8 research outputs found

    Pola Komunikasi Guru Dalam Proses Belajar Anak Down Sindrom Di Yayasan Pendidikan Anak Cacat Malalayang

    Full text link
    Penelitian ini dengan judul Pola Komunikasi Guru Dalam Proses Belajar Anak Down Sindrom di Yayasan Pendidikan Anak Cacat Malalayang, dengan fokus penelitian pada pola komunikasi yang digunakan guru dalam proses belajar anak down sindrom. dengan demikian fokus ini di lihat dari aspek-aspek, Pola komunikasi primer, Pola komunikasi sekunder, Pola komunikasi linear, Pola komunikasi sirkular, Apakah ada pola lain yang digunakan guru. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan landasan teori 1. Interaksi Simbolik, dan juga teori belajar skiner. Mendapatkan hasil penelitian bahwa : Pola komuniaksi yang digunakan guru dapat mempengaruhi hasil belajar siswa down sindrom dan Perubahan perilaku dari anak down sindrom. Bentuk komunikasi yang digunakan guru dalam proses belajar pada anak down sindrom di Yayasan pendidikan anak cacat Malalayang adalah komunikasi antar pribadi. Karena dalam kegiatan belajar metode pengajaran yang digunakan guru adalah individual, pengajaran secara tatap muka. Sehingga dengan komunikasi antarpribadi ini pengajar dapat mengetahui kemampuan pesarta didiknya dan memberikan meteri belajar yang sesuai dengan kebutuhannya seperti membaca dan menulis. Pola komunikasi yang digunakan dalam proses belajar pada anak down sindrom adalah lebih ke penggunaan pola komunikasi primer, dimna sebagian besar guru menggunakan bahasa dalam berkomunikasi dengan siswa dalam proses belajar dan tetap menggunakan isyarat atau simbol-simbol. Dan penggunaan pola komunikasi sekunder, media atau alat digunakan sebagai sarana komunikasi guru dengan siswa seperti alat yang sering disebut alat peraga yang berupa buku, gambar-gambar yang disertai dengan kata-kata dan huruf mainan yang berwarna dan lain-lain. Pola komunikasi yang digunakan guru adalah pola komunikasi gabuangan antara pola komunikasi primer dan komunikasi dua arah. Dalam kegiatan proses belajar ada yang menjadi hambatan dalam komunikasi antara pengajar dan murid down sindrom yaitu diantaranya adalah keadaan pengajar yang sakit atau sedang ada masalah dan suasana hati atau mood siswa yang kurang baik. Meskipun memiliki keterbatasan, memerlukan waktu yang lama dan diperlukan pengulangan, anak down sindrom tetap memiliki hak seperti anak lainnya untuk mendapatkan pendidikan. Karena mereka juga memerlukan bekal untuk dapat hidup mandiri dan bersosialisasi dengan masyarakat. Yang diperlukan adalah kesabaran guru dalam mendidik dan melatih mereka

    Pola Komunikasi Guru Dalam Proses Belajar Anak Down Sindrom Di Yayasan Pendidikan Anak Cacat Malalayang

    Full text link
    Penelitian ini dengan judul Pola Komunikasi Guru Dalam Proses Belajar Anak Down Sindrom di Yayasan Pendidikan Anak Cacat Malalayang, dengan fokus penelitian pada pola komunikasi yang digunakan guru dalam proses belajar anak down sindrom. dengan demikian fokus ini di lihat dari aspek-aspek, Pola komunikasi primer, Pola komunikasi sekunder, Pola komunikasi linear, Pola komunikasi sirkular, Apakah ada pola lain yang digunakan guru. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan landasan teori 1. Interaksi Simbolik, dan juga teori belajar skiner. Mendapatkan hasil penelitian bahwa : Pola komuniaksi yang digunakan guru dapat mempengaruhi hasil belajar siswa down sindrom dan Perubahan perilaku dari anak down sindrom. Bentuk komunikasi yang digunakan guru dalam proses belajar pada anak down sindrom di Yayasan pendidikan anak cacat Malalayang adalah komunikasi antar pribadi. Karena dalam kegiatan belajar metode pengajaran yang digunakan guru adalah individual, pengajaran secara tatap muka. Sehingga dengan komunikasi antarpribadi ini pengajar dapat mengetahui kemampuan pesarta didiknya dan memberikan meteri belajar yang sesuai dengan kebutuhannya seperti membaca dan menulis. Pola komunikasi yang digunakan dalam proses belajar pada anak down sindrom adalah lebih ke penggunaan pola komunikasi primer, dimna sebagian besar guru menggunakan bahasa dalam berkomunikasi dengan siswa dalam proses belajar dan tetap menggunakan isyarat atau simbol-simbol. Dan penggunaan pola komunikasi sekunder, media atau alat digunakan sebagai sarana komunikasi guru dengan siswa seperti alat yang sering disebut alat peraga yang berupa buku, gambar-gambar yang disertai dengan kata-kata dan huruf mainan yang berwarna dan lain-lain. Pola komunikasi yang digunakan guru adalah pola komunikasi gabuangan antara pola komunikasi primer dan komunikasi dua arah. Dalam kegiatan proses belajar ada yang menjadi hambatan dalam komunikasi antara pengajar dan murid down sindrom yaitu diantaranya adalah keadaan pengajar yang sakit atau sedang ada masalah dan suasana hati atau mood siswa yang kurang baik. Meskipun memiliki keterbatasan, memerlukan waktu yang lama dan diperlukan pengulangan, anak down sindrom tetap memiliki hak seperti anak lainnya untuk mendapatkan pendidikan. Karena mereka juga memerlukan bekal untuk dapat hidup mandiri dan bersosialisasi dengan masyarakat. Yang diperlukan adalah kesabaran guru dalam mendidik dan melatih mereka

