943 research outputs found

    Synthesis of a Bifunctional Macrocycle

    Get PDF
    Macrocycles are important organic ligands for encapsulating metal ions. This work describes the first step of a synthesis to create a bifunctional macrocyclic ligand suitable for nuclear magnetic resonance spectroscopy (NMR) studies. Cyclen is an organic macrocycle that contains twelve atoms total, with four nitrogen atoms incorporated into the cyclic backbone. Cyclen can be modified to coordinate a variety of metal ions by adding additional chelating arms. This synthesis is focused on functionalizing three of the donor nitrogens with carboxylate arms, while strategically leaving the fourth nitrogen available for further modification

    Partitions Novels in Indian English Literature

    Get PDF
    Politics is no longer a passionate and selfless commitment but a game of intrigue and underhand surreptitious maneuverings. The impact of partition realistically reflect in literature. In Indian English fiction many writers portray the politics and partition butchery. The research paper presents a thematic study of the Indian English novels written on the theme of partition of India and Pakistan that took place in 1947. Sufferings of people are highlighted in the novels. The fateful decisions forced millions of people to migrate and face the barbarity of communal riots and frenzy which results the numerous atrocities, abduction, rapes and violence. The novels show how there was a huge human loss. The brutal killings are seen through various devices and scenes

    The Role of Spirituality and Disease Acceptance in Predicting Psychological Well Being in a Group of Individuals With Inflammatory Bowel Disease

    Get PDF
    Background: Inflammatory Bowel Disease (IBD) is a long term health condition, characterised by the complex interplay between physical and psychosocial health. In the absence of a cure, psychological interventions that help with adjustment to IBD may be vital for effective disease management. Acceptance and spirituality are well-known coping strategies in chronic health conditions and both are considered to be linked to adjustment. Third wave Cognitive Behavioural Therapy (CBT) interventions draw upon features of spirituality through their utility in mindful acceptance and values, offering a framework in which, potentially valuable, coping strategies for IBD can be harnessed. However, the dearth of literature in this area limits the extent to which clinical recommendations can be made for third wave CBT’s. The current study aims to elucidate whether acceptance and spirituality are valuable components to psychological wellbeing in IBD. In doing so, offering preliminary evidence for an intervention study. Methods: A total of 120 participants were recruited from an online, web-based survey. This constituted an IBD group and a general population group. Predictor variables included anxiety, depression, spirituality, acceptance and disease severity. A cross-sectional, quantitative, exploratory design was undertaken. Analyses included correlations, followed by a series of regression analyses to examine predictors of psychological wellbeing. Results: Disease severity was linked to psychological wellbeing and social support. Compared to the general population, acceptance was the most significant predictor of psychological wellbeing in IBD. To smaller degrees, spirituality and social support were also significant contributors of anxiety or depression between IBD and the general population. Associations were not found between spirituality and acceptance in any group. Additional qualitative reports indicated beneficial effects of using complementary and alternative therapies, although quantitatively these findings were not supported. Discussion: This is the first study to explore the potential for acceptance and spirituality to assist psychological wellbeing in a UK based IBD population. Disease severity and acceptance were unequivocally the most important factors contributing to psychological wellbeing. Spirituality may be protective of anxiety while social support appears to be a mediator of depression. The implementation of a pilot acceptance based intervention, such as an Acceptance and Commitment Therapy (ACT) group, for IBD is warranted

    PERLINDUNGAN HUKUM BAGI HAK-HAK NASABAH BANK SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

    No full text
    UU OJK berlaku pada tanggal 22 November 2011. Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) UU OJK, sejak tanggal 31 Desember 2013, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan perbankan beralih dari BI ke OJK. Dengan diundangkannya UU OJK, diharapkan dapat memberikan perlindungan hukum bagi nasabah dan masyarakat yang belum terakomodir dengan baik melalui UU BI. Permasalahan yang muncul adalah mengenai bentuk-bentuk perlindungan hukum bagi hak-hak nasabah bank yang diatur melalui UU BI dan UU OJK, dan implementasi berlakunya UU OJK dalam melindungi hak-hak nasabah bank. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan dan menganalisa bentuk-bentuk perlindungan hukum bagi hak-hak nasabah bank yang diatur melalui UU BI dan UU OJK serta implementasi berlakunya UU OJK dalam melindungi nasabah bank. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat normatif dengan spesifikasi penelitian yang bersifat deskriptif analitis menggunakan data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan, kemudian dianalisa secara kualitatif menggunakan alur deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk perlindungan hukum bagi hak-hak nasabah yang diatur melalui UU BI, yaitu: transparansi informasi produk bank kepada nasabah; edukasi masyarakat; ketentuan tentang alat pembayaran dengan menggunakan kartu; pelayanan dan penyelesaian pengaduan nasabah oleh bank; dan mediasi perbankan. Sedangkan melalui UU OJK, yaitu: pemberian dan pelayanan informasi; edukasi literasi keuangan kepada konsumen dan masyarakat; menghentikan kegiatan LJK apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan masyarakat; ketentuan tentang perjanjian baku antara konsumen dan LJK; pelayanan dan penyelesaian pengaduan nasabah; pembelaan hukum; dan pembentukan LAPS di sektor jasa keuangan. UU OJK diimplementasikan melalui kegiatan-kegiatan edukasi, pembuatan peraturan, penyiapan perangkat, mekanisme dan fasilitas pengaduan, dan bertindak sebagai saksi ahli dalam pengadilan pada perkara konsumen dan LJK. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa UU BI dan UU OJK mempunyai pengaturan yang berbeda dalam melindungi hak-hak nasabah bank. Untuk itu diharapkan agar OJK dapat memantau perkembangan dari hasil fasilitasi penyelesaian sengketa oleh OJK

