12 research outputs found

    PENGARUH PENGGUNAAN BERBAGAI LEVEL KONSENTRAT MENGANDUNG ZnSO4 dan Zn-Cu ISOLEUSINAT TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI KAMBING KACANG YANG MENGKONSUMSI SILASE SORGHUM–Clitoria ternatea (The effect of different level of concentrate additioncontaining ZnSo4....

    Get PDF
    The aim of this research was to measure the effect of different level of concentrate addition containing znso4 and zn-cu isoleusinat on energy utilization of kacang goats fed mixed silage of sorghum-clitoria ternatea. Twelve male kacang goats with average body weight 14.4 kg and 14.93 % coefficient of variation was used in this research. Experiment methode was used with research design was block randomised design consist of 4 treatments and 3 replications. The treatments were: T1: mixed silage of sorghum-Clitoriaternatea without concentgrate; T2; T3 and T4 was mixed silage of sorghum-Clitoriaternatea added by 10, 20 and 30 % of concentrate containg of 150 mg ZnSO4  and 2 % of Zn-Cu isoleusinat respectively. Parameter measured was consumnption and digestibility of anergy and blood glucose concentration. The result showed that addition of different level of concentrate containing ZnSO4 and Zn-Cu isoleusinatfollowed by increase of consumption and digestibility of energy and blood glucose concentration. It can be concluded the amount of concentrate providing containing of ZnSO4 and Zn-Cu isoleusinathad effect on  energy consumption while no effect on digestibility of energy and blood glucose concentration. Further more 20 % of concentrate containg of ZnSO4 and Zn-Cu isoleusinat was the greatest level

    DAN BATANG PISANG TERHADAP KONSUMSI DAN KECERNAAN SERAT KASAR, KONSENTRASI VOLLATILE FATTY ACID DAN GLUKOSA DARAH PADA KAMBING KACANG (Effect of complete feed fermented gliciridia sepium fallen leaf and banana pseudo stem to intake and digestibility....)

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the effect of providing fermented gliciridia fallen leaf and banana stem in complete feed with different level on crude fiber intake and digestibility, intake of digestible crude fiber, VFA concentration and blood glucose levels of kacang goat. This study used 4 male goats with age under one year, average body weight of 10.5 kg. The research used latin square design with 4 periods and 4 treatments, which consisted of P70S0, P40S30, P30S40, P0S70. The parameters observed were crude fiber intake and digestibility, intake of digestible crude fiber, VFA concentration and blood glucose levels. The results showed that the provision of complete gliciridia fallen leaf and banana stems with different level had no significant difference (P> 0.05) on crude fiber intake and digestibility, ingested digestive fiber consumption, blood glucose concentrations. However, feeding goats with a complete feed of gliciridia fallen leaf and banana stems with different levels had significantly increased ​​(P <0.01) VFA concentration. Therefore, it can be concluded that providing goats with fermented complete feed of gliciridia fallen leaf and banana stem did not increase the value of crude fiber consumption and digestibility, consumption of undigested crude fiber and blood glucose levels but was able to increase VFA concentratio

    PENGARUH PENGGUNAAN KULIT BUAH KOPI TERFERMENTASI Trichoderma reesei YANG DITAMBAH Zn-Cu ISOLEUSINAT TERHADAP PRODUKSI AMONIA DAN VOLATILE FATTY ACIDS SECARA IN VITRO

    Get PDF
    The purpose of the study was to know the influence of fermented coffee husk  Trichoderma reesei with  addition of Zn-cu isoleusinat on the production of Ammonia (NH3) and Volatile Fatty Acids (VFA) in vitro. This study was conducted at the Laboratory of Food Chemistry Faculty of Animal Husbandry University Nusa Cendana Kupang for two months. This study used a completely randomized design (CRD) with three treatments and five replications. The results showed that the used of fermented coffee husk with Trichoderma reesei and also addition of Zn-Cu Isoleusinat improved coffee husk quality which was characterized by increasing of  production of NH3 and VFA significantly (P <0.05). Based on the results of the study, it is  concluded that the use of fermented coffee husk with Trichodrma reesei and addition of Zn-Cu isoleusinat  improves  NH3 and VFA.   ABSTRAK   Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Kimia Makanan Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana Kupang selama dua bulan. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu: persiapan alat dan bahan, pelaksanaan dan analisis data. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan kulit buah kopi terfermentasi Trichoderma reesei dengan penambahan Zn-cu isoleusinat terhadap produksi amonia (NH3) dan Volatile Fatty Acids (VFA) in vitro. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan P1 kulit buah kopi tanpa fermentasi, P2 kulit buah kopi terfermentasi Trichoderma reesei, P3 kulit buah kopi terfermentasi Trichoderma reesei dengan penambahan Zn-Cu Isoleusina pada setiap perlakuan diulang lima kali. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan kulit buah kopi terfermentasi jamur Trichoderma Reesei dengan penambahan Zn-Cu Isoleusinat berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap produksi NH3 dan VFA. Pada perlakuan P3 mampu meningkatkan kualitas kulit buah kopi yang ditandai dengan peningkatan produksi NH3 sebesar 6,6 mM/l dan VFA sebasar 98,08 mM/l. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penggunaan kulit buah kopi terfermentasi Trichodrma reesei dengan penambahan Zn-Cu isoleusinat dapat meningkatkan produksi NH3 dan VFA dibandingkan dengan kulit buah kopi tanpa fermentasi dan kulit kopi terfermentasi Trichoderma reesei

