5 research outputs found

    Determinants of Financial Stability of Islamic Insurance Companies Listed on Indonesia Financial Services Authority

    Get PDF
    Islamic insurance is an Islamic financial service that guarantees a participant's life, health, education, asset, and business. Some of them experienced a decline in their financial stability. This study aims to analyze the determinants of financial stability of Islamic insurance companies registered at the Indonesian Financial Services Authority (OJK) from 2014 to 2018. Thirty-eight data observations were acquired from eight full-fledged Islamic insurance businesses' financial reporting, analyzed using panel data regression. The dependent variable is financial stability, whilst investment, capital structure, insurance premiums, independent board of commissioners, sharia supervisory board, board of directors, and institutional ownership are the independent variables. The results show that financial stability is significantly affected by investment, insurance premiums, independent boards, and institutional ownership. The capital structure, sharia supervisory board, and board of directors do not affect the financial stability. Increasing the number of participant contributions and strategic investments should be a concern of Islamic insurance managers. The role of an independent board and Institutional owners supervisory could strengthen the financial stability of Islamic Insurance. Research on Financial stability is supporting the development of Islamic insurance companies.==================================================================================================== ABSTRAK – Determinan Stabilitas Keuangan Perusahaan Asuransi Syariah yang Terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan. Asuransi syariah adalah salah satu jasa keuangan Syariah untuk menjamin jiwa, kesehatan, pendidikan, aset dan bisnis. Beberapa perusahaan tersebut mengalami penurunan stabilitas keuangannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan stabilitas keuangan perusahaan asuransi syariah yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebanyak 38 observasi diperoleh dari laporan keuangan 8 perusahaan asuransi syariah periode 2014-2018. Analisis dilakukan menggunakan regresi data panel. Variabel yang dipilih dalam penelitian ini adalah stabilitas keuangan sebagai variabel dependen, investasi, struktur modal, premi asuransi, dewan komisaris independen, dewan pengawas syariah, dewan direksi dan kepemilikan saham institusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel investasi, premi asuransi, dewan komisaris independen dan kepemilikan saham institusi berpengaruh terhadap stabilitas keuangan perusahaan asuransi. Variabel struktur modal, dewan pengawas syariah dan dewan direksi tidak berpengaruh terhadap stabilitas keuangan. Peningkatan jumlah iuran peserta dan investasi strategis harus menjadi perhatian pengelola asuransi syariah. peran dewan independen dan pengawasan pemilik institusi dapat memperkuat stabilitas keuangan asuransi syariah. Penelitian stabilitas keuangan pada perusahaan asuransi memberikan dukungan terhadap pengembangan perusahaan asuransi syariah

    EARNING QUALITY AND POTENTIAL BANKRUPTCY OF ISLAMIC BANKS: INDONESIA VERSUS MALAYSIA

    Get PDF
    This study aims to analyze the difference in earning quality and potential bankruptcy of Islamic banks before and after the adoption of IFRS and to analyze the relationship of earnings quality and potential bankruptcy to the operating cash flow of Islamic bank. Data obtained from the financial statements of 12 Islamic banks in Indonesia and 17 Islamic banks in Malaysia with financial reporting period from 2010 to 2016. Earning quality is measured by discretion of loan loss provision and the potential bankruptcy of Islamic banks is measured using the Altman z score model. The results show that the earning quality of Islamic banks did not have significant differences between before and after IFRS adoption. While Islamic banks in Malaysia have significant differences between before and after the adoption of IFRS. Islamic banks in both countries do not have the potential bankruptcy difference between before and after IFRS adoption. The earnings quality decreased when the potential bankruptcy at high levels. =================================================================== Kualitas Laba dan Potensi Kebangkrutan Bank Syariah: Indonesia Versus Malaysia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kualitas laba dan potensi kebangkrutan bank syariah sebelum dan sesudah adopsi IFRS dan untuk menganalisis hubungan kualitas laba dan potensi kebangkrutan dengan arus kas operasi bank syariah. Data diperoleh dari laporan keuangan 12 bank syariah di Indonesia dan 17 bank syariah di Malaysia dengan periode pelaporan keuangan dari 2010 hingga 2016. Kualitas laba diukur dengan diskresi cadangan kerugian pembiayaan dan potensi kebangkrutan bank syariah diukur dengan menggunakan model Altman z skor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas laba bank syariah tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah adopsi IFRS. Sementara bank syariah di Malaysia memiliki perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah adopsi IFRS. Bank syariah di kedua negara tidak memiliki perbedaan potensi kebangkrutan antara sebelum dan sesudah adopsi IFRS. Kualitas laba menurun ketika potensi kebangkrutan di level tinggi

    Analysis of the Effect of Sharia Supervisory Board (SSB) Function on Earning Quality of Islamic Banks

    Get PDF
    Analysis of the Effect of Sharia Supervisory Board (SSB) Function on Earning Quality of Islamic Banks Grandis Imama Hendra, MSACCLecturer of Islamic Accounting, STEI TazkiaABSTRACT Objective - This study aims to identify the effect of Sharia Supervisory Board (SSB) function on the level of earnings quality in Indonesian Islamic banks. SSB criteria used in this study are size, frequency of Meeting and educational background (Finance / Accounting). Method - Panel data regression is employed to analyze the effect of Sharia Supervisory Board characteristics on the earning quality of Islamic bank. The data were taken from 11 full-fledge Islamic banks in Indonesia with available financial statements from period 2010 to 2015.  Results - The size of Sharia Supervisory Board members has a positive effect on the improvement of earning quality in Islamic banking. Two other variables, namely the frequency of SSB meetings and educational background do not affect the improvement of earnings quality. Conclusion - Studies of the role of Sharia Supervisory Board to the quality of financial statements is still limited, especially in the quality of earning that became the basis in determining the distribution of Islamic banks profit sharing. The main contribution in this research is that the role of SSB should be improved in order to increase the quality of financial reporting. Keyword: Quality of profit, Sharia Supervisory Board (SSB), Sharia/Islamic Bank.  </p

    RISIKO SYARIAH DAN RISIKO PELAPORAN: TANTANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA EFEK SYARIAH

    No full text
    This study aims to identify potential sharia risk and reporting risk in companies listed on the Jakarta Islamic Index (JII). The number of companies registered in JII is 30 companies. The data is obtained from the financial statements of the JII company using content analysis based on the fatwa of DSN MUI and PSAK sharia. The results showed that the non-halal income of the JII company had an average of 1.03% of the total revenue. This is still relatively low, because the Financial Services Authority (OJK) provides a maximum tolerance for non-halal income of 10%. However, there is no roadmap for the 10% tolerance in the future so that the tolerance will be lower. In addition, the interest expense paid has an average of 18.49% of the total expense. There is still no restriction on interest payments to JII companies, because spending on unlawful things is part of transactions that are not in accordance with sharia. 30% of companies have Islamic bank accounts, both checking and savings accounts. In terms of reporting, the company still recognizes non-halal income (interest) as the main income and interest expense as a deduction from sales revenue. This is very contrary to sharia. This study tries to provide criticism and input on companies registered with JII. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi risiko syariah dan risiko pelaporan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah perusahaan yang terdaftar di JII sebanyak 30 perusahaan. Data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan JII dengan menggunakan analisis konten berdasarkan fatwa DSN MUI dan PSAK syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan non halal perusahaan JII memiliki rata-rata 1.03% dari total pendapatan. Hal ini masih tergolong rendah, karena Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan toleransi maksimal pendapatan non halal sebesar 10%. Namun, toleransi 10% tersebut belum ada roadmap ke depan agar toleransi tersebut menjadi lebih rendah. Selain itu, beban bunga yang dibayarkan memiliki rata-rata 18.49% dari total beban. Hal tersebut masih belum ada pembatasan pembayaran bunga pada perusahaan JII, karena pengeluaran untuk hal yang haram merupakan bagian dari transaksi yang tidak sesuai syariah. 30% perusahaan memiliki rekening bank syariah baik giro maupun tabungan. Selain itu, beberapa perusahaan juga telah mengimplementasikan PSAK 111 tentang akuntansi Wa’d. Dalam hal pelaporan, perusahaan masih mengakui pendapatan non halal (bunga) sebagai pendapatan utama dan beban bunga sebagai pengurang pendapatan penjualan. Hal ini sangat bertentangan dengan syariah. Penelitian ini mencoba memberikan kritik dan masukan pada perusahaan yang terdaftar pada JII

    Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Pesantren Dengan Aplikasi Santri

    Get PDF
    Laporan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi tentang pedoman laporan keuangan pesantren; memberikan pelatihan penggunaan aplikasi SANTRI, dan mendampingi pesantren dalam penyusunan laporan keuangan sesuai standar PSAK yang berlaku. Kegiatan pendampingan dilakukan selama enam bulan dengan melibatkan pesantren di Bogor dan Tangerang, dan memilih lima pesantren yang memiliki komitmen yang tinggi untuk program penyusunan laporan keuangan. Kegiatan diselenggarakan dalam bentuk webinar/workshop tentang Pedoman Akuntansi Pesantren, pelatihan aplikasi SANTRI untuk admin pesantren, dan kegiatan pendampingan implementasi aplikasi SANTRI pada pesantren terpilih. Dari kegiatan webinar/workshop Pedoman Akuntansi Pesantren terlihat peningkatan pemahaman peserta tentang akuntansi pesantren yang ditunjukkan meningkatnya rataan nilai post-test. Setelah pelaksanaan pelatihan software SANTRI juga terlihat antusiasme peserta untuk mengikuti kegiatan pendampingan penyusunan laporan keuangan. Namun dari 266 peserta yang mendaftar untuk kegiatan pendampingan, hanya lima pesantren terpilih terdapat dua Pesantren yang berhasil mengikuti kegiatan hingga penyusunan saldo awal laporan keuangan dengan aplikasi SANTRI. Beberapa kendala yang dihadapi dalam proses PKM ini adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) pesantren yang kurang memadai untuk penggunaan aplikasi SANTRI, kurangnya koordinasi antara pengurus pesantren dan pihak yayasan, kendala pelaksanaan pendampingan yang dilaksanakan secara online serta kendala teknis terkait sulitnya mengidentifikasi aset-aset pesantren
    corecore