Ethnic Identity and Land Utilization: a Case Study in Riau, Indonesia

This article looks at the economic and social position of first- and second- generationtransmigrants of Javanese origin in the northwestern part of the Province of Riau,Sumatra, in the aftermath of the 1997/98 monetary crisis. The article is based on thefindings of a study undertaken by the author in 2001 in the context of the InternationalLabour Organization's InFocus Programme on Socio-Economic Security called‘Indonesia: Improving Security After the Crises'. Data were collected in two villagesin a transmigration settlement near Pasir Pangarayan, Riau, where several thousandtransmigrant families had been resettled during the 1980s

Peningkatan Partisipasi Masyarakat untuk Mewujudkan Pendidikan Berkualitas

Institusi pendidikan (sekolah) sebagai institusi yang mempersiapkan kualitas SDM yang handal harus mampu mencapai tingkat mutu dari segala aspek, seperti mutu sumber daya manusia (guru) yang memiliki kompetensi tinggi dan mampu bekerja secara profesional, proses belajar mengajar yang menyenangkan, dan hal-hal yang terkait dengan dunia pendidikan sehingga mampu memikat masyarakat. Kendala dalam proses pendidikan yang berkualitas salah satunya berada di Kecamatan Bawen dan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Posisi wilayah tersebut adalah pegunungan dan dataran tinggi. Keterbatasan ekonomi akhirnya belum bisa mengubah pola hidup termasuk peningkatan standar pendidikan dan ekonomi baik kualitas maupun kuantitas. Kegiatan pengabdian masyarakat menjadi salah satu rohnya suatu Perguruan Tinggi, dalam rangka merealisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi UNNES dan kami selaku unsur didalamnya termotivasi untuk berbagi pengetahuan melalui kegiatan program pengabdian pada masyarakat berupa sosialisasi pendekatan pendidikan, sosialekonomi, dan lingkungan. Dari kegiatan ini, menghasilkan beberapa kontribusi sebagai berikut terciptanya pemahaman tentang makna pendidikan berkualitas di kalangan warga masyarakat, terwujudnya komitmen pemerintah setempat untuk mewujudkan pendidikan berkualitas guna memenuhi kebutuhan dan tuntutan warga masyarakatnya dan para pemangku kepentingan lain,terbangunnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mewujudkan pendidikan berkualitas

Pengaruh Paket Aditif Bms Xx Terhadap Unjuk Kerja Minyak Lumas Meditran S 40

Fenelitian terhadap paket aditifEHS XX yang ditawarkan di pasaran terhadap unjuk kerja minyak lamas Heditran S 40 yang digunakan untuk melunasi mesin diesel generator listrik berkekuatan 10 daya kuda merek Kubota, menunjukkan bahwa paket aditif ini berfungsi sangat mendekati apa yang teroantum pada label kemasannya, yaitu dapat mengurangi keausan, pembentukan lumpur dan endapan karbon. Yernyata bahma aditif ini hanya sedikit menaikkan indeks viskositas minyak lamas. Kata kunci: paket aditif BMS X

Extended maritime Jurisdiction and Indonesian Fisheries Development

With the declaration of the Indonesian EEZ by Presidential Decree on 21 March 1980, Indonesia has acquired a vast area of approximately 5.8 million sq. km. of sea water and opportunity to manage and utilize fisheries resources in the new extended areas of jurisdiction. The EEZ is giving many more potential fishing resources and greater opportunities to exploit its available fishery resources with responsibilities to conserve the resources. By exercising a high degree of its authority within the EEZ, Indonesia can gain more benefits from the use of fishery resources than before the declaration. However, the benefits may not be particularly great since Indonesia must bear the management cost of the acquired resources, and to share with its neighboring state and foreign distant-water nations. With regard to the exploitation of fishery stocks in the EEZ, government of Indonesia has introduced a set of rules and regulations on sovereign rights, jurisdiction and other obligations related to the EEZ. The arrangement of foreign fishing fleets have been set up by enacting 4 decrees of the Ministry of Agriculture. Recognizing the nature of the highly migratory species and the stocks that have to be shared with neighboring states, regional cooperation on the management of the stocks is necessary, to be implemented through bilateral as well as multilateral agreements. Sincere there is no fishery management system presently existing in the Southeast Asian region, Indonesia could profitably conclude bilateral or multilateral arrangements with its neighboring states to implement regional cooperatio

Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Student Engagement dalam Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19

Sejak awal tahun 2020, sistem pendidikan di Indonesia berubah menjadi daring karena pandemi Covid-19. Studi pendahuluan mengungkap, rendahnya tingkat student engagement yang disebabkan karena adanya kendala dalam diri dan luar diri yang ditemui saat pembelajaran daring. Salah satu cara untuk meningkatkan student engagement adalah dengan memanfaatkan faktor internal yaitu efikasi diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan student engagement dalam pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 pada mahasiswa program studi Psikologi Universitas Sebelas Maret. 233 mahasiswa aktif program studi Psikologi angkatan 2017-2020 yang sudah pernah atau sedang menjalani perkuliahan daring menjadi responden dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan dua skala yaitu Student Engagement terdiri dari 27 aitem (α = 0,887) dan Online Learning Self-Efficacy yang merupakan adaptasi dari Zimmerman dan Kulikowich (2016) terdiri dari 22 aitem (α = 0,897).  Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan, efikasi diri memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan student engagement, karena perolehan nilai koefisien korelasi 0,606 yang lebih besar dari r tabel sebesar 0,138 (0,606 > 0,138). Selanjutnya, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,367 yang menandakan, sumbangan efektif efikasi diri terhadap student engagement yaitu sebesar 36,7% sedangkan 63,3% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan oleh peneliti dalam penelitian

Konsep Kemiskinan (Subjektif) dalam Benak Masyarakat Indonesia: Konstruk dan Indikatornya

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan konsep kemiskinan subjektif dan menguji indikator-indikatornya. Untuk itu, penelitian dengan pendekatan Psikologi Indigenous ini dilakukan melalui dua tahap studi. Total sampel penelitian ini sebanyak 283 responden, terdiri dari 148 responden dalam Studi 1 dan 135 responden dalam Studi 2. Pengumpulan data Studi 1 dengan kuesioner pertanyaan terbuka dan analisis data menggunakan teknik analisis isi, sedangkan pengumpulan data Studi 2 dengan Skala Kemiskinan Subjektif yang disusun berdasarkan temuan Studi 1. Teknik Analisis Faktor Eksploratori dilakukan untuk menemukan indikator-indikator dari dimensi kemiskinan subjektif. Hasil Studi 1 menunjukkan bahwa kemiskinan subjektif pada mahasiswa merepresentasikan adanya perasaan dan/atau pemikiran yang menilai dirinya berada dalam keterbatasan material, spiritual, intelektual, emosional, dan relasional. Hasil Studi 2 membuktikan indikator perilaku dalam aspek kemiskinan subjektif yang dihasilkan pada Studi 1 sebelumnya terbukti mampu menjelaskan konstruk kemiskinan subjektif