    Physiological Status of Fattening Bali Cattle Feeding a Concentrate Containing Gliricidia sepium Leaves Meal Fortified with Vitamin B-Complex and Vermicide

    Get PDF
    This research has been conducted at Oeletsala village, for 10 weeks from 23 November 2015 to 23 January 2016, comprised of 2 weeks preliminary and 8 weeks for data collection. The aim of the research was to study the effect of feeding a Gliricidia sepium leaves meal concentrate fortified with B. complex vitamin and vermicide on rectal temperature, respiratory frequency, and heart rate of fattening Bali cattle. Experimental animals used were nine young male Bali cattle of 1.5-2 years old, with an initial body weight ranging from 82 to 124 kg (KV=15.114%) in average of 98.7±14.93 kg. The experimental design used was Randomized Block Design with three treatments and three replications. Those treatments were R0 = leaves of Leucaena leucocephala and Ceiba pentandra+ native grass ad libitum (as commonly practiced by local farmers), R1 = R0 + 2 kg concentrate, and R2 = R1 + B. complex vitamin, and vermicide. Statistical analysis showed that there was no significant effect of the treatments on rectal temperature, respiratory frequency, and heart rate of the fattening Bali cattle(P ≤ 0.05).In conclusion, there was no significant effect of Gliricidia sepium leaves meal concentrate, vitamin B. complex, and vermicide on rectal temperature, respiratory frequency, and heart rate of the fattening Bali cattle. Keywords: concentrate, B complex vitamin, worm vermicide, rectal temperature, respiratory frequency, and heart rat

    KINETIKA PENGERINGAN LAPIS TIPIS PUREE LABU KUNING (Cucurbita moschata)

    Get PDF
    Pengolahan daging buah labu kuning menjadi tepung melalui proses pengeringan dapat meningkatkan umur simpan produk, mempermudah penggunaan dan pengolahannya menjadi berbagai produk lanjutan, mempermudah proses penyimpanan serta dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suhu pada proses pengeringan daging buah labu kuning serta memvalidasi model kinetika lapis tipis Lewis, Henderson Pabis, Page, Midili dan Two Term menggunakan data eksperimen pengeringan daging buah labu kuning. Proses pengeringan dilakukan menggunakan pengering tipe rak pada suhu 60-70 . Hasil penelitian menunjukkan jika proses pengeringan pada suhu 70  selama 165 menit merupakan kondisi proses pengeringan yang dianggap relatif baik karena mampu menghasilkan produk dengan nilai moisture ratio yang rendah yakni 0,04. Berdasarkan nilai RSS-nya, model kinetika pengeringan Midili merupakan model kinetika pengeringan lapis tipis yang memiliki kesesuaian tertinggi dengan data eksperimen proses pengeringan puree labu dibandingkan model kinetika lapis tipis  Lewis, Henderson Pabis, Page, dan Two Term. Nilai konstanta kinetika pengeringan puree labu kuning adalah 9.10-8- 2,4.10-71/menit untuk proses pada suhu 60-70 .Kata kunci: labu kuning, model kinetika, Midili, lapis tipi

    PEMANFAATAN STANDINGHAY RUMPUT KUME AMONIASI DENGAN PENAMBAHAN ZnSO DAN Zn-Cu ISOLEUSINAT DALAM RANSUM UNTUK MENGOPTIMALKAN KONSUMSI, KECERNAAN DAN KADAR GLUKOSA DARAH SAPI BALI DARA

