16 research outputs found

    Efektivitas Metode Al Miftah untuk Melatih Kemampuan Qawa’id pada Peserta Didik Kelas X Keagamaan Di Madrasah Aliyah

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung yang berperan terhadap efektivitas Metode Al Miftah dalam melatih Kemampuan Qawa'id pada Siswa Keagamaan Kelas X Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Annahdlah Kota Makassar. Kelas X Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Annahdlah Makassar Penelitian kualitatif deskriptif kota digunakan dalam penelitian ini. Reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan terdiri dari tiga tahap metode analisis data, yang menggunakan data deskriptif. Observasi, wawancara, dan dokumentasi adalah metode pengumpulan data. Menurut temuan penelitian ini, belajar bahasa Arab dengan Metode Al Miftah menyenangkan sekaligus merangsang otak kanan dan kiri. Ada tahapan dalam proses pembelajaran bahasa Arab Metode Al Miftah. Keterbatasan waktu dan kurangnya pengetahuan bahasa Arab siswa menjadi penyebab kesulitan yang dihadapi selama proses pembelajaran bahasa Arab. Isi yang mudah dipahami menjadi tulang punggung proses pembelajaran bahasa Arab ini

    Analisis Hidrolika Bangunan Krib Permeabel pada Saluran Tanah (Uji Model Laboratorium)

    Get PDF
    One of the structures to protect river bank erosion is groyne. Groyne can serve and control water flow, reducing flow velocity and scour of river bank. The purposes of this study is to analyze the changes in the river bed elevation (morphology) and the depth of scour in the upstream groyne caused by the permeable groyne installed at the river meanders. The experiment was conducted at Fluid Mechanics and Hydraulics Laboratory, Sriwijaya University. The study tested the hydraulics models, a trapezoidal channel, meanders angle of 90˚, five permeable groynes at meanders, and the water flowing in the channels was clear water. The observations were carried out with a flow rate was 63,32 Lt / min, three variations of permeable groynes angle were 45˚, 90˚ and 135˚ to the upstream within 1 hour, 2,5 hours and 4 hours for each angle variations . The results of this study showed that the flow velocity of meanders was decreasing to the end of the meanders, and the changes of channel only occurred at the riverbed. Maximum riverbed changes (Bt / Bo) for permeable groyne angle of 45˚, 90˚ and 135 ˚ were 1,376 cm, 1,346 cm dan 1,452 cm. The maximum depth of scour (ds/y) for permeable groyne angle of 45˚, 90˚ and 135˚ were 1,05 cm, 0,95 cm dan 1,17 cm. Thus, permeable groyne with angle of 90 proved to be the best with the smallest riverbed changes (Bt /Bo) was 1,346 cm and the coefficient of determination (R2) was 0,9384, and also the smallest scour depth (ds/y) was 0,95 cm and the coefficient of determination (R2) was 0,8317 compared to other groyne permeable angles

    Revitalisasi Pasar Tradisional Sarimalaha Di Tidore “Retrofitting Architecture”

    Full text link
    Pasar Tradisional seringkali dianggap sebagai salah satu prasarana yang membawa citra buruk bagi estetika kota. Begitu pula kondisi Pasar Sarimalaha di Kota Tidore saat ini, hal ini juga terjadi karena pasca kebakaran pasar Sarimalaha pada tanggal 28 Maret 2010. Pengelolaan pasar yang buruk , prasarana dan sarana yang sangat minim serta jumlah pedagang yang semakin meningkat disetiap tahun menyebabkan pergerakan dalam pasar bertambah sesak,kumuh dan tidak teratur, hal ini merupakan permasalahan klasik yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam berbelanja. Oleh karena citra pasar tradisional yang buruk dalam perkembangan perekonomian kota, maka perlu dilakukan Revitalisasi Pasar Tradisional Sarimalaha di Tidore dengan tema Retrofitting Architecture. Dengan tidak menghilangkan bagian-bagian yang menjadi ciri khas dari objek, tema Retrofitting Architecture diharapkan dapat mengatasi hal-hal yang menjadi permasalahan pada objek dan dapat mengangkat kembali citra pasar tradisional menjadi positif, serta memberikan kemajuan perekonomian di KotaTidore Kepulauan

    Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Presentasi Interaktif pada Mata Kuliah Elektronika di Universitas Sulawesi Barat

    Full text link
    Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang secara umum bertujuan untuk: (1) Mengembangkan bahan ajar Fisika/bahan bacaan mahasiswa pada mata kuliah elektronika dan (2) Mengembangkan produk media pembelajaran Fisika berbasis presentasi interaktif untuk pembelajaran di kelas. Model pengembangan media yang digunakan adalah model R2D2, terdiri dari tiga tahap yaitu: (1) penetapan (define), (2) perancangan (design), pengembangan (develop) dan (3) diseminasi (disseminate). Penelitian ini dilaksanakan diProdi Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Sulawesi barat pada mahasiswa semester III. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis kesahihan media pembelajaran Fisika berbasis presentasi interaktif pada pokok bahasan resistor. Media pembelajaran Fisika berbasis presentasi interaktif divalidasi oleh seorang pakar media pembelajaran dan dilakukan penilaian oleh praktisi yakni dosen sebanyak 5 orang dan uji coba terbatas dilakukan pada mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika (S1) sebanyak 17 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran Fisika berbasis presentasi interaktif meliputi penilaian validator (ahli dan praktisi) memberikan penilaian rata-rata 90 % untuk kulitas Software dan 93% untuk daya tarik, dan penilaian Untuk hasil penilaian oleh praktisi diperoleh rata-rata persentase untuk kepraktisan dan sistematika media presentasi interaktif adalah 90 % atau tergolong dalam kategori baik. Pada saat uji coba terbatas juga secara rata-rata diperoleh penilaian 90 % semua berada pada kategori baik. Hasil penilaian tersebut lebih tinggi dari standar penerimaan yang telah ditentukan yaitu 75,0 %, hal ini menunjukkan bahwa software presentasi yang merupakan media pembelajaran yang diperuntukkan untuk Dosen sebagai media pembelajaran Fisika berbasis presentasi interaktif dalam melakukan pembelajaran di kelas, memenuhi kesahihan atau valid untuk digunakan sebagai media dalam pelaksanaan pembelajaran

    Conceptual Design of a 10-Seater Electric Aircraft

    Get PDF
    With the increase in population, an increase of transportation needs is inevitable, especially in air travel. There is an underlying problem in this matter that is carbon pollutions. Air travel contributes around 2% of the global emissions. This paper contains the conceptual design of 10-seater electric aircraft that can serve as a cleaner alternative for air travel. The paper will discuss about our objectives and the results of configurations, backed with calculations of proof in all aspects that is needed. In conclusions, this paper presents a conceptual design of 10-seater electric aircraft that have range more than 450 km. The aircraft being designed has a mid-wing three surface configuration with a MTOW of 7250 kg

    Synthesis & characterization of ion imprinted polymer for arsenic removal from water: A value addition to the groundwater resources

    Get PDF
    In this study, ion imprinted polymer (As(III)-IIP) was synthesized using allylthiourea as a functional monomer and As(III) as a template in removing As from water. The synthesis of As(III)-IIP as a sorbent was prepared via bulk polymerization. The characterization study has been conducted included pre-polymerization study by using Proton Nuclear Magnetic Resonance (1H NMR); Fourier Transform Infrared (FTIR) analysis, saturation study and pH effects with Inductively Couple Plasma-Mass Spectrometer (ICP-MS) as an instrumental detection. FTIR analysis was done to differentiate spectra between As(III)-IIP; and NIP as a control. From pre-polymerization study, the nature of bonding complexation was selective towards sulphur atoms and hydrogen atoms. A moiety of amino acid at functional sites of As(III)-IIP contributes to the selective properties between sulphur atoms and arsenite. In addition, reduction process occurred during adsorption and change from arsenite to arsenate which produce less toxic compounds. From 1H NMR spectra, AT has the largest interaction energy towards the As(III) as a template in a mixture of 0.5 M AT. Downfield chemical shifts occurred from 6.68 ppm to 7.01 ppm and from 6.13 ppm to 6.32 ppm respectively. The formation of thioarsenic complex was obtained from this study. In the saturation study, the total capacity loaded reached until 0.0679 mmol/g for 25 mg/L of initial arsenite. The specialty of As(III)-IIP among other sorbents, As(III)-IIP able to recover the arsenite from aqueous media. At pH 7, As(III)-IIP works as a good sorbent at high percentage of removal (90%). In the FTIR spectra, there is no significant differences in NIP and As(III)-IIP as a sorbent. As a conclusion, As(III)-IIP would be a great alternative methods for As removal from water

