14 research outputs found

    ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF JAVA PREANGER GEL FROM CHERY COFFEE EXTRACT AND GREEN BEAN COFFEE (Coffea arabica L.) AS ANTI-ACNE

    Get PDF
    Acne is a skin condition marked by nodules, papules, and pustules. Antibiotic treatment for acne frequently results in resistance. Meanwhile, the usage of various anti-acne medications produces skin irritation. Coffee arabica (Coffea arabica L.) Java preanger has a chlorogenic acid molecule with antibacterial properties against Propionibacterium acnes. This study aimed to examine the antibacterial activity of coffee cherry seed extract and green bean arabica coffee (Coffea arabica L.) Java preanger to determine which had the superior anti-acne action. The gel composition had 2% carbopol and 3%, 6%, and 9% coffee cherry extract concentrations, as well as 5%, 10%, and 15% coffee green bean extract concentrations. The obtained formulations were tested for physical and antibacterial efficacy against Propionibacterium acne. The physical evaluation of the formulations included organoleptic testing, homogeneity, pH, viscosity, spreadability, and antibacterial activity tests. The formulations that met the quality requirements for cherry coffee and coffee green bean gel were selected based on the findings of the physical evaluation. While formula 3 at a concentration of 9% coffee cherry seed extract has the best antibacterial activity with an inhibition of 15.27 mm, green bean coffee at 15% has an inhibition of 17.30 mm.Acne is a skin condition marked by nodules, papules, and pustules. Antibiotic treatment for acne frequently results in resistance. In the meantime, skin irritation is brought on by using several anti-acne drugs. Coffee arabica (Coffea arabica L.) Java preanger has a chlorogenic acid molecule with antibacterial properties against Propionibacterium acnes. This study examined the antibacterial activity of coffee cherry seed extract and green bean arabica coffee (Coffea arabica L.) Java preanger to determine which had the superior anti-acne action. The gel composition contained 2% carbopol and 3%, 6%, and 9% coffee cherry extract concentrations, and 5%, 10%, and 15% coffee green bean extract concentrations. The obtained formulations were tested for physical and antibacterial efficacy against Propionibacterium acne. The physical evaluation of the formulations included organoleptic testing, homogeneity, pH, viscosity, spreadability, and antibacterial activity tests. The formulations that met the quality requirements for cherry coffee and coffee green bean gel were selected based on the findings of the physical evaluation. While formula three at a concentration of 9% coffee cherry seed extract has the best antibacterial activity with an inhibition of 15.27 mm, green bean coffee at 15% has an inhibition of 17.30 mm

    FORMULASI DAN EVALUASI EMULGEL EKSTRAK ETANOL BUAH KARAMUNTING (MELASTOMA POLYANTHUM) SEBAGAI ANTIOKSIDAN

    Get PDF
    Buah karamunting (Melastoma polyanthum) dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Antioksidan dapat dimanfaatkan sebagai kosmetik untuk perawatan kulit untuk mencegah pembentukan radikal bebas baru, menetralkan serta menghindari reaksi berantai sehingga memperlambat terjadinya penuaan dini akibat kerusakan kulit. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dalam penelitian ini adalah menghasilkan formulasi emulgel ekstrak etanol buah karamunting sebagai antioksidan. Formulasi basis emulgel menggunakan Karbopol ETD 2020 sebagai gelling agent dengan variasi konsentrasi (0,5%, 0,75%, dan 1,0%). Variasi konsentrasi gelling agent bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi Karbopol ETD 2020 dalam menentukan stabilitas basis emulgel, serta mendapatkan area optimum dari formulasi emulgel ekstrak etanol buah karamunting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa basis emulgel yang mengandung Karbopol ETD 2020 0,5% stabil berdasarkan evaluasi organoleptik, homogenitas, viskositas, dan pH. Emulgel ekstrak etanol buah karamunting (Formula 3: ekstrak etanol buah karamunting 100 x IC50) stabil selama penyimpanan 28 hari secara organoleptik, homogenitas, freeze thaw, sentrifugasi, viskositas, pH, dan daya sebar, serta memiliki nilai aktivitas antioksidan yang kuat karena memiliki nilai IC5

    FORMULASI EMULGEL EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura Linn.) DAN EVALUASI AKTIVITASNYA SEBAGAI ANTIACNE TERHADAP Propionibacterium acnes