    No full text
    Suatu penelitian telah dilakukan bertujuan mengevaluasi pemanfaatan standinghay rumput kume amoniasimdengan penambahan ZnSO dan Zn-Cu isoleusinat dalam ransum basal yang dapat mengoptimalkan peningkatan konsumsi dan kecernaan zat-zat makanan serta kadar glukosa darah. Penelitian menggunakan enam belas ekor sapi Bali dara dan secara acak dikelompokkan ke dalam empat perlakuan pakan yaitu: R4=Standinghay rumput kume amoniasi + konsentrat (60:40); R1= R0+ 150 mg ZnSO4/kg BK konsentrat + 1 % Zn-Cu isoleusinat/kg BK ransum; R2=R0 + 150 mg ZnSO4/kg BK konsentrat + 2 % Zn-Cu isoleusinat/kg BK ransum; R + 150mg ZnSO/kg BK konsentrat + 3 % Zn-Cu isoleusinat/kg BK ransum. Ransum basal terdiri dari standinghay rumput kume amoniasi dan konsentrat dengan kandungan protein 17% dan Total Digestible Nutrient (TDN) 78%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ZnSO443=R dan Zn-Cu isoleusinat berpengaruh sangat signifikan (P<0.01) terhadap peningkatan konsumsi dan kecernaan zat-zat makanan, dan berpengaruh signifikan (P<0.05) terhadap peningkatan kadar glukosa darah. Hasil terbaik terhadap konsumsi dan kecernaan zatzat makanan dan kadar glukosa darah dicapai pada level penambahan ZnSO dan Zn-Cu isoleusinat 150 mg ZnSO44/kg BK konsentrat dan 3 % Zn-Cu isoleusinat/kg BK ransum, akan tetapi tidak terdapat perbedaanyang signifikan antara penambahan 3% dan 2% Zn-Cu isoleusinat/kg BK ransum. Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan standinghay rumput kume dengan penambahan 150 mg ZnSO/kg BK konsentrat dan 2 % ZnCu isoleusinat/kg BK ransum dapat mengoptimalkan konsumsi dan kecernaan zat-zat makanan serta kadar glukosa darah

    PEMBUATAN SABUN PADAT DARI MINYAK KELAPA DENGAN PENAMBAHAN ALOE VERA SEBAGAI ANTISEPTIK MENGGUNAKAN METODE COLD PROCESS

    Get PDF
    Aloe vera memiliki kandungan saponin dan accemanan yang berperan untuk membersihkan dan bersifat antiseptik juga sebagai antivirus, anti bakteri dan anti jamur. Aloe vera dapat digunakan untuk pengganti triclosan sebagai zat antiseptik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui proses pembuatan sabun dengan metode cold process, mengetahui analisis pH, organoleptik, kadar air, asam lemak bebas, kepekaan sabun padat terhadap bakteri Escherichia coli, serta mengetahui perbandingan variasi bahan antara minyak kelapa, aloe vera, dan NaOH. Penelitian ini dilakukan dengan melarutkan NaOH ke dalam aloe vera, setelah homogen mendiamkan beberapa saat hingga suhu 35ËšC. Selanjutnya menambahkan minyak kelapa sebanyak 200 gram ke dalam campuran tersebut, mengaduk hingga trace lalu menuangkan ke dalam cetakan. Proses pengeringan sabun padat dilakukan selama 14 hari. Hasil penelitian diperoleh nilai pH pada setiap sampel yaitu 10. Hasil analisis kadar air yang mendekati syarat mutu sabun mandi yaitu pada sampel 4 dengan nilai kadar air sebesar 23,96%. Hasil analisis asam lemak bebas diperoleh <0,08% dengan kepekaan sabun padat terhadap bakteri Escherichia coli yaitu 0 mm. Maka, dapat disimpulkan bahwa sampel yang mendekati syarat mutu sabun mandi berdasarkan Standar Nasional Indonesia 3532-2016 adalah sampel 4 pada variasi bahan minyak kelapa 200 gram : aloe vera 110 gram : NaOH 50 gram

    Pengaruh Penambahan Berbagai Level Konsentrat Mengandung ZnSO4 dan Zn-Cu Isoleusinat terhadap Penggunaan Protein Kambing Kacang yang Mengkonsumsi Silase Sorgum – Kembang Telang