    Pengenalpastian bakteria tanah yang mempunyai aktiviti antikulat terhadap patogen kelapa sawit, Ganoderma boninense

    Get PDF
    Penyakit reput pangkal batang (BSR) yang berpunca daripada kulat fitopatogen Ganoderma boninense merupakan ancaman terbesar kepada tanaman kelapa sawit di Malaysia. BSR menyebabkan pengurangan hasil tandan sawit dan kematian terhadap pokok kelapa sawit terjangkit, seterusnya menyebabkan kerugian yang besar kepada ekonomi negara pengeluar. Penggunaan racun kimia juga telah diaplikasikan bagi menangani BSR, namun begitu, kaedah ini tidak mampu mengatasi serangan kulat ini. Beberapa kajian telah dilakukan untuk mengenal pasti potensi penggunaan agen kawalan biologi seperti mikroorganisma antagonis dalam mengawal penyakit BSR. Kajian ini bertujuan untuk mengenal pasti mikroorganisma pencilan tempatan yang mempunyai kesan antagonistik terhadap G. boninense. Sebanyak 49 kultur bakteria tulen telah dipencilkan dari kawasan sekitar Bangi, Selangor, Malaysia. Tiga pencilan iaitu masing-masing dua strain daripada genus Burkholderia dan satu daripada Streptomyces menunjukkan aktiviti antagonistik yang kuat terhadap miselia dwikarion G. boninense strain PER71 dengan nilai Peratusan Perencatan Pertumbuhan Radius (PIRG) melebihi 70% dalam dua asai antikulat yang berbeza. Analisis jujukan DNA bagi semua pencilan telah menunjukkan spesies bakteria tersebut mempunyai kesamaan yang tinggi dengan jujukan nukleotida 16S rRNA daripada Burkholderia stagnalis, B. cepacia dan Streptomyces gelaticus. Bakteria yang digunakan di dalam kajian ini mempunyai potensi yang tinggi untuk digunakan sebagai agen kawalan biologi dalam menghalang penyebaran G. boninense terutamanya di dalam ladang kelapa sawit di Malaysia

    Application of Pectin Extracted from Pomelo Peel in Making of Pomelo Jam (Citrus maxima L.)

    No full text
    Pomelo has many benefits as a potential fruit in South Sulawesi therefore they can be processed into a variety of products; one of them is pomelo jam. In this research, pomelo peel was utilized into pectin then applied on to a pomelo jam. The aim of this study was to determine characteristics of pectin from pomelo peel, by looking at the effect of pomelo peel pectin on a pomelo jam, and selected formulation in making of pomelo jam. Pectin was extracted from pomelo peel powder using distilled water and HCl. The filtrate was precipitated using 95% ethanol, rinsed, then dried. Pectin was characterized and applied to pomelo jam. Pomelo jam was made with soaking, boiling, and pulverization. Pomelo pulp was heated then sugar and pectin were added according to the formulation. Parameters on jam observed included organoleptic aspects, spreadability, moisture content, total soluble solids (TSS), vitamin C, and crude fiber. Pectin from pomelo was typically low methoxyl pectin and low degree of esterification (<50%). Panelists were preferred pomelo jam for G1P1 formulation (33% sugar; 0.3% pectin) with a score of 5 (slightly liked) out and  score 3 (smooth) for spreadability. The water content of pomelo jam was 23-30%, TSS was 39.47-560Brix, vitamin C ranged from 0.004-0.006%, and crude fiber was 0.96%-1.20%. Characteristics of pomelo peel were low methoxyl, low methyl ester, the equivalent weight of 627.64 mg, and galacturonic acid 212.61%. Interaction between concentration of sugar and pectin had a significant effect on TSS, while the concentration of sugar had a significant effect on aroma, spreadability, and moisture content, whereas the concentration of pectin had no significant effect on jam parameters. A combination of 0.3% pectin and sugar 33% was the selected formulation in making pomelo jam
    corecore