975 research outputs found
PENGARUH PERBANDINGAN DAUN KENIKIR (Cosmos caudatus Kunth.) DENGAN AIR DAN KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SIRUP DAUN KENIKIR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan daun
kenikir dengan air dan konsentrasi sukrosa terhadap karakteriktik sirup daun
kenikir serta interaksinya. Manfaat dari penelitian ini adalah meningkatkan nilai
ekonomis dan diversifikasi produk pangan yang fungsional.
Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
pola faktorial 3x3 dengan tiga kali ulangan. Faktor yang diteliti pada
penelitian ini, yaitu (faktor A) perbandingan daun kenikir dengan air dan (faktor
B) konsentrasi sukrosa dan masing-masing faktor terdiri dari 3 taraf, yaitu a1 (1 :
2), a2 (1 : 3), a3 (1 : 4), b1 (50%) b2 (55%), dan b3 (60%).
Respon organoleptik yang dianalisis yaitu warna, aroma, rasa, dan
kekentalan. Respon kimia yang dianalisis yaitu kadar gula total, derajat keasaman
(pH), total padatan terlarut, dan viskositas, aktivitas antioksidan, kadar kalsium,
dan kadar tanin untuk bahan baku dan sampel tepilih.
Perbandingan daun kenikir dengan air berpengaruh terhadap karakteristik
sirup daun kenikir pada respon aroma, rasa, dan kekentalan. Konsentrasi Sukrosa
berpengaruh terhadap karakteristik sirup daun kenikir pada respon aroma,
kekentalan, kadar gula total, pH, total padatan terlarut (TPT), dan viskositas.
Interaksi antara perbandingan daun kenikir dengan air dan konsentrasi sukrosa
berpengaruh terhadap karakteristik sirup daun kenikir pada respon kekentalan,
total padatan terlarut (TPT), dan viskositas.
Kata Kunci : sirup daun kenikir, perbandingan daun kenikir dengan air,
konsentrasi sukros
KARAKTERISTIK MINUMAN FUNGSIONAL DARI KOMPOSISI SARI DAUN KATUK (Sauropus adrogynus (L.) Merr) DAN SARI BUAH NENAS DENGAN VARIASI PENSTABIL CMC (Carboxy Methyl Cellulose)
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa minuman
fungsional serta untuk mengetahui pengaruh interaksi antara konsentrasi CMC
dan perbandingan sari daun katuk dengan sari buah nenas terhadap karakteristik
minuman fungsional sari daun katuk. Manfaat penelitian ini adalah untuk
menghasilkan dan memberikan suatu variasi dalam produk pengolahan daun
katuk menjadi minuman fungsional yang menyehatkan sehingga dapat dikonsumsi
dan diterima oleh masyaralat dan meningkatkan nilai ekonomis dari daun katuk.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
(RAK) dengan pola faktorial 3x3 dan ulangan sebanyak 3 kali. Faktor pertama
yaitu konsentrasi CMC terdiri dari a1 (0,1%), a2 (0,2%), dan a3 (0,3%). Faktor
kedua yaitu perbandingan sari daun katuk dengan sari buah nenas yang terdiri dari
b1 (3:1), b2 (1:1) dan b3 (1:3). Respon pada penelitian ini terdiri dari respon kimia
meliputi kadar vitamin C, kadar kalsium, dan aktivitas antioksidan, respon fisika
meliputi total padatan terlarut, kekentalan (viskositas), dan uji kestabilan
(stabilitas). Serta uji organoleptik meliputi parameter warna, aroma, dan rasa.
Hasil penelitian menunukkan bahwa variasi antara konsentrasi CMC dan
perbandingan sari daun katuk dengan sari buah nenas berpengaruh terhadap
warna, aroma, total padatan terlarut, viskositas, kestabilan, kadar vitamin C dan
kadar kalsium. Interaksi antara konsentrasi CMC dan perbandingan sari daun
katuk dengan sari buah nenas berpengaruh terhadap warna, aroma, viskositas, dan
kadar kalsium.
