitas), meningkatkan penguasaan materi dan cara pembelajarannya. Hasil penelitian: a) terjadinya interaksi yang efektif antara mahasiswa-mahasiswa, mahasiswa-dosen dan mahasiswa dengan lingkungan belajar, ini berarti pengelolaan pembelajaran oleh dosen lebih baik dari sebelumnya, dan (b) sebagai akibatnya ketuntasan belajar mahasiswa meningkat menjadi 75%
Pemanfaatan Serasah Lamun (Seagrass) sebagai Bahan Baku POC (Pupuk Organik Cair)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari proses pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) dari serasah lamun (seagrass) dan menguji kadar NPK-nya dengan variasi lama fermentasi 5, 10, 15, 20, dan 25 hari. Lamun merupakan salah satu sumberdaya pesisir Indonesia yang bernilai ekologis dan ekonomis, tetapi kurang dikenal oleh masyarakat. Indonesia memiliki kekayaan spesies yang tinggi, terdapat 13 spesies lamun yang tergolong dalam 7 genus. Serasah lamun diperoleh dari Pantai Tawang dan Pantai Pidakan Pacitan. Serasah lamun mengandung berbagai nutrisi yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, juga membantu meningkatkan produksi dan kualitas tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia. Pupuk organik cair mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan tanaman. Unsur-unsur hara tersebut antara lain: nitrogen (N), untuk pertumbuhan tunas, batang dan daun; fosfor (P), untuk merangsang pertumbuhan akar, buah, dan biji; dan kalium (K), untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Pupuk organik cair juga lebih cepat diserap tanaman dibandingkan dengan pupuk alam yang lain (pupuk kandang dan kompos). Pengujian N total menggunakan metode Kjeldahl, P dalam Phospat dengan Spektrofotometri UV-Vis, dan K menggunakan metode SSA-nyala. Hasil penelitian menunjukkan, lama fermentasi mempengaruhi kadar N, P, dan K yang terkandung dalam pupuk organik cair. Kadar N, P, dan K tertinggi diperoleh pada lama fermentasi 20 hari dengan kadar N total sebesar 826,32 ppm, P dalam Phospat sebesar 38,16 ppm, dan K sebesar 871,52. Serasah lamun berpotensi sebagai pupuk organik cair, tetapi dalam pemanfaatannya harus memperhatikan ketersediaan serasah lamun di alam tanpa mengganggu kelestarian ekosistem lamun
Electrical Properties of Photodiode Ba0.25Sr0.75TiO3 (BST) Thin Film Doped with Ferric Oxide on p-type Si (100) Substrate using Chemical Solution Deposition Method
In this paper we have grown pure Ba0.25Sr0.75TiO3 (BST) and BST doped by Ferric Oxide Fe2O3 (BFST) with doping variations of 5%, 10%, and 15% above type-p Silicon (100) substrate using the chemical solution deposition (CSD) method with spin coating technique at rotation speed of 3000 rpm, for 30 seconds. BST thin film are made with a concentration of 1 M 2-methoxyethanol and annealing temperature of 850oC for the Si (100) substrate. Characterization of the thin film is performed for the electrical properties such as the current-voltage (I-V) curve using Keithley model 2400 as well as dielectric constant, time constant, pyroelectric characteristics, and depth measurement. The results show that the thin film depth increases if the concentration of the Ferric Oxide doping increases. The I-V characterization shows that the BST and BFST thin film has photodiode properties. The dielectric constant increases with the addition of doping. The maximum dielectric constant value is obtained for 15 % doping concentration namely 83.1 for pure BST and 6.89, 11.1, 41.63 and 83.1, respectively for the Ferric Oxide doping based BST with concentration of 5%, 10%, and 15%. XRD spectra of 15% of ferric oxide doped BST thin film tetragonal phase, we carried out the lattice constant were a = b = 4.203 Å; c = 4.214 Å; c/a ratio = 1.003. Received: 01 February 2010; Revised: 04 October 2011; Accepted: 02 November 201
Electrical Properties of Photodiode Ba0.25Sr0.75TiO3 (BST) Thin Film Doped with Ferric Oxide on P-type Si (100) Substrate Using Chemical Solution Deposition Method
In this paper we have grown pure Ba0.25Sr0.75TiO3 (BST) and BST doped by Ferric Oxide Fe2O3 (BFST) with doping variations of 5%, 10%, and 15% above type-p Silicon (100) substrate using the chemical solution deposition (CSD) method with spin coating technique at rotation speed of 3000 rpm, for 30 seconds. BST thin film are made with a concentration of 1 M 2-methoxyethanol and annealing temperature of 850oC for the Si (100) substrate. Characterization of the thin film is performed for the electrical properties such as the current-voltage (I-V) curve using Keithley model 2400 as well as dielectric constant, time constant, pyroelectric characteristics, and depth measurement. The results show that the thin film depth increases if the concentration of the Ferric Oxide doping increases. The I-V characterization shows that the BST and BFST thin film has photodiode properties. The dielectric constant increases with the addition of doping. The maximum dielectric constant value is obtained for 15 % doping concentration namely 83.1 for pure BST and 6.89, 11.1, 41.63 and 83.1, respectively for the Ferric Oxide doping based BST with concentration of 5%, 10%, and 15%. XRD spectra of 15% of ferric oxide doped BST thin film tetragonal phase, we carried out the lattice constant were a = b = 4.203 Å; c = 4.214 Å; c/a ratio = 1.003. Received: 01 February 2010; Revised: 04 October 2011; Accepted: 02 November 201