91 research outputs found

    PERENCANAAN EMBUNG CABEAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

    Get PDF
    Pembangunan Embung Cabean merupakan salah satu upaya dalam rangka memenuhi kebutuhan air pada industri tekstil di Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Langkah awal yang dilakukan dalam mendesain Embung Cabean adalah analisis hidrologi yaitu analisis debit andalan, debit kebutuhan air dan debit banjir. Embung Cabean diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan air baku di satu kecamatan, kebutuhan air irigasi untuk DI ( Daerah Irigasi ) seluas 50 ha. Debit andalan yang digunakan adalah debit 80% terpenuhi. Debit banjir rencana Embung Cabean dihitung berdasarkan data curah hujan dan debit yang dipilih adalah Metode HSS Gamma 1 dengan PMF sebesar 393,68 m3/detik. Embung Cabean menggunakan tipe embung material urugan batu dengan inti lempung. Tinggi tubuh embung 18 meter dengan kemiringan 1: 2,25 di bagian hulu dan 1 : 1,75 di bagian hilir. Umur rencana embung 25 tahun dan volume tampungan sebesar 113.625 m3. Untuk bangunan pelimpah dengan lebar 30 m dan tipe kolam olak yang dipakai adalah USBR Tipe IV dengan dimensi kolam lebar 30 dan panjang 15 m. Pada terowongan pengelak dipakai terowongan dengan panjang 150 m dan diameter 5 m. Biaya pembangunan Embung Cabean diestimasikan sebesar Rp 21.343.482.440,00 (Dua Puluh Satu Miliyar Tiga Ratus Empat Puluh Tiga Juta Empat Ratus Delapan Puluh Dua Ribu Empat Ratus Empat Puluh Rupiah) dengan lama waktu pelaksanaan 48 minggu. Kata Kunci : Embung Cabean, Air Baku

    Pengaruh PGPR Terhadap Penekanan Populasi Nematoda Puru Akar (Meloidogyne Incognita (Kofoid and White) Chitwood) Pada Tanaman Kenaf (Hibiscus Cannabinus L.)

    Full text link
    Tanaman kenaf yang terinfeksi nematoda Meloidogyne incognita dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan produksi serat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dalam menekan populasi nematoda M. incognita pada tanaman kenaf di rumah kaca. Penelitian dirancang dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor, faktor pertama adalah cara aplikasi PGPR yang terdiri atas 2 cara yaitu suspensi PGPR diberikan sebelum tanam dengan merendam benih selama 5 jam (C1), benih ditanam langsung dalam pot tanpa direndam dalam PGPR (C2), dan suspensi PGPR diberikan pada 15 hari setelah tanam (HST) dan 25 HST. Faktor kedua adalah jenis PGPR yang digunakan yaitu Pseudomonas fluorescens, Bacillus subtilis, Azotobacter sp., P. fluorescens + B. subtilis, P. fluorescens + Azotobacter sp., B. subtilis + Azotobacter sp., dan P. fluorescens + B. subtilis + Azotobacter sp., serta kontrol (tanpa PGPR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman benih dengan kombinasi tiga bakteri memberikan pengaruh yang nyata terhadap populasi juvenil nematoda dalam tanah, sedangkan perlakuan tanpa perendaman tidak memberikan pengaruh. Populasi juvenil nematoda di dalam akar yang diberi PGPR baik tunggal maupun kombinasi melalui perendaman benih atau tanpa perendaman benih tidak berpengaruh, kecuali pada kombinasi P. fluorescens dan B. subtilis yang diberikan melalui perendaman benih mampu menekan populasi juvenil nematoda di akar 43,28% bila dibandingkan tanpa perendaman benih. Pemberian rizobakteri P. fluorescens menurunkan jumlah telur nematoda terbanyak (86,39%) dan menekan intensitas penyakit sebesar 71,95% bila dibandingkan kontrol.Infection of Meloidogyne incognita on kenaf could affect its growth and the production of fiber. This study aimed to evaluate the effect of PGPR on the reduction of nematode M. incognita population on kenaf in the greenhouse. The factorial experiment was laid on randomized block design. The study consisted of two factors with three replicates . The first factor was method of PGPR application, ie: PGPR suspension was given before planting (kenaf seeds was soaked for 5 hours) (C1) and the seeds directly planted without submerged (C2), PGPR suspension was given at 15 days after planting (DAP) and 25 dap. The second factor was type of bacteria (Pseudomonas fluorescens, Bacillus subtilis, Azotobacter sp., P. fluorescens + B. subtilis, P. fluorescens + Azotobacter sp., B. subtilis + Azotobacter sp., and P. fluorescens + B. subtilis + Azotobacter sp.) and control. The results showed that submerged seed with the three bacterial rhizobacteria significant compared to the control treatment and single treatment and two combination rhizobacteria, while without submerged seed with single or combination rhizobacteria not significant on the population of juvenile nematodes in the soil. Combination of P. fluorescens and B. subtiliswith submerged seed capable of suppressing the population of juvenile nematodes in the roots of 43.28% when compared with or without submerged seed. Population of juvenile nematodes in the roots by submerged seed and without submerged seed either single or combination rhizobacteria do not affect each other. P. fluorescens suppress nematode eggs are highest 86.39% and disease intensity by 71,95% where compared to control