Hasil analisis aktivitas antioksidan (DPPH) pada variasi perlakuan a1b1
menghasilkan nilai IC50 864,137 ppm (lemah), a2b1 892,708 ppm (lemah), a3b1
902,568 ppm (lemah), a1b2 913,787 ppm (lemah), a2b2 928,186 ppm (lemah), a3b2
947,736 ppm (lemah), a1b3 955,740 ppm (lemah), a2b3 975,182 ppm (lemah), dan
a3b3 976,030 ppm (lemah).
Kata kunci : minuman fungsional, konsentrasi CMC, sari daun katuk, sari buah
nenas, antioksidan (DPPH)
PENDUGAAN UMUR SIMPAN FRUIT LEATHER CAMPURAN KELAPA (Cocos nucifera L) DAN ROSELLA (Hibiscus sabdarifa) DALAM KEMASAN PLASTIK POLYPROPYLENE MENGGUNAKAN METODE ACCELERATED SHELF-LIFE TESTING (ASLT) MODEL ARRHENIUS
Tujuan dari penelitian pendugaan umur simpan fruit leather campuran kelapa dan rosella dalam kemasan plastik polypropylene menggunakan metode Accelerated Shelf-life Testing (ASLT) model Arrhenius ini adalah untuk mengetahui umur simpan fruit leather campuran kelapa dan rosella. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen yang terdiri dari satu tahap yaitu penelitian utama yang dilakukan untuk menduga umur simpan dari fruit leather campuran kelapa dan rosella yang dikemas menggunakan jenis kemasan plastik polypropylene (PP) 0,03 mm, dimana kondisi penyimpanan divariasikan dengan beberapa suhu yaitu 300C, 350C dan 400C. Selanjutnya dilakukan analisis berdasarkan parameter organoleptik dengan uji hedonik meliputi warna, aroma, rasa dan tekstur fruit leather campuran kelapa dan rosella kepada 30 orang panelis agak terlatih, parameter kimia yaitu dengan analisis kadar asam lemak bebas metode titrasi serta analisis kadar air metode gravimetri. Analisis berdasarkan parameter tersebut dilakukan selama penyimpanan pada hari ke 0, 5, 10, 15 dan 20 hari. Parameter organoleptik dengan atribut mutu tekstur dipilih sebagai parameter kritis untuk menentukan umur simpan fruit leather campuran kelapa dan rosella. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur simpan yang direkomendasikan berdasarkan tekstur fruit leather campuran kelapa dan rosella yang dapat diterima oleh panelis (parameter mutu kritis) apabila disimpan pada suhu 270C yaitu 6 hari 9 jam.
