8 research outputs found

    Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Mahasiswa Melalui Pemberian Post Test Pada Mata Kuliah Telaah Kurikulum Dan Perangkat Pembelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas Dengan Pendekatan Terpadu

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Telaah Kurikulum dan Perangkat Pembelajaran Biologi SMA melalui pemberian post-test dengan pendekatan terpadu. Harapannya akan diperoleh suatu strategi dan model pembelajaran yang sesuai untuk mengatasi kurangnya aktivitas dan rendahnya prestasi belajar mahasiswa yang disebabkan oleh jumlah mahasiswa putri yang dominan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan 3 siklus. Tiap siklus terdiri atas 4 tahapan dasar yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data penelitian menggunakan lembar observasi dan tes. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-ratahasil belajar siklus I: 78,75tuntas 85% nilai aktivitas 3,72, siklus II: 68,64 tuntas 50% nilai aktivitas 3,4, dan siklus III: 80,45 tuntas 100% dan nilai aktivitas 3,82 semakin terjadi peningkatan yaitu mulai 3,47 , 3,72 , 3,75 dan 3,82. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian post-test dan pendekatan terpadu dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa

    Peningkatan Kemampuan Penyusunan Perangkat Pembelajaran pada Mata Kuliah Microteaching melalui Pembelajaran Berbasis Lesson Study

    Full text link
    Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah;1. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penyusunan perangkat pembelajaran pada mata kuliah Microteaching melalui pembelajaran yang berbasis lesson study 2. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada mata kuliah Microteaching melalui pembelajaran yang berbasis lesson study. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian eksplorasi. Subyek penelitian yang digunakan adalah mahasiswa semester VI regular program studi pendidikan Biologi FKIP Univet Bantara Sukoharjo angkatan 2016/2017 pengambil mata kuliah Microteaching sebanyak 13 orang. Waktu penelitian mulai bulan April sampai Agustus 2019. Data penelitian berupa kemampuan pembuatan perangkat pembelajaran dan kemampuan pelaksanan pembelajaran diperoleh dengan instrumen penilaian yang berupa lembar observasi. Tehnik analisis dana dengan analisa kwalitatif komparasi dengan membandingkan peningkatan kemampuan sebelum pembelajaran dengan lesson study dengan pembelajaran berbasis lesson study. Dari pembelajaran Microteaching berbasis Lesson Study diperoleh hasil terjadi peningkatan nilai rata-rata untuk kemampuan penyusunan Perangkat Pembelajaran dari 77,84 menjadi 89,77 ( 15,69%) dan untuk kemampuan pelaksanaan pembelajaran dari 77,08 menjadi 88,23 (14,23%). Kategori nilai untuk Perangkat Pembelajaran sebelum Lesson Study A=0, B=12 dan C=1. Sedangkan Perangkat Pembelajaran Lesson Study kategori nilai A=11 orang dan B=2 orang, sedang kemampuan pelaksanaan pembelajaran sebelum Lesson Study kategori nilai A=0, B=11 dan C=2, sedangkan kemampuan pelaksanaan pembelajaran setelah Lesson Study kategori nilai A= 8 orang dan kategori B= 5 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Microteaching berbasis Lesson Stady dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penyusunan perangkat pembelajaran dan kemampuan pelaksanaan pembelajaran

    Pengaruh Pembenah Tanah dan Inokulan Rhizobium pada Kedelai di Tanah Masam Ultisol

    Full text link
    Upaya peningkatan produksi kedelai untuk mencapai swasembada akan dilakukan pada tanah masam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembenah tanah Bio Soil Neutralizer (BSN) dan Inokulan Rhizobium Elang Biru (IRE) terhadap sifat fisik tanah, Perubahan pH tanah, dan hasil kedelai di tanah masam Ultisol. Penelitian pada tanah masam dilaksanakan di rumah kaca Balitkabi menggunakan tanah Ultisol asal Lampung Timur. Penelitian di rumah kaca menggunakan rancangan acak kelompok 3 ulangan. Perlakuan yang diuji terdiri atas: 1) Kontrol; 2) BSN; 3) BSN + IRE; 4) BSN + IRE + dolomit + pupuk PK; 5) BSN + IRE + dolomit + pupuk PK + pupuk kandang sapi (pukan); 6) Agrisoy-2 + dolomit + pukan + pupuk PK; 7) Dolomit + pukan + NPK; dan 8) IRE + dolomit + pupuk PK. Varietas kedelai yang digunakan adalah Burangrang. Dosis BSN = 3 liter/350 liter air/ha, IRE = 0,3 kg/ha, Pukan = 3 t/ha, Agrisoy-2 = 0,3 kg/ha, N = 25 kg N/ha, P = 50 kg P2O5/ha, dan K = 75 kg K2O/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BSN bersifat alkalis dengan pH 12,8, setelah diencerkan sesuai dengan dosis anjuran (3 liter/350 liter air/ha), pH turun menjadi 6,5. Di tanah Ultisol (percobaan pot) pemberian BSN dapat meningkatkan pH tanah dari 4,3 menjadi 5,5 dan mampu meningkatkan hasil kedelai 45% apabila disertai penggunaan IRE. Perlakuan ini dapat meningkatkan hasil lebih tinggi bila kejenuhan Al diturunkan hingga mencapai sekitar 20% dengan dolomit dan ditambah pupuk P dan K. Penggunaan IRE dapat meningkatkan pembentukan bintil akar efektif kedelai dari 1,5 bintil menjadi 8,5 bintil/tanaman