    Get PDF
    Preferensi penggunaan obat herbal meningkat sebagai antiacne untuk melengkapi terapi yang ada. Daun kersen (Muntingia calabura Linn.) berpotensi sebagai antiacne karena memiliki aktivitas antiinflamasi dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk optimasi formulasi emulgel ekstrak daun kersen dan pengujian aktivitasnya sebagai antiacne terhadap P. acnes. KHM dari ekstrak etanol daun kersen ditentukan dengan metode difusi padat. KHM digunakan untuk menentukan kekuatan sediaan emulgel. Optimasi formulasi emulgel dilakukan pada variasi penggunaan Carbopol 940 (0,5; 1,0; dan 1,5%) sebagai gelling agent dan variasi penggunaan konsentrasi ekstrak etanol daun kersen (3; 4,5; dan 6%). Evaluasi sediaan emulgel yang dilakukan meliputi pengamatan organoleptic, uji homogenitas, pengukuran pH, penentuan viskositas, uji sentrifugasi, uji freeze-thaw, uji daya sebar, dan uji iritasi. Pengujian aktivitas antiacne emulgel dilakukan menggunakan metode difusi agar. Nilai rata-rata zona hambat pertumbuhan bakteri dari sampel uji dibandingkan dengan zona hambat dari gel klindamisin sebagai pembanding. Hasil optimasi menunjukkan formula emulgel F3 dengan penggunaan Carbopol 940 1,5% dan kandungan ekstrak etanol daun kersen 6%. Hasil uji aktivitas antiacne emulgel yang mengandung ekstrak etanol daun kersen dengan konsentrasi 3; 4,5; dan 6% menghasilkan zona hambat pertumbuhan P. acnes dengan diameter 16,12 ± 0,13; 18,20 ± 0,35; dan 19,35 ± 0,28 mm. Kata kunci: Muntingia calabura Linn., Antiacne, Emulge

    PEMBUATAN SMOOTHIES MANGGA SEBAGAI IMUN BOOSTER BAGI WARGA KOTA KULON KABUPATEN GARUT

    Get PDF
    The need for vitamins for body immunity, especially vitamin C, has increased since the Covid-19 pandemic. The scarcity of availability of this vitamin causes the price of vitamins to increase several times the usual price. Smoothies are drinks that contain yogurt or milk that are nutritious for increasing body immunity. The purpose of this activity is to increase public knowledge about the benefits of smoothies for immunity during the Covid-19 pandemic and provide solutions as a substitute for vitamins which are more expensive. This activity was carried out with PKK women in one of the houses of the Head of the RW Kelurahan Kulon Kota, Garut Regency. The method is by demonstrating how to make smoothies from mangoes accompanied by education and questions and answers regarding the content of mangoes which contain vitamins to increase body immunity. Mango smoothies were chosen because besides containing vitamin C which is nutritious for boosting the immune system, they also have a good taste because they contain milk or yogurt which contains protein which is good for the immune system. The results of this activity can add information and increase participants' knowledge from 17.3% to 98.6%

    STUDI PENDAHULUAN FITOKIMIA TANAMAN KOLEKSI ARBORETUM LEGOK PULUS GARUT

    Get PDF
    Arboretrum is a botanical garden which is an open place where there are plants that have been labeled. The purpose of this research is the preliminary study on phytochemical content of secondary metabolite compounds on the leaves of the Legok Pulus Garut arboretum collection plant. the results of the study known twenty-two types of plants contained in Arboretum Garut contain various phytochemical compounds and can be used as collection and research base of medicinal plants. Keywords : arboretum, phytochemicals, secondary metabolites

    Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keluarga Penderita Gangguan Jiwa Berat Memilih Pengobatan Tradisional Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantur Kab. Malang