Kata kunci : fruit leather, kelapa, rosella, umur simpan, Arrheniu
Flexible multimode endoscope for tissue reflectance and autofluorescence hyperspectral imaging
A dual reflectance and autofluorescence spectral imaging probe compatible with the biopsy channels of standard flexible endoscopes is demonstrated. Spatially-resolved haemoglobin and autofluorescent signals from porcine bowel were obtained in vivo
Imaging the spectral reflectance properties of bipolar radiofrequency-fused bowel tissue
Delivery of radiofrequency (RF) electrical energy is used during surgery to heat and seal tissue, such as vessels, allowing resection without blood loss. Recent work has suggested that this approach may be extended to allow surgical attachment of larger tissue segments for applications such as bowel anastomosis. In a large series of porcine surgical procedures bipolar RF energy was used to resect and re-seal the small bowel in vivo with a commercial tissue fusion device (Ligasure; Covidien PLC, USA). The tissue was then imaged with a multispectral imaging laparoscope to obtain a spectral datacube comprising both fused and healthy tissue. Maps of blood volume, oxygen saturation and scattering power were derived from the measured reflectance spectra using an optimised light-tissue interaction model. A 60% increase in reflectance of visible light (460-700 nm) was observed after fusion, with the tissue taking on a white appearance. Despite this the distinctive shape of the haemoglobin absorption spectrum was still noticeable in the 460-600 nm wavelength range. Scattering power increased in the fused region in comparison to normal serosa, while blood volume and oxygen saturation decreased. Observed fusion-induced changes in the reflectance spectrum are consistent with the biophysical changes induced through tissue denaturation and increased collagen cross-linking. The multispectral imager allows mapping of the spatial extent of these changes and classification of the zone of damaged tissue. Further analysis of the spectral data in parallel with histopathological examination of excised specimens will allow correlation of the optical property changes with microscopic alterations in tissue structure. © (2015) COPYRIGHT Society of Photo-Optical Instrumentation Engineers (SPIE). Downloading of the abstract is permitted for personal use only
PENGARUH PERBANDINGAN RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) DENGAN KULIT MELINJO HIJAU (Gnetum gnemon L.) DAN KONSENTRASI KARAGENAN PADA NORI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan rumput
laut dengan kulit melinjo hijau dan konsentrasi karagenan pada pembuatan nori.
Metode penelitian yang digunakan terdiri dari penelitian pendahuluan yaitu untuk
menentukan konsentrasi ekstrak suji 10%, 15% dan 20%. Penelitian utama
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor yaitu
perbandingan rumput laut dengan kulit melinjo hijau (1:1), (2:1), (3:1) dan
konsentrasi karagenan (0.75%, 1%, 1.25%). Respon dalam penelitian ini adalah
respon kimia yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak,
kadar karbohidrat, serat kasar dan kalori untuk produk terpilih. Respon
organoleptik yang meliputi warna, aroma, tekstur, rasa.
Hasil penelitian utama menunjukkan bahwa rumput laut dengan kulit
melinjo hijau dan konsentrasi karagenan berpengaruh terhadap warna, aroma,
rasa, tekstur, kadar air, kadar abu dan kadar protein. Produk yang terpilih adalah
perlakuan a3b3 yaitu perbandingan rumput laut dengan kulit melinjo hijau (3:1)
dan konsentrasi karagenan 1.25% memiliki kandungan kadar air 3.62%, kadar
protein 10.85%, kadar lemak 0.43%, kadar karbohidrat 33.78%, kadar abu 4% dan
kadar serat kasar 8.70% dan 182.39 kkal.
Kata Kunci : Nori, Echeuma cottonii, Kulit Melinjo Hijau, Konsentrasi
Karagenan, Ekstrak Suj
Morphological image analysis for classification of gastrointestinal tissues using optical coherence tomography
Computer-aided diagnosis of ophthalmic diseases using optical coherence tomography (OCT) relies on the extraction of thickness and size measures from the OCT images, but such defined layers are usually not observed in emerging OCT applications aimed at "optical biopsy" such as pulmonology or gastroenterology. Mathematical methods such as Principal Component Analysis (PCA) or textural analyses including both spatial textural analysis derived from the two-dimensional discrete Fourier transform (DFT) and statistical texture analysis obtained independently from center-symmetric auto-correlation (CSAC) and spatial grey-level dependency matrices (SGLDM), as well as, quantitative measurements of the attenuation coefficient have been previously proposed to overcome this problem. We recently proposed an alternative approach consisting of a region segmentation according to the intensity variation along the vertical axis and a pure statistical technology for feature quantification. OCT images were first segmented in the axial direction in an automated manner according to intensity. Afterwards, a morphological analysis of the segmented OCT images was employed for quantifying the features that served for tissue classification. In this study, a PCA processing of the extracted features is accomplished to combine their discriminative power in a lower number of dimensions. Ready discrimination of gastrointestinal surgical specimens is attained demonstrating that the approach further surpasses the algorithms previously reported and is feasible for tissue classification in the clinical setting
- …