11 research outputs found

    Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Talking Chips Mengurangi Perilaku Menyontek Siswa SMP Negeri 2 Ungaran

    Get PDF
    Latar belakang yang mendorong penelitian ini adalah perilakumenyontek  yangmerupakan salah satu fenomena pendidikan yang sering dan bahkan selalu muncul menyertai aktifitas proses belajar mengajar sehari-hari, tetapi jarang mendapat pembahasan.Salah satu alternatif yang dapat mengurangi perilaku menyontek adalah layanan bimbingan kelompok. Masalah pokok yang dikaji ialah,apakah layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips berpengaruh untuk mengurangi perilaku menyontek pada siswa SMP Negeri 2 Ungaran?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips untuk mengurangi perilaku menyontek pada siswa SMP Negeri 2 Ungaran.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen melalui metode penelitian true experimental design dengan model pre-test post-test control group design.Sampel dalam penelitian yaitu 30siswa kelas VII-A dan VII-I SMP N 2Ungaran yang diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling.Berdasarkanhasil pengujian dengan uji-t diketahui bahwa hasil thitung  sebesar 2,129 dan ttabel sebesar 2,048. Hal tersebut menunjukkan bahwa thitung (2,129) > ttabel (2,048), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips dapat mengurangi perilaku menyontek siswa SMP Negeri 2 Ungaran, diterima kebenarannya. Dengan demikian menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chipsdapat mengurangi perilaku menyontek siswa

    Food Insecurity and Anthropometry in Adolescents: A Literature Review

    Get PDF
    BACKGROUND: The increased risk of malnutrition is affected by food insecurity. Studies in adolescents still show mixed results.  AIM: This article aimed to evaluate the association between food insecurity and anthropometry measurements in studies involving adolescents.  MATERIALS AND METHODS: The databases used to obtain the literature were PubMed, ScienceDirect, MEDLINE, and PubMed Central. The keywords used were food security, food insecurity, hunger, malnutrition, obesity, adolescence, adolescents, teenagers, teens, and youth in studies published from 2010 to 2019. A total of 12 articles were used in this review.  RESULTS: The association between food insecurity and the incidence of malnutrition in adolescents in various regions is still diverse. Food insecurity had a negative correlation with BMI-for-age in three studies (33.3%), but one study (11.1%) showed the opposite result. Food insecurity was positively related to low height-for-age (stunting) in 50% of studies, while five other studies (55.6%) showed that food insecurity was not related to BMI-for-age or weight-for-age. Three studies (50%) showed that there was no association between food insecurity and height-for-age.  CONCLUSION: Longitudinal studies, such as Cohort studies, need to be conducted to ensure the actual relationship between food insecurity and nutritional status in various regions

    Prediction Model of Balanced Nutrition Practices among University Students in the COVID-19 Outbreak

    Get PDF
    AIM: Students included in the category of youth need balanced nutrition practices, especially during the COVID-19 outbreak. This study aims to determine the model of balanced nutrition behavior in youth in Gowa Regency, Makassar, Indonesia. MATERIALS AND METHODS: This study was a quantitative study with a cross-sectional study, in which primary data were collected from June to July 2020. The respondents were 597 students at public and private universities located in Gowa Regency who filled the questionnaires. RESULTS: The bivariate analysis results, which were based on the respondents’ characteristics, showed that only age significantly affected balanced nutrition practices (p = 0.048). Based on the independent variables studied, poor knowledge (p = 0.000, ORcrude = 2.229 [CI 1.601–3.105]) and poor attitude (p = 0.001, ORcrude = 1.735 [CI 1.250-2.409]) obtained a significant correlation with poor balanced nutrition practices. The final model of balanced nutrition practices using multivariate analysis indicated that knowledge was the biggest predictor of balanced nutrition (p = 0.000, OR = 2.067 [CI 1.476–2.893]). The number implied that respondents with good knowledge had 2.067 times the opportunity to take balanced nutrition practices than those with less knowledge after controlling for age and attitude variables. CONCLUSION: Producing well-balanced nutrition behavior requires well-balanced nutrition knowledge, including university students who belong to the late adolescent stag

    HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI ANAK BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) USIA 6-23 BULAN DIKELURAHAN BIROBULI UTARA KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU

    No full text
    ABSTRAK DIAH AYU HARTINI. Hubungan Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan Status Gizi Anak Bawah Dua Tahun (Baduta) Usia 6-23 Bulan di Kelurahan Birobuli Utara Kecamatan Palu Selatan Kota Palu (di bawah bimbingan Abd. Hakim Laenggeng dan Muh. Ryman Napirah). Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako Palu Skripsi, Juni 2013 Status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompok-kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat energi lain yang belum diperoleh. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan pada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) diberikan mulai umur 6-23 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi anak bawah dua tahun (baduta) usia 6-23 bulan di Kelurahan Birobuli Utara Kecamatan Palu Selatan Kota Palu. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan menggunakan metode cross sectional study. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 69 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional stratified random sampling dengan responden adalah ibu anak bawah dua tahun (baduta) usia 6-23 bulan. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara usia pertama kali pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan nilai ĂŹ = 0,000 (ĂŹ < 0,05) dan ada hubungan antara jenis makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan nilai ĂŹ = 0,000 (ĂŹ < 0,05) dengan status gizi anak bawah dua tahun (baduta) usia 6-23 bulan di Kelurahan Birobuli Utara Kecamatan Palu Selatan Kota Palu. Kata Kunci : Makanan Pendamping ASI, Status Gizi, Anak Bawah Dua Tahu

    Hubungan Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI(MP-ASI)Dengan Status Gizi Anak Bawah Dua Tahun

    No full text
    ABSTRAK DIAH AYU HARTINI. Hubungan Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan Status Gizi Anak Bawah Dua Tahun (Baduta) Usia 6-23 Bulan di Kelurahan Birobuli Utara Kecamatan Palu Selatan Kota Palu (di bawah bimbingan Abd. Hakim Laenggeng dan Muh. Ryman Napirah). Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako Palu Skripsi, Juni 2013 Status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompok-kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat energi lain yang belum diperoleh. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan pada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) diberikan mulai umur 6-23 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi anak bawah dua tahun (baduta) usia 6-23 bulan di Kelurahan Birobuli Utara Kecamatan Palu Selatan Kota Palu. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan menggunakan metode cross sectional study. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 69 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional stratified random sampling dengan responden adalah ibu anak bawah dua tahun (baduta) usia 6-23 bulan. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara usia pertama kali pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan nilai ĂŹ = 0,000 (ĂŹ < 0,05) dan ada hubungan antara jenis makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan nilai ĂŹ = 0,000 (ĂŹ < 0,05) dengan status gizi anak bawah dua tahun (baduta) usia 6-23 bulan di Kelurahan Birobuli Utara Kecamatan Palu Selatan Kota Palu. Kata Kunci : Makanan Pendamping ASI, Status Gizi, Anak Bawah Dua Tahu

    Nutritional Contribution of Awaous sp Small Indigeneous Fish Powder Important for the First 1000 Days of Life

    No full text
    Research facts prove that small-sized fish are essential nutrition during the first 1000 days of life. Central Sulawesi Province has an endemic small-sized marine fish species locally known as duo or penja fish (Awaous sp), which has not been studied for its bio-mineral content. This study aimed to analyze the moisture, ash, protein, calcium, iron, and zinc content in Awaous sp protein flour. This research was a descriptive laboratory study conducted at the Ilmu Bahan Makanan Laboratory Department of Nutrition Poltekkes Kemenkes Palu and PT. Saraswanti Indo Genetech Laboratory, Bogor, West Java, from January to September 2023. The sampling technique used purposive sampling, which involved purchasing fish from the local market in Palu city. Awaous sp protein flour had a moisture, ash, protein, Ca, Fe, and Zn content of 3.89%, 9.71%, 73.53%, 2316.88 mg/100g, 24.54 mg/100g, and 8.97 mg/100g, respectively. The contribution per serving of 145 grams of Awaous sp fish flour met the nutritional requirements (Recommended Dietary Allowances - RDA) for protein, Ca, Fe, and Zn per person per day for infants aged 6-11 months, children aged 1-3 years, pregnant women, and lactating women. Awaous sp protein flour had higher protein and Fe content compared to other small fish and had the potential to meet RDA requirements. Therefore, consuming Awaous sp protein flour as part of the daily diet can be a suitable strategy to address nutritional deficiencies during the first 1000 days of life for residents in Central Sulawesi

    Education on a Balanced Nutritional and Anemia in Adolescents in Ampana Tete District: Edukasi Gizi Seimbang dan Anemia pada Remaja di Kecamatan Ampana Tete

    No full text
    The female adolescent is an important target for stunting reduction efforts. Adolescence is a pubertal phase with fast physical, psychological, and social growth and development. Unicef reported in Adolescent Profile 2021 that 40% of adolescents aged 15-19 yo who have low food consumption variety is related to economic factors. This community service was a balanced nutrition and anemia education among female adolescents at Ampana Tete Sub-District, Tojo Una-Una Regency. This community service was conducted in two villages (Bantuga and Uebone). Activities conducted are balanced nutrition and anemia education, distribution of iron supplement tablets, and promotion of “My Meal Plate” by using the banner. The result of pre and post-test showed that the knowledge of female adolescents was increased after conducting education