    Get PDF
    Gangguan jiwa merupakan suatu sindrom pola perilaku atau psikologik seseorang yang bermakna secara klinis dimana gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress) berupa rasa nyeri, rasa tidak nyaman, rasa tidak tenteram, terganggu, serta disfungsi organ tubuh dan disabilitas dalam aktivitas kehidupan sehari- hari. Gangguan jiwa tidak menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan jiwa ini dapat menyebabkan ketidakmampuan serta invaliditas baik secara individu maupun kelompok sehingga akan menghambat pembangunan suatu negara, apalagi sebagian besar penderita tergolong dalam usia yang masih produktif. Saat ini masih banyak kasus gangguan jiwa yang terlambat mendapatkan penanganan petugas kesehatan, karena biasanya keluarga atau masyarakat mencari pengobatan alternatif dulu sebelum datang ke pelayanan kesehatan. Banyak faktor yang mempengaruhi diri seseorang dalam memilih fasilitas pelayanan kesehatan, baik itu pelayanan kesehatan konvensional maupun pelayanan kesehatan tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga penderita gangguan jiwa berat memilih pengobatan tradisional. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita gangguan jiwa berat di wilayah kerja Puskesmas Bantur Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur sejumlah 132 orang. Sampel diambil dengan teknik proportional cluster random sampling dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Variabel independent yang diteliti adalah health beliefs, sumber daya keluarga, sumber daya social, kebutuhan keluarga, dan evaluasi pencapaian kebutuhan keluarga. Sedangkan variabel dependent-nya adalah pemilihan pengobatan tradisional. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari 6 bagian. Bagian A: kuesioner untuk mengukur health beliefs merupakan hasil modifikasi dari Health Beliefs Toolkit yang dibuat oleh Maritza Concha, Maria Elena Villar, dan Lauren Azevedo dari Covian Consulting, University of South Florida pada tahun 2014. Bagian B: kuesioner untuk mengukur variabel sumber daya keluarga mengadopsi dari SCREEM Family Resources Survey (SCREEM-RES) yang dikembangkan oleh M. Medina, Jr. M.D dan The Section of Supportive Hospice and Palliative Medicine University of the Philippines tahun 2011. Bagian C: kuesioner untuk mengukur variabel sumber daya social/masyarakat mengadopsi dari Social Determinants of Health (SDH) Needs Assessment Survey dari Colorado Community Health Work tahun 2014. Bagian D: kuesioner untuk mengukur variabel kebutuhan keluarga mengadopsi dari Social Determinants of Health (SDH) Needs Assessment Survey dari Colorado Community Health Work tahun 2014. Bagian E: kuesioner untuk mengukur variabel evaluasi kebutuhan yang ditelah dicapai keluarga merupakan modifikasi dari Social Determinants of Health (SDH) Needs Assessment Survey dari Colorado Community Health Work tahun 2014. Dan bagian F: kuesioner untuk mengukur pemilihan pengobatan tradisional mengadopsi dari The International Questionnaire to Measure Use of Complementary and Alternative Medicine (I-CAM-Q). Data dianalisis secara univariat, bivariate, dan multivariate. Analisis data univariat menggunakan persentase, analisis bivariat menggunakan uji Chi square, dan analisis multivariate menggunakan uji regresi logistik berganda. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 - 14 Juli 2018 di wilayah kerja Puskesmas Bantur Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur, yang terdiri dari 5 desa yaitu: desa Bantur, Bandungrejo, Wonorejo, Sumberbening, dan Srigonco. Hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik keluarga penderita gangguan jiwa berat selaku responden rata-rata berumur 47,4 tahun, bersuku Jawa 94%, beragama x Islam 87%, berjenis kelamin perempuan 67%, status menikah 74%, pendidikan tamatan SD 47%, pekerjaan petani 54%, penghasilan dibawah UMR 100%, hubungan dengan penderita sebagai ibu kandung 29%, rata-rata jarak rumah ke puskesmas 9 km dengan transportasi 92% milik sendiri, rata-rata jarak rumah ke pelayanan pengobatan tradisional 9,2 km dengan transportasi milik sendiri 48% dan sewa 47%. Karakteristik penderita gangguan jiwa berat di wilayah kerja Puskesmas Bantur Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur rata-rata berumur 40 tahun, bersuku Jawa 94%, beragama Islam 87%, berjenis kelamin perempuan 57%, status belum menikah 46%, pendidikan tamatan SD 48%, pekerjaan serabutan 46%, penghasilan dibawah UMR 100%, dan lama menderita gangguan jiwa berat rata-rata 6 tahun. Dari 100 orang responden yang diteliti, sebanyak 73 orang (73%) memiliki keyakinan kesehatan negatif dan 27 orang (27%) memiliki keyakinan kesehatan positif. Sumber daya keluarga reponden sebanyak 29 orang (29%) tidak memadai dan 71 orang (71%) memadai. Sumber daya sosial/masyarakat responden sebanyak 31 orang (31%) tidak memadai dan 69 orang (69%) memadai. Kebutuhan yang dirasakan oleh keluarga sebanyak 30 orang (30%) kebutuhan tinggi dan 70 orang (70%) kebutuhan rendah. Dari hasil evaluasi pencapaian kebutuhan keluarga, sebanyak 30 orang (30%) terpenuhi tinggi dan 70 orang (70%) terpenuhi rendah. Hal ini menggambarkan bahwa kehidupan responden sangat sederhana dan tidak memiliki keinginan yang tinggi akan kebutuhan hidupnya, dan mereka merasa sudah cukup dengan pemenuhan kebutuhan selama ini. Dari 100 orang responden, sebanyak 51 orang (51%) memilih pengobatan tradisional dan 49 orang (49%) tidak memilih pengobatan tradisional. Gambaran pemilihan pengobatan tradisional, dari 51 orang responden yang memilih pengobatan tradisional, sebanyak 38 orang (75%) memilih kyai/tokoh agama sebagai jenis pengobat tradisional untuk mengobati anggota keluarganya yang menderita gangguan jiwa berat, 20 orang (40%) memilih dukun, dan yang paling sedikit dipilih adalah akupunkturist yaitu hanya 5 orang (9%). Sedangkan dari segi produk pengobatan tradisional yang dipilih paling banyak oleh responden adalah jamu-jamuan yaitu sebanyak 22 orang (44%) disusul produk herbal sebanyak 21 orang (42%). Dari segi praktek pengobatan tradisional, sebanyak 33 orang (77%) responden memilih mempraktekkan doa-doa, disusul mantra/jampi-jampi sebanyak 23 orang (45%), dan yang paling sedikit adalah meditasi 6 orang (11%). Hasil uji chi square didapatkan nilai variabel health beliefs (p value 0.005), sumber daya keluarga (p value 0.022), sumber daya sosial (p value 0.025), kebutuhan keluarga (p value 0.013), dan evaluasi pencapaian kebutuhan (p value 0.013). Hasil uji regresi logistic berganda diketahui bahwa p value variabel health beliefs adalah 0.007 dengan OR 0.258. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh variabel keyakinan kesehatan (health beliefs), variabel sumber daya keluarga,variabel sumber daya social/masyarakat, variabel kebutuhan keluarga, dan variabel evaluasi pencapaian kebutuhan keluarga terhadap pemilihan pengobatan tradisional oleh keluarga penderita gangguan jiwa berat. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pemilihan pengobatan tradisional adalah variabel keyakinan kesehatan (health beliefs) dengan kekuatan korelasi kua

