5 research outputs found

    SICLOO: INOVASI PLATFORM LIMBAH FASHION BERBASIS CIRCULAR ECONOMY KARYA MANDIRI BANGSA GUNA MENDUKUNG 12th SDGs RESPONSIBLE CONSUMPTION AND PRODUCTION

    Get PDF
    Pertumbuhan industri fashion di Indonesia terus meningkat, cepatnya perubahan trend fashion menjadi penyebab terbesarnya. Hal tersebut menyebabkan mayoritas perempuan mengeluhkan masalah mengenai konsumtifitas terhadap fashion yang tidak terkendali dan membutuhkan solusi untuk tetap bisa modis tanpa mengeluarkan uang. Penyebab lainnya adalah pakaian-pakaian yang tidak terpakai, akhirnya menjadi sampah. Banyaknya sampah dari industri fashion mengakibatkan banyak permasalahan lingkungan, seperti menghasilkan 1,2 miliar ton emisi gas rumah kaca, mencemari dan menurunkan kualitas air, dan melepaskan 700. 000 serat mikro plastik yang berujung ke lautan. Limbah fashion juga mendapatkan sorotan dari berbagai pihak termasuk pemerintah, CSO (Civil Society Organization), sektor swasta, akademisi, dan pihak lain yang ikut merumuskan 17 SDGs. Permasalahan ini juga sesuai dengan target ke empat dan lima dari 12th SDGs yaitu mencapai pengelolaan bahan kimia dan semua jenis limbah yang ramah lingkungan sesuai dengan kerangka kerja internasional yang disepakati serta secara signifikan mengurangi pencemaran bahan kimia tersebut ke udara, air, dan tanah untuk meminimalkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan pada target ke empat. Sementara pada target ke lima adalah secara substansial mengurangi produksi limbah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis memiliki sebuah inovasi yang diberi judul “Sicloo: Inovasi Platform Limbah Fashion Berbasis Circular Economy Karya Mandiri Bangsa guna Mendukung 12th SDGs Responsible Consumption and Production”. The growth of the fashion industry in Indonesia continues to increase, the rapid changes in fashion trends are the biggest cause. This causes the majority of women to complain about the problem of uncontrolled consumptive fashion and need a solution to be fashionable without spending money. Another cause is unused clothes, which eventually become waste. The amount of waste from the fashion industry causes many environmental problems, such as producing 1. 2 billion tons of greenhouse gas emissions, polluting and reducing water quality, and releasing 700,000 microplastic fibers which end up in the oceans. Fashion waste has also received scrutiny from various parties including the government, CSOs (Civil Society Organizations), the private sector, academics, and other parties involved in formulating the 17 SDGs. This issue is also in accordance with the 4th and 5th targets of the 12th SDGs, namely achieving environmentally friendly management of chemicals and all types of waste in accordance with agreed international frameworks and significantly reducing the pollution of these chemicals into the air, water and soil to minimize bad impacts for human and environment health in the 4th target. Meanwhile in the 5th target is to substantially reduce waste production through prevention, reduction, recycling and reuse. Based on the problems above, the author has an innovation entitled "Sicloo: Circular Economy-Based Fashion Waste Platform Innovation Nation's independent work to Support the 12th SDGs Responsible, Consumption, and Production"

    Pemanfaatan Google Speech to Text Untuk Aplikasi Pembelajaran Kamus Bahasa Sunda Pada Platform Mobile Android

    Get PDF
    Abstract:  Sundanese language is one of the Malayo-Polynesian languages which are a subgroup of the Austronesian language family. There are at least 38 million people speaking this language and it becomes the second-largest language after the Javanese language in terms of the first language. However, the Sundanese language is considered an endangered language as according to a study conducted by West Java Province Language Center, only 40% of children in West Java who know and can speak the Sundanese language. Therefore, it is crucial to find ways of improving people’s interest in learning the Sundanese language one of which by making the learning process easy and enjoyable. In this study, an interactive Sundanese language learning application named RuangBasa has been built by using Google Speech to Text technology. The software development method used was the waterfall method. The Alpha test results showed that all features available in the application could run as expected. In addition, the results of the user reviews on the Google Play Store, in which they provided comments on the application after they had used it, had generated the beta test results. Based on the user review results, the application got a score of 4.8 out of a total of 27 users.Abstrak: Bahasa Sunda adalah salah satu dari bahasa-bahasa Melayu-Polinesia yang merupakan cabang dari rumpun bahasa Austronesia. Setidaknya ada 38 juta orang yang menuturkan bahasa ini dan menjadi bahasa Ibu dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah bahasa Jawa. Namun, bahasa Sunda dianggap bahasa yang terancam punah karena berdasarkan penelitian yang dilakukan Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, hanya 40% anak-anak di Jawa Barat yang tahu dan dapat berbicara bahasa Sunda. Oleh karena itu, sangat penting untuk menemukan berbagai cara untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk belajar bahasa Sunda, salah satunya dengan menjadikan proses belajar menjadi mudah dan menyenangkan. Pada penelitian ini, sebuah aplikasi pembelajaran bahasa Sunda yang interaktif bernama RuangBasa dibangun dengan memanfaatkan teknologi Google Speech to Text. Metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan adalah metode waterfall. Hasil pengujian Alpha (black box), menunjukkan semua fitur yang tersedia pada aplikasi berjalan sesuai yang diharapkan. Selain itu, hasil review pengguna di Google Play Store, di mana mereka memberikan komentar pada aplikasi setelah mereka menggunakannya, telah menghasilkan hasil pengujian beta. Dari hasil review para pengguna, aplikasi mendapatkan skor 4,8 dari total 27 pengguna

    Pemanfaatan olah raga sebagai kegiatan pengisi waktu luang oleh pelaku bisnis di Surabaya

    No full text
    Surabaya sebagai kota metropolitan yang mobilitas bisnisnya sangat pesat menuntut masyarakatnya untuk bersaing ketat dalam persaingan dunia bisnis dan situasi tersebut telah membuat orang bosan dengan rutinitasnya sehari-hari. Maka dari itu, ketika mereka memiliki waktu luang, mereka mencoba untuk memilih suatu kegiatan/aktifitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat, mengapa para pelaku bisnis di Surabaya, baik laki-laki maupun wanita memilih untuk melakukan kegiatan berolah raga. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 50 responden (25 responden laki-laki dan 25 responden wanita). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pelaku bisnis di Surabaya memilih untuk berolah raga, bukan hanya untuk alasan kesehatan, tetapi juga untuk sekedar rileks dan bersosialisasi. Disamping itu mereka juga melakukan beberapa aktifitas lainnya, seperti untuk responden laki-laki, mereka lebih cenderung untuk pergi clubbing. Sementara untuk responden wanita, mereka memilih untuk pergi ke salon dan spa

    ANALISIS DAN IMPLEMENTASI STRATEGI E-MARKETING CV. SUZUKI CENTER KARAWANG

    No full text
    ANALISIS DAN IMPLEMENTASI STRATEGI E-MARKETING CV. SUZUKI CENTER KARAWANG
    corecore