'Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University'
Abstract
Dampak pandemi covid19 tidak hanya terbatas pada sektor kesehatan, tetapi juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan yang lebih penting adalah tatanan sosial kita. Karena dampaknya yang luas, pemerintah terutama di negara berpenghasilan menengah ke bawah menghadapi tantangan yang luar biasa dalam menanggulangi COVID19. Di Indonesia misalnya, upaya pemerintah dalam menanggulangi dampak Covid19 dikritik karena kurang memadai, tidak efektif dan terlambat. Jumlah korban covid19 telah melampaui 70.000 kasus dan pertumbuhan ekonomi menurun secara signifikan. Salah satu elemen penting dari upaya pemerintah selama pandemi adalah memobilisasi komunitas untuk mendukung upaya pemerintah. Secara teoritis aktivitas berbasis komunitas dan mobilisasi modal sosial selama wabah adalah atribut positif. Munculnya relawan dan inisiatif gotong royong umumnya dianggap sebagai contoh yang baik dari mobilisasi modal sosial. Namun, artikel ini menyoroti sudut pandang yang berbeda tentang hubungan antara modal sosial, mobilisasi sumber daya berbasis komunitas, dan pandemi. Melihat implementasi program Jogo Tonggo di Jawa Tengah, kami berpendapat bahwa mobilisasi negara tidak selalu mengarah pada mobilisasi sumber daya yang positif dalam mengatasi dampak COVID-19. Kami menggunakan discourse analysis network (DNA) untuk mengkaji implementasi program Jogo Tonggo melalui berita dari koran lokal di Jawa Tengah. Dari penelitian kami, kami berpendapat bahwa terlepas dari visi Jogo Tonggo yang ambisius, program ini tampaknya tidak menjadi wacana utama di tingkat masyarakat. Terlebih lagi, banyak pelaksanaan program Jogo Tonggo yang top down dan tidak melibatkan partisipasi masyarakat