    Peranan Komunikasi Tokoh Masyarakat dalam Meminimalisir Kesenjangan Sosial di Kelurahan Mampang Kota Depok Jawa Barat

    Full text link
    Penelitian ini akan menitikberatkan kajian pada bagaimana peranan komunikasi tokoh masyarakat dalam meminimalisir kesenjangan sosial di kelurahan mampang, depok Jawa Barat. landasan teori dalam penelitian ini mengambil acuab dari teori peran dimana Teori Peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan antara teori, orientasi maupun disiplin ilmu. Selain dari psikologi, teori peran berawal dari sosiologi dan atropologi. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, mendapatkan hasil penelitian : Kesenjangan sosial yang terjadi di kelurahan Mampang kecamatan Pancoran Mas, Depok Jawa Barat yaitu kurang efektifnya pelayanan masyarakat sehingga menimbulkan perbedaan antara masyarakat yang mempunyai ekonomi diatas dan masyarakat yang mempunyai ekonomi dibawah. Dari segi pemerintah mengatakan bahwa tidak terjadi hambatan-hambatan dalam masyarakat, sedangkan pendapat lain dari beberapa informan dari segi agama mengatakan bahwa terjadi kesenjangan sosial dalam segi pelayanan masyarakat. Terjadi kesenjangan sosial di kelurahan Mampang, dengan berbagai pendapat yang berbeda-beda dari Tokoh Masyarakat Formal dan Informal sehingga menimbulkan pro dan kontra, tetapi peneliti mengamati sesuai fenomena yang ada dan beberapa tanggapan dari sebagian warga bahwa memang benar terjadi kurangnya efektifitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat yang menimbulkan kesenjangan yang terjadi antara orang yang memiliki ekonomi diatas dan orang yang memiliki ekonomi dibawah. Perbedaan pernyataan yang diberikan oleh Tokoh Formal dan Informal juga menjadi salah satu masalah dimana ketika mereka mengatakan informasi yang berbeda pasti didalamnya ada terjadi masalah kesenjangan

    Pemberdayaan Media Massa Dalam Meningkatkan Pendidikan Politik Pada Masyarakat Kelurahan Wewelen Kecamatan Tondano Barat Kabupaten Minahasa

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemberdayaan media massa dalam meningkatkan pendidikan politik pada masyarakat kecamatan Tondano Barat Kabupaten Minahasa dan untuk mengetahui media massa yang dominan sebagai sarana bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait politik.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Responden penelitian ditentukan sebanyak 10 orang yang terdiri dari 2 orang aparatur pemerintah, 2 orang karyawan swasta dan wirausahawan, 2 orang tokoh agama, 2 orang tokoh masyarakat dan 2 orang tokoh pemuda. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan ialah deskriptif kualitatif.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa media massa khususnya televisi belum sepenuhnya menjalankan fungsinya sebagai sarana pendidikan politik. Lebih banyak menampilkan aspek hiburan dan komersial. Dengan kata lain media massa kurang berdaya dalam upaya meningkatkan pendidikan politik masyarakat. Kesimpulan berikutnya adalah bahwa responden lebih menyukai siaran-siaran televisi yang ditampilkan oleh Metro TV dan TV One sebagai sumber informasi berkaitan dengan ekonomi, hukum dan politik.Mengacu dari kesimpulan tersebut maka penulis menyarankan agar pengelola media televisi meningkatkan frekwensi penayangan informasi-informasi politik khususnya politik lokal. Informasi-informasi tersebut dipilih yang memiliki bobot nilai dalam kerangka pendidikan politik masyarakat
    corecore