6 research outputs found

    Studi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Bos Tahun 2011 Di SMP Al Azhar 14, SMP 12 Dan SMP 29 Kota Semarang

    Full text link
    School Operational Assistance Program (BOS) is a very important program to support education funding. This study aims to determine the BOS program implementation and to identify factors that support or hinder the implementation. This study uses a descriptive qualitative method. Data collection is done by documentation and interview with a number of informants. Data analysis is implemented through data reduction, data presentation, and verification.Phenomenon is approached by a model study of public policy implementation by George Edward III in which the factors that support and hinder the implementation are; communication, resources, disposition, and bureaucratic structure. There are factors that support and hinder the implementation of BOS in Semarang. This is due to the unfavorable socialization, the lack resources and the lack of competence to handle the policy. In addition there is also additional organizations involved in the implementation of BO

    Implementasi Kebijakan Kerjasama Tempat Pelelangan Ikan Dengan Koperasi Unit Desa Mina Jaya Di Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Kendal

    Full text link
    There are 4 Fish Auction Place (TPI) in Kabupaten Kendal. The management is done by working with the Village Unit Cooperatives (KUD) Mina Jaya based on article 8 of Regulation No.10 of 2010 regarding Management and Retribution TPI in Kendal. The problem that occurs is the role of middlemen. It is very detrimental to local revenues as the fishermen do not go to the TPI auction fees. The purpose of this study was to determine how the implementation of cooperative management of TPI in Kendal with KUD Mina Jaya Local Regulation No.10 of 2010 regarding Management and Retribution TPI in Kendal; identify factors supporting and inhibiting the activities of the fish auction in Kendal. This study uses a type of qualitative research with research subjects, among others, the Department of Marine and Fisheries officials Kendal, Employees of KUD Mina Jaya and fishing communities at TPI Kendal district

    Studi Kualitas Pelayanan Kereta Api Tawang Jaya Kelas Ekonomi Daop IV Semarang

    Full text link
    Adanya suatu perbaikan kualitas pelayanan pada PT.KAI DAOP IV Semarangdikarenakan adanya Perubahan pada struktur dan budaya Perusahaan dan mendorongperubahan kualitas pelayanan kereta api, maka yang menjadi latar belakang penelitianini lebih condong kemana arah kualitas pelayanan Kereta Api Tawang Jaya KelasEkonomi ini. Kultur organisasi dibuat sebagai nilai-nilai yang dijadikan pedoman ataupandangan pegawai ataupun petugas pelayanan dalam melayani penumpang. Kulturorganisasi harusnya dapat didalami dan dipahami oleh para petugas kereta apisehingga petugas dapat memberikan pelayanan yang prima untuk penumpang keretaapi Tawang jaya kelas ekonomi.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara variabel kemampuanpegawai dan kultur organisasi terhadap kualitas pelayanan kereta api tawang jayakelas ekonomi. Teori yang digunakan adalah model manajemen pelayanan, teorisegitiga keseimbangan kualitas pelayanan Morgan dan Morgantroyd, dan teorimomen kritis pelayanan Albert dan Bradford. Penelitian ini menggunakan tipepenelitian eksplanotori dengan sampel sebanyak 89 responden. Pengujian hipotesismenggunakan rumus Korelasi Rank Kendall dan Konkordensi Kendall.Hasil penelitian ini menunjukan adanya korelasi atau hubungan dan signifikanantara kemampuan pegawai dengan kualitas pelayanan yang diperoleh dariperhitungan Z hitung > Z tabel atau 8,13 > 1,645 untuk tarif signifikansi 5% sehinggaHa diterima dan Ho ditolak. Terdapat korelasi atau hubungan signifikan antara kulturorganisasi dengan kualitas pelayanan yang diperoleh dari perhitungan Z hitung > Ztabel atau 7,31 > 1,645untuk tarif signifikansi 5% sehingga Ha diterima dan Hoditolak. Adanya korelasi atau hubungan positif dan signifikan antara kemampuanpegawai dan kultur organisasi dengan kualitas pelayanan yang diperoleh dari hasilX2o >X2t atau 155,456 > 122,942 untuk taraf signifikansi 5%. Berdasarkan penelitiandapat diketahui bahwa kemampuan pegawai dan kultur organisasi mempunyaihubungan dengan kualitas pelayanan Kereta Api tawang Jaya Kelas Ekonomi PT.KAIDAOP IV Semarang. Diketahui pula dari hasil penelitian bahwa kualitas pelayanankereta api Tawang jaya kelas Ekonomi masuk dalam kategori baik

    Social Capital and Resource Mobilization During Pandemic: Insight From Jogo Tonggo Program in Central Java

    Full text link
    Dampak pandemi covid19 tidak hanya terbatas pada sektor kesehatan, tetapi juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan yang lebih penting adalah tatanan sosial kita. Karena dampaknya yang luas, pemerintah terutama di negara berpenghasilan menengah ke bawah menghadapi tantangan yang luar biasa dalam menanggulangi COVID19. Di Indonesia misalnya, upaya pemerintah dalam menanggulangi dampak Covid19 dikritik karena kurang memadai, tidak efektif dan terlambat. Jumlah korban covid19 telah melampaui 70.000 kasus dan pertumbuhan ekonomi menurun secara signifikan. Salah satu elemen penting dari upaya pemerintah selama pandemi adalah memobilisasi komunitas untuk mendukung upaya pemerintah. Secara teoritis aktivitas berbasis komunitas dan mobilisasi modal sosial selama wabah adalah atribut positif. Munculnya relawan dan inisiatif gotong royong umumnya dianggap sebagai contoh yang baik dari mobilisasi modal sosial. Namun, artikel ini menyoroti sudut pandang yang berbeda tentang hubungan antara modal sosial, mobilisasi sumber daya berbasis komunitas, dan pandemi. Melihat implementasi program Jogo Tonggo di Jawa Tengah, kami berpendapat bahwa mobilisasi negara tidak selalu mengarah pada mobilisasi sumber daya yang positif dalam mengatasi dampak COVID-19. Kami menggunakan discourse analysis network (DNA) untuk mengkaji implementasi program Jogo Tonggo melalui berita dari koran lokal di Jawa Tengah. Dari penelitian kami, kami berpendapat bahwa terlepas dari visi Jogo Tonggo yang ambisius, program ini tampaknya tidak menjadi wacana utama di tingkat masyarakat. Terlebih lagi, banyak pelaksanaan program Jogo Tonggo yang top down dan tidak melibatkan partisipasi masyarakat
    corecore