    No full text
    The purpose of this study was to determine the optimal addition of various levels of concentrate containing ZnSO4 and Zn-Cu isoleusinat against the use of protein that consumes sorghum-kembang telang silage in goats kacang. This study used 12 goats Kacang with an average body weight of 14.40 kg (KV = 14.93%). This study used a Randomized Block Design (RBD) with 4 treatments and 3 replications. The four treatments were T1 = Silage sorghum-kembang telang ad libitium, and T2, T3, T4 = T1 + concentrate with levels of 10%, 20% and 30% respectively containing 150 mg ZnSO4 and 2% Zn-Cu Isoleucine. The parameters observed were PK consumption, PK digestibility, and blood urea concentration. The results showed that the addition of various levels of concentrate containing ZnSO4 and Zn-Cu isoleusinat which was optimal for the use of protein that consumed sorghum-kembang telang silage in goats Kacang had a significant effect (P &lt;0.05) on crude protein consumption, but had no significant effect (P &lt;0.05) on crude protein digestibility and blood urea concentration. The conclusion is that the addition of various levels of concentrate containing ZnSO4 and Zn-Cu isoleusinat which is optimal for the use of protein that consumes sorghum-kembang telang silage in goats Kacang is found in T4 treatment as much as 30%.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan berbagai level konsentrat mengandung ZnSO4 dan Zn-Cu isoleusinat yang optimal terhadap penggunaan protein yang mengkonsumsi silase sorgum-kembang telang pada kambing Kacang.&nbsp; Penelitian ini menggunakan kambing Kacang sebanyak 12 ekor dengan rata-rata berat badan 14,40 kg (KV= 14,93%). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Keempat perlakuan tersebut adalah T1 = Silase sorgum-kembang telang ad libitium, serta T2, T3, T4 = T1 + konsentrat&nbsp; dengan level masing-masing 10%, 20% dan 30% mengandung 150 mg ZnSO4 dan 2% Zn-Cu Isoleusinat. Parameter yang diamati adalah konsumsi PK, kecernaan PK, dan konsentrasi urea darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan berbagai level konsentrat mengandung ZnSO4 dan Zn-Cu isoleusinat yang optimal terhadap penggunaan protein yang mengkonsumsi silase sorgum-kembang telang pada kambing Kacang berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap konsumsi PK, namun tidak berpengaruh nyata (P&gt;0.05) terhadap kecernaan PK dan konsentrasi urea darah. &nbsp;Kesimpulannya bahwa bahwa penambahan berbagai level konsentrat mengandung ZnSO4 dan Zn-Cu isoleusinat yang optimal terhadap penggunaan protein yang mengkonsumsi silase sorgum-kembang telang pada kambing Kacang terdapat pada perlakuan T4 sebanyak 30%

    Kajian Perubahan Distribusi Spasial Suhu Udara Akibat Perubahan Penutup Lahan Studi Kasus Cekungan Bandung /

    No full text
    Perubahan penutup lahan akan berakibat pada perubahan neraca atau kesetimbangan energi, yang pada akhirnya akan mengubah suhu udara. Deteksi terhadap perubahan ini seringkali sulit dilakukan akibat kurangnya kerapatan jaringan stasiun pengamatan iklim di permukaan sehingga teknologi satelit tampaknya merupakan salah satu alternatif yang balk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara perubahan penutup lahan terhadap perubahan distribusi suhu udara permukaan. Daerah cekungan Bandung dipilih sebagai lokasi penelitian karena laju pembangunan di daerah ini sangat pesat terutama di daerah pinggiran kota. Data yang digunakan meliputi data Landsat TM band 2, 4, dan 5 untuk mengetahui perubahan penutup lahan, data TM band 7 untuk menurunkan distribusi suhu permukaan, serta data suhu dari 6 stasiun meteorologi di wilayah Bandung. Periode data yang digunakan adalah tahun 1994, 1996, dan 1998, sedangkan pengamatan di lapangan dilakukan pada tahun 1998. Hasil penelitian memperlihatkan, bahwa perubahan distribusi spasial suhu udara permukaan selama periode tersebut dipengaruhi oleh perubahan penutup lahan, terutama perubahan dari lahan bervegetasi menjadi lahan pemukiman. Perubahan lahan pemukiman pada periode 1994 - 1996 dan 1996 - 1998 masing-masing meningkat sebesar 0,68 % dan 8,61 %. Pada periode yang sama suhu udara cenderung meningkat. Luas interval suhu permukaan 27-28 oC adalah 18,32 % pada tahun 1994, 4,84 % tahun 1996, dan 19,69 % tahun 1998.hlm.29-4
    corecore