4 research outputs found

    Komodifikasi Rimpu dalam Konstruksi Politik Lokal

    Get PDF
    Rimpu merupakan cara berbusana masyarakat etnik Mbojo khususnya perempuan sebagai alat pengontrol dirinya dari pandangan-pandangan yang menjadikan perempuan sebagai objek. Rimpu juga menempatkan perempuan pada posisi yang terhormat dan istimewa. Namun, di tahun 2000-an, rimpu hampir ditinggalkan oleh pemiliknya. Di tahun 2015-an, rimpu dihadirkan dalam berbagai even. Tulisan ini mengkaji bagaimana politik identitas siwe (Mbojo  rimpu) dalam konstruksi politik lokal. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan paradigma kajian budaya. Sedangkan teori yang digunakan adalah politik identitas dan politik lokal. Tulisan ini menyimpulkan bahwa hadirnya rimpu diberbagai event dapat menimbulkan berbagai kepentingan, salah satunya sebagai alat komodifikasi politik lokal. Pemimpin lokal, baik itu kepala daerah maupun pemimpin budaya dapat memanfaatkan rimpu sebagai alat untuk menaikan popularitas mereka. Dan pada akhirnya, tokoh yang sudah berhasil naik popularitasnya tersebut, tampil di kontestasi politik.&nbsp

    MENELUSURI JEJAK KOLONIAL DI INDONESIA MELALUI KARYA SASTRA {SEBUAH KAJIAN POST KOLONIALISME}

    Get PDF
    Artikel ini berjudul “Menelusuri Jejak Kolonial di Indonesia melalui Karya Sastra; Sebuah Kajian Post Kolonial” dengan tujuan mengungkapkan jejak kolonial terhadap kaum terjajah dan mengungkapkan bentuk perlawanan kaum terjajah pada kaum penjajah. Dalam artikel ini, penulis menggunakan pendekatan postkolonialisme karena penulis ingin menelusuri jejak kolonialisme di Indonesia. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah karya sastra, yakni novel “Bumi Hangus” karya Sunaryono Basuki. Simpulan dalam penelitian ini menunjukan bahwa jejak kolonial mengisahkan kisah yang sangat kejam terhadap “kaum terjajah”. Penyiksaan kaum “penjajah” terhadap kaum “terjajah” sangat bervariasi, yaitu penyiksaan secara fisik maupun secara phisik. Namun kaum “terjajah” berusaha melakukan perlawanan terhadap kaum “penjajah”. Adapun bentuk perlawanan yang dilakukan oleh kaum “terjajah” adalah dengan cara yang haus dan kekerasan (menggangkat senjata). Cara yang halus dilakukan oleh kaum “terjajah” adalah melakukan penyadaran kepada generasi muda sehingga generasi muda dapat membakar semangatnya untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Kaum “terjajah” dapat mengorbankan segalanya, baik nyawa maupun harta bendanya demi kata “merdeka”

    Questioning power and identity: Race and class in Tambora 1815 by Paox Iben Mudhaffar

    Get PDF
    This study examines the discourse of identity politics, focusing on race and class, in local literary texts, specifically in the novel Tambora 1815 by Paox Iben Mudhaffar. Through a cultural studies perspective, the research explores how racial and class identities are represented, constructed, and sustained in local literature, as well as their impact on political and social discourse in Indonesia, particularly in Bima. A qualitative method using literature review and textual interpretation techniques, including repeated reading, data classification, and symbol analysis, was employed, with triangulation for validation. The findings reveal that identity politics in local literary texts can serve as both a tool of resistance against marginalization and a potential source of essentialism and further oppression. The novel reflects and challenges power hierarchies related to race and class, showcasing social inequality and the influence of dominant powers over marginalized groups. This research contributes by providing new insights into the dynamics of power and identity in Indonesian society, offering a critical analysis that encourages further exploration of identity politics in other local literary work

    Literary and Political Identity from a Cultural Studies Perspective

    No full text
    This paper examines the relationship between literature and society in Mbojo's politics identity. For this reason, the aim is to describe the form of political identity of Mbojo society in literary texts from the perspective of cultural studies. The theory used in this study is the theory of literature and political identity. Literature has been used to designate any `image native', `creative', or `fictional' writing, whether in poetry, drama, or prose. Identity is an essence that is interpreted through sense of signs, beliefs, attitudes, and lifestyles. Identity is considered to be both personal and social and marks that we are the same or different from other people. This research used a type of qualitative research with the cultural studies perspective. It means that the cultural studies serve as an analytical perspective in dismantling or interpreting the texts in the novel. The research stages started from (a) preparation (initial observation and determination of research object); (b) data collection (reading and recording); and (c) analyzing and interpreting and triangulating (discussing with colleagues, comparing various relevant theories, and comparing information or data in different ways). In this study, it was found that the political identity featured in the Tambora 1815 novel is Islamic. The novel describes the values of obedience in following the orders of the leader, in this case is Ulil Amri. Leaders (Ulil Amri) are people who have responsibility of social problems.
    corecore