    Formulasi Sediaan Lipbalm dari Ekstrak Biji Kopi Arabika (Coffea Arabica L.) Java Preanger sebagai Emolien

    Full text link
    Lipbalm preparations are a decorative cosmetic dosage form for moisturizing lips. One of the most important components of lipbalm preparations is an emollient. Emollients work by covering the damaged skin with beads of fat so that the skin of the lips becomes softer and moisturized. Arabica coffee beans (Coffea arabica L.) java preanger contain linoleic acid which functions as an emollient. This study aims to make a lipbalm formulation containing extracts of Arabica coffee beans (Coffea Arabica L). Lipbalm preparations made with variations in the concentration of coffee extract 3%, 6% and 9%. The resulting formula is then evaluated for its physical stability. The irritation test is carried out using the patch test method, testing the effectiveness of emollients using a skin analyzer. The results showed that variations in the extract of coffee used (3%, 6% and 9%) showed that the concentration of 9% was more stable. The irritation test results show that all three formulas are safe to use. Based on the results of the effectiveness test shows that the formula with a concentration of 9% gives a good emollient effect after use based on statistical tests the paired samples T-test method

    Pengaruh Plastisizer Terhadap Elastisitas dan Kelenturan Edible Film

    No full text
    Edible film merupakan lapisan tipis yang akan segera melarut setelah kontak dengan air liur. Komponen penyusun edible film terdapat zat aktif, polimer dan plastisizer yang dapat meningkatkan elastisitas, mengurangi kerapuhan dan meningkatkan fleksibilitas edible film, serta terdapat bahan tambahan lainnya. Plasticizer merupakan bahan organik yang berat molekul nya rendah dan memiliki titik didih yang tinggi. Tujuan dari review artikel ini yaitu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi plastisizer terhadap elastisitas edible film. Metode yang digunakan dalam pembuatan review artikel ini adalah studi pustaka. Pencarian pustaka melalui website terpercaya dengan berbagai kata kunci yang terkait dengan review artikel seperti edible film dan plasticizer. Formulasi edible film yang diambil dari 6 pustaka terdiri dari konsentrasi sorbitol 0,8%, 2%, 20% dan konsentrasi gliserol 0,7%, 4%, 15%. Karakteristik edible film meliputi tensile stregth, elongation dan young modulus. Formulasi edible film pada konsentrasi plastisizer sorbitol 20% dan gliserol 15% merupakan edible film paling elastis. Semakin tinggi konsentrasi plasticizer maka edible film semakin elastis

    Relation of Social Capital to Women’s Proactive Participation in the Community for Sustainability of River in Urban Areas

    No full text
    The aims of this paper to identify a relationship of social capital with the participation of women in their community to realize the sustainablity of rive in urban areas and to achieve resilience of the city. Efforts to increase women’s participation in urban planning and environmental management require the support of social capital in local contexts to achieve sustainability of river in urban areas. The method used in this research is a quantitative approach, with this type of research is descriptive-explanatory. Data collection techniques in this study by conducting surveys with questionnaire disseminating and literature study. The research location was undertaken in DKI Jakarta as the metropolitan city has the complexity of problems because of the density of citizens and environmental degradation, especially in the river area. The result of this study shows the social capital of the community has a relation to the proactive participation of women. The activity of capacity building for women for environmental management need to strengthen the values of togetherness and trust to actors who are the drivers of citizens and the implementers of community empowerment. The implication of this study can be used for strategy in protecting of the river in urban areas to adopting a more environmentally friendly approach by integrating gender equality
    corecore