    Sosialisasi Pesantren dan Santri Sehat di Pondok Pesantren Mahasiswa Liwa’ul Haq

    No full text
    Pesantren telah menjadi Lembaga Pendidikan Islam yang tertua, unik dan terus berkembang. Dalam sejarah, pesantren berkiprah turut membangun bangsa Indonesia. Karena peran strategisnya itulah, pesantren dapat menjadi fondasi yang kuat bagi penggalakan gerakan masyarakat hidup sehat terutama bagi santri dan pengurusnya. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah terlaksananya kegiatan Sosialisasi Pesantren dan Santri Sehat Pesantren Mahasiswa Liwa’ul Haq Kota Palu. Metode pelaksanaan dengan Sosialisasi Pesantren dan Santri Sehat kepada 20 santri dan santriwati serta pengurus pesantren. Pelaksanaan pada tanggal 11-12 Februari 2021 di Pondok Pesantren Mahasiswa Liwa’ul Haq Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu Sulawesi Tengah. Hasil yang diperoleh dari kegiatan sosialisasi ini adalah terjalinnya kerjasama antara Poltekkes Kemenkes Palu dengan Pesantren Mahasiswa Liwa’ul Haq dalam rangka pembentukan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) dan pembinaan pesantren dan santri sehat di Kota Palu

    The combination of nutrition education at school and home visits to improve adolescents’ nutritional literacy and diet quality in food-insecure households in post-disaster area (De-Nulit study): A study protocol of cluster randomized controlled trial (CRCT)

    No full text
    Nutrition education is selected as a method which often used to change eating behaviour, yet, the effectiveness of this method in adolescents who live in household with food insecurity status is rarely investigated. The purpose of this study was to assess the impact of a combination of nutritional education held at school and home visits for increasing the nutritional literacy and its effect on the quality of adolescent diet, so that the result can be used as a strategy to improve nutritional literacy dan diet quality in those adolescents who live in food-insecure households in post-disaster areas. The De-Nulit Study is a Cluster Randomized Controlled Trial (CRCT) with an intervention from a combination of nutritional education given at school and home visits conducted for three months for adolescents who live in food-insecure households with ages ranging from 15 to 17 years old. A randomization sampling was carried out at four schools located the nearest locations which were affected heavily by the major natural disasters in 2018. The nutritional education intervention groups in schools were given in eight sessions, whereas home visits with an interview approach for students with a motivational interview approach were carried out four times. The control group will receive leaflets three times a month for three months, and each group will receive a food stamp $ 7.6 per month for three months. The trial research has been recorded in Thai Clinical Trials Registry (TCTR) with identification number of TCTR 20220203003 issued on 03 February 2022

    POROSIDING SEMINAR NASIONAL KECERDASAN DALAM MENGGALI BUDAYA NUSANTARA SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

    No full text
    “Kecerdasan Dalam Menggali Budaya Nusantara Sebagai Sumber Penciptaan dan Pengkajian Seni” cukup menarik diangkat sebagai tema dalam seminar nasional yang diselenggarakan Program Pascasar- jana Institut Seni Indonesia Denpasar. Karenanya perlu diingat kembali kata “Budaya Nusantara” sangat identik dengan tradisi, dalam hal ini, kesenian tradisional nusantara adalah pondasi yang mendasari segala bentuk dan perkembangan kesenian yang selama ini membawa nama Indonesia ke ranah Global. Dengan demikian kesenian nusantara perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya agar tidak terseret oleh terpaan arus globalisasi yang akan mengkaburkan identitas budaya kita. Perkembangan kesenian di zaman ini penuh dengan pencarian, penggalian ide-ide yang mengede- pankan kreativitas dalam proses penciptaan dan pengkajian seni, sehingga melahirkan karya-karya spek- takuler yang bermutu tinggi. Di dalam ranah seni pertunjukan, para Etnomusikolog di masa ini berjuang mengangkat citra lokal ke ranah global dengan segala bentuk perkembangannya. Hal ini sangat berkaitan dengan topik seminar, yaitu keindahan budaya nusantara yang terbalut oleh nilai estetika tinggi mampu bersaing dalam dunia global. Dan kenyataannya budaya nusantara sudah mulai mengglobal. Di ranah visual art atau seni rupa dan desain dewasa ini terhembus wacana mengenai Global Art yang kembali mengambil dan meminjam ikon atau unsur tradisional yang kemudian di visualkan secara kreatif dengan ide-ide “gila”, sehingga disetiap karya-karya yang diciptakan bernuansa lokal dengan penggayaan baru yang mampu eksis di dalam ranah seni rupa dunia. Hal ini dalam konsep postmodern disebut dengan- pendekatan pasticheya itu mengangkat dan meminjam kembali bentuk-bentuk teks atau bahasa estetik tradisi yang kemudian dikonstruksi kembali dengan bahasa seni yang baru, kemudian menempatkannya kedalam konteks semangat masakini yang sering disebut dengan seni kontemporer tanpa meninggalkan dan merusak kesenian lokal
    corecore