159 research outputs found
Phonon and crystal field excitations in geometrically frustrated rare earth titanates
The phonon and crystal field excitations in several rare earth titanate
pyrochlores are investigated. Magnetic measurements on single crystals of
Gd2Ti2O7, Tb2Ti2O7, Dy2Ti2O7 and Ho2Ti2O7 are used for characterization, while
Raman spectroscopy and terahertz time domain spectroscopy are employed to probe
the excitations of the materials. The lattice excitations are found to be
analogous across the compounds over the whole temperature range investigated
(295-4 K). The resulting full phononic characterization of the R2Ti2O7
pyrochlore structure is then used to identify crystal field excitations
observed in the materials. Several crystal field excitations have been observed
in Tb2Ti2O7 in Raman spectroscopy for the first time, among which all of the
previously reported excitations. The presence of additional crystal field
excitations, however, suggests the presence of two inequivalent Tb3+ sites in
the low temperature structure. Furthermore, the crystal field level at
approximately 13 cm-1 is found to be both Raman and dipole active, indicating
broken inversion symmetry in the system and thus undermining its current
symmetry interpretation. In addition, evidence is found for a significant
crystal field-phonon coupling in Tb2Ti2O7. These findings call for a careful
reassessment of the low temperature structure of Tb2Ti2O7, which may serve to
improve its theoretical understanding.Comment: 13 pages, 7 figure
Monitoring Dan Analisis Trafik Di Jaringan USM Menggunakan Multi Router Traffic Grapher
Faculty of Information and Communication Technology (FTIK) USM is one of the faculty are experiencing rapid development both of the number of students and the amount of infrastructure. FTIK occupying the building M and Q as lectures and laboratory building for student. FTIK is growth oriented faculty of Information Technology, of the entire student FTIK and academic staff need internet access to support existing teaching and learning process. When the researchers were in building M and Q, Our will compete for free internet access is provided USM because the bandwidth is allocated evenly to rent USM. The fact that there are today, when researchers were on the 2nd floor of building A, as home base for the Faculty of Agricultural Technology, researchers gain access internet very easily. This is contrary to the conditions in the building M and Q, whereas the number of students in the Faculty of Agricultural Technology , not as much as in FTIK.Based on the above problems, reserchers are interested to observe, analyze the access bandwidth at USM that occured during the period of active classes and the end of the course by means of internet access at USM monitoring using NDLC (Network Development Life Cycle) and will appear in the display MRTG.Objectives to be achieved by theresearcher is output obtained from a study that is able to provide inout to the wisdom of allocating bandwidth has been hired can be used optimally by the entire academic community USM
Visitors\u27 Perception of Cirebon as a Tourist Destination-building to Promote the City
The problem identified in this study is how visitors\u27 perception and the image communication influenced the overall image of Cirebon as a tourist destination. This study was conducted by using structural equation modelling. The results of this study show that perception variable equation significantly affected the overall image variable, while the image communication variable did not significantly affect the overall image. On the other hand, the causal relationship equation shows that there is a significant relationship between the exogenous latent variable of perception and endogenous latent variable of Overall Image. While there is no relationship between exogenous latent variable of image Communication with endogenous variable of overall image. The result is expected to give recommendation to the local government to develop and promote tourism that at the end can put tourism to generate income for the city.DOI: 10.15408/etk.v11i1.187
Studi Komparasi Hukum Pertanggung Jawaban Pidana Delik Perdagangan Orang Ditinjau dari KUHP dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang
Pencegahan dan penanganan tindak pidana perdagangan manusia merupakan tanggung jawab Negara, pemerintah daerah beserta seluruh komponen masyarakat. Untuk mewujudkan langkah-langkah yang komprehensif dan terpadu dalam pelaksanaan pencegahan dan penanganan tersebut perlu dibentuk gugus tugas. Diperlukan kajian perbandingan (studi komparasi) antara KUHP dan Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2007 dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai tindak pidana perdagangan manusia menurut kedua perspektif hukum tersebut, sehingga dapat tercapai suatu hasil yang objektif dan sesuai dengan tujuan penelitian. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pertanggung jawaban pidana delik perdagangan orang dalam KUHP dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang serta bagaimana komparasi hokum pertanggung jawaban pidana delik perdagangan orang dalam KUHP dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pertanggung jawaban pidana delik perdagangan orang dalam KUHP dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang serta untuk menganalisa komparasi hukum pertanggung jawaban pidana delik perdagangan orang dalam KUHP dan Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Jenis atau tipologi penelitian ini menggunakan jenis penelitian legal research dengan pendekatan perbandingan hukum. Bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer yang terdiri dari peraturan Perundang-undangan serta bahan hukum sekunder yang diperoleh dari bahan pustaka tentang tindak pidana perdagangan manusia melalui studi kepustakaan dan studi peraturan Perundang-undangan
Metode Menghilangkan Cairan Buah Tomat dalam Uji Perkecambahan Biji Tomat( Lycopersicum Esculentum Mill.)