    Desain Fly Over Pada Perlintasan Sebidang Jalan Kereta Api Di Jalan Slamet Riyadi Surakarta

    Full text link
    Perencanaan fly over di Daerah Purwosari tepatnya Jalan Slamet Riyadi ini didasarkan oleh perlintasan sebidang dengan jalan kereta api yang menyebabkan lalu lintas di persilangan tersebut berhenti total ketika ada kereta api melintas. Dengan adanya pembangunan fly over pada perlintasan tersebut, diperhitungkan bahwa arus lalu lintas di Jalan Slamet Riyadi akan menjadi semakin lancar, hal ini dapat dilihat dari nilai derajat kejenuhan ruas jalan tersebut yang dihitung berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, yang berkurang dari 1,26 menjadi 0,62 setelah direncanakannya fly over. Fly over ini direncanakan dengan tipe 2 lajur 2 arah tak terbagi dengan lebar 11 m dan panjang 410,8 m. Struktur atas fly over menggunakan balok prategang dengan profil I. Struktur bawah fly over menggunakan dua buah abutment, sembilan buah pilar dan pondasi jenis bore pile dengan diameter 0,6 m dan kedalaman 18 m

    Perencanaan Struktur Gedung Maritime Education and Training Bp3ip Jakarta

    Full text link
    Structural Design of Maritime Education and Training Improvement BP3IP Jakarta consists of six floors is located in seismic zone 3 (medium) frame structure is designed using a system of bearer Moment Medium (SRPMM) with reference to the provisions of SNI 03-1726-2002 and SNI 03-2847 - of 2001. Based on the prevailing concrete SNI (SNI 03-2847-2002) earthquake-resistant reinforced concrete structures are planned by applying the concept kapaitas design (design capacity). Implementation of this design concept for building the capacity of the receiving earthquake is the concept of "strong Columb weak beam". In the design, analysis and structure need to be taken into account Sitem to the possibility of a combination of loading (load combination) and some load cases that can work simultaneously over the life of the plan according Regulation Charging For Home and building 1989. The soil types on the basis of Maritime Education and Training Building Improvement BP3IP Jakarta based on Standard Penetration Test N values ​​in soils are included. In the structural analysis of earthquake forces using the method of dynamic analysis using Response Spectrum Analysis of Variety (Capital Spectrum Analysis) where the maximum response, and every variety of vibrating structures that occur from the spectra obtained Response Plan (Design Spectra). Analysis on the structural design of building structures is performed using the program SAP 2000 V.14, which is one program which has extensive structural analysis in civil engineering world

    PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN UMKM : SUATU TANTANGAN DI ERA EKONOMI DIGITAL

    Get PDF
    Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lambat laun semakin pesat. Bukan hanya mampu memperbaiki taraf kualitas kehidupan secara personal si pemilik UMKM, namun juga turut andil menambah jumlah tenaga kerja produktif. Berbagai lahan usaha saat ini telah dimasuki oleh UMKM. Bukan hanya di sisi retail, namun juga di sektor-sektor bisnis besar. Sayangnya, dari jumlah tersebut, lebih dari 90 persen masih bermain di ranah offline. Tentu, itu bukan jumlah yang sedikit, jika kita lihat dari kacamata dunia digital. Sejatinya, sebaik-baiknya bisnis, para pemain UMKM itu juga dapat merambah dunia digital dalam sektor bisnis yang sama. Untuk memberikan sumbangsih terhadap negara harus dimulai dari usaha kecil, dengan adanya perkembangan teknologi di era digital ini kita harus membuka peluang bisnis. Efisiensi biaya dengan cara harus mengetahui cashflow dalam setiap bisnis. Pihak pemerintah harus memberikan gambaran yang utuh mengenai pentingnya UMKM bersaing di era sekarang ini. Harapannya UMKM dapat menumbuhkan prekonomian indonesia, dengan melakukan hirilisasi dengan menjual produk yang berupa barang jadi bukan barang mentah yang belum diolah. Kata Kunci: UMKM, Bisnis, Digital, Cashflow, Hilirisas
    • …
    corecore