    Uji Penggunaan Eksreta Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Macam Varietas Sorgum (Sorghum Bicolor L. Moench)

    Full text link
    The study, entitledTestUsingcowexcretaon Growthand ResultsSeveralvarieties ofsorghum(Sorghum bicolorL.Moench) to determine the effecton thegrowth and yield ofsorghumcowexcretafertilizer application. This researchhas beenconductedinHamletNgrombot, PlesanVillage, District Nguter, Sukoharjo, Central JavaByDateMarch 8, 2014untilJune 22, 2014. This study used a factorialmethodwitharchetypalcompleterandomized block design(CRBD) consisting oftwotreatments,a widevarietyconsists of 2levels in varietiesWray(V1) andKeller(V2) and thekinds offertilizercombinationconsisting of4 levelsie an organic fertilizer (E0), solid cattle manure excreta + ½ the recommended dose of an organic fertilizer (E1), liquid cow manure excreta 25% + ½ the recommended dose of an organic fertilizer and half the recommended dose of excreta solid beef (E2), liquid cow manure excreta 10% + ½ the recommended dose of an organic fertilizer and solid excreta half the recommended dose (E3) so that the resulting 8 treatments and their combinations - each repeated 3 times. Data were analyzed by analysis of variance of 5% and 1%, and followed by Duncan test  with a significance level of 5% if there is an interaction between the two treatments. The results of this study indicate that the varieties (V) highly significant in percentage growth parameters, of leaf number and weight of seeds per plot, and no significant difference in the parameters of plant height, stem diameter 30 days after planting and 60 days after planting, panicle length, panicle weight and seed weight per plant.Fertilizercombination treatment(E) differ significantlyintrunk diameterof 30daysafterplanting, significant differencesinplant heightandweight ofseedsper plot, no significant difference inthe percentage ofgrowth, number of leaves, stem diameter 60daysafterplanting, panicle length, panicleweightof plot, plantingseed weight.while the interactionbetweena widevariety andcombination offertilizer(VxE) differ significantlyintrunk diameterandseed weightof plot, no significant difference inthe percentage ofgrowth10daysafterplantingand15daysafterplanting, plant height, leaf number, panicle length, panicleweightof plant, panicleweightof plotandseed weightofplant. The highest yieldis shownbya combination of treatments(V2E2) with900.00gand the lowestvalueindicatedby(V1E2) with avalue of476.67g.

    The Effect of Training in Improving the Community Health Worker Skills in Breastfeeding Practice and Infant Development Stimulation

    Full text link
    Background: Community health centers in Indonesia have established community health workers (CHWs) to improve access and quality of health services available for the community. The CHWs are trained to run the integrated health posts (posyandu) in every hamlet. Training of the CHWs is expected to improve the quality of various health services, including exclusive breastfeeding support for lactating mothers. This study aimed to examine the effect of training on increasing the CHW skill in breastfeeding practice and infant development stimulation. Subjects and Method: A quasi experiment before and after intervention with no control design was carried out in Gresik, East Java, from April to September 2019. A sample of 25 CHWs was selected for this study by quota sampling. The dependent vari­ables were skills in (1) exclusive breastfeeding practice and (2) child development sti­mulation. The independent variable was training. The data were collected through question­naire and observation. Mean score of skills before and after training was measured by paired t test. Results: Mean score of exclusive breastfeeding practice after training (Mean= 87.40; SD= 1.32) was higher than before training (Mean= 54.32; SD= 2.43), and it was statis­tically significant (p<0.001). Mean score of child development stimulation after train­ing (mean= 92.8; SD= 0.71) was higher than before training (mean= 63.8; SD= 2.22), and it was statistically significant (p<0.001). Conclusion: Training is effective in improving skills of CHWs in exclusive breastfeed­ing practice and infant development stimulation. Keywords: exclusive breastfeeding, child development, training, community health worker