Budidaya tanaman tomat tidak terlepas dari ketersediaan bibit yang baik yang berasal dari biji yang berkualitas sebagai benih. Dalam penyediaan bibit di lapangan, petani tomat lebih senang menggunakan biji tomat dari toko-toko pertanian walaupun harganya lebih mahal dibandingkan dengan menyediakan sendiri. Penyediaan biji sendiri selain memerlukan waktu yang lebih lama juga daya perkecambahannya rendah karena di bagian luar biji tomat terdapat cairan buah yang dapat menghambat perkecambahan biji sehingga tidak menghasilkan bibit yang maksimal. Dengan demikian, perlu dicari metode yang tepat untuk menghilangkan cairan buah tomat pada biji. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas Lampung, dari bulan Agustus- September 2012. Percobaan dirancang secara Acak Lengkap (RAL) dengan 8 perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Parameter yang diukur adalah persentase perkecambahan dan kecepatan perkecambahan. Data yang diperoleh diuji homogenitas kemudian dilakukan uji ANARA dan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan pada taraf α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: metode yang tepat untuk menghilangkan cairan buah tomat yang menyelubungi biji tomat adalah dengan cara dicuci dan dikeringkan
Ketahanan Lapangan Klon-Klon Kentang Hasil Persilangan terhadap Penyakit Busuk Daun
Penyakit busuk daun yang disebabkan oleh Phytophthora infestans (Mont.) de Bary merupakan penyakit utama pada tanaman kentang. Pemuliaan ketahanan terhadap penyakit busuk daun dilakukan secara konvensional melalui persilangan buatan yang dilanjutkan dengan seleksi, maupun secara nonkonvensional dengan menyisipkan gen ketahanan (gen Rb) ke dalam genom varietas kentang komersial. Tujuan penelitian adalah melakukan seleksi lapangan klon-klon tahan busuk daun yang diharapkan terpilih sedikitnya lima klon dengan genotipe tahan busuk daun. Seleksi dilakukan di Kebun Percobaan (KP) Margahayu, Lembangpada bulan Mei sampai Agustus 2013. Delapan belas klon hasil silangan ditambah dengan tiga varietas pembanding ditanam dalam rancangan acak kelompok lengkap dengan tiga ulangan. Dari kegiatan ini diperoleh 12 genotipe yang memiliki nilai AUDPC kurang dari rerata, dan 10 genotipe di antaranya memiliki produksi umbi per plot tinggi. Kesepuluh genotipe tersebut, yaitu Gra.904.6, Gra.904.13, Gra.904.14, Gra.904.17, Gra.904.28, Gra.951.11, Gra.951.18, Gra.951.40, Atl.904.28, dan Atl.904.13
Pengaruh Pemberian Senyawa Kno3 (Kalium Nitrat) Terhadap Pertumbuhan Kecambah Sorgum (Sorghum Bicolor (L.) Moench)
Sorgum (Sorghum bicolor L.) merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki banyak manfaat mulai dari bijinya hingga batang dan daunnya. Di Indonesia budidaya tanaman sorgum dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah unsur hara. Unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sorgum berupa unsur nitrogen (N) dan kalium (K). Salah satu senyawa yang mengandung unsur N dan K adalah KNO3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senyawa KNO3 dan konsentrasi senyawa KNO3 yang tepat untuk pertumbuhan kecambah sorgum. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan NovemberDesember 2017 di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkapdengan 5 taraf konsentrasi KNO3 0 % (kontrol), 5 %, 10%, 15%, dan 20%. Variabel yang di amati yaitu tinggi tanaman, rasio tunas akar, berat kering tanaman, klorofil a, b dan total. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan analisis ragam pada α 5% jika terdapat perbedaan akan dilakukan uji lanjut dengan uji beda nyata jujur (BNJ) pada α 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian senyawa KNO3 memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, berat kering, ratio tunas akar, klorofil a, b dan total. Konsentrasi KNO3 20% adalah yang efektif untuk pertumbuhan kecambah sorgum
Factors Associated with the Behavior of Food Handlers in the Application of Good Manufacturing Practice (GMP) in the Household Food Industry (HFI) in Karangasem Regency
Backgrounds and purpose: Indonesia is considered of the countries in Southeast Asia with low food quality. Thepoor behaviors of food handlers in applying good manufacturing practice may bring about a decline in food qualitywhich can lead to the risk of health conditions such as diarhea, worm infection or food poisoning. This study aimed todetermine the factors associated with the behaviors of food handlers in the application of good manufacturing practiceat the household food industry level.Methods: Cross-sectional survey was conducted among 79 food handlers, working at the household food industry inKarangasem. Data were collected through interviews and observations and analyzed using poisson regression tounderstand the association of knowledge, attitudes and managerial support with behavior of food handlers.Results: The knowledge and attitude of food handlers were relatively poor at respectively 48.10% and 53.16%. Thebehavior of food handlers classified as good was 49.37%. Behavior of food handlers was significantly associated withknowledge (PR=1.48; 95%CI: 1.01-2.15), attitude (PR=2.13; 95%CI: 1.47-3.08) and managerial support (PR=3.01; 95%CI:1.77-5.13).Conclusion: The behavior of food handlers in the application of good manufacturing practice at the household foodindustry remains low and was associated with knowledge, attitude and level of managerial support
Ketahanan Deformasi Campuran Beraspal Modifikasi Polimer Hangat Dengan Bahan Aditif Zeolit Alam
Polymer modified asphalt mixture can be developed using warm mix technology by adding the mixture using synthetic or natural additives. This mixture can increase the deformation resistance with lower temperature in the process of mixing and compaction. This study proposes the development of warm Polymer Modified Asphalt mix with natural zeolite, which is natural additives from Bayat (Central Java), and the performance of the mixture, in terms of volumetric and mechanical properties, and deformation resistance, which was evaluated using the Marshall method and wheel tracking test. The results showed that the Polymer Modified Asphalt mix with 1 % of natural zeolite have a Marshall stability greater than that of Polymer Modified Asphalt mix without zeolite. Wheel tracking test at 60 °C shows that Polymer Modified Asphalt mix with 1 % of natural zeolite showed better performance than that without zeolite
- …