    PENERAPAN KOMPRES HANGAT TEPID SPONGE DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPERTERMI PADA PASIEN THYPOID DI RUANG HIJIR ISMAIL RUMAH SAKIT ISLAM AHMAD YANI SURABAYA

    Get PDF
    Thypoid adalah masalah yang sering dijumpai pada anak. Pada umumnya angka kejadian penyakit thypoid tinggi pada daerah tropis dibandingkan dengan daerah berhawa dingin. Salah satu manifestasi klinis yang sering dijumpai pada penderita demam thypoid adalah hipertermi. Kompres hangat tepid sponge merupakan salah satu tindakan mandiri perawat yang dapat dilakukan dalam mengatasi hipertermi dan belum pernah dilakukan diruangan. Tujuan penulisan ini untuk menerapkan tindakan kompres hangat tepid sponge kepada pasien dengan masalah utama hipertermi pada kasus thypoid di Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan menerapkan kompres hangat tepid sponge pada pasien hipertermi di Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya. Pengambilan data yang dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Berdasarkan hasil observasi setelah dilakukan asuhan keperawatan secara holistik yang didalamnya terdapat intervensi kompres hangat tepid sponge didapatkan suhu tubuh 36,70C, nadi 100x/menit, respiration rate 20x/menit, dan menyatakan kenyamanan masing-masing dengan skala 5 atau tidak ada gangguan. Penerapan kompres hangat tepid sponge ini diharapkan dapat dijadikan intervensi mandiri bagi perawat sebagai tindakan nonfarmakologis pada masalah keperawatan hipertermi sehingga klien dapat mencapai kesehatan yang lebih optimal

    PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP TINGKAT NYERI HAID PADA REMAJA DI RW. 06 DESA WONOAYU GEMPOL PASURUAN

    Get PDF
    Nyeri haid merupakan salah satu masalah ginekologis yang mengganggu kehidupan sehari-hari dan masalah yang paling sering dialami wanita khususnya remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh terapi bekam terhadap tingkat nyeri haid pada remaja di RW. 06 Desa Wonoayu Gempol Pasuruan. Desain penelitian ini adalah pra-Experimental dengan rancangan one-group pra-post design dengan populasi remaja di RW. 06 Desa Wonoayu Gempol Pasuruan dengan nyeri haid sebanyak 17 remaja. Dan besar sampel 16 remaja. Pengambilan sampel menggunakan Probability Sampling dengan teknik Simple Random Sampling. Variabel independen adalah pemberian terapi bekam dan variabel dependen adalah tingkat nyeri haid. Data penelitian menggunakan lembar observasi, dianalisis menggunakan uji Wilcoxon signed rank test dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan terapi bekam (Pre-test) sebagian besar responden (68,7%) menyatakan tingkat nyeri haid berat (7-9) dengan rata-rata tingkat nyeri haid 7,31dan sesudah diberikan terapi bekam (Post-test) setengahnya responden (50,0%) menyatakan tingkat nyeri haid tidak nyeri (0) dengan rata-rata tingkat nyeri haid 1,25. Setelah dilakukan uji Wilcoxon signed rank test di dapatkan nilai ρ adalah 0,001 dan nilai α = 0,05, berarti ρ < α maka H0 ditolak artinya ada pengaruh terapi bekam terhadap tingkat nyeri haid pada remaja di RW.06 Desa Wonoayu Gempol Pasuruan. Simpulan dari penelitian ini bahwa dengan diberikan terapi bekam bisa mengurangi tingkat nyeri haid pada remaja di RW. 06 Desa Wonoayu Gempol Pasuruan. Dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas asuhan keperawatan yang dilakukan secara independen untuk memberikan intervensi keperawatan khusunya manajemen nyeri haid. Sebaiknya perawat lebih melengkapi teknik- teknik penurunan nyeri dengan cara nonfarmakologis seperti terapi bekam

    Rohingya Women in Bangladesh: Health Challenges among Marginalizing Refugees

    Get PDF
    My research interest intends to distinguish, portray, and investigate minority Rohingya women's health situation and Bangladesh's health policy towards them after their huge departure from Myanmar to Bangladesh on 25 August 2017, from an indigenous perspective. The neighborhood reconciliation of Rohingyas in Bangladesh is certainly not a feasible choice, considering the difficulties and the frail state limit of Bangladesh. Thinking about Rohingyas' local coordination, the state and society will bomb/explode because of the tremendous Rohingya populace's additional load. Since 2012, more than 159 000 individuals, the majority of whom are Rohingya, have fled from Myanmar in ineffectively built boats for ventures enduring a little in neighboring countries, causing many deaths. As immigrants, they experience various freedom issues every day, and the degree to which human rights approaches towards general health programs isn't well recorded. I outline the historical phenomenon leading to this intricate crisis in Rohingya women's Health and human rights. The Rohingya minority people, especially the women, young girls, and infants, are suffering from various health issues such as child wellbeing, malnutrition, waterborne diseases, and the absence of medical facilities. In December 2014, a UN determined request to conclude the emergency. Observing various wellbeing hazards and expanding the infection epidemic's opportunity, all government, private sector, and worldwide community partners must work together to help the displaced people in their desperate condition improve their health status. This deliberate research aimed to achieve fundamental human rights and essential medical facilities for the indigenous people and build up an ideological common liberties system to educate current arrangement practice and programming corresponding to the necessities of the medical facility of Rohingya refugee women in Bangladesh
    corecore