    Perbedaan Stres dan Harga Diri Guru Ditinjau dari Status Sekolah RSBI dan Non RSBI

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan stres dan harga diri guru ditinjau dari status sekolah RSBI dan Non RSBI. Subjek penelitian sebanyak 60 guru, dengan rincian 30 guru RSBI dan 30 guru Non RSBI. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala stres dan skala harga diri.Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan stres guru ditinjau dari status sekolah RSBI dan Non RSBI (p = 0,973 > 0,05), tidak ada perbedaan harga diri guru ditinjau dari status sekolah RSBI dan Non RSBI (p = 0,182 > 0,05), serta tidak ada perbedaan stres dan harga diri guru ditinjau dari status sekolah RSBI dan Non RSBI (p = 0,396 > 0,05).Disarankan untuk peneliti selanjutnya memperbanyak subjek penelitian dan dilakukan diberbagai kota atau kabupaten. Bagi guru Non RSBI, meskipun tidak ada tuntutan seperti yang disyaratkan untuk guru RSBI dapat lebih meningkatkan kompetensinya dengan mengikuti seminar, workshop, pelatihan, diklat, dan kursus yang berkaitan dengan tugas profesionalnya

    Pola Tanam Kedelai (Glycine Max L.) tanpa Olah Tanah pada Bekas Rumpun Padi terhadap Pertumbuhan dan Hasil

    Full text link
    Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang memiliki nilai ekonomis penting di Indonesia. Tingkat produktivitas kedelai rendah dapat terjadi akibat dari degradasi lahan dan pola tanam yang kurang tepat. Salah satu usaha mempertahankan kualitas tanah dengan sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) dan inovasi teknik budidaya dengan perlakuan pola tanam pada bekas rumpun padi. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan RAKL (Rancangan Acak Kelompok Lengkap) 1 faktor dengan 4 perlakuan yaitu pola tanam antar baris, dalam baris, diagonal, dan pada bekas rumpun padi dengan 6 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola tanam kedelai pada bekas rumpun padi menunjukkan berat kering brangkasan lebih rendah daripada pola tanam antar baris, dalam baris, dan diagonal dikomponen pertumbuhan. Perlakuan pola tanam kedelai diagonal bekas rumpun padi menunjukkan hasil lebih rendah daripada pola tanam antar baris, dalam baris, dan pada bekas rumpun padi pada jumlah biji per polong dan berat 100 biji

    Morfologi dan Keamanan Pati Sagu Rumbia (Metroxylon Sagu ROTTB) untuk Gelatin dalam Aplikasinya sebagai Cangkang Kapsul

    Full text link
    Sagu rumbia (Metroxylon sagu Rottb) adalah tanaman liar yang berkembang biak dengan carabertunas. Bagian paling penting dari sagu adalah batang (empulur) sebagai tempat penyimpanan pati.Kalimantan merupakan salah satu kawasan penghasil sagu terbesar ke 6 di Indonesia dan sampai saatini pemanfaatannya kurang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis morfologi dantingkat keamanan pati sagu sebagai pengganti gelatin hewani dalam aplikasinya untuk pembuatancangkang kapsul. Metode yang digunakan pada penelitian ini cross-linking dengan propilen oksida.Proses ini dilakukan pada pH 10,5 dengan suhu 25 ºC selama 30 menit untuk mengubah sifat fisik danmorfologi dari pati sagu agar mendekati dengan sifat gelatin komersial. Hasil penelitian ini merupakananalisis sifat morfologi berdasarkan kesamaan gugus fungsi serta tekstur tofografi dari bahan baku.Pengujian aflatoksin dilakukan sebagai pertimbangan keamanan sediaan. Hasil analisis morfologi FTIRdan SEM untuk sagu modifikasi dengan tambahan filler karagenan identik dengan gelatin komersial,yaitu pada bilangan gelombang 3283 cm-1. Sedangkan pada pengujian SEM rongga yang terbentukpada pembesaran 5000 kali dibagian permukaan memiliki kesamaan dengan gelatin. Kandungan jenisaflatoksin B1 dan B2 masing-masing &lt;1,42 dan &lt;6,72 ppb, sedangkan jenis G1 dan G2 masing-masingadalah &lt;5,09 dan &lt;0,66 ppb. Hasil ini jauh di bawah standar yang dipersyaratkan yaitu &lt;20 ppbuntuk pangan dan ≤5 ppb untuk aflatoksin B1
    corecore