3 research outputs found

    IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X TKJ DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN JENIS KELAMIN SISWA DI SMKN 1 KAMAL

    Get PDF
    IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X TKJ  AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengindentifikasikan kemampuan berpikir kritis siswa ditinjau dari kemampuan awal dan jenis kelamin siswa. Berpikir kritis yang digunakan ialah indikator berpikir kritis menurut Facione. Dalam penelitian ini, kemampuan awal dikategorikan menjadi 2 yaitu a) Kemampuan Awal tinggi; dan b) Kemampuan Awal Rendah. Untuk mendapatkan kelompok kemampuan awal tersebut dilakukan tes Kemampuan Awal, kemudian pada masing – masing kategori dikelompokkan lagi berdasarkan jenis kelamin dan didapatkan 4 siswa. Dari keempat subjek tersebut diberikan soal materi subnetting dengan tujuan mengidentifikasikan kemampuan berpikir kritis dari masing–masing kemampuan awal yang dimiliki siswa. Hasil yang diperoleh adalah (1) Siswa dengan kemampuan awal tinggi dan berjenis kelamin laki-laki dapat melalui tahap interpretasi dengan baik, melakukan analisis, evaluasi, inference dan eksplanasi serta self-regulation dengan baik; (2) Siswa dengan kemampuan awal tinggi dan berjenis kelamin perempuan dapat melalui tahap interpretasi dengan baik, melakukan analisis, evaluasi, inference dan eksplanasi serta self-regulation dengan baik; (3) Siswa dengan kemampuan awal rendah dan berjenis kelamin laki-laki tidak dapat melalui tahap interpretasi dengan baik, tidak dapat melakukan analisis, evaluasi, inference, eksplanasi, dan self regulation; (4) Siswa dengan kemampuan awal rendah dan berjenis kelamin perempuan tidak dapat melalui tahap interpretasi dengan baik, tidak dapat melakukan analisis, evaluasi, inference, eksplanasi, dan self regulation Kata-kata Kunci :  kemampuan awal, kemampuan berpikir kritis, berpikir kritis Facione, subnetting AbstractThe purpose of this research is to identified the ability think critically of student evaluated from early ability and student gender. Think critical that used was indicator think critical according to Facione. In this research, early ability categorized to become 2 that is a) The high early ability ; and b) The low early ability. To get a group of the early ability conducted early ability test, then each - category grouped again appropriate to gender and got 4 students.From is fourth of the subject given by items problem of subnetting with a purpose to identify ability of critical think from each early ability which has by student. The results were obtained ( 1) Male student with high early ability can pass interpretation stage well, doing the analysis, evaluation, inference, explanation and self-regulation well; (2) Female student with high early ability can pass interpretation stage well, doing the analysis, evaluation, inference, explanation and self-regulation well; (3) Male student with low early ability can not pass the interpretation stage. Can not doing the analysis, evaluation, inference, explanation, and self-regulation; (4) Female student with low early ability can not  pass the interpretation stage. Can not doing the analysis, evaluation, inference, explanation, and self-regulation. Key words : early ability, ability think critically, critical thinking of Facione, subnettin

    MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI PENGEMBANGAN BUDAYA LOKAL

    Get PDF
    Abstrak:Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengkaji nilai-nilai budaya lokal atau daerah yang dapat meningkatkan mutu sekolah. Peneliti merupakan instrumen kunci dalam mengumpulkan data dengan cara hadir di lapangan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman dengan mereduksi, menyajikan, dan memverifikasi data yang ditemukan. Hasil penelitian yang ditemukan di lapangan adalah: perencanaan yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan budaya lokal yaitu dengan menetapkan tujuan dan menganalisis potensi daerah sehingga dapat menentukan program yang akan dilaksanakan yaitu Lampa. Bapak-bapak berupa pangereng panganteng dan pengayaan bahasa daerah. Tahap pengorganisasian meliputi pemilihan sumber daya manusia, yaitu guru bahasa daerah dan sarana prasarana yang mendukung program laboratorium bahasa Madura. Selanjutnya pelaksanaan Program Panganger Panganger diatur dengan membagi waktu dengan berbagai kelas di semua tingkatan. Sedangkan penggunaan bahasa Madura sepanjang hari setiap selasa. Dimana pada hari selasa bel sekolah juga berbicara bahasa Madura. Tahap terakhir yaitu evaluasi setiap akhir semester untuk meningkatkan program dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di SMPN 1 Gapura. Keywords: Management of quality improvement, education quality, local culture development. Abstrak: Penulisan artikel ini memiliki tujuan untuk mengakaji nilai-nilai budaya lokal atau daerah yang dapat meningkatkan kualitas sekolah. Peneliti merupakan instrumen kunci dalam mengumpulkan data dengan hadir ke lapangan. Penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan melakukan pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman dengan mereduksi, menyajikan, dan melakukan verifikasi dari data yang ditemukan. Hasil penelitian yang ditemukan di lapangan adalah: perencanaan yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan budaya lokal adalah dengan menetapkan tujuan dan menganalisa potensi daerah sehingga dapat menetapkan program yang akan diimplementasikan yaitu Parenteng Lampa berupa pangereng pangantan dan pengayaan bahasa daerah. Tahap pengorganisasian termasuk pemilihan SDM yaitu guru bahasa daerah dan sarana prasarana yang mendukung program adalah laboratorium bahasa Madura. Selanjutnya pelaksanaan program pangereng pangantan diatur dengan membagi waktu dengan berbagai kelas di semua tingkatan. Sedangkan penggunaan bahasa Madura seharian penuh setiap hari selasa. Dimana pada hari selasa bel sekolah juga berbahasa Madura. Tahap terakhir, yaitu evaluasi setiap semester akhir untuk menyempurnakan program guna meningkatkan mutu pendidikan di SMPN 1 Gapura. Kata Kunci :  Manajemen peningkatan mutu, mutu pendidikan, pengembangan budaya lokal

    Kepemimpinan Pembelajaran dalam Implementasi Kebijakan Digital School

    Full text link
    Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengungkapkan kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah dalam mengimplementasikan kebijakan digital school. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan multisitus komparatif konstan untuk mengungkap fokus penelitian di SMPN 1 Sumenep dan SMPN 1 Ambunten. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa kepala sekolah sebagai dalam implementasi kebijakan digital school pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Orientasi perilaku kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran mengarah pada perilaku teknis, simbolik, hubungan manusia, dan edukasional. Kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah berkaitan dengan faktor internal yaitu penetapan misi sekolah, penataan pembelajaran, dan penciptaan iklim pembelajaran. Sedangkan faktor eksternalnya adalah nilai dan harapan masyarakat juga struktur kelembagaan sekolah
    corecore