8 research outputs found

    Analisis Fatwa Jabatan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia Irsyad Al-Fatwa Ke 94 dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Otopsi Jenazah

    Get PDF
    Autopsy is still unacceptable in the Islamic community. It is considered an act that hurts and destroys a corpse and also against Islamic law. The problem in this research is how the legal istinbāṭ method of autopsy for bodies according to the position of the 94th Mufti of the Malaysian Alliance Region Ersyad Al-Fatwa and the Fatwa of the Indonesian Ulama Council Number 6 of 2009 and how to compare the Position of the Mufti of the Malaysian Alliance Region, Irsyad Al-Fatwa 94 with the Fatwa of the Indonesian Ulema Council on legal istinbāṭ for autopsy bodies? This study is comparative study. The results, the Malaysian Association of Territory Mufti has determined that initially, it is legal to carry out an autopsy of a corpse to be permissible. Then it is legal to autopsy a body based on certain circumstances. The Indonesian Ulama Council also enforces the law on the autopsy of bodies as it must be based on certain circumstances. In a situation where a corpse autopsy is performed in order to save a still-living fetus in the womb of the corpse, it is mandatory

    Overview of Animal Welfare Aspects of Bali Cattle with Confined Typology in Sumbawa Regency, NTB, Indonesia

    Get PDF
    The quality of life of cattle will affect their productivity, where productivity is an indicator of animal welfare. Sumbawa is one of the national cattle source areas in Indonesia, both as a producer of beef cattle and seed cattle. The research has been carried out using a survey method, collecting data through structured interviews using questionnaires, field observations and the Animal Needs Index (ANI) with 40 respondents. The purpose of the study was to determine the level of welfare of Bali cattle with the Confined typology in Sumbawa Regency. The results showed that the total ANI score in the study area was 15.32, which was included in the almost prosperous category. The recommendation is that it is necessary to improve the aspect of being freedom from discomfort (FDC) and the aspect of being freedom to express natural behavior (FENB) to improve animal welfare through increasing awareness and understanding of farmers and there needs to be government policy intervention in the context of implementing animal welfare in Sumbawa Regency as a efforts to increase the productivity of Bali cattle

    Analisis Pendapatan Usaha Ternak Sapi Bali di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

    Get PDF
    Bali cattle breeders in the Moyo Hulu District have several problems, namely when entering the rainy season or planting season, breeders experience difficult in finding feed for livestock because most breeders also work as a farmer. There are also problems in terms of production costs, which affect the acceptance and income of cattle breeders. The purpose of this study was to determine the income of Bali cattle business in Marga Karya Village, Moyo Hulu District, Sumbawa Regency. This research was conducted in Marga Karya Village, Moyo Hulu District, Sumbawa Regency. Determination of the sample of respondent breeders using Quota Sampling, namely as many as 45 respondents. Data collection uses 3 strata based on livestock ownership, with 15 respondents in each stratum. Stara 1 = 1-5 cattle. Strata 2 = 6-10 livestock and Strata 3 = >10 livestock. Data analysis uses cost analysis, gross income with livestock dynamics analysis and net income. The results showed that the average gross income earned by Bali cattle breeders from each stratum of livestock ownership was that in strata 1 the farmer's gross income was Rp. 8,400,000/year, in stratum 2 the farmer's gross income was Rp. 12,125,000.- / year, at stratum 3 the gross income of farmers is IDR 15,400,000 / year, with the percentage increase in income from strata 1 to strata 3 of 83.33%. The average net income earned by Bali cattle breeders is that stratum 1 has a net income of IDR 7,910,806/year, strata 2 has an average net income of IDR 11,435,945/year, and strata 3 has a net income of IDR 14,734,644,-/year., with the percentage increase in income from strata 1 to strata 3 of 86.26%. Keywords: income, livestock business, bali cattle.Peternak sapi bali di Wilayah Kecamatan Moyo Hulu mempunyai beberapa permasalahan yaitu ketika memasuki musim hujan atau musim tanam peternak mengalami kesulitan dalam mencari pakan untuk ternak karena kebanyakan peternak juga berprofesi sebagai petani. Permasalahan juga terdapat dalam hal biaya produksi, yang berpengaruh terhadap penerimaan serta pendapatan para peternak sapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan usaha ternak Sapi Bali di Desa Marga Karya Kecamatan Moyo Hulu Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini dilakukan di Desa Marga Karya, Kecamatan Moyo Hulu Kabupaten Sumbawa. Penentuan sampel peternak responden menggunakan Quota Sampling, yaitu sebanyak 45 responden. Pengumpulan data menggunakan 3 strata berdasarkan kepemilikan ternak, dengan masing-masing strata sebanyak  15 responden. Stara 1 = 1-5 ternak. Strata 2 = 6-10 ternak dan Strata 3 = >10 ternak. Analisis data menggunakan analisis biaya, pendapatan kotor dengan analisis dinamika ternak dan pendapatan bersih. Hasil penelitian menunjukkan rerata pendapatan kotor yang didapatkan oleh peternak sapi bali dari masing–masing strata kepemilikan ternak yaitu pada strata 1 pendapatan kotor peternak sebesar Rp 8.400.000,-/tahun, pada strata 2 pendapatan kotor peternak sebesar Rp 12.125.000,.-/tahun, pada strata 3 pemdapatan kotor peternak sejumlah Rp 15.400.000,.-/tahun, dengan persentase peningkatan  pendapatan dari strata 1 ke strata 3 adalah sebesar 83,33%. Rerata pendapatan bersih yang di dapatkan peternak sapi bali yaitu pada strata 1 pendapatan bersih sebesar Rp 7.910.806,-/tahun, pada strata 2 memiliki rerata pendapatan bersih sebesar Rp 11.435.945,-/tahun, dan pada strata 3 memiliki pendapatan bersih sebesar Rp 14.734.644,-/tahun., dengan persentase peningkatan pendapatan dari strata 1 ke strata 3 adalah sebesar 86,26%. Kata Kunci : pendapatan, usaha ternak, sapi bali

    UPAYA PESANTREN MUHAMMADIYAH KWALA MADU LANGKAT DALAM MENINGKATKAN LIFE SKILL SANTRI

    No full text
    The challenges of Islamic boarding schools in the era of globalization and modernization are changing rapidly because of the urgency of these challenges. Although the intensity and form of pesantren are not the same as one another, this reality impacts the existence of the continuity of the pesantren, the role and achievement of the goals of the pesantren, as well as the public's view of this institutionalized education. This type of research uses a qualitative approach with a case study type at the Modern Muhammadiyah Islamic Boarding School in Kuala Madu Langkat, North Sumatra. Data collection techniques through observation, interviews, and documentation, as well as using qualitative analysis techniques. The results of this study conclude that the efforts of the Modern Muhammadiyah Islamic Boarding School Kwala Madu Langkat, North Sumatra, in improving life skills are pretty reasonable, namely, by carrying out three stages, namely 1) habituation, 2) assignment, 3) training with language development programs such as giving vocabulary, muhadtsah, muhadara, as well as activities that support extracurricular activities, namely Tahfidz al-Qur'an, calligraphy, sports, sewing and so on. These three stages are carried out with the characteristics and abilities of the students who want to be developed

    Hukum otopsi jenazah: analisis komperatif istinbat hukum Fatwa Jabatan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia irsyad al-fatwa ke 94 dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia nomor 6 tahun 2009

    Get PDF
    Penelitian ini adalah penelitian komperatif yang menguji hipotesis mengenai perbedaan antara variabel atau sampel yang diteliti. Dalam penelitian komperatif ini dilakukan perbandingan antara dua variabel, yaitu dicari perbedaan dari kedua fakta yang diteliti. Fakta yang akan diteliti dalam penelitian kali ini adalah Fatwa Jabatan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia Irsyad Al-Fatwa Ke 94 dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 6 Tahun 2009. Penelitian ini juga adalah jenis penelitian library research yang berpusat pada kajian fatwa otopsi jenazah menurut Jabatan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia dan Majelis Ulama Indonesia serta menggunakan karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian. Proses penelitian menemukan bahwa Jabatan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia menetapkan bahwa sunnah hukumnya otopsi jenazah berdasarkan keadaan yang tertentu dan mubah. Majelis Ulama Indonesia pula memfatwakan hukum otopsi jenazah sebagai harus berdasarkan keadaan yang tertentu. Antara persamaan kedua institusi ini adalah dari segi hukum, keduanya berpendapat harus otopsi jenazah tetapi berdasarkan keadaan tertentu. Manakala, yang menjadi perbedaan kedua institusi tersebut adalah Jabatan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia dalam istinbat hukumnya lebih menggunakan metode qiyas dan hanya beberapa qaidah fiqhiyyah yang digunakan, tetapi Majelis Ulama Indonesia lebih menggunakan qaidah fiqhiyyah dalam membahas permasalahan otopsi. Saran yang terdapat dalam penelitian ini ditujukan kepada semua pihak terutama bagi pihak medis dan badan yag diberi kewenangan melakukan autopsi oleh pihak pengadilan, walaupun ayat tentang kebolehan otopsi jenazah tidak ditulis secara umum, namun penggunaan otopsi jenazah pada masa kini amat diperlukan dalam membantu mencari keadilan bagi si mati dan keluarga si mati dan juga untuk kemaslahatan ummat

    PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MENGGUNAKAN AIR EMBUNG RAKYAT UNTUK MENINGKATKAN PAKAN PETERNAKAN

    No full text
    Tujuan yang ingin dicapai dari KKN-PPM ini adalah agar hewan peliharaannya menjadi sehat dan nilai jual yang tinggi sehingga masyarakat dapat terlepas dari keterpurukan ekonomi serta memberikan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam menyimpan air hujan untuk memberi minum hewan ternak, menyiram rumput pada musim kemarau dengan tampungan air embung rakyat dengan menerapkan metode teknologi tepat guna (TTG) berupa jaringan irigasi tetes untuk meagalirkan airnya. Target KKN-PPN : 1) Memanfaatkan air embung rakyat dengan cara berdayaan pemilik ternak untuk mengadakan normalisasi agar debit air meningkat. 2) Membuat sistem jaringan irigasi tetes untuk mengairi pakan ternak 3) Meningkatkan partisipasi masyarakat agar lebih bersemangat untuk memelihara hewan ternak. 4) Membangun kemitraan dan kerjasama yang efektif antara Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat hususnya kelompok ternak di Kabupaten Sumbawa. Kegiatan KKN-PPM ini direncanakan selama 3 bulan dan akan dilakukan pada semester genap tahun akademik 2018. Metode kegiatan KKN-PPM ini adalah workshop, pelatihan dan pendampingan secara intensif. Rencana kegiatan ini akan melakukan suatu normalisasi pada embung rakyat dengan cara pemberdayaan agar debit airnya semakin meningkat sehingga hewan masarakat mudah mendapatkan air serta mudah untuk mengairi rumput gajah, rumput raja dan Lamtoro dengan cara teknologi tepat guna berupa jaringan aliran irigasi tetes. Kegiatan ini akan melibatkan pemerintah desa poto hususnya kelompok ternak bunga resa. Pihak tersebut membantu dalam mensosialisasi, mengelola dan mengontrol aktivitas masyarakat yang berkenaan dengan pelaksanaan program KKN-PPM ini. Pihak Mitra kerjasama akan mengawal keberlanjutan program KKN-PPM dan membantu mempromosikan kegiatan ini kepada kelompok ternak lainnya di kabupaten sumbawa

    MODEL PENGEMBANGAN TERNAK RUMINANSIA DI LAHAN KERING UNTUK MENDUKUNG SEKTOR PETERNAKAN DI KABUPATEN SUMBAWA

    No full text
    Model pengembangan ternak ruminansia di Sumbawa umumnya dilepas (grazing system) dan diikat (tethering system). Kualitas hidup ternak akan mempengaruhi produktivitasnya, dimana produktivitas merupakan indikator kesejahteraan ternak. Sumbawa merupakan salah satu sumber sapi nasional di Indonesia, baik untuk ternak potong maupun ternak bibit. Populasi ternak sapi di Sumbawa terus meningkat dari 239.542 ekor tahun 2018, naik menjadi 243.079 ekor tahun 2019, dan 2020 menjadi 249.586 ekor. Tujuan penelitian untuk mengetahui model pengembangan ternak ruminansia khusus ternak sapi di lahan kering dari aspek penerapan kesejahteraan ternak dalam rangka peningkatan produktivitas ternak sapi di Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey, pengumpulan data melalui wawancara terstruktur menggunakan kuisioner, observasi lapangan dan Animal Needs Index (ANI) dengan jumlah 40 responden Hasil penelitian menunjukan bahwa total skor ANI di wilayah penelitian adalah 15,32 masuk dalam kategori belum sejahtera. Rekomendasi: 1) Perlu adanya intervensi kebijakan pemerintah dalam rangka memastikan penerapan kesejahteraan ternak sapi sebagai upaya untuk peningkatan produktivitas ternak secara berkesinambungan dan aman bagi masyarakat. 2) Perlu adanya kajian lebih lanjut dan pengujian penerapan aspek kesejahteraan ternak sebagai prinsip refinement yang nantinya dapat di adopsi dan dijadikan pedoman dalam implementasi di tingkat peternak dengan menyesuaikan kondisi sosial budaya masyarakat di Kabupaten Sumbawa

    ANALISIS PRODUKSI RUMPUT GAJAH MINI (Pennisetum purpureum cv. Mott) DENGAN JARAK TANAM YANG BERBEDA

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi rumput gajah mini(Pennisetum Purpureum cv.Mott) dengan jarak tanam yang berbeda.Dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2021 diLaboratorium Bio–Industri Peternakan, menggunakan metode Rancangan AcakKelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 kelompok menggunakan rumputgajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) dengan perlakuan jarak tanam yaituT1 (50 x 50 cm), T2 (50 x 75 cm), T3 (50 x 25 cm) dan T4 (75 x 75 cm). Variabelyang diamati tinggi tanaman, jumlah anakan, dan berat segar total dengan analisisdengan analisis of varians, kemudian diuji lanjut menggunakan uji duncan’s newmultiple range test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan hasil yang tidakberbeda nyata pada semua variable. Variabel tinggi tanaman tertinggi adalah padaperlakuan T2 (46.02 cm), untuk jumlah anakan terbanyak adalah pada perlakuanT2 (6.10 buah anakan), berat segar total tertinggi adalah pada perlakuan T2(613.51 gram). Jarak tanam yang berbeda-beda pada semua perlakuan tidakberpengaruh (P>0.05) terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, dan berat segartotal rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott)
    corecore