23 research outputs found

    Pelestarian dan Pengembangan Kawasan Kota Lama sebagai Landasan Budaya Kota Semarang

    Full text link
    Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah dan juga termasuk dalam kategori kota besar di Indonesia, memiliki ketiga aspek utama dari pengembangan kota berkelanjutan. Konservasi kawasan bersejarah yang termasuk dalam ikon pariwisata, dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah yang menjanjikan dan menjadi fokus utama pengembangannya. Kota Semarang sendiri memiliki beberapa kawasan yang strategis untuk di konservasi keberadaannya seperti Kota Lama, daerah Pecinan, Pasar Johar, dan Kampung Sekayu. Konservasi kawasan dilakukan untuk memberikan perlindungan kawasan bersejarah termasuk isi di dalamnya agar perkembangannya terkendali dan tidak tergusur oleh pembangunan dan modernisasi.Kota Semarang terbentuk melalui perjalanan sejarah panjang dan unik, yang ditandai dengan berbagai peninggalan sejarah utamanya gedung dan bangunan kuno. Bertolak dari hal ini, kiranya diperlukan suatu konsep pemikiran yang komprehensif untuk menangani mutiara-mutiara yang ada di Kota Semarang ini, yang masih tampak kusam dan tidak kelihatan kilauannya. Pemerintah Kota Semarang sendiri juga tidak dapat melihat bahwa potensi kawasan dan bangunan kuno ini merupakan mutiara-mutiara yang masih kusam dan tersembunyi, yang dapat digosok supaya berkilau dan menarik perhatian. Mereka lebih suka latah membangun gedung-gedung dan mal-mal tanpa perencanaan yang matang, dan justeru sering menggusur bangunan bersejarah tersebut.Dari urian di atas, kiranya penelitian ini diperlukan untuk menangani satu diantara mutiara-mutiara tersebut yakni Kawasan Kota Lama melalui pengembangan konsep konservasi kawasan, yaitu merupakan konsep penataan, pelestarian dan pengembangan kawasan-kawasan bersejarah di kota Semarang, dan tentu saja merupakan salah satu landasan budaya bagi perencanaan dan pengembangan kota.Kegiatan penelitian diawali dengan mengumpulkan data-data histories-arkeologis di kawasan-kawasan bersejarah khususnya Kota Lama yang dilakukan melalui studi pustaka, studi arsip, studi peta, serta diikuti dengan observasi lapangan untuk mengetahui kondisi fisik kawasan dan bangunan-bangunan bersejarah. Data-data histories, arkeologis maupun arsitektural, baik berbentuk sumber primer maupun sekunder diklasifikasikan dan dianalisis secara deskriptif

    Formulation and evaluation of bi-layer floating tablets of ziprasidone HCl and trihexyphenidyl HCl

    Get PDF
    The purpose of this research study was to establish ziprasidone HCl NR 40 mg and trihexyphenidyl HCl SR 4mg in the form of bi-layer sustained release floating tablets. The tablets were prepared using sodium HPMC K4M / HPMC K15M as bio-adhesive polymers and sodium bicarbonate acting as a floating layer. Tablets were evaluated based on different parameters such as thickness, hardness, friability, weight variation, in vitro dissolution studies, content of active ingredient and IR studies. The physico-chemical properties of the finished product complied with the specifications. In vitro release from the formulation was studied as per the USP XXIII dissolution procedure. The formulations gave a normal release effect followed by sustained release for 12 h which indicates bimodal release of ziprasidone HCl from the matrix tablets. The data obtained was fitted to Peppas models. Analysis of n values of the Korsmeyer equation indicated that the drug release involved non-diffusional mechanisms. By the present study, it can be concluded that bi-layer tablets of ziprasidone HCl and trihexyphenidyl HCl will be a useful strategy for extending the metabolism and improving the bioavailability of Ziprasidone HCl and Trihexyphenidyl HCl.<br>O propósito deste trabalho foi preparar ziprasidona. HCl NR 40 mg e triexifenidila.HCl SR 4 mg na forma de comprimidos efervescentes bicamada de liberação controlada. Os comprimidos foram preparados utilizando HPMC K4M / HPMC K15M sódico como polímero bioadesivo e bicarbonato como camada efervescente. Os comprimidos foram avaliados quanto a diferentes parâmetros, como espessura, dureza, friabilidade, variação de peso, dissolução in vitro, conteúdo do ingrediente ativo e estudos de IV. As propriedades físico-químicas dos produtos finais cumprem as especificações. A liberação in vitro da formulação foi estudada de acordo com o procedimento de dissolução da USP XXIII. As formulações resultaram em liberação normal, seguida por liberação controlada por 12 h, o que indica a liberação bimodal de cloridrato de ziprasidona dos comprimidos matriz. Os dados obtidos se adequaram aos modelos de Peppas. A análise de valores de n da equação de Korsmeyer indicou que a liberação do fármaco envolveu mecanismos não difusionais. Por este estudo, pode-se concluir que os comprimidos bicamada de ziprasidona.HCl e de triexifenidila.HCl serão um bom caminho para estender o metabolismo e para melhorar a biodisponibilidade de ziprasidona.HCl e de triexifenidila.